PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KESIPLINAN PEGAWAI PADA KANTOR BADAN PENGEMBANGAN SUMBER
DAYA MANUSIA (BPSDM) PROVINSI SULAWESI SELATAN
Juniati Arruan1, Taufik Thahir2, Nurhani3
1,2,3Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar
1[email protected], 2[email protected], 3[email protected]
ABSTRACT
This research aims at finding out the effect of organizational culture and leadership towards the employee discipline in the Office of the Human Resources Development Agency of South Sulawesi Province. The method used was quantitative and qualitative. Data were collected by distributing questionnaire to 53 respondents. Data analysis techniques in this research was validity, reliability, and multiple linear tests. The results of this research indicate that the t test of organizational culture with a significance level of 0.000 which was smaller than 0.05 and leadership with a significant level of 0.017 which was smaller than 0.05. This shows that this variable has a positive effect on employee discipline.
Then it can be concluded that the hypothesis is accepted.
Keywords: organizational culture, leadership and employee discipline.
PENDAHULUAN
Manusia sebagai individu terkadang ingin hidup bebas, sehingga ia ingin melepaskan diri dari segala ikatan dan peraturan yang membatasi kegiatan dan perilakunya, namun manusia juga merupakan makhluk sosial yang hidup diantara individu- individu lain, dimana ia mempunyai kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang, demikian juga kehidupan dalam suatu Instansi akan sangat membutuhkan ketaatan dari anggota- anggotanya pada peraturan dan ketentuan yang berlaku pada Instansi tersebut. Dengan kata lain, Kedisiplinan pegawai sangat di butuhkan, karena apa yang menjadi tujuan instansi akan sulit dicapai apa bila kedisiplinan pegawai rendah. Oleh karena itu pegawai harus mengerti bahwa dengan adanya disiplin yang baik berarti akan di capai pula keuntungan berguna, baik bagi Instansi maupun bagi pegawai itu sendiri.
Salah satu yang dapat mempengaruhi kedisiplinan pegawai dalam suatu instansi adalah Budaya organsasi dimana budaya organisasi merupakann suatu sistem dari kepercayaan dan nilai-nilai bersama dalam organisasi dan mengarahkan perilaku anggotanya anggotanya.
Kedua kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang untuk memengaruhi orang lain dalam hal ini para bawahannya sedemian rupa sehingga orang itu mau melakukan kehendak pemimpin demi tercapainya tujuan kelompok atau organisasi yang telah ditetapakan.
Secara umum fenomena-fenomena budaya organisasi dan kepemimpinan pada kantor badan pengembangan sumber daya manusia sangat bagus, dimana dari sisi budaya organisasi para anggota selalu saling menghormati dan memberikan salam saat berjumpa, dan ketika melihat orang lain yang kurang cakap dalam bekerja mereka selalu membantunya. Sedangkan dari segi kepemimpinan juga pimpinan selalu mengajak seluruh anggotanya untuk menghormati perbedaan keyakinan dan juga pimpinan selalu menghargai setiap perbedaan pendapat untuk tujuan kearah yang lebih baik.
Baban pengembangan sumber daya manusia (BPSDM) merupakan Unit
pengembangan sumber daya manusia pemerintahan dalam negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pada badan pengembangan sumber daya manusia yang mempunyai tugas meenyelenggarakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang
pendidikan dan pelatihan berdasarkan asas desentralisasi.
Rumusan masalah: 1) Apakah Budaya Organisasi berpengaruh terhadap kedisiplinan pegawai, 2) Apakah Kepemimpinan berpenga- ruh terhadap kedisiplinan pegawai 3) Apakah Budaya Organisasi dan Kepemimpinan berpe- ngaruh secara simultan terhadap kedisplinan pegawai.
Tujuan penelitian: 1) Untuk mengetahui dan menganalisa budaya organisasi pengaruh terhadap kedisiplinan pegawai, 2) Untuk mengetahui dan menganalisa kepemimpinan terhadap kedisiplinan pengawai dan 3) untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh budaya organisasi dan kepemimpinan terhadap kedisiplinan pegawai.
TINJAUAN LITERATUR
Menurut Pearce dan robinson dalam Edison (2018), mengemukakan bahwa budaya organisasi adalah sekelompok asumsi penting (yang sering kali tidak dinyatakan jelas) yang dipegang bersama oleh anggota-anggota suatu organisasi. Budaya organsasi adalah pola dari keyakinan, perilaku, asumsi, dan nilai-nilai yang dimiliki bersama. Budaya organisasi membentuk cara berperilaku dan berinteraksi anggota organisasi dan mempengaruhi cara kerja mereka, pada gilirannya budaya organisasi ini diharapkan akan mampu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perbaikan kinerja individu dan organisasi.
Menurut susanto dalam Alindra (2015) mengatakan ada dua variabel lingkungan yang membentuk dan mempengaruhi efektifitas budaya suatu organisasi yaitu: 1) Faktor yang berasal dari variabel lingkungan internal meliputi visi, misi, peraturan dan nilai-nilai yang ditanamkan oleh para pendahulu organisasi. 2) Faktor-faktor yang berasal dari lingkungan global meliputi kecenderungan perubahan globalisasi ekonomi, tuntutan hukum dan ekonomi, tuntutan sosial,
perkembangan teknologi
manufaktur, tranformasi teknologi informasi dan ekologi.
Menurut Wibowo (2016) bahwa terdapat tujuh elemen karakteristik budaya organisasi yaitu: 1) Inovasi adalah Suatu tingkatan dimana orang diharapkan kreatif dan membangkitkan gagasan baru. 2) Stabilitas adalah Bersifat menghargai lingkungan yang stabil, dapat diperkirakan dan berorientasi
pada peraturan. 3) berorientasi pada orang adalah Merupakan orientasi untuk menjadi jujur, mendukung dan menunjukan penghargaan pada individual. 4) Orientasi pada hasil adalah Meletakkan kekuatannya pada kepeduliannya untuk mencapai hasil yang diharapkan. 5) Bersifat tenang adalah Suatu keadaan dimana tercipta iklim kerja bersifat santai. 6) Perhatian pada detil dimaksud dengan kepentingan untuk menjadi analitis dan seksama. 7) Orientasi pada kolaborasi merupakan orientasi yang menekankan pada bekerja dalam tim sebagai lawan dari bekerja secara individual.
Menurut Tosi et al dalam Badu dan Novianty (2017) mengatakan bahwa “budaya organisasi dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu: 1) Pengaruh umum dari luar yang luas, 2) Pengaruh dari nilai-nilai yang ada di masyarakat (societal values), 3) Faktor-faktor spesifik dan organisasi, 4) Nillai-nilai dari kondisi dominan.
Menurut Wibowo dalam Sumarni (2011) bahwa manfaat budaya organisasi adalah sebagai berikut: 1) Membantu mengarahkan sumber daya manusia pada pencapaian visi, misi, dan tujuan organisasi. 2) Meningkatkan kekompakan tim antar berbagai departemen, divisi atau unit dalam organisasi sehingga mampu menjadi perekat yang mengikat orang dalam organisasi bersama- sama. 3) Membentuk perilaku staf dengan mendorong pencampuran core values dan perilaku yang diinginkan sehingga memungkinkan organisasi bekerja dengan lebih efisien dan efektif, meningkatkan konsistensi, menyelesaikan konflik dan memfasilitasi koordinasi dan control. 4) Meningkatkan motivasi staf dengan memberikan mereka perasaan memiliki, loyalitas, kepercayaan, dan nilai-nilai, dan mendorong mereka berfikir positif tentang mereka dan organisasi. 5) Memperbaiki perilaku dan motivasi sumber daya manusia sehingga meningkatkan kinerjanya dan pada gilirannya meningkatkan kinerja organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan sebagai suatu konsep manajemen di dalam kehidupan organisasi yang mempunyai kedudukan strategis dan merupakan gejala sosial yang selalu diperlukan dalam kehidupan kelompok.
Kepemimpinan memiliki kedudukan strategis karena kepemimpinan merupakan titik sentral dan dinamisator seluruh proses kegiatan
organisasi. Sehingga kepemimpinan mempunyai peranan sentral di dalam menentukan kebijakan dalam organisasi sesuai sumber yang ada. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya, selain itu juga mempengaruhi interpretasi mengenai peristiwa-peristiwa para pengikutnya, pengorganisasian, dan aktivitas- aktivitas untuk mencapai sasaran memelihara hubungan kerja sama dan kerja kelompok, perolehan dukungan, dan kerja sama dari orang-orang di luar kelompok atau organisasi (Viethzal dan Deddy dalam khaliq dan Marnis, 2015).
Yulk dalam Edison (2018), kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain untuk memahami dan setuju dengan apa yang perlu dilakukan dan bagaimana tugas itu dilakukan secara efektif, serta proses memfasilitasi upaya invidu dan kolekttif untuk mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan juga adalah suatu proses yang melibatkan pengaruh yang terjadi dalam suatu kelompok, dan ini melibatkan pencapaian tujuan. Kreating dalam Pasolong (2015) mengatakan bahwa tugas kepemimpinan yang berhubungan dengan kelompok yaitu:1) Memulai, 2) Mengatur, 3) Memberitahu, 4) Mendukung, 5) Menilai, 6) Menyimpulkan
Kreating dalam Pasolon (2015) Mengatakan juga bahwa tugas kepemimpinan yang berhubungan dengan kekompakan dalam kelompok yaitu : 1) Mendorong, 2) Mengungkapkan perasaan, 3) Mendamaikan, 4) Mengalah, 5) Memperlancar, 6) Memasang aturan main
Fungsi kepemimpinan menurut Nawawi dalam Badu dan Novianty (2017) memiliki dua dimensi yaitu: 1) Dimensi yang berhubungan dengan tingkat kemampuan mengarahkan dalam tindakan atau aktivitas pemimpin, yang terlihat pada tanggapan orang-orang yang dipimpinnya. 2) Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok atau organisasi, yang dijabarkan melalui keputusan-keputusan dan kebijakan pemimpin.
Disiplin pegawai memainkan peranan yang dominan, krusial, dan kritikal dalam keseluruhan upaya untuk meningkatkan kedisiplinan para pegawai, kedisiplin pegawai
sangat penting, karena kedisiplin merupakan hal yang harus ditanamkan dalam diri setiap pegawai, karena hal ini akan menyangkut tanggung jawab moral karyawan itu pada tugas kewajibannya. Seperti juga suatu tingkah laku yang bisa dibentuk melalui kebiasaan. Selain itu, kedisiplin dapat ditingkatkan apabila terdapat kondisi kerja yang dapat merangsang pegawai untuk berdisiplin ( Sutrisno, 2009).
Menurut Hasibuan (2018)
menjelaskan bahwa kedisiplinan adalah fungsi operatif keenam dari manajemen sumber daya manusia yang terpenting karena semakin baik disiplin karyawan, maka semakin tinggi tingkat kedisiplinannya sehingga prestasi kerja karyawan menjadi semakin baik.
Menurut Handoko dan Isnan dalam Andayani (2018) menjelaskan bahwa ada tiga tipe dalam kegiatan pendisiplinan: 1) Disiplin preventif sebagai Kegiatan yang mendorong karyawan untuk mengikuti berbagaistandart dan aturan. Kegiatan ini dapat mencegah penyelewanganyang akan dilakukan oleh karyawan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendorong disiplin diri dari diri karyawan itu sendiri. 2) Disiplin Korektif sebagai Kegiatan ini dilakukan untuk mencegah terjadinya pelanggaran lebih lanjut.
Kegiatan korektif sering berupa bentuk hukuman dan disebut tindakan pendisiplinan.
Contoh dari kegiatan ini adalah pemberian skorsing terhadap karyawan yang tidak menaati aturan. 3) Disiplin Progresif sebagai Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan hukuman yang berat terhadap pegawai yang melakukan pelanggaran secara berulang-ulang.
Contoh dari kegiatan ini adalah teguran secara tertulis, diturunkan dari pangkatnya, dan dapat pula dipecat dari pekerjaan.
Sutopo dan Nurhayati (2018), menjelaskan ada beberapa indikator-indikator yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan yaitu:
1) Tujuan dan kemampuan, 2) Teladan pemimpin, 3) Balas jasa, 4) Keadilan, 5) Waskat, 6) Sanksi Hukum, 7) Ketegasan, 8) Hubungan Kemanusiaan
Menurut Tu’u dalam Setiadi (2016) mengemukakan beberapa fungsi disiplin antara lain: 1) Menata kehidupan bersama, 2) Membangun kepribadian, 3) Melatih kepribadian, 4) Pemaksaan, 5) Hukuman, 6) Menciptakan.
Siagian dalam Sutrisno (2009) ada beberapa bentuk disiplin yang baik akan
tercermin pada suasana sebagai berikut: 1) Tingginya rasa kepedulian karyawan terhadap pencapaian tujuan organisasi. 2) Tinggihnya semangat dan gairah kerja dan inisyatif para karyawan dalam melakukan pekerjaan. 3) Besarnya rasa tanggung jawab para karyawan untuk melaksanakan tugas dengan sebaik- baiknya. 4) Berkembangnya rasa memiliki dan rasa solidaritas yang tinggi di kalangan karyawan. 5) Meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja para karyawan.
Penelitian terdahulu Nugroho pernah meneliti tentang Pengaruh budaya oranisasi, kepemimpinan, disiplin kerja dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan(Studi kasus pada karyawan Yayasan Dompet Dhuafa). Hasil penilitian ini yaitu masing- masing variabel (Budaya organisasi, Kepemimpinan, disiplin kerja, dan Komitmen organisasi) diduga memiliki pengaruh kontribusi berbeda dalam tingkatannya terhadap kinerja karyawan.
Rumusan :
H1 : Budaya Organisasi
berpengaruh terhadap kedisiplinan pegawai H2 : Kepemimpinan berpengaruh terhadap kedisiplinan pegawai
H3 : Budaya organisasi dan Kepemimpinan berpengaruh terhadap kesiplinan pegawai.
Gambar 1. Model Penelitian
Sumber: Sugiyono (2017)
METODE PENELITIAN
Desain penelitian merupakan sebuah rancangan bagaimana suatu penelitian akan dilakukan. Rancangan tersebut digunakan untuk mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan penelitian yang dirumuskan (Jam’an, 2017). Penelitian tentang budaya organisasi dan kepemimpinan terhadap kedisiplinan pegawai pada badan pengembangan sumber daya manusia.
Penelitan ini dilaksanakan Pada kantor BPSDM PROV SULSEL di Jl cenrawasi No.
233 Baji Mappakasunggu, Mamajang Kota Makassar Sulawesi Selatan 90152, Indonesia Tlpn. (0411) 870070 Email bpsdm.sulselprov
@gmail.com. Penelitian ini dilaksanakan kurang lebih dua bulan, terhitung dari bulan agustus setelah mengikuti ujuan proposal.
Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif dan data kualitatif dan data penelitian ini bersumber dari data primer dan sekunder.
Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: Kuesioner dan dokumentasi.
Menurut Sugiono (2017) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karasteristik tertentu yang ditetapakan oleh peneliti, dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 114 orang pegawai.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karasteristik yang dimiliki oleh populasi sehingga dalam penelitian ini menggunakan rumus Isaac Michael dalam menarik sampel sebanyak 53 orang merupakan pegawai pada badan pengembangan sumber daya manusia Provinsi sulawesi selatan.
Dimana :
n= Jumlah Sampel N= Jumlah populasi
E= Tingkat kesalahan dalam pengambilan sampel misalnya e=10% (0,1)
Penyelesaian:
n = n n = 53
orang
Adapun variabel penelitian yang digunakan untuk menjawab hipotesis yang peneliti ajukan yaitu: 1) Variabel dependen antara lain: budaya organisasi (X1) dan kepemimpinan (X2) 2) variabel independen yatu: kedisplinan pegawai (Y)
Teknik analisis data digunakan dalam penelitian ini adalah: Uji validitas, Uji reliabilitas, dan analisis analisis regresi linear berganda.
Adapun persamaan regresi linear berganda yaitu:
Keterangan:
Budaya Organisasi
Kepemimpi nan
Kedisiplinan Pegawai
Y= kedisiplinan pegawai a= Konstanta
x1=Budaya organisasi x2= Kepemimpinan e= Error
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil antara lain: Uji Validitas, digunakan untuk mengetahui sah atau lavid tidaknya suatu kuesioner. Berdasarkan olah data tentang uji validitas bahwa semua item 15 pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Karena Sig < α tabel. 2) uji reabilitas. Dilakukan terhadap item pertanyaan yang dinyatakan valid. Uji ini digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variable. Suatu variable dinyatakan reable jika cronbach’s Alpha> R tabel. 3) uji regresi linear berganda. Uji regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
Tabel 1. Hasil Uji Regresi Linear berganda Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardi zed Coefficien
ts
t Sig.
B Std.
Error Beta
1 (Constant) 0,660 0,475 1,39 0,171 X.1 0,573 0,085 0,655 6,741 0,000 X.2 0,247 0,1 0,239 2,464 0,017
a. Dependent Variable: Y.1
Sumber: Data primer diolah, 2019 Dari hasil perhitungan pada tabel diatas dapat dibuat persamaan regresi linier berganda penelitian sebagai berikut :
a= 0.660 menunjukan bahwa jika X1 dan X2 (budaya organisasi dan kepemimpinan) maka kedisiplinan pegawai adalah sebesar 0.660 b1 = 0.573 menunjukan bahwa setiap perubahan budaya organisasi meningkatkan kedisiplinan pegawai adalah sebesar 0.573 b2 = 0.247 menunjukan bahwa setiap perubahan kepemimpinan akan meningkatkan kedisiplinan pegawai adalah sebesar 0.247
UjiT(t-student) Parsial atau tersendiri, Hasil dari pengujianuji T pada program SPSS 23 (Statistical Product and Service Solutions) artinya Solusi Produk dan Layanan Statistik.
Untuk variabel independen dan depeden dalam penelitian ini disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 2. Hasil UjiT(t-student) Coefficientsa
Model Unstandardize d Coefficients
Standar dized Coeffici
ents
T Sig.
B Std.
Error Beta
1 (Constant) 0,660 0,475 1,39 0,171 X.1 0,573 0,085 0,655 6,741 0,000 X.2 0,247 0,1 0,239 2,464 0,017 a. Dependent Variable: Y.1
Sumber: Data primer diolah, (2019) Pengujian melalui uji t adala dengan membandingkan α dengan Sig. Dimana nilai Sig. Harus lebih kecil dari nilai α. Berdasarkan tabel diatas yang di peroleh dari hasil pengolahan data SPSS versi 23 menunjukkan bahwa dari hasil pengujian variabel budaya organisasi dan kepemimpinan terhadap kediplinan pegawai dengan mengambil kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Selatan adalah sebagai berikut: 1) Budaya Organisasi (X1) menunjukkan Sig.: 0.000 dan α: 0.05 maka Sig. < α, yang berarti budaya organisasi berpengaruh terhadap kedisiplinan pegawai dengan besaran 0,573. 2) Kepemimpinan (X2) menunjukkan Sig.: 0.017 dan α: 0.05 maka Sig. < α, yang berarti kepemimpinan berpengaruh terhadap kedisiplinan pegawai dengan besaran 0,247.
Uji F (Fisher) Simultan atau bersamaan, Hasil dari pengujian uji F pada program SPSS 23 (Statistical Product and Service Solutions) artinya Solusi Produk dan Layanan Statistik, untuk variable independen dan depeden dalam penelitian ini disajikan dalam table berikut:
Tabel 3. Hasil Uji F (Fister) ANOVAa
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression 5,082 2 2,541 29,784 .000b Residual 4,266 50 0,085
Total 9,348 52 a. Dependent Variable: Y.1 b. Predictors: (Constant), X.2, X.1
Sumber: Data primer diolah (2019) Uji F Analisis budaya organisasi dan kepemimpinan terhadap kediplinan pegawai dengan mengambil kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Selatan. Uji ini dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel.Uji F dilakukan dengan membandingkan
α dengan Sig. Dimana nilai Sig. Harus lebih kecil dari nilai α.
Dari tebel diatas dapat dilihat bahwa diperoleh Sig. 0.000 sedangkan α 0.05 dengan demikian maka Sig. < α, berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima kebenarannya
Koefisien, Dari hasil uji analisis perangkat lunak SPSS 23 ,(Statistical Product and Service Solutions) artinya Solusi Produk dan Layanan Statistik, diperoleh hasil lengkapnya seperti terlampir pada lampiran, namun demikian, hasil rekapnya seperti tabel di bawah ini:
Tabel 4. Hasil Uji Koefisien Model Summary
Model R R
Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate 1 .737a 0,544 0,525 0,29209 a. Predictors: (Constant), X.2, X.1
Sumber: Data primer diolah (2019) Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa, nilai R (koefisien korelasi) menunjukkan bahwa keeratan hubungan linear antara variabel terikat dengan seluruh variabel bebas adalah sangat erat, yaitu R (koefisien korelali):
0,737 atau 73,7% dan nilai R square (koefisien determinasi) menunjukkan bahwa prosisi atau presentase pengaruh yang diberikan oleh seluruh variabel bebas dalam memengaruhi variabel terikat yaitu R square (koefisien determinasi): 0,544 atau 54,4%.
Kedisiplinan merupakan suatu indikator kinerja yang harus ditingkatkan agar perusahaan dapat lebih produktif dalam mencapai visi misinya. Untuk itu budaya organisasi dan kepemimpinan bisa menjadi suatu acuan dalam melakukan kebiasaan- kebiasaan kerja yang positif dan dapat menjadi suatu keterikatan bagi para pegawainya, termasuk pada kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Selatan yang tingkat kedisiplinannya terus meningkat. Dengan cara merubah budaya organisasi dan kepemimpinan menjadi lebih positif dan tegas, agar para pegawai dapat lebih disiplin dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya pada kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Selatan terlihat pada deskriptif variabel penelitian bahwa rata-rata pegawainya menjawab sangat dan setuju atas kuesioner yang diberikan.
PENUTUP
Berdasarkan hasil dan pembahasan tersebut, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: “budaya organisasi dan kepemimpinan berpengaruh terhadap kedisiplinan pegawai pada kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Selatan hal tersebut dapat dilihat dari uji Fyang menunjukan nilai sig. 0.000 < 0.05
Berdasarkan kesimmpulan diatas maka perlu diberikan saran kepada pihak kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Selatan sebagai berikut 1) Disarankan penyelenggaraan pada kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Selatan untuk memperbaiki dan memperhatikan budaya organisasi dan kepemimpinan agar kedisiplinan pegawai dapat meningkat. 2) Disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk menambahkan variabel lain yang dapat yang dapat mempengaruhi kedisiplinan pegawai agar hasil penelitian dapat terus berkembangdan dianggap sebagai hal yang dinamis.
DAFTAR PUSTAKA
Alindra, I.A. (2015). Analisis pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan. Skripsi ilmu keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta .
Andayani, Y. (2018). Pengaruh komitmen dan loyalitas Terhadap kinerja dan kedisiplinan pegawai di balai diklat keagamaan surabaya. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Badu, S.Q., & Novianty, D. (2017) Kepemimpinan dan perilaku organisasi.
Jakarta: Ukipress
Edison, E. (2018). Manajemen sumber daya manusia. Cetakan ketiga. Bandung:
Alfabeta
Ghosali. (2013). Pengertian Uji Reabilitas.
Yogyakarta: BPFE
Jam’an, A., & Enny, R. (2017). Metode Penelitian bisnis. Cetakan Pertama.
Makassar: Univertias Muhammadiyah mkasassar.
Khaliq, I., & Marnis. (2015) .Pengaruh budaya organisasi, disiplin kerja dan kepemimpinan terhadap kinerja pegawai pada sekretariat daerah Kabupaten indragiri
hulu.
https://www.google.com/url?sa=t&source=
web&rct=j&url=https://ejournal.unri.ac.id/i ndex.php/JTMB/artcle/view/2659&ved=2a hUKEwilk9L8
Nurhayati, E. (2018). Manajemen sumber daya manusia, Cetakan Pertama. Bandung:
Yrama Widia
Pasolong, H. (2015). Kepemimpinan birokrasi, Cetakan Keempat. Bandung: Alfabeta Ramadhani, S. (2016). Pengaruh
kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja pegawai dibalai pengembangan kegiatan belajar (BPKB)Daerah istimewa yogyakarta (DKY).
Setiadi, D. (2016). Disiplin kerja pegawai negeri sipil di kantor dinas perindustrian, perdagangan dan koperasi kota cilegon.Skripsi manajemen publik Program studi ilmu administrasi negara.
Sugiyono. (2017). Statistika untuk penelitian.
Bandung: Alfabeta
Sutrisno, E. (2009). Manajemen sumber daya manusia, Edisi Pertama. Jakarta:
Prenadamedia Group
Wibowo. ( 2016). Kepemimpinan pemahaman dasar, pandangan kovesional, gagasan konterporer, Cetakan Pertama. Jakarta:
Rajagrafindo Persada.
Zulganef. (2014). Pengertian uji validitas, Edisi Revisa. Yogyakarta: Andi