SKRIPSI
PENGARUH APLIKASI DOSIS BIOCHAR SEKAM PADI TERHADAP N-TOTAL, C-ORGANIK DAN pH TANAH ALFISOL SERTA
PERTUMBUHAN DAN HASIL PADA TANAMAN SAWI (Brassica juncea L)
Oleh:
DANIEL ROY MISSA NIM. 1804060434
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pertanian pada pendidikan strata satu fakultas pertanian
Universitas nusa cendana
KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN RISET DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS NUSA CENDANA
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI MINAT MANAJEMEN SUMBER DAYA LAHAN
KUPANG 2023
i
SKRIPSI
PENGARUH APLIKASI DOSIS BIOCHAR SEKAM PADI TERHADAP N-TOTAL, C-ORGANIK DAN pH TANAH ALFISOL SERTA
PERTUMBUHAN DAN HASIL PADA TANAMAN SAWI (Brassica juncea L)
Oleh:
DANIEL ROY MISSA NIM. 1804060434
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pertanian pada pendidikan strata satu fakultas pertanian
Universitas nusa cendana
KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN RISET DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS NUSA CENDANA
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI MINAT MANAJEMEN SUMBER DAYA LAHAN
KUPANG 2023
ii
LEMBARAN PERSETUJUAN SKRIPSI
JUDUL SKRIPSI : PENGARUH APLIKASI DOSIS BIOCHAR SEKAM PADI TERHADAP N-TOTAL, C-ORGANIK DAN pH TANAH ALFISOL SERTA PERTUMBUHAN DAN HASIL PADA TANAMAN SAWI (Brassica juncea L)
NAMA : DANIEL ROY MISSA
NIM : 1804060434
PROGRAM STUDI : AGROTEKNOLOGI
MINAT : MANAJEMEN SUMBER DAYA LAHAN
Disetujui oleh :
Pembimbing I, Pembimbing II,
Ir.Yoke Ivonny Benggu, M.Phil NIP. 19660206 199009 2 001
Moresi M. Airtur, SP.,M.Si NIP. 19770604 200912 1 001
Menyetujui, Dekan,
Mengetahui,
Koordinator Prodi Agroteknologi,
Dr. Ir. Muhammad S. M. Nur, M.Si
NIP. 19650628 198803 1 001 Petronella S. Nenotek, SP, M.Si NIP. 19770102 200501 2 001
Tanggal Persetujuan:
iii
LEMBARAN PERSETUJUAN SKRIPSI
JUDUL SKRIPSI : PENGARUH APLIKASI DOSIS BIOCHAR SEKAM PADI TERHADAP N-TOTAL, C-ORGANIK DAN pH TANAH ALFISOL SERTA PERTUMBUHAN DAN HASIL PADA TANAMAN SAWI (Brassica juncea L)
NAMA : DANIEL ROY MISSA
NIM : 1804060434
PROGRAM STUDI : AGROTEKNOLOGI
MINAT : MANAJEMEN SUMBER DAYA LAHAN
Tim Penguji:
Dosen Penguji I, Dosen Penguji II,
Ir.Yoke Ivonny Benggu, M.Phil
NIP. 19660206 199009 2 001 Moresi M. Airtur, SP., M.Si NIP. 19770604 200912 1 001
Dosen Penguji II
Diana Y.L. Serangmo S.P., MP NIP. 19770604 200912 1 001
Tanggal Lulus:
iv
PERNYATAAN SKRIPSI BEBAS PLAGIAT
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya yang pernah diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Kupang , 2023 Penulis
Daniel Roy Missa NIM. 1804060434
v
HALAMAN PERUNTUKAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Orang tua tercinta Bapak Simson Missa dan Mama Nonci Tnaeleli Missa serta Kakak Welem Missa, Norma Missa, Lukas Missa dan Semua keluargaku
2. Almamater Tercinta Universitas Nusa Cendana Kupang Fakultas Pertanian program studi Agroteknologi
3. Teman seperjuangan terkhusus minat Manajemen Sumberdaya Lahan angakatan 2018
vi
RINGKASAN
Pengaruh Aplikasi Dosis Biochar Sekam Padi Terhadap N-Total, C-Organik Dan pH Tanah Alfisol Serta Pertumbuhan Dan Hasil Pada Tanaman Sawi
(Brassica Juncea L) Oleh
Daniel Roy.Missa Dibimbing oleh:
Ir. Yoke I. Benggu, M. Phil Moresi M. Airtur, SP, M.Si Minat Manajemen Sumber Daya Lahan, Program Studi Agroteknologi,
Fakultas Pertanian, Univeritas Nusa Cendana
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi dosis Biochar sekam padi terhadap N-total, C-Organik dan pH tanah Alfisol serta pertumbuhan dan hasil pada tanaman sawi (Brassica juncea L). Penelitian ini telah dilaksanakan di Kelurahan Naimata Kota Kupang dan Laboratorium Kimia Tanah Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana Kupang dari bulan April 2023 – bulan Juli 2023.
Percobaan ini menggunakan percobaan faktor tunggal yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 taraf dosis perlakuan: B0: kontrol atau tanpa pemberian biochar, B1 = Biochar 5 ton.ha-1 atau setara dengan 25 gram. Polybag-1. B2
= Biochar 10 ton.ha-1 atau setara dengan 50 gram, Polybag-1. B3= Biochar 15 ton.ha-1 atau setara dengan 75 gram, Polybag-1. B4 = Biochar 20 ton.ha-1 atau setara dengan 100 gram, Polybag-1. B5 = Biochar 25 ton.ha-1 atau setara dengan 125 gram Polybag-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1). Pemberian dosis biochar berpengaruh terhadap C-Organik tanah, tinggi tanaman dan berat segar tanaman.
Namun berpengaruh tidak nyata terhadap N-total tanah, pH tanah dan jumlah dau tanaman sawi. 2). Pemberian perlakuan B4= (Biochar 20 ton.ha-1 atau setara dengan 100 gram, Polybag-1, mampu meningkatkan tinggi tanaman dengan nilai yakni 32.40 cm/tanaman dan mampu meningkatkan berat segar tanaman yakni dengan nilai 141.20 gram/tanaman. Sedangkan pemberian dosis biochar sekam Padi 25 ton/ha atau setara dengan 125 gram Polybag-1 berpengaruh nyata terhadap C-Organik tanah dengan nilai 0,97
Kata kunci: Alfisol, Biochar, Sawi
vii
SUMMARY
Effect of Rice Husk Biochar Application on N-Total, Organic-C and Soil pH of Alfisol as well as Growth and Yield of Brassica juncea L
By
Daniel Roy Missa Guided by
Ir. Yoke I. Benggu, M. Phil Moresi M. Airtur, SP, M.Si
Interests in Land Resources Management, Agrotechnology Study Program, Faculty of Agriculture, Nusa Cendana University
This research aims to determine the effect of rice husk biochar application on N- Total, Organic-C and Soil pH of Alfisol as well as Growth and Yield of Brassica juncea L . This research was carried out in Naimata village, Kupang City and Soil Chemistry Laboratory of Faculty of Agriculture, Nusa Cendana University Kupang from April to July 2023. This research was structured using a single factor arranged in a completely Randomized Design. The with treatments are : B0 control or without giving Biochar, B1: Biochar 5 ton ha-1 or the equivalent to 25 grams / polybag-1 . B2 :Biochar 10 ton ha-1 or equivalent to 50 grams /polybag-1 . B3: Biochar 15 ton ha-1 or equivalent to 75 grams /polybag-1 .B4: Biochar 20 ton ha-1 or equivalent to 100 grams /polybag-1 . B :Biochar 25 ton /ha-1 or equivalent to 125 grams of polybag-1
The results showed that: 1). The dose of Biochar affected soil Organic-C plant height and fresh plant weight. However, the effect is not significant on soil N- total, soil pH and the number of leaves. 2). Aplication of 20 ton ha-1 Biochar or equivalent to 100 grams polybag-1 able to increase plant height with a value of 32.40 cm and able to increase the fresh weight of plants with a value of 141.20 grams.
While the application of rice husk biochar of 25 tons ha-1 or equivalent to 125 grams Polybag-1 has a significant effect on soil Organic-C with a value of 0.97
Key words :Alfisol ,Biochar, mustrad greens
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa yang telah memberikan rahmat, dan berkat karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Aplikasi Dosis Biochar Sekam Padi Terhadap N-Total, C-Organik Dan pH Tanah Alfisol Serta Pertumbuhan Dan Hasil Pada Tanaman Sawi (Brassica Juncea L) ” Dalam menyelesaikan laporan skripsi ini, penulis menyadari bahwa itu tak lepas dari bantuan berbagi pihak yang telah mendukung, membimbing dan memberikan motivasi serta saran kepada penulis, karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki penulis.
Demikian pada kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Ibu Ir.Yoke Ivonny Benggu, M.Phil selaku dosen pembimbing I yang setia membimbing, memberikan motivasi, dorongan dan masukan dalam proses penyusunan dan bimbingan skripsi.
2. Bapak Moresi M. Airtur, SP, M.Si selaku dosen pembimbing II yang setia membimbing, memberikan saran, motivasi, dorongan dan masukan dalam proses penyusunan dan bimbingan skripsi.
3. Ibu Diana Y. L. Serangmo S.P., MP, sebagai dosen penguji yang selalu meberikan saran dan kritikan dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Dr. Ir. Muhammad S. M. Nur, M.Si selaku dekan Fakultas Pertanian beserta civitas akademika Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana.
ix
5. Ibu Petronella S. Nenotek, SP, M.Si sebagai koordinator program studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana.
6. Seluruh Dosen dan Staf pengajar program studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana, yang telah memberikan ilmu dan pengalaman yang bermanfaat bagi penulis.
7. Keluarga tercinta : Bapak Simson Missa dan Ibu Nonci Tnaeleli Missa, Kakak Welem, kakak Lukas dan kakak Norma serta keluarga besar yang selalu memberi dukungan dan doa.
8. Sahabat seperjuangan Shintus , Omry, Silas, Junus, Ino, Maksi, Marto, Doni, yaret, yang senantiasa membantu dan berbagi bersama.
9. Almamater tercinta yang akan kukenang sepanjang masa, “Universitas Nusa Cendana Kupang”.
10. Teman-teman seperjuangan agroteknologi 6 angkatan 2018 minat MSL 11. Almamater Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Kupang yang selalu menjadi
motivasi bagi penulis
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung dan berperan dalam membantu penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang ada pada penulis sehingga tidak menutup kemungkinan bila skripsi ini masih banyak kekurangan, sehingga saran yang konstruktif sangat di butuhkan untuk penyempurnaannya.
x
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Kupang, 2023 Penulis
xi
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Kota Kupang, tepatnya di Naimata tanggal 06 Desember 1999. Penulis merupakan Anak keempat dari 4 bersaudara dari Bapak Simson Missa dan Nonci Tnaeleli Missa
Penulis masuk sekolah dasar SDI Naimata pada tahun 2006, dan tamat pada tahun 2012. Pada tahun 2012 penulis melanjutkan studi ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Kota Kupang dan tamat pada tahun 2015. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan studi ke Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Kupang serta berijazah pada tahun 2018. Pada tahun 2018 penulis melanjutkan studi dan diterima sebagai mahasiswa pada Universitas Nusa Cendana, Fakultas Pertanian, Program Studi Agroteknologi, melalui jalur MANDIRI.
xii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL………I LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI………..Ii LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI………...Iii PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME……….. Iv PERUNTUKAN………... V RIWAYAT PENULIS………Vi RINGKASAN……… Vii SUMMARY……….Ix KATA PENGANTAR………Xi
DAFTAR ISI………. xiii
DAFTAR TABEL... xvi
DAFTAR LAMPIRAN……… xvii
I. PENDAHULUAN………. 1.1 Latar Belakang………1
1.2 Tujuan……….3
1.3 Manfaat Penelitian………..3
1.4 Hipotesis Penelitian………4
II. TINJAUAN PUSTAKA……… 2.1 Alfisol ……… 5
2.2 Biochar……….. . 7 xiii
2.3 Tanaman Sawi………8
III. METODE PENELITIAN... 3.1 Tempat Penelitian dan Waktu………...… 11
3.2 Alat Dan Bahan………... 11
3.3 Metode Penelitian………..11
3.3.1 Rancangan Percobaan………...11
3.3.1 Model Matematik Dan Analisis Data……….. 12
3.4 Pelaksanaan Percobaan………..13
3.4.1 Pembuatan Biochar………...13
3.4.2 Persiapan Media Tanam………...13
3.4.3 Aplikasi Perlakuan Biochar Sekam Padi……….14
3.4.4 Persemaian Bibit Sawi……….…14
3.4.5 Penanaman………..… 14
3.4.6 Pemeliharaan Tanaman ………...14
3.4.7 Pemanenan………...15
3.5 Variabel Pengamatan………...…....15
IV. HASIL DAN PEMBAHSAN………. 4.1 Pengamatan Umum………... 18
4.2 C-Organik Tanah………19
4.3 N-Total Tanah……….…... 21
4.4 pH Tanah………24
4.5 Tinggi Tanaman………..25 xiv
4.6 Jumlah Daun……….28
4.7 Bobot Segar Tanaman……….. 29
V. KESIMPULAN DAN SARAN……… 5.1 Kesimpulan………..31
5.2 Saran ………31
DAFTAR PUSTAKA………...32
LAMPIRAN………..39
xv
DAFTAR TABEL
No Teks Halaman
1 Hasil Analisis Tanah Awal N-Total , C-Organik, pH Tanah
Alfisol……… 18
2 Rerata C-Organik Tanah Akibat Perlakuan Dosis Biochar Sekam Padi………
19 3 Rerata N-Total Tanah Akibat Perlakuan Dosis Biochar Sekam
Padi ………. 21
4 Rerata pH Tanah Akibat Perlakuan Dosis Biochar Sekam Padi 24 5 Rerata Tinggi Tanaman Akibat Perlakuan Dosis Biochar
Sekam Padi……….
25 6 Rerata Jumlah Daun Akibat Perlakuan Dosis Biochar Sekam
Padi ……….
28 7 Rerata Bobot Segar Sawi Akibat Perlakuan Dosis Biochar
Sekam Padi ……….
29
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
No Teks Halaman
1 Denah
Percobaan……….
39 2 Prosedur Analisis N-Total Tanah Dengan Metode
Kjedahl………
40 3 Prosedur Analisis C-Organik Tanah Dengan Metode Walkey &
Black……… 41
4 Prosedur Analisis pH Tanah Dengan Menggunakan pH Meter…...
42 5 Rerata C-Organik
Tanah……….. 43
6 Rerata N-Total
Tanah………..
44 7 Rerata pH Tanah
……….
45 8 Rerata Tinggi
Tanaman………
46 9 Rerata Jumlah
Daun………
47 10 Rerata Bobot Segar
Tanaman……….
48 11 Foto-Foto Tahapan penelitian ……….. 49
xvii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah merupakan komponen utama dan penting bagi daya dukung lahan.
Secara fisik tanah berfungsi sebagai tempat tumbuh berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara.
Secara kimiawi tanah berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi senyawa organik dan anorganik sederhana serta unsur- unsur. Alfisol merupakan salah satu tanah yang banyak terdapat di Indonesia. Luas tanah Alfisol di Indonesia mencapai 12.749.000 hektar dan tersebar dipulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur Safitri et al,(2018). Menurut Syarief, E.S, (1986) Alfisol dapat terbentuk dari bahan induk kapur, batuan endapan dan tuf vulkan. Menurut Munir (1996) Alfisol umumnya memiliki reaksi tanah yang alkalis, bertekstur sedang sampai halus, KTK sedang sampai tinggi dan mempunyai kandungan bahan organik yang rendah. Hasil-hasil analisis sifat kimia Alfisol di kota kupang dan sekitarnya diketahui kandungan hara N-Total tanah rendah, P-tersedia tanah rendah, K-tersedia (k-dd) tanah tinggi, Ca tinggi, kandungan C-organik tanah rendah, pH netral kapasitas tukar kation (KTK)
xviii
tinggi Bolly,(2012). Kondisi ketersediaan hara N yang rendah dan mudah tercuci akan mempengaruhi serapan hara N.
Di pulau Timor khususnya Kota Kupang dan sekitarnya tanah Alfisol sering dimanfaatkan untuk budidaya tanaman sayuran. Tanaman sayuran seperti sawi umumnya diusahakan pada musim kemarau dengan luas areal budidaya yang relatif sempit. Aktivitas budidaya sawi pada musim kemarau, produksi tanaman akan dipengaruhi ketersediaan air dan unsur hara yang cukup. Semi ta et al, (2017) menyatakan sawi selama masa pertumbuhannya menyerap unsur hara yang cukup tinggi dari dalam tanah. Hara N diketahui sebagai hara makro yang bertanggung jawab terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman. Sebagai sayuran daun kualitas dan kuantitas produksi sawi sangat ditentukan oleh bentuk dan jumlah hara N tersedia dalam tanah. Menurut data Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Timur (2022) produktivitas sawi di Nusa Tenggara Timur sebesar 6,1 ton/ha dengan luas panen 2.171ha dan produksi 133.626 kwintal. Produktivitas ini masih lebih rendah bila dibandingkan dengan produktivitas nasional yang mencapai 9,91 ton/ha dengan luasan panen 69.626 ha dan tingkat produksi 7274670 kwintal BPS Pusat., (2022).
xix
Pemupukan urea untuk meningkatkan ketersediaan hara N bagi tanaman perlu diikuti oleh perlakuan untuk dapat mempertahankan ketersediaannya di dalam tanah. Beberapa hasil penelitian menunjukan aplikasi biochar dapat meretensi air dan unsur hara sehingga dapat menjamin produksi tanaman. Hasil penelitian Masulili et al. (2010) menunjukkan pemberian biochar sekam padi dengan dosis 10 t/ha meningkatkan porositas tanah yang berdampak pada peningkatan air tanah tersedia sebesar 15,47% dari 11,34% (tanah kontrol).Santi dan Goenadi (2010) menyatakan bahwa lubang pori biochar memiliki ukuran bervariasi antara 2–5 μm, hal tersebut dapat menjerap nitrogen yang memiliki jari- jari kovalen hanya sebesar 71 pm (71 x 10-6 μm). Ding et al. (2010) menyatakan bahwa permukaan spesifik biochar yang luas, mencapai 330 m2/g menyebabkan biochar memiliki kapasitas jerapan yang tinggi terhadap unsur hara. Hasil penelitian Latuponu (2012) menunjukan pada tanah ultisol hara terlindi atau tercuci pada perlakuan biochar berkisar 30,39% - 46% sedangkan perlakuan tanpa biochar hara terlindi mencapai 62-82%. Penelitian Laird et al. (2010) juga menunjukkan bahwa Aplikasi 20 g biochar kg-1 mampu menyerap ammonium dan biomassa mikrobia sehingga dapat menghambat proses mineralisasi N-organik dan nitrifikasi NH4+selanjutnya dapat menurunkan pencucian nitrogen sebesar 11%. Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini perlu dilakukan untuk melihat pengaruh aplikasi biochar arang sekam terhadap N-Total tanah, C-organik, pH tanah serta hasil sawi.
xx
1.2 TujuanPenelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian biochar terhadap sifat kimia tanah, pertumbuhan serta hasil pada tanaman sawi.
2. Untuk mengetahui dosis yang memberikan pengaruh terbaik pada sifat kimia tanah dan pertumbuhan serta hasil pada tanaman sawi.
1.3 Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi berupa manfaat dari penggunaan biochar terhadap pertumbuhan dan meningkatkan hasil tanaman serta memperbaiki sifat fisik tanah
2. Memanfaatkan sisa-sisa sekam padi yang diolah menjadi biomasa yang bisa digunakan untuk pertumbuhan tanaman.
1.4 Hipotesis Penelitian
1. Perlakuan biochar memberikan pengaruh yang nyata terhadap sifat kimia tanah serta pertumbuhan dan hasil tanaman sawi.
2. Minimal terdapat satu perlakuan yang memberikan pengaruh terbaik terhadap sifat kimia tanah dan pertumbuhan serta hasil pada tanaman.
xxi
II. TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Tanah Alfisol
Alfisol merupakan tanah yang masih banyak mengandung mineral primer yang mudah lapuk, mineral liat kristalin dan kaya unsur hara. Tanah ini mempunyai kejenuhan basah tinggi, KTK dan cadangan unsur hara tinggi. Alfisol merupakan tanah-tanah dimana terdapat penimbunan liat di horizon bawah, liat yang tertimbun di horizon bawah ini berasal dari horizon diatasnya dan tercuci kebawah bersama gerakan air perkolasi Safitri,(2012)
Alfisol merupakan salah satut anah yang banyak terdapat di Indonesia.
Menurut Safitri et al., (2018) luas Alfisol di Indonesia mencapai 12.749.000 hektar menyebar dipulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Karakteristik utama Alfisol adalah banyak mengalami penimbunan liat (Clay) dari horizon di atasnya sehingga memiliki kepadatan tanah yang tinggi dan sulit ditembus perakaran tanaman. Tanah Alfisol memiliki kandungan bahan organik rendah, poriaerasi buruk dan kapasitas memegang air rendah.
Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan wilayah semi arid yang didominasi oleh lahan kering dan salah satu jenis tanah yang mendominasinya adalah Alfisol. Alfisol banyak dimanfaatkan sebagai lahan budidaya tanaman.
Pulau Timor sebagian besar tergolong lahan marginal dengan tingkat kesuburan tanah rendah sehingga menyebabkan ketersediaan pangan secara kuantitas dan
xxii
kualitas sulit terpenuhi. Hal ini disebabkan ketersediaan hara dalam tanah juga menjadi faktor pembatas produksi pertanian. Jenis tanah yang banyak tersebar di Pulau Timor adalah Alfisol. Tanah ini dicirikan dengan kandungan C organik rendah, pH tinggi, N total rendah, P tersedia sangat rendah dan Ca tinggi Duaja, (2006)
Alfisol mempunyai keragaman sifat kimia yang sangat tinggi, pada umumnya Alfisol termasuk kelompok tanah merah karena didominasi oleh tanah yang berwarna merah, tanah ini mempunyai tingkat kesuburan kimia yang rendah namun mempunyai sifat fisik yang baik. Alfisol mempunyai tingkat kejenuhan basa yang sangat tinggi (50%) dan umumnya merupakan tanah yang subur, tanah tersebut umumnya tertutup oleh semak-semak Hely,(2022).
Alfisol secara umum memiliki sifat kemasaman yang tinggi, kapasitas penyanggaan pH lemah, kandungan Al-dd dan kejenuhan Al tinggi, KPK rendah, kaha tunsur hara N, K, Ca, Mg, dan P, kadar p tersedia yang rendah, serta penyematan P yang tinggi. Kemasaman yang tinggi, kekahatan kation basah, dan KPK yang rendah menjadi pembatas utama bagi pengelolaan Alfisol dan masalah kesuburan dari Alfisol yang utama adalah kekurangan N, P, K, Ca, Mg, dan Mo, serta keracunan Al dan Mn Triwulan,(2012)
Upaya perbaikan pada Alfisol selama ini dilakukan dengan pemberian bahan organik kompos. Kompos mampu memperbaiki sifat-sifat tanah dengan mudah terdekomposisi sehingga membutuhkan dosis yang cukup tinggi dan dalam jumlah
xxiii
yang besar Nurida& Rachman, (2012). Bahan organik sulit lapuk mengandung karbon yang tinggi, bila diproses dengan teknik phyrolisis dapat dimanfaatkan sebagai pembenah tanah atau biochar, diantaranya berfungsi dalam meningkatkan kemampuan tanah menahan air. Selain itu pemanfaatan bahan organik dalam bentuk biochar merupakan tindakan yang dapat mendukung konservasi karbon tanah (Barus, 2011).
2.2 Biochar
Biochar merupakan bahan pembenah tanah yang telah lama dikenal dalam bidang pertanian yang berguna untuk meningkatkan produktivitas tanah. Bahan utama untuk buatan biochar adalah limbah-limbah pertanian dan perkebunan seperti sekam padi, tempurung kelapa, kulit buah kakao, serta kayu-kayu yang berasal dari tanaman hutan industri.
Menurut Rahman, (2018) biochar diproduksi dari bahan-bahan organik yang sulit terdekomposisi,yang dibakar secara tidak sempurna (pyrolisis )atau tanpa oksigen pada suhu yang tinggi. Peran biochar sekam dalam memperbaiki kesuburan tanah diantaranya adalah dengan mengefektifkan pemupukan, dimana biochar dapat mengikat hara (pada saat kelebihan hara) dan dapat dilepaskan pada saat tanaman membutuhkan (slowrelease), sehingga tanaman terhindar dari keracunan hara (terutama hara mikro) dan kekurangan hara Neonbeni ,(2020).
xxiv
Hasil penelitian Balai Penelitian Tanah menginformasikan beberapa karakteristik biochar yang dihasilkan, khususnya yang berasal dari bahan baku limbah pertanian. Jumlah arang yang dihasilkan dalam satu kali pembakaran berkisar 22,0-53,5% tergantung jenis bahan baku yang digunakan, suhu pembakaran dan alat pembakaran yang digunakan. Lamanya pembakaran dengan alat pembakaran yang sama menghasilkan produksi biochar yang berbeda. Produksi biochar dari 4 jenis limbah pertanian misalnya sekam padi, tempurung kelapa, tongkol jagung dan serbuk kayu, lama pembakaran yaitu 1 sampai 2 jam dan 3 sampai 5 jam, menghasilkan perbedaan persentase biochar yang diproduksi, persentase abu, asap cairdan kemampuan retensi air Nurida dan Rahman (2014).
Menurut DI SEBATIK, (2020) juga menyatakan bahwa aplikasi biochar ke dalam tanah memiliki banyak manfaat seperti pengaruhnya terhadap sifat fisika (meningkatkan porositas, kapasitas memegang air, dan agregasi tanah), kimia (meningkatkan pH, kapasitas tukar kation, karbon organik tanah, retensi dan ketersediaan hara, dan biologi tanah (mikroba dan cacing tanah). Perbaikan sifat tanah tersebut kemudian berpengaruh terhadap tampilan agronomis tanaman yaitu pertumbuhan dan produksi.
Aplikasi biochar mampu menurunkan kepadatan tanah kekuatan tanah serta meningkatkan porositas kandungan air tanah tersedia, C- organic, P tersedia, KTK, K dan pertukarkan dan Ca dapat dipertukarkan, serta mampu meningkatkan pH tanah (Ambihai et al, 2013). Pemberian 15 t/ha biochar sekam padi dengan kandungan C-organik awal tanah 0,45% dapat meningkatkan pertumbuhan
xxv
tanaman sawi hijau serta memperbaiki sifat tanah (Yunita 2022). Perpaduan aplikasi biofertilizer berbasis biochar memberikan perbedaan nyata pada berat kering tanaman sawi. Aplikasi mikoriza yang dipadukan dengan biochar mampu meningkatkan berat kering dan hasil tanaman sawi yaitu masing-masing 6,85 gram dan 12 Ton/Ha (Wibowo et al, 2017).
2.3 Tanaman Sawi
Daerah asal tanaman sawi diduga dari Tiongkok dan Asia Timur, konon di daerah Tiongkok, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 2.500 tahun yang lalu, kemudian menyebar luas ke Filipina dan Taiwan. Masuknya sawi ke wilayah Indonesia diduga pada abad XIX, bersamaan dengan lintas perdagangan jenis sayuran sub-tropis lainnya, terutama kelompok kubis-kubisan. Daerah pusat penyebaran sawi antara lain Cipanas, Lembang, Pengalengan, Malang danTosari.
Terutama daerah yang mempunyai ketinggian diatas 1.000 meter dari permukaan laut (Alifah, 2019).
Menurut Muzayyanah, (2010) klasifikasi tanaman sawi (B. juncea L) adalah sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Sub Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Papavorales
xxvi
Famili :Brassicaceae Genu : Brassica
Spesies : Brassica juncea L
Tanaman sawi memiliki akar tunggang, dan cabang-cabang akar yang bentuknya bulat panjang (silindris) menyebar kesemua arah pada kedalaman antara 30 – 50 cm. Batang tanaman sawi pendek dan beruas-ruas. Pada umumnya daun- daun sawi bersayap dan bertangkai panjang yang bentuknya pipih. Tanaman sawi mudah berbunga dan berbiji secara alami, buah tanaman sawi termasuk tipe buah polong, biji-biji sawi bentuknya bulat kecil berwarna coklat atau coklat kehitam- hitaman Susanti, (2011).
Menurut Alifah, (2019) sawi mempunyai batang pendek dan beruas ruas, sehingga hamper tidak kelihatan batang sawi dapat berfungsi sebagai alat pembentuk dan penompang daun, sedangkan daun sawi bertangkai panjang dan bentuknya pipih. Tanaman sawi umumnya mudah berbunga dan berbiji secara alami.Struktur bunga sawi tersusun dalam tangkai bunga yang tumbuh memanjang dan bercabang banyak. Setiap kuntum bunga sawi terdiri atas empat helai daun kelopak, empat helai daun mahkota, bunga berwarna kuning cerah, empat helai benang sari, dan satu buah putik yang berongga dua. Penyerbukan bunga sawi dengan bantuan serangga lebah, hasil penyerbukan ini terbentuk buah yang berisi biji. Buah sawi termasuk buah polong, yakni berbentuk memanjang dan berongga.
xxvii
Tiap buah (polong) berisi 2-8 butir 5 biji.Biji-biji sawi bentuknya bulat kecil berwarna coklat atau coklat kehitam -hitaman.
III. METODE PENELITIAN
xxviii
3.1 Tempat dan Waktu
Penelitian ini terbagi menjadi dua tahapan yaitu percobaan lapangan yang dilakukan lahan petani di Kelurahan di Naimata kota Kupang, dan analisis N-total tanah dan C-organik tanah serta pH tanah di laboratorium Kimia Tanah Fakultas Pertanian Universitas Nusa cendana Kupang. Penelitian ini telah berlangsung pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2023.
3.2 Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: polibag berukuran 20 x 40 cm, ember, ayakan, penggaris, timbangan, pH meter. meter, cangkul, sekop, kamera, alat tulis menulis, jerigen, gelas ukur, paranet, gayung atau gembor, spidol, parang, terpal, labu kedjal, lemari Oven, destilasi, pipet dan botol erlemeyer. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: biochar, benih sawi, pupuk NPK mutiara, selenium, air, aquades, NAOH, paraffin cair, H3BO3, indikator conway, H2SO4, K2Cr2O7 H3PO4, difenilamin dan FeSO4
3.3 Metode Penelitian 3.3.1 Rancangan percobaan
Percobaan dilakukan dengan menggunakan rancangan dasar Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan 6 (enam) dosis biochar sekam padi.
Perlakuan yang dicobakan sebanyak 5 ulangan sehingga terdapat 30 satuan percobaan.
xxix
Perlakuan dosis biochar sekam padi yang dicobakan yaitu:
B0 = Biochar sekam padi 0 ton/ha setara 0 gram (kontrol) B1 =Biohcar sekam padi 5 ton/ha setara 25 gram / polibag.
B2 = Biochar sekam padi 10 ton/ha setara 50 gram / polibag.
B3 =Biochar sekam padi 15 ton/ha setara 75 gram / polibag.
B4 = Biochar sekam padi 20 ton/ha setara 100 gram /polibag.
B5 = Biochar sekam padi 25 ton/ha setara 125 gram / polibag.
Penempatan perlakuan dilakukan secara acak sederhana dengan cara penarikan lotre. Denah penempatan hasil pengacakan perlakuan dapat dilihat pada lampiran 1.
3.3.2 Model matematik dan analisis data
Model matematika analisis ragam percobaan faktor tungal dengan rancangan dasar Rancangan Acak Lengkap (RAL) menurut Sastrosupadi (2000), yaitu::
Yij= μ + αi + εij Dimana:
Yij = nilai pengamatan pada perlakuan ke-i, ulangan ke-j.
μ = rata-rata umum.
αi = pengaruh perlakuanke-i xxx
εij = pengaruh acak (keseluruhan percobaan) pada perlakuan ke-i dan ulanganke-j
i = perlakuan ke- 1,2,3….6 j = ulangan ke -1,2,3…6
Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam untuk melihat pengaruh perlakuan yang dicobakan. Apabila terdapat pengaruh perlakuan maka dilanjutkan dengan uji nilai tengahjarak ganda Duncan pada taraf 5% (DMRT 5% ) untuk melihat perbedaan antar perlakuan.
3.4 Pelaksanaan Percobaan 3.4.1 Pembuatan biochar
Bahan yang dipakai sebagai bahan biochar adalah sekam padi, untuk bahan bakar dipakai serbuk kayu dan kayu. Terlebih dahulu disiapkan sebuah tungku dan drum setengah bagian untuk pembakaran. Drum diisi penuh dengan sekam padi yang telah dikumpulkan tanpa ditambahkan bahan yang lain kemudian sangrai dan ditutup. Sesekali drum dibuka dan sekam padi diaduk sehingga pembakaran merata agar tidak menjadi abu. Pengadukan harus diperhatikan dan dilakukan secepatnya agar tidak memicu timbulnya api dalam drum karena sekam padi sangat rentan terbakar. Setelah seluruh sekam telah menjadi arang secara merata, diturunkan dan biochar yang telah jadi disiram dengan air sehingga tidak terjadi pembakaran lebih lanjut yang akan menghasilkan abu.
xxxi
3.4.2 Persiapan media tanam
Tanah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tanah berjenis Alfisol, dari kelurahan Naimata. Tanah diambil dari kedalaman antara 0 - 20 cm, dibersihkan dari kotoran, sisa-sisa akar tanaman dan kerikil, kemudian bongkahan tanah dihancurkan. Tanah dikering anginkan selama 2 hari, dan diayak, ditimbang dengan berat 10 kg dan masukan kedalam polibag .
3.4.3 Aplikasi perlakuan biochar sekam padi
Biochar sekam padi diberikan 2 minggu sebelum tanam, yaitu dengan cara biochar dihancurkan, dan ditimbang sesuai dosis perlakuan. Dosis biochar sekam padi tertimbang kemudian dicampur dengan tanah yang telah ditimbang terlebih dahulu.
Media tanam perlakuan (tanah + biochar sesuai dosis perlakuan) dimasukan ke dalam polibag diberi label perlakuan dan disusun menurut denah perlakuan sesuai hasil pengacakan kemudian disiram dan di inkubasi dalam keadaan lembab selama 2 minggu.
3.4.4 Persemaian bibit sawi
Persemaian dilakukan bersamaan dengan aplikasi boichar yakni diawali dengan menyiapkan media semai berupa campuran tanah dan pasir halus 1:1, dan dimasukan ke wadah semai, kemudian benih sawi secukupnya ditaburkan, ditutup dengan tanah halus dan disiram. Benih tumbuh kurang lebih 5-7 hari setelah tanam.
xxxii
3.4.5 Penanaman
Bibit sawi yang telah berumur 2 minggu dan memiliki 2 sampai 3 helai daun sejati diambil dan ditanam pada polibag percobaan. Masing-masing polibag percobaan ditanam 2 tanaman lalu disiram. Setelah berumur 1 minggu dilakukan penjarangan dengan menyisakan 1 tanaman yang sehat.
3.4.6 Pemeliharaan tanaman
Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, pemupukan dasar, penyiangan, pengendalian hama dan penyakit. Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari dengan pemberian air sama untuk semua perlakuan hingga kadar air tanah berada pada kondisi di sekitar kapasitas lapang yang ditandai dengan keluarnya air dari lubang bagian bawah polibag,. Pemupukan menggunakan pupuk NPK mutiara dengan dosis yang direkomendasi sebanyak 250 Kg /ha atau setara dengan 1,25 gram / polybag. Pemberian pupuk dengan cara melubangi tanah di sekitar tanaman kemudian pupuk ditabur dan ditutup dengan tanah. Pemupukan dilakukan setelah dilakukan penjarangan yaitu saat tanaman berumur 7 hari setelah tanam.
Penyulaman, penyulaman dilakukan pada tanaman yang mati setelah pindah tanam.
Penyiangan, penyiangan dilakukan setiap kali gulma tumbuh di sekitar tanaman sawi dengan cara mencabut gulma tersebut. Pengendalian hama ulat daun dilakukan secara manual yaitu diambil dan di bunuh
xxxiii
3.4.7 Pemanenan
Panen dilakukan saat tanaman sawi berumur 37 hari setelah tanam atau ditandai dengan munculnya bunga berwarna kuning. Pemanenan dilakukan bagian tanaman di atas tanah dengan cara memotong pada bagian pangkal sawi.
3.5Variabel Pengamatan a.N-total Tanah (%).
Pengamatan N-total tanah dilakukan dengan cara mengambil tanah setelah panen, dengan cara merobek bagian polibag dan diambil tanah bagian tengah dari atas sampai ke bawah dicampur, dikering anginkan dan diayak menggunakan saringan.
Sampel tanah kemudian dimasukan ke plastik sampel diberi label sesuai perlakuan, dibawa ke laboratorium kimia tanah Faperta Undana untuk dianalisis N-Total tanahnya menurut metode Kjedahl (Lampiran 2).
b.C-Organik Tanah (%)
Pengamatan C-organik tanah dilakukan dengan cara mengambil tanah setelah panen, dengan cara merobek bagian polibag dan diambil tanah bagian tengah dari atas sampai ke bawah dicampur, dikering anginkan dan diayak menggunakan saringan.
Sampel tanah kemudian dimasukan ke plastik sampel diberi label sesuai perlakuan, dibawa ke laboratorium kimia tanah Faperta Undana untuk dianalisis C-organik tanahnya menurut metode Walkey and Black (Lampiran 3).
c. pH Tanah
xxxiv
Pengamatan pH-tanah tanah dilakukan dengan cara mengambil tanah setelah panen, dengan cara merobek bagian polibag dan diambil tanah bagian tengah dari atas sampai ke bawah dicampur, dikering anginkan dan diayak menggunakan saringan.
Sampel tanah kemudian dimasukan ke plastik sampel diberi label sesuai perlakuan, dibawa ke laboratorium kimia tanah Faperta Undana untuk dianalisis pH nya menggunakan pH meter.
d.Tinggi tanaman (cm)
Variabel tinggi tanaman diamati pada saat panen yaitu dengan cara mengukur tinggi tanaman menggunakan meteran. Pengukuran dimulai dari pangkal tanaman sawi sampai titik tumbuh tertinggi.
e. Jumlah daun (helai)
Variabel jumlah daun tanaman sawi diamati saat panen dengan cara menghitung jumlah daun tanaman yang sudah membuka sempurna dan 30% masih berwarna hijau.
f. Bobot segar sawi (g)
Bobot segar diamati saat panen yaitu dengan menimbang seluruh bagian atas tanaman menggunakan timbangan analitik.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN xxxv
4.1 Pengamatan Umum
Penelitian diawali dengan kegiatan persemaian benih pada tanggal 20 April 2023. Benih mulai muncul di permukaan media semai pada hari ke 5 setelah semai (HSS) dan tumbuh merata pada umur semai 7 HSS. Persiapan media tanam diawali dengan pengambilan tanah dan aplikasi biochar sekam padi (inkubasi ) dilakukan pada tanggal 20 April 2023. Pemindahan bibit ke media tanam pada tanggal 4 Mei 2023. Adapun pengamatan umum yang dilakukan yakni kendala serangan hama ulat daun pada tanaman, namun gejala kerusakan yang di timbulkan masih tergolong ringan sehingga pengendalian dapat dilakukan secara manual. Pemanenan dilakukan pada tanggal 7 Juni 2023, dan dilanjutkan di laboratorium kimia tanah faperta Undana, dari tanggal 15 Juni sampai dengan 25 Juli 2023
Sebelum penelitian tanah yang digunakan dianalisis beberapa sifat kimia tanahnya. Hasil analisis sifat kimia tanah awal dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1. Hasil Analisis Sifat Kimia Tanah Awal
Karakteristik C-Organic Tanah N-Total Tanah pH Tanah Nilai
Kategori 2 %
Rendah 0,12 %
Rendah 7,44%
Agak Alkalis Sumber : Hasil analisis laboratorium kimia tanah Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana,2023
Data pada tabel 4.1 menunjukan hasil analisis kandungan N-total tanah awal 0,12%, hasil tersebut masih tergolong rendah. Rendahnya hasil tersebut diakibatkan karena jumlah kandungan bahan organik yang rendah pula, sehingga berpengaruh pada ketersediaan dan jumlah Nitrogen yang ada dalam tanah.
xxxvi
Diketahui bahwa tinggi atau rendahnya Nitrogen dalam tanah bersumber dari bahan organik. Hasil analisis awal kandungan C-organik 0,2 % masih tergolong rendah, diduga karena di pulau Timor beriklim kering, jumlah vegetasi / organisme tanah yang sedikit sehingga sumbangan bahan organik yang berasal dari sisa-sisa tanaman pun rendah. Faktor iklim yang mempengaruhi besarnya kandungan bahan organik adalah curah hujan dan temperatur. Sebaliknya dengan pH tanah hasil analisis kandungan pH tanah awal 7,44 (netral), nilai pH>7 menunjukkan larutan memiliki sifat basa, nilai pH 7 dikatakan netral karena pada air murni ion H+ terlarut dan ion OH- terlarut (sebagai tanda kebasaan) berada pada jumlah yang sama, yaitu 10-7 pada kesetimbangan.
Adapun beberapa parameter hasil analisis kimia tanah di laboratorium dapat dilihat pada Tabel 4.2 di bawah ini:
4.2 C-organik Tanah
Hasil sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan biochar sekam padi berpengaruh nyata terhadap rerata C-organik tanah pada akhir penelitian (Lampiran 5). Rerata nilai C-organik tanah dapat dilihat pada Tabel 4.2
Tabel 4.2 Rerata C-Organik Tanah Akibat Perlakuan Dosis Biochar Sekam Padi
Perlakuan Rerata C-Organik Tanah xxxvii
B0 Biochar Sekam Padi 0 ton/ha 0,78a B1 Biochar Sekam Padi 5 ton/ha 0,82ab B2 Biochar Sekam Padi 10 ton/ha 0,90bc
B3 Biochar Sekam Padi 15 ton/ha 0,91bc
B4 Biochar Sekam Padi 20 ton/ha 0,91bc
B5 Biochar Sekam Padi 25 ton/ha 0,97c
Keterangan:angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama bermakna tidak berbeda nyata pada uji lanjut Duncan taraf 5%
Data pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa C-organik paling tinggi terdapat pada perlakuan B5. Hal ini dikarenakan dosis biochar sekam padi yang diaplikasikan sebanyak 25 ton/ha dan lebih banyak dibandingkan perlakuan lainnya sehingga dapat menyumbangkan kadar C-organik ke dalam tanah lebih banyak. Sebagaimana diketahui bahwa hasil bakaran dari sekam akan menghasilkan senyawa karbon dan ketika diaplikasikan ke tanah maka C-organik yang terkandung dalam arang sekam disuplai ke dalam tanah sehingga meningkatkan kandungan C-organik tanah.
Menurut Ndiwa,( 2022) kandungan unsur hara dalam sekam bakar yakni N (0,18%), P (0,08%), K (0,3%), S1O2 (52%), C (31%) dan Ca (0,14%). Terlihat bahwa kandungan C pada arang sekam paling tinggi dibanding unsur lainnya, yakni sebesar 31% sehingga pemberian dosis yang semakin banyak akan meningkatkan ketersediaan C-organik yang lebih tinggi pula.
Walaupun demikian, C-organik pada perlakuan B5 hanya berbeda nyata dengan perlakuan kontrol (B0) dan B1, namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan B2, B3 dan B4. Perbedaan yang nyata antara perlakuan B5 dengan perlakuan B0 dan B1 dikarenakan perbedaan dosis biochar yang mencapai 4 kali lipat sehingga pada
xxxviii
saat diaplikasikan ke dalam tanah, kontribusi terhadap peningkatan C-organik pun berbeda. Sedangkan kandungan C-organik yang berbeda tidak nyata antara perlakuan B5, B4, B3 dan B2 diduga karena dosis 10 ton/ha, 15 ton/ha dan 20 ton/ha juga berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas mikroorgnisme tanah terutama dalam memineralasi senyawa organik hasil sekresi akar sehingga karbon yang dilepaskan lebih cepat dan berpengaruh pada peningkatan C-organik yang sama dengan perlakuan biochar sekam padi 25 ton/ha.
4.3 N- Total Tanah
Hasil sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan biochar sekam padi tidak berpengaruh nyata terhadap rerata N-total tanah pada akhir penelitian (Lampiran 6).
Rerata nilai N-total tanah dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Rerata N-Total Tanah Akibat Perlakuan Dosis Biochar Sekam Padi Perlakuan Rerata N- Total Tanah (%) B0: Biochar Sekam Padi 0 ton/ha 0.20a
B1: Biochar Sekam Padi 5 ton/ha 0.16a B2: Biochar Sekam Padi 20 ton/ha 0.19a B3: Biochar Sekam Padi 15 ton/ha 0.19a B4: Biochar Sekam Padi 20 ton/ha 0.19a B5: Biochar Sekam Padi 25 ton/ha 0.22a
Keterangan:angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama bermakna tidak berbeda nyata pada uji lanjut Duncan taraf 5%
Data pada tabel 4.3, menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan N total tanah antar perlakuan, artinya bahwa pemberian biochar baik pada dosis 5 ton/ha, 10
xxxix
ton/ha, 15 ton/ha, 20 ton/ha dan 25 ton/ha belum mampu memberikan perbedaan signifikan terhadap N total tanah Alfisol di akhir penelitian. Perbedaan kandungan N- total tanah yang tidak nyata juga, karena pemberian biochar tidak dapat menyumbang dan melepaskan N, yang diakibatkan karena proses pembuatan biochar dengan cara dibakar sehingga N mudah hilang karena suhu yang tinggi. Kemudian biochar juga mengalami proses pelapukan yang membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga erat kaitannya dengan ketersediaan hara pada tanah dalam pemenuhan kebutuhan unsur hara tanaman.
Pada penelitian ini juga terlihat bahwa dari segi kuantitatif, kadar nitrogen yang dihasilkan oleh perlakuan pemberian biochar sekam padi maupun kontrol berkisar antara 0,16-0,22% dan lebih tinggi dibandingkan N total tanah awal yang hanya sebesar 0,12%, akan tetapi nilai tersebut belum dapat dikatakan pemberian biochar sekam padi dapat meningkatkan ketersediaan N dalam tanah karena berdasarkan harkatnya, keadaan tanah awal dan tanah setelah perlakuan masih memiliki harkat yang cenderung sama yakni sangat rendah dan rendah. Hal ini sesuai dengan kriteria penilaian sifat kimia tanah oleh Manurung et al.,( 2022) yang menunjukkan bahwa tanah dengan kandungan hara Nitrogen < 0,10 % tergolong sangat rendah, N sebesar 0,1-0,2% tergolong rendah, N sebesar 0,21-0,50 tergolong sedang, N 0,51-0,75% tergolong tinggi, dan N > 0,75% tergolong sangat tinggi.
4.4 pH Tanah
xl
Hasil sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan biochar sekam padi tidak berpengaruh nyata terhadap rerata pH tanah pada akhir penelitian (Lampiran 7).
Rerata nilai pH tanah dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Rerata pH Tanah Akibat Perlakuan Dosis Biochar Sekam Padi Perlakuan Rerata pH Tanah B0 Biochar Sekam Padi 0 ton/ha 7.14a B1 Biochar Sekam Padi 5 ton/ha 6.94a B2 Biochar Sekam Padi 10 ton/ha 7.05a B3 Biochar Sekam Padi 15 ton/ha 6.77a B4 Biochar Sekam Padi 20 ton/ha 6.75a B5 Biochar Sekam Padi 25 ton/ha 6.68a
Keterangan:angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama bermakna tidak berbeda nyata pada uji lanjut Duncan taraf 5%
xli
Data pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pH tanah antar perlakuan. Artinya bahwa pemberian biochar baik pada dosis 5 ton/ha, 10 ton/ha, 15 ton/ha, 20 ton/ha dan 25 ton/ha belum mampu memberikan perbedaan signifikan terhadap pH tanah Alfisol. Pemberian biochar sekam padi juga terlihat belum berdampak terhadap perubahan harkat pH tanah atau statusnya masih tergolong netral jika dibandingkan dengan pH tanah pada saat sebelum dilakukannya penelitian yakni 7,44. Tidak berbeda nyatanya antar perlakuan karena pemberian bahan organik dapat meningkatkan Buffer capacity tanah sehingga pH tidak mudah berubah. Walaupun secara statistik tidak berbeda nyata karena sifat bahan organik yang dapat menyangga pH, namun pemberian biochar dapat menurunkan pH karena keberadaan biochar memberikan kondisi lingkungan yang mempengaruhi aktifitas mikroorganisme lebih baik, terutama dalam memineralasi senyawa organik hasil sekresi akar sehingga menyebabkan pH sedikit mengalami penurunan.
4.5 Tinggi Tanaman
Hasil sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan biochar sekam padi berpengaruh nyata terhadap rerata tinggi tanaman sawi (Lampiran 8). Rerata tinggi tanaman sawi dapat dilihat pada Tabel 4.5
Tabel 4.5 Rerata Tinggi Tanaman Akibat Perlakuan Dosis Biochar Sekam Padi Perlakuan Rerata Tinggi Tanaman (cm)
xlii
B0 Biochar Sekam Padi 0 ton/ha 26.80a B1 Biochar Sekam Padi 5 ton/ha 27.20ab B2 Biochar Sekam Padi 10 ton/ha 29.00ab B3 Biochar Sekam Padi 15 ton/ha 30,20bc B4 Biochar Sekam Padi 20 ton/ha 32.40c B5 Biochar Sekam Padi 25 ton/ha 30.00abc
Keterangan:angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama bermakna tidak berbeda nyata pada uji lanjut Duncan taraf 5%
Data pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa tanaman paling tinggi terdapat pada perlakuan B4 yakni 32,40 cm dan berbeda nyata dengan perlakuan B0, B1 dan B2, namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan B3 dan B5. Tanaman paling tinggi diperlakuan B4 dikarenakan pemberian dosis biochar sekam padi yang cukup tinggi yakni 20 ton/ha sehingga memungkinkan kontribusi terhadap ketersediaan haranya juga banyak dan mencukupi kebutuhan tanaman dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangannya dengan baik. Peningkatan ketersediaan hara di dalam tanah akibat aplikasi biochar sekam padi yang dapat mengikat hara sehingga diserap oleh tanaman. Menurut Sundari (2013) dalam Ndiwa, (2022) kandungan unsur hara dalam sekam bakar yakni N (0,18%), P (0,08%), K (0,3%), SiO2 (52%), C (31%) dan Ca (0,14%). Selain itu, peningkatan ketersediaan hara di dalam tanah juga dapat melalui peran biochar sebagai habitat bagi mikroorganisme untuk terus meningkatkan aktivitasnya di dalam tanah yang akhirnya berdampak pada peningkatan ketersediaan hara di dalam tanah. Menurut Lee et al.,( 2020) biochar sekam padi memiliki ukuran pori mikro yang dapat digunakan sebagai habitat bagi mikroorganisme yang mengakibatkan berkurangnya persaingan antara mikroorganisme sehingga dapt
xliii
meningkatkan aktivitas biologi tanah. Semakin tinggi aktivitas mikroorganisme tanah maka dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara di dalam tanah sehingga tanaman dapat menyerap unsur hara dengan baik dan juga meningkatkan hasil tanaman.
Salah satu kegunaan penambahan biochar memiliki peran penting dalam meretensi hara untuk pertumbuhan tanaman seperti Nitrogen, jika ketersediaannya cukup dan mampu berkontribusi baik bagi tanaman maka pertumbuhan tinggi tanaman yang ditampilkan semakin baik seperti yang ditampilkan pada perlakuan dosis biochar sekam padi 20 ton/ha. Hal ini sejalan dengan pendapat Opusunggu, ( 2017) bahwa unsur nitrogen sangat dibutuhkan tanaman untuk sintesa asam-asam amino dan protein, terutama pada titik-titik tumbuh tanaman sehingga mempercepat proses pertumbuhan tanaman seperti pembelahan sel dan perpanjangan sel sehingga meningkatkan tinggi tanaman. Hal yang sama juga dinyatakan oleh Saragih, (2017) bahwa unsur nitrogen berperan dalam pembentukkan sel, jaringan dan organ tanaman. Jumlah nitrogen yang cukup tersedia akan mempercepat pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, khususnya batang dan daun.
Walaupun demikian, tinggi tanaman pada perlakuan B4 tidak berbeda nyata dengan perlakuan B3 dan B5. Perbedaan tinggi tanaman yang tidak nyata pada perlakuan B4 dan B3 diduga karena penambahan biochar sekam padi 15 ton/ha masih mampu mencukupi kebutuhan hara tanaman sawi sehingga menampilkan pertumbuhan vegetatif seperti tinggi tanaman yang sama. Perbedaan tinggi tanaman yang tidak nyata pada perlakuan B3, B4 dan B5 juga diduga karena fungsi biochar
xliv
dalam menahan air, sehingga penambahan biochar dengan dosis yang semakin tinggi dapat memberikan kondisi lebih lembab, yang berakibat pada pertumbuhan tanaman yang lebih baik. Menurut Zuhry & Dini, (2017) bahwa pertumbuhan tanaman akan lebih optimal apabila unsur hara yang dibutuhkan tersedia dalam jumlah yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan tanaman. Nurlaeny et al., (2022) menyatakan bahwa penggunaan biochar umumnya mengurangi kepadatan massa tanah sebesar 3- 31%, meningkatkan porositas (14-64%), meningkatkan stabilitas agregat basah (3-226%), meningkatkan konsistenstanah, dan memiliki efek campuran pada stabilitas agregat tanah kering sehingga meningkatkan air yang tersedia sebesar 4-130%.
4.6 Jumlah Daun
Hasil sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan biochar sekam padi tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun (Lampiran 9). Rerata jumlah daun dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Rerata Jumlah Daun Akibat Perlakuan Dosis Biochar Sekam Padi Perlakuan Rerata Jumlah Daun B0 Biochar Sekam Padi 0 ton/ha 5.80a B1 Biochar Sekam Padi 5 ton/ha 6.00a B2 Biochar Sekam Padi 10 ton/ha 6.40a B3 Biochar Sekam Padi 15 ton/ha 6.40a B4 Biochar Sekam Padi 20 ton/ha 6.40a B5 Biochar Sekam Padi 25 ton/ha 6.60a
Keterangan:angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama bermakna tidak berbeda nyata pada uji lanjut Duncan taraf 5%
xlv
Data pada tabel 4.6.menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan jumlah daun antar perlakuan. Artinya bahwa pemberian biochar baik pada dosis 5 ton/ha, 10 ton/ha, 15 ton/ha, 20 ton/ha dan 25 ton/ha belum mampu memberikan perbedaan signifikan terhadap jumlah daun tanaman sawi. Hal ini erat kaitannya dengan tidak adanya perbedaan signifikan pada parameter N-total tanah di akhir penelitian. Hal ini sejalan dengan pendapat Andiyani et al., (2023) yang menyatakan bahwa peran nitrogen pada tanaman adalah mendorong pertumbuhan organ-organ yang berkaitan dengan fotosintesis seperti daun. Kemungkinan lain adalah pengaruh genetik sehingga tidak ada perbedaan jumlah daun pada tanaman.
4.7 Bobot Segar Tanaman
Hasil sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan biochar sekam padi berpengaruh nyata terhadap bobot bersih tanaman sawi (Lampiran 10). Rerata bobot segar tanaman sawi dapat dilihat pada Tabel 4.7
Tabel 4.7 Rerata Bobot Segar Tanaman Akibat Perlakuan Dosis Biochar Sekam Padi
Perlakuan Rerata Bobot Segar Tanaman (gram) B0 Biochar Sekam Padi 0 ton/ha 35.20a
B1 Biochar Sekam Padi 5 ton/ha 49.40ab B2 Biochar Sekam Padi 10 ton/ha 68.80b B3 Biochar Sekam Padi 15 ton/ha 121.00cd B4 Biochar Sekam Padi 20 ton/ha 141.20d B5 Biochar Sekam Padi 25 ton/ha 110.80c
Keterangan:angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama bermakna tidak berbeda nyata pada uji lanjut Duncan taraf 5%
xlvi
Data pada Tabel 4.7 menunjukkan bahwa bobot segar tanaman sawi paling tinggi terdapat pada perlakuan B4 yakni 141,20 gram dan berbeda nyata dengan perlakuan B0, B1, B2, dan B5 namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan B3.
Tanaman paling tinggi diperlakuan B4 dikarenakan pemberian dosis biochar sekam padi yang cukup tinggi yakni 20 ton/ha mampu meretensi unsur hara sehingga memaksimalkan pertumbuhannya. Tnines & Nahak, (2018) menyatakan bahwa unsur hara N memiliki peranan penting dalam fase vegetatif yaitu membantu dalam pembentukan fotosintat yang selanjutnya digunakan untuk membentuk sel-sel baru, pemanjangan sel dan penebalan jaringan. Pembelahan sel dan pemanjangan serta pembentukan jaringan akan berjalan cepat sesuai dengan meningkatnya persediaan karbohidrat, sehingga pertumbuhan tinggi tanaman yang berpengaruh meningkatkan berat segar tanaman. Penjelasan ini erat kaitannya dengan pertumbuhan tanaman yang dihasilkan, dimana pada perlakuan ini menghasilkan pertumbuhan vegetatif seperti tanaman yang berukuran paling tinggi disertai berat segar bersih yang lebih pula. Hal ini sejalan dengan pendapat Purnama et al.,(2013) berat segar tanaman dipengaruhi oleh pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pertumbuhan tanaman yang baik menghasilkan sejumlah biomassa yang besar pula. Lebih tingginya berat segar bersih tanaman sawi pada perlakuan biochar sekam padi dengan dosis 20 ton/ha mengindikasikan bahwa fotosintesis tanaman pada perlakuan tersebut berjalan dengan baik dan menghasilkan fotosintat yang banyak dan energi yang lebih besar untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman sawi. Hal ini sejalan dengan pendapat Marles et al., (2019) bahwa produktivitas tanaman sangat
xlvii
tergantung pada kemampuan tanaman untuk melakukan fotosintesis dan mengalokasikan sebagian besarhasil fotosintesis ke organ tanaman.
V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan
1. Perlakuan dosis biochar sekam padi berpengaruh sangat nyata terhadap parameter tinggi tanaman dan bobot segar bersih tanaman sawi, berpengaruh nyata terhadap parameter C-organik tanah, namun tidak berpengaruh nyata terhadap N-total tanah dan pH tanah Alfisol serta jumlah daun tanaman sawi.
2. Perlakuan yang menghasilkan bobot segar tanaman sawi paling tinggi adalah perlakuan pemberian dosis 20 ton/ha biochar sekam padi yakni 141,20 gram/tanaman
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan penggunaan biochar sekam padi kombinasi pupuk urea yakni 141,20 gram/tanaman, untuk meningkatkan pertumbuhan serta hasil pada tanaman sawi guna peneliti lanjutan skala lapangan.
xlviii
DAFTAR PUSTAKA
Alifah, M. S. (2019). Respon Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Terhadap Pemberian Beberapa Dosis Pupuk Organik Cair Daun Gamal (Gliricidia sepium) (Doctoral dissertation, UIN SUSKA Riau).
Abel, G., Suntari, R., & Citraresmini, A. (2021). Pengaruh Biochar Sekam Padi Dan Kompos Terhadap C-Organik, N-Total, C/N Tanah, Serapan N, Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung Di Ultisol. Jurnal Tanah Dan Sumberdaya Lahan, 8(2), 451–460. Https://Doi. Org/ 10. 21776 /Ub.J tsl.2021.008.2.16
Andiyani, D., Muharam, & Darso Sugiono. (2023). Pengaruh Kombinasi Mikro Organisme Lokal Bonggol Pisang Dan Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata strurt L.) Varietas Bonanza. Https://Doi.Org/10.5281/Zenodo.8072955
Ambihai, S & Gnanavelrajah, N (2013) Meningkatkan Produktivitas Tanah Melalui Perbaikan Tanah Dengan Penggunaan Biomassa Sekam Padi . Jurnal Ilmu Pertanian Dan Lingkungan Amerika Eurasia, 13 (10) 134 130 Bani, S. A. S. (2022). Efek Perlakuan Jenis Pupuk Kandang dan Komposisi Biochar
Sekam Padi yang Berbeda dalam Kompos Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Sawi (Brasicca juncea L.) Di Tanah Vertisol. 2477, 4.
Boe, Y. (2022). Pengaruh Komposisi Media Dan Dosis Teh Kompos Daun Gamal Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Pada Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.) Dalam Budidaya Sistem Irigasi Genangan
Terbatas. Savana Cendana, 7(02), 23–26.
Https://Doi.Org/10.32938/Sc.V7i02.1004 xlix
Bolly, Y. Y. (2012). Peningkatan Ketersediaan Dan Serapan Npk Serta Hasil Tanaman Jagung Bisi-16 Melalui Inokulasi Mikoriza Dan Pupuk NPK Pada Alfisol. Agrica, 5(1), 44–56. Https:// Doi. Org /10. 37478 /Agr.
V5i1.445
Badan Pusat Statistika (2022) Data Sensus Pendapatan Usaha Pertanian Dan Tingkat Produksi Tanaman Sayur – Sayuran Kota Dan Kabupaten Kupang (Kuintal), 2020-2022 (Statistics Of Nusa Tenggara Timur Province) Https ://Ntt.Bps.Go.Id/Pressrelease.Html
Barus, J. ( 2011 ). Potensi Dan Pemanfaatan arang sekam padi sebagai Pembenah Tanah Dan Pengaruhnya terhadap Tanah Dan Tanaman Di Lampung.Http://Repository. Pertanian. Go. Id/Handle/ 123456789/
17788
Ding, Y., Liu, Y., Wu, W., Shi, D., Yang, M. And Zhong, Z.( 2010). Evaluation Of Biochar Effects On Nitrogen Retention And Leaching In Multilayered Soil Columns. Water, Air, And Soil Pollutiton 213, 47–55.
Di Sebatik, P. T. M. (2020). Kajian Pengaruh Jenis Dan Dosis Biochar Terhadap Pencucian Unsur Hara Nitrogen (N). Pertanian. Go.
Id/Handle/123456789/17788
Gumelar, A. I., & To, Y. K. (2021). Pengaruh Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair Dan Takaran Biochar Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Sawi Pakcoy (Brassica rappa L.). Savana Cendana, 6(01), 4–7.
Https://Doi.Org/10.32938/Sc.V6i01.1227
Hely, M. (2022). Uji Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Bayam Merah (Amaranthus tricolor L.) Yang Diberi Kompos Biochar Dan Teh Kompos Di Tanah Alfisol Semi Arid. Savana Cendana, 7(01), 10–
15.Https://Doi.Org/10.32938/Sc.V7i01.1423
Hadi, B. A., & Anjani, E. (N.D.). Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Kelor Dan Konsentrasi Pupuk Green Ionik Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.).
Laird, D., Fleming, P., Wang, B., Horton, R. And Karlen, D. (2010). Biochar Impact On Nutrient Leaching From A Midwestern Agricultural Soil.
l
Geoderma 158, 436-442.
Latuponu, H., Shiddieq, Dj., Syukur, A. Dan Hanudin, E.( 2011). Pengaruh Biochar Dari Limbah Sagu Terhadap Pelindian Nitrogen Di Lahan Kering Masam. Agronomika 11 (2), 221-2
Leku, P. M. N., Duaja, W., & Bako, P. O. (2019). Pengaruh Dosis Kombinasi Pupuk Kandang Kotoran Ayam Dan Pupuk Majemuk NPK Phonska Terhadap Beberapa Sifat Kimia Tanah Dan Hasil Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Pada Alfisol. Pada Alfisol Effect Of Combination Dosage Of Chiken Fertilizer And Npk Phonska Fertilizer On Some Of The Soil Chemical Properties And Results Of Cayenne Pepper.
Manurung, R., Gunawan, J., Hazriani, R., & Suharmoko, J. (2022). Pemetaan Status Unsur Hara N, P Dan K Tanah Pada Perkebunan Kelapa Sawit Di Lahan Gambut. Pedontropika : Jurnal Ilmu Tanah Dan Sumber Daya Lahan, 3(1), 89. Https://Doi.Org/10.26418/Pedontropika.V3i1.23438 Marles, J., Apriyanto, E., & Harsono, P. (2019). Respon Pertumbuhan Dan Hasil Tiga
Varietas Sorgum Di Lahan Pesisir Dengan Aplikasi Bahan Organik Dan Fungi Mikoriza Arbuskular. Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan Lingkungan, 7(1), 29–40.
Https://Doi.Org/10.31186/Naturalis.7.1.9258
Masulili A., Utomo, W.H. And Syechfani, M.S. 2010. Rice Husk Biochar For Rice Based Cropping System In Acid Soil 1. The Characteristics Of Rice Husk Biochar And Its Influence On The Properties Of Acid Sulfate Soils And Rice Growth In West Kalimantan, Indonesia. Journal Of Agriculture Science 2 (1), 39-47.
Muzayyanah, M. (2010). Pengaruh Pemberian Pupuk Bokashi Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) (Doctoral Dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).
Http://Repository.Uinsu.Ac.Id/Id/Eprint/11007
Ndiwa, A. S. (2022). Pengaruh Kombinasi Komposisi Media Tanam Tanah, Arang Sekam, Dan Pupuk Kandang Kotoran Sapi Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica juncea L.). Wana Lestari, 7(02), 052–062.
li
Nurlaeny, N., Setiawan, A., Kusumadewi, B. H., & Riana, R. (2022). Efek Biochar Pada Berbagai Persentase Air Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Kedelai Serta Sifat- Sifat Kimia Tanah Inceptisol. 19(2)
Nitisapto, M. (2018.). Efisiensi Pemanfaatan Radiasi Matahari, Air, Pupuk Dan Lahan Pada Tanaman Sayuran Sistem Pertanaman Vertikal Bermedia Abu Vulkan.
Nurida, N. L. (2014). Potensi Pemanfaatan Biochar Untuk Rehabilitasi Lahan Kering Di Indonesia. Balai Penelitian Tanah, Jl. Tentara Pelajar No. 12, Bogor 16114 Http://Repository .Pertanian. Go.Id /Handle/
123456789/225 1
Neonbeni, E. Y., Ceunfin, S., & Mau, T. T. (2020). Pengaruh Takaran Biochar Sekam Padi Dan Kompos Kotoran Ayam Terhadap Pertumbuha Dan Hasil Kubis Bunga (Brassica juncea,L.). Savana Cendana, 5(04), 65–67.
Https://Doi.Org/10.32938/Sc.V5i04.640.
Nurida, N. L., &Rachman, A. (2012,). Alternatif Pemulihan Lahan Kering Masam Terdegradasi Dengan Formula Pembenah Tanah Biochar Di Typic Kanhapludults Lampung. In Diterbitkan Pada Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pemupukan Dan Pemulihan Lahan Terdegradasi.
Dalam Wigena (Eds.), Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian, Bogor (Pp. 639-648).
Opusunggu, R. P. (2017). Respon Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Terhadap Pemberian Kompos Sampah Kota. Agronomi. Http:// Repository.
Uinsu.Ac.Id/Id/Eprint/1
Purnama, R. H., Santosa, S. J., & Hardiatmi, S. (2013). The Effect Of Dosage Fertilizer Compost Water Hyacinth And Plant Distance On Growth And Yield Mustard. 12(2). Http://Repository. Pertanian. Go. Id /Handle/123456789/2251
Rahman, A., & Rijanto, T. (2018). Studi Pemanfaatan Biochar Untuk Perbaikan Resistansi Pentanahan Jenis Elektrode Batang. Jurnal Teknik Elektro, 7(02).. Https://Doi.Org/10.33387/Tk.V7i01.611
Safitri, I. N., Setiawati, T. C., & Bowo, C. (2018). Biochar Dan Kompos Untuk Peningkatan Sifat Fisika Tanah Dan Efisiensi Penggunaan Air.
Techno: Jurnal Penelitian, 7(01), 116. Https:// Doi. Org/ 10.3 3387 lii
Santi, L. P. Dan Goenadi, D.H. (2010). Pemanfaatan Bio-Char Sebagai Pembawa Mikroba Untuk Pemantap Agregat Tanah Ultisol Dari Taman Bogo- Lampung. Menara Perkebunan 78 (2), 52-60.
Suntoro, S., Widjianto, H., & Handayani, T. (2017). Ketersediaan Dan Serapan Mg Kacang Tanah Alfisol Dengan Abu Vulkanik Kelud Dan Pupuk Organik Amandemen. Agrosains: Jurnal Penelitian Agronomi,, Https://Doi.Org/10.20961/Agsjpa.V19i
Siringoringo, H. H., & Siregar, C. A. (2011). Pengaruh Aplikasi Arang Terhadap Pertumbuhan Awal Michelia Montana Blume Dan Perubahan Sifat Kesuburan Tanah Pada Tipe Tanah Latosol. Jurnal Penelitian Hutan Dan Konservasi Alam, 8(1), 65-85.
Susanti, T. (2011). Pengaruh Air Kelapa Muda Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Dengan Interval Pemberian Yang Berbeda (Doctoral Dissertation, Universitas Islam Negeri Sultan Sarif Kasim Riau).
Semita, I. K., Sujana, I. P., & Suryana, I. M. (2017). Pengaruh Pemberian Biochar Terhadap Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.) Pada Lahan Yang Tercemar Limbah Cair Di Subak Cuculan Desa Kepaon. . . Oktober,).
Triwulan, Y. (2012.). Pengaruh Kombinasi Sumber Fosfat Dengan Bakteri Pelarut Fosfat Terhadap Peningkatan Kadar P Tanah Alfisol Dan Serapannya Pada Tanaman Sorgum (Sorghum bicolorl. moench).
Tnines, S., & Nahak, O. R. (2018). Aplikasi Pupuk Bokashi Padat Berbahan Dasar Feses Ayam Dengan Level Berbeda Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Lamtoro (Leucaena leucocephala). Jas, 3(1), 1–4.
Https://Doi.Org/10.32938/Ja.V3i1.420
Wibowo, S. A., Wiguna, E. C., Susilo, B., Dalimartha, L. N., Dan Prasetiyo, E. N.
(2017). The Effect Of Biochar Based Biofertilizer To Increase Mustard (Brassica juncea L.)Yield Plantation. 14, 5.
Yunita, R. S. (2022). Aplikasi Beberapa Dosis Biochar Tandan Kosong Kelapa Sawit Untuk Pertumbuhan Semai Sengon (Falcataria moluccana) (Doctoral Dissertation, Universitas Lampung
liii
Zuhry ,E.,& Dini,I,R.(2017) Pemanfaatan Zpt Air Kelapa Dan Poc Limbah Cair Tahu Untuk Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicium
liv