• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BRAND IMAGE DAN PERCEIVED VALUE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA KONSUMEN SEPEDA MOTOR MATIC HONDA DI KOTA MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH BRAND IMAGE DAN PERCEIVED VALUE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA KONSUMEN SEPEDA MOTOR MATIC HONDA DI KOTA MEDAN"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

Secara keseluruhan image merek sepeda motor Honda Matic mempunyai posisi yang tinggi di benak konsumen. Mesin matic merupakan mesin yang mempunyai transmisi otomatis sehingga lebih mudah dalam penggunaannya (Harjuno, 2018). Berdasarkan fenomena di atas, peneliti melakukan survei pendahuluan terhadap 30 pemilik mesin matic Honda di kota Medan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sepeda motor matic Honda sudah sesuai dengan keinginan konsumen sehingga dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Hasil pra survei menunjukkan 70% menjawab iya, sedangkan 30% pelanggan motor matic Honda di Kota Medan menjawab tidak.

Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil survei pendahuluan pada konsumen sepeda motor matic Honda di Kota Medan yang berjumlah 30 responden, menanyakan “Apakah Anda memutuskan untuk membeli sepeda motor matic Honda karena merek dan keunggulannya?” Dari hasil penelitian pendahuluan diatas dapat disimpulkan bahwa sepeda motor matic Honda dapat meyakinkan konsumen dalam mengambil keputusan pembelian terhadap sepeda motor matic. Bagaimana pengaruh citra merek dan nilai yang dirasakan terhadap keputusan pembelian konsumen sepeda motor matic Honda di Kota Medan.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pengaruh citra merek dan nilai yang dirasakan terhadap keputusan pembelian konsumen sepeda motor matic Honda.

LANDASAN TEORI, PENELITIAN TERDAHULU DAN HIPOTESIS

Tinjauan Pustaka

  • Pengertian Brand Image
  • Faktor-Faktor Brand Image
  • Dimensi Pembentuk Brand Image
  • Indikator Brand Image

Citra merek yang dibandingkan dapat menjadi identitas dan cerminan visi, standar kualitas, pelayanan dan komitmen pelaku atau pemiliknya. 2012:26) mengemukakan antara lain faktor-faktor yang membentuk citra merek. Keunggulan produk merupakan salah satu elemen yang menciptakan citra merek dan menjadikan suatu produk menonjol dalam persaingan. Bergantung pada bagaimana suatu merek dipandang, asosiasi merek memiliki dampak yang signifikan terhadap ingatan pelanggan.

Identitas fisik suatu merek atau produk, yang meliputi hal-hal seperti logo, warna, kemasan, lokasi, identitas perusahaan yang menutupinya, slogan, dan lain sebagainya, membantu pelanggan dengan mudah mengenali dan membedakannya dengan merek atau produk lain. Kepribadian merek merupakan karakter khas suatu merek yang memberikan kepribadian yang mirip dengan manusia sehingga konsumen dapat dengan mudah membedakannya dengan merek lain dalam kategorinya. Hal ini dapat berasal dari penawaran produk yang unik, aktivitas yang berulang dan konsisten, seperti sponsorship atau tanggung jawab, atau masalah yang terkait erat dengan suatu merek atau orang.

Sikap atau perilaku komunikasi merek dan interaksi dengan pelanggan untuk memberikan manfaat dan nilai dikenal dengan sikap dan perilaku merek. Oleh karena itu, sikap dan perilaku merek mencakup perilaku karyawan dan pemilik merek, serta sikap, komunikasi, aktivitas, dan karakteristik yang terkait dengan merek ketika berinteraksi dengan khalayak konsumen. Citra merek suatu produk, orang, organisasi, atau entitas lain akan dipengaruhi oleh keunggulan, manfaat, dan kompetensi unik merek tersebut.

Asosiasi merek dapat menciptakan nilai bagi perusahaan dan pelanggan karena asosiasi merek dapat membantu proses pengumpulan informasi untuk membedakan merek satu dengan merek lainnya.

Perceived Value

  • Faktor Yang Mempengaruhi Perceived Value
  • Indikator Perceived Value

Dari sudut pandang praktisi, nilai yang dirasakan berkaitan dengan strategi pemasaran seperti segmentasi pasar, diferensiasi produk, dan alokasi sumber daya. Nilai yang dirasakan adalah penilaian konsumen terhadap manfaat keseluruhan suatu produk, mengakui manfaat yang diperoleh dari produk tersebut dan biaya untuk memperoleh produk tersebut. Secara umum, nilai yang dirasakan dapat didefinisikan sebagai evaluasi individu, kognitif, efektif terhadap suatu produk atau layanan yang terjadi dalam proses pembelian dan didasarkan pada perbandingan antara manfaat dan biaya yang timbul dari penawaran pesaing dan penawaran di pasar yang berbeda. dengan perubahan waktu, tempat, dan situasi pengambilan keputusan.

Perceived Value merupakan suatu pendekatan yang dapat lebih memahami motivasi dan hambatan yang mempengaruhi pilihan konsumen, dengan jelas mempertimbangkan masalah kesediaan untuk membayar, membeli dan menggunakan, niat untuk membeli dan niat untuk menarik perempuan yang positif.Revire, (2015). Konsumen memandang nilai yang dirasakan sebagai kekuatan kuat di pasar yang cepat dan kompetitif, dimana perusahaan akan memiliki keunggulan kompetitif yang mendasarinya jika mampu menciptakan nilai di mata konsumen Molinillo et al., (2017). Konsumen merasakan nilai yang dirasakan tergantung pada konteks tertentu, penilaian konsumen didasarkan pada faktor-faktor terkait produk yang dapat diperoleh melalui penggunaan produk konsumen. Stollery & Hyun Ju, (2017) dan Chen, (2017) menyatakan bahwa konsumen merasakan nilai yang dirasakan berdasarkan pertimbangan, konsumen yang akan menguntungkan konsumen, dan pengorbanan konsumen terhadap produk atau jasa.

Nilai yang dirasakan secara keseluruhan dapat dianggap sebagai konstruksi subjektif yang bervariasi antar konsumen, lintas budaya, dan dari waktu ke waktu. Konsep ini, secara keseluruhan, nilai yang dirasakan dalam proses pembelian hingga konsumen akan puas dengan elemen pembelian, harus mendahului keseluruhan nilai yang dirasakan yang dihasilkan oleh proses secara keseluruhan setelah individu secara langsung membeli produk Sabiote dkk. atau layanan telah dikonsumsi. Nilai emosional adalah manfaat yang diperoleh dari perasaan atau pernyataan efektif yang dihasilkan oleh produk.

Nilai fungsional (harga atau nilai uang) adalah manfaat yang diperoleh dari produk terkait dengan pengurangan biaya jangka pendek dan jangka panjang.

Keputusan Pembelian

  • Langkah-Langkah Dalam Proses Pembelian
  • Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian
  • Indikator Keputusan Pembelian
  • Proses Keputusan Pembelian Konsumen

Konsumen akan menyadari bahwa kebutuhannya harus segera dipenuhi sehingga akan mendorong konsumen untuk mengambil keputusan pembelian. Konsumen akan merasakan beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan yang dirasakan setelah membeli suatu produk, ada kemungkinan pelanggan akan merasa tidak puas setelah membeli karena tidak sesuai dengan preferensi atau gambarannya sebelumnya, dan ada kemungkinan konsumen tidak akan melakukan pembelian ulang. . Jika konsumen merasa puas dengan pembeliannya berarti produk tersebut telah memenuhi keinginannya, sehingga konsumen dapat membeli kembali produk tersebut.

Faktor internal merupakan faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen yang berasal dari dalam diri konsumen. Konsumen mencari informasi terkait produk dan merek yang sesuai dengan kebutuhannya. Konsumen fokus pada produk dan merek yang sudah dikenal. Konsumen akan membagi produk terkenal menjadi tiga kategori. Faktor eksternal merupakan faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian yang berasal dari luar konsumen.

Harga adalah sejumlah uang yang dikeluarkan konsumen untuk mendapatkan suatu barang atau jasa yang diinginkan. Harga mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Apabila harga terjangkau maka konsumen akan terdorong untuk memutuskan membeli produk tersebut. Produk adalah sekumpulan atribut yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen, dan produk merupakan sekumpulan atribut yang ditawarkan kepada konsumen untuk menarik perhatiannya dalam mengambil keputusan pembelian. Dalam penelitian ini akan digunakan beberapa indikator untuk mengukur keputusan pembelian, yang menurut Kotler dan Armstrong (2016) dapat dilihat dari.

Faktor budaya terdiri dari subkultur yang lebih menunjukkan identitas dan sosialisasi khusus bagi anggotanya.

Penelitian Terdahulu

Secara hukum, pelanggan cenderung menggunakan layanan lebih cepat jika mereka mendengar ulasan bagus dari teman dan keluarga. Konsumen pasti akan merekomendasikan jasa usaha tersebut kepada pihak lain jika pelayanannya sangat baik dan mengesankan. Apalagi bisa membuat pelanggan lebih “aware” dan senang bisa memberi tahu teman dan keluarganya tentang merek produk tersebut.

Hal ini dikarenakan pelanggan yang senang akan menceritakan kepada orang lain mengenai pelayanan prima yang diberikan perusahaan. Citra merek, kualitas produk, dan persepsi harga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda “Scoopy”. Pengaruh Brand Awareness, Brand Loyalty, Perceived Quality, Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Pada Konsumen Sepeda Motor Matic Honda Scoopy Pada Dealer Honda Di Kota Banjarmasin.

Hal ini menunjukkan bahwa loyalitas merek dan persepsi kualitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen, sedangkan pengenalan merek dan citra merek tidak mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen.

Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

  • Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian
  • Pengaruh Perceived Value Terhadap Keputusan Pembelian

Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Thoriq Shofwan, Lina Aryani, Heni (2021) “Dampak Harga, Kualitas Produk Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Beat” dan penelitian oleh Rosyid (2013) “Dampak Kualitas Produk, citra merek, harga dan iklan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda Revo (Studi kasus konsumen sepeda motor Honda Revo Astra Motor Kebumem). Menurut Philip Kotler dan Armstrong, nilai yang dirasakan pelanggan adalah selisih antara nilai yang diterima pelanggan antara yang dimiliki dan yang digunakan. suatu produk dan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh produk tersebut. Menurut Kasmir, persepsi nilai adalah penentuan nilai (harga) berdasarkan kesan (persepsi) pembelian terhadap produk yang ditawarkan.

Sedangkan menurut penelitian Yunita, Aprilia dan M, Syamsul Hidayat (2020), berjudul “Pengaruh Persepsi Kualitas, Persepsi Nilai, Kesadaran Merek dan Asosiasi Organisasi terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Scoopy di Kota Mojokerto”. Konsumen akan mengambil keputusan pembelian berdasarkan berbagai faktor citra merek dan Perceived Value merupakan tabel berbagai faktor yang akan menentukan keputusan pembelian. Konsumen akan beranggapan bahwa nilai yang dirasakan konsumen sesuai dengan apa yang diinginkan, citra merek yang diterapkan positif di benak konsumen.

Hal ini didukung oleh penelitian Ariandi, Akbar, Meina Wulansari Yusniar dan Ahmad Rifani (2019) dengan judul “Pengaruh Kesadaran Merek, Loyalitas Merek, Persepsi Kualitas, Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Sepeda Motor Matic Honda Scoopy) Konsumen di Honda – pengecer di Kota Banjarmasin)” menghasilkan kesimpulan bahwa citra merek dan nilai yang dirasakan sama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen.

Gambar 2.2  Model Penelitian
Gambar 2.2 Model Penelitian

Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono, penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berlandaskan positivisme yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu untuk menguji hipotesis yang telah dibuat, yaitu pengujian hubungan antar variabel yang ditentukan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei, dimana pengumpulan datanya menggunakan kuesioner untuk memperoleh jawaban dari responden.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Penelitian .1 Populasi

  • Sampel
  • Teknik Sampling

Jenis Data Penelitian .1 Data Primer

  • Data Sekunder

Metode Pengumpulan Data

Definisi Operasional Variabel Penelitian

35 Definisi operasional dalam penelitian ini dibangun dari 3 variabel yang digunakan dalam penelitian, yaitu variabel bebas: Citra Merek X1, Nilai Persepsi X2 dan variabel terikat: Keputusan Pembelian (Y). Citra merek dapat dianggap sebagai suatu jenis asosiasi yang muncul di benak konsumen ketika mereka mengingat suatu merek tertentu. Skala Likert merupakan skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang terhadap suatu objek atau fenomena tertentu.

Kemudian indikator-indikator tersebut dijadikan kriteria penyusunan item instrumen yang dapat berupa pertanyaan berskala.

Tabel 3.1  Referensi Operasional
Tabel 3.1 Referensi Operasional

Uji Instrumen Penelitian .1 Uji Validitas

  • Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dan variabel penelitian. Suatu kuesioner dikatakan reliabel apabila jawaban responden atau kuesioner yang disebarkan memberikan jawaban yang konsisten atau stabil untuk setiap indikator dalam kuesioner tersebut. Uji reliabilitas yang akan digunakan adalah penggunaan program SPSS dengan syarat koefisien Cronbach Alpha >0,60 menunjukkan reliabilitas instrumen.

Uji Asumsi Klasik .1 Uji Normalitas

  • Uji Heteroskedastisitas
  • Uji Multikolinieritas

Metode Analisis Data .1 Analisis Deskriptif

  • Analisis Regresi Linier Berganda

Uji Hipotesis

  • Uji Parsial (Uji-t)
  • Uji Simultan (Uji F)

Jika Fhitung >Ftabel dan nilai signifikan < α =0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti citra merek dan nilai persepsi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian secara bersamaan. Jika Fhitung > Ftabel dan nilai signifikan > α = 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak yang berarti citra merek dan nilai persepsi secara bersamaan tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

Koefisien Determinasi (R-Square)

Gambar

Tabel 2.1  Penelitian Terdahulu
Gambar 2.2  Model Penelitian
Tabel 3.1  Referensi Operasional

Referensi

Dokumen terkait

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak ada maka saya bersedia bertanggung jawab serta menerima sanksi yang ditetapkan image dan harga