• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, CAPITAL ADEQUANCY RATIO DAN LOAN TO DEPOSIT RATIO TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA SEKTOR PERBANKAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, CAPITAL ADEQUANCY RATIO DAN LOAN TO DEPOSIT RATIO TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA SEKTOR PERBANKAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

p-ISSN: 2338 – 4794 e-ISSN: 2579-7476 Vol.11. No. 1, Jan-April 2023 PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, CAPITAL ADEQUANCY RATIO DAN LOAN

TO DEPOSIT RATIO TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA SEKTOR PERBANKAN YANG GO PUBLIC

DI BURSA EFEK INDONESIA Rosdiana *)

*) Dosen Program Studi Manajemen FE UNKRIS Alamat: Kampus UNKRIS, Jatiwaringin Jakarta Timur

Email: Rosdiana.da@gmail.com

Abstract: The purpose of this research is to examine influence of third-party funds, capital adequacy ratio, loan to deposit ratio throught financial performance of public banking listed at Indonesian Stock Exchange during 2018-2021. Population of this research are Commercial Bank that registered in Indonesian Stock Exchange from 2018 till 2021. Data on this research are coming from in Indonesia Stock Exchange. Sample are choosen by purposive sampling method at least 25 company. Data’s test technique by using multiple linear regression analyze. The result showed that the third-party funds, capital adequacy ratio has a positive effect on return on asset and loan to deposit ratio has a negative effect on return on asset.

Keyword: Thirt party funds, capital adequacy ratio, loan to deposit ratio, return on asset

PENDAHULUAN

Bank merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat mempengaruhi perekonomian baik secara mikro maupun secara makro. Kita ketahui, perbankan mempunyai pangsa pasar besar sekitar 80 persen dari keseluruhan sistem keuangan yang ada. Mengingat begitu besarnya peranan perbankan di Indonesia, maka pengambil keputusan perlu melakukan evaluasi kinerja yang memadai. Perkembangan perbankan yang baik juga tercermin dari kondisi likuiditas yang ample tercermin dari rasio AL/NCD dan AL/DPK masing-masing sebesar 134,97 persen dan 30,42 persen. Rasio likuiditas tersebut masih jauh di atas threshold, walaupun lebih rendah dari periode tahun lalu karena akselerasi penyaluran kredit dan kebijakan kenaikan rasio GWM.

Permodalan bank juga tergolong kuat dan diyakini mampu menyerap risiko yang dihadapi dengan CAR sebesar 25,49 persen. Risiko kredit cenderung menurun tercermin dari rasio NPL baik gross dan nett masing-masing sebesar 2,65 persen dan 0,75 persen, sementara itu Loan at Risk sebesar 15,12 persen. Penurunan risiko kredit tersebut antara lain disebabkan membaiknya kualitas kredit yang direstrukturisasi dampak Covid-19.

Di tengah bayang-bayang stagflasi dan resesi ekonomi global, bank-bank di Tanah Air justru menorehkan kinerja keuangan yang impresif. Laba bank-bank papan atas bahkan melambung tinggi. Ke depan, sekalipun perekonomian global diliputi ketidakpastian, bank- bank di dalam negeri diperkirakan tetap membukukan kinerja bisnis yang positif. Itu sebabnya, saham bank-bank yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) kini dalam tren menguat.

Sepanjang semester I-2022, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencetak laba bersih Rp 24,88 triliun, melonjak 98,38% secara tahunan (year on

(2)

year/yoy). Laba bersih PT Bank Mandiri (Persero) Tbk juga melesat 61,7% menjadi Rp 20,2 triliun. Sedangkan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan kenaikan laba bersih 24,9% menjadi Rp 18 triliun. Pada periode yang sama, laba bersih PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) pun melejit 75,1% menjadi Rp 8,8 triliun.

Tentu saja BRI, BCA, Bank Mandiri, dan BNI tidak mencerminkan kinerja keuangan perbankan nasional secara keseluruhan. Namun, paling tidak, kinerja yang mengesankan dari keempat bank tersebut adalah bukti bahwa perekonomian Indonesia mulai menggeliat di tengah impitan stagflasi yang melanda banyak negara, termasuk negara-negara maju.

Juga bukti bahwa bank-bank di dalam negeri dalam konini baik-baik saja.

Membaiknya kinerja perbankan nasional juga ditunjukkan oleh penyaluran kredit.

Total penyaluran kredit perbankan per Juni 2022 mencapai Rp 6.156,2 triliun, tumbuh 10,3% (yoy) dibandingkan posisi bulan sebelumnya Rp 5,996.6 miliar. Pertumbuhan itu juga lebih tinggi dibandingkan Mei 2022 sebesar 8,7% (yoy).

Perbaikan kinerja bisnis perbankan sungguh melegakan karena hal itu membuktikan bahwa normalisasi kebijakan likuiditas yang dilakukan Bank Indonesia (BI) melalui kenaikan Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah dan pemberian insentif GWM berlangsung mulus, tidak mengganggu kondisi likuiditas dan intermediasi perbankan. BI melakukan penyesuaian GWM Rupiah dan pemberian insentif GWM sejak 1 Maret sampai 15 Juli 2022. Kebijakan itu menyerap likuiditas perbankan sekitar Rp 219 triliun.

Dengan kata lain, penyerapan likuiditas perbankan oleh Bank Sentral tidak mengurangi kemampuan perbankan dalam menyalurkan kredit atau pembiayaan kepada dunia usaha. Lebih dari itu, suku bunga perbankan terus menunjukkan penurunan sejalan dengan tren perbaikan persepsi risiko. Di pasar dana, suku bunga deposito 1 bulan turun 69 bps sejak Juni 2021 menjadi 2,81% pada Juni 2022. Di pasar kredit, suku bunga kredit menyusut 58 bps pada periode yang sama menjadi 8,94%.

Ketahanan sistem keuangan tetap terjaga saat intermediasi perbankan terus meningkat. Rasio kecukupan modal capital adequacy ratio/(CAR) perbankan per Mei 2022 tetap tinggi, 24,67%, dengan rasio kredit bermasalah non-performing loans (NPL) terjaga di level 3,04% (bruto) dan 0,85% (neto). Pada Juni 2022, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 9,13% (yoy). Bertolak dari indikator-indikator tersebut, tak mengherankan jika kredit tahun ini diperkirakan tumbuh 9,0-11,0% (yoy) dengan kecukupan likuiditas perbankan yang tetap terjaga.

Kinerja perbankan tercermin dalam laporan keuangan yang dapat diketahui dengan menghitung rasio keuangan. Rasio profitabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mencari laba. Profitabilitas merupakan faktor yang harus mendapat perhatian penting karena untuk dapat bertahan dalam kegiatan usahanya, suatu perusahaan harus berada dalam kondisi yang menguntungkan.

Profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank (Syofyan, 2002). Ukuran profitabilitas pada industri perbankan yang digunakan pada umumnya adalah return on equity (ROE) dan return on asset (ROA). Return on asset (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam opersasinya, sedangkan return on equity (ROE) hanya mengukur return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut (Siamat, 2002). Untuk selanjutnya dalam penelitian ini menggunakan ROA sebagai ukuran kinerja perbankan. Return on asset (ROA) digunakan untuk mengukur efisiensi dan efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Return on asset (ROA) merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap total asset. Semakin besar return on asset (ROA) menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena tingkat kembalian (return) semakin besar. Apabila return on asset (ROA) meningkat, berarti profitabilitas

(3)

perusahaan meningkat, sehingga dampak akhirnya adalah profitabilitas yang dinikmati oleh pemegang saham (Husnan, 1998).

Taswan (2008), juga menjelaskan bahwa dengan meningkatnya jumlah dana pihak ketiga sebagai sumber dana utama pada bank, bank menempatkan dana tersebut dalam bentuk aktiva produktif misalnya kredit. Penempatan dalam bentuk kredit akan memberikan kontribusi pendapatan bunga bagi bank yang akan berdampak terhadap kinerja keuangan dengan profitabilitas (laba) bank yang semakin baik. Adapun dana pihak ketiga diperoleh dengan menjumlahkan giro, tabungan dan deposito.

Besarnya suatu modal suatu bank, akan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja bank. Penetapan capital adequacy ratio (CAR) sebagai variabel yang mempengaruhi profitabilitas didasarkan hubungannya dengan tingkat resiko bank. Tingginya rasio capital dapat melindungi nasabah, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan nasabah terhadap bank (Werdaningtyas, 2002). Capital adequacy ratio (CAR) merupakan perbandingan antara modal dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR).

Nilai rasio CAR yang meningkat akan menghasilkan laba yang mengalami peningkatan.

Hal ini karena adanya peningkatan jumlah modal sendiri sehingga digunakan untuk mengelola aset yang ada dan perputaran aset tersebut dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan

Salah satu ukuran untuk menghitung likuiditas bank adalah loan to deposit ratio (LDR), yaitu seberapa besar dana bank dilepaskan ke perkreditan. Ketentuan Bank Indonesia tentang loan to deposit ratio (LDR) antara 80% hingga 110% (Werdaningtyas, 2002). Semakin tinggi loan to deposit ratio (LDR), maka laba bank semakin meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kreditnya dengan efektif), dengan meningkatnya laba bank, maka kinerja bank juga meningkat. Besar-kecilnya rasio loan to deposit ratio (LDR) suatu bank akan mempengaruhi kinerja bank tersebut.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh dana pihak ketiga, capital adequacy ratio dan loan to deposit ratio terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.

LANDASAN TEORI

Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan merupakan gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana, yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas (Jumingan, 2006). Kinerja keuangan merupakan gambaran dari pencapaian keberhasilan perusahaan dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai atas berbagai aktivitas yang telah dilakukan. Dapat dijelaskan bahwa kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar (Fahmi, 2012).

Menurut Rudianto (2013) kinerja keuangan adalah hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh manajemen perusahaan dalam menjalankan fungsinya megelola aset perusahaan secara efektif selama periode tertentu. Kinerja keuangan sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengetahui dan mengevaluasi sampai dimana tingkat keberhasilan perusahaan berdasarkan aktivitas keuangan yang telah dilaksanakan.

Profitabilitas; Rasio profibilitas dapat dihitung dengan return on asset disebut juga sebagai rentabilitas ekonomi merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan (Tandelilin, 2010).

Menurut Kasmir (2014), “return on aseet adalah bagian analisis rasio profibilitas. Rasio

(4)

antara laba bersih yang berbanding terbalik dengan keseluruhan aktiva untuk menghasilkan laba. Yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Dengan kata lain return on asset dapat didefinisikan sebagai rasio yang menunjukkan seberap banyak laba yang bias diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan.

Dana Pihak Ketiga

Dana pihak ketiga dalam penelitian ini didifinisikan dengan rasio total kredit terhadap total dana pihak ketiga. Resiko ini timbul akibat berubahnya tingkat bunga akan menurunkan nilai pasar surat berharga yang terjadi pada saat bank membutuhkan likuiditas. Resiko terjadi apabila untuk memenuhi kebutuhan likuiditas tersebut harus menjual surat–surat berharga yang dimiliki bank. Resiko tingkat bunga juga terjadi manakala bank menerima simpanan untuk jangka waktu lebih lama dengan tingkat bunga yang relatif tinggi kemudian tingkat bunga mengalami penurunan yang drastis. Resiko timbul akibat bank memiliki biaya dana yang relatif tinggi yang pada gilirannya menyebabkan bank tersebut tidak kompetitif.

Menurut Irham dan Fahmi-(2014), dana pihak ketiga adalah “dana yang berasal dari masyarakat sebagai-nasabah dalam bentuk simpanan, tabungan, dan deposito” Kasmir (2012), dana pihak ketiga adalah dana yang bersumber dari masyarakat luas merupakan sumber penting untuk aktivitas operasional bank apabila bank dapat menanggung biaya operasinya dari sumber dana ini”.

Capital Adequancy Ratio

Capital adequacy ratio adalah rasio kecukupan modal yang berfungsi menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank. Semakin tinggi capital adequacy ratio maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko. Menurut Dendawijaya (2009), capital adequacy ratio adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung unsur risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) yang ikut dibiayai dari modal sendiri bank, disamping memperoleh dana-dana dari sumber- sumber diluar bank.

Menurut Rivai, et al, (2007) capital adequacy ratio adalah sebagai salah satu indikator kemampuan bank dalam menutup penurunan aktiva sebagai akibat kerugian yang diderita bank. Menurut Kuncoro dan Suhardjono (2011), capital adequacy ratio adalah kecukupan modal yang menunjukan kemampuan bank dalammempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol risiko-risiko yang timbul yang dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank.

Loan to Deposit Ratio

Loan to deposit ratio adalah rasio adanya kemungkinan deposan atau debitur menarik dananya dari bank. Resiko penarikan dana tersebut berbeda antara masing–masing likuiditasnya. Giro tentunya memiliki likuiditas yang lebih tinggi karena sifat sumber dana ini sangat labil karena dapat ditarik kapan saja sehingga bank harus dapat memproyeksi kebutuhan likuiditasnya untuk memenuhi nasabah giro. Sementara deposito berjangka resikonya relatif lebih rendah karena bank dapat memproyeksikan kapan likuiditas dibutuhkan untuk memenuhi penarikan deposito berjangka yang telah jatuh tempo. Kata lain loan to deposit rasio adalah rasio kinerja bank untuk mengukur likuiditas bank dalam

(5)

memenuhi kebutuhan dana yang ditarik oleh masyarakat dalam bentuk tabungan, giro dan deposito.

Menurut Riyadi, (2015), loan to deposit ratio merupakan perbandingan total kredit terhadap dana pihak ketiga yang dihimpun oleh Bank. Rasio ini akan menunjukan tingkat kemampuan Bank dalam menyalurkan dananya yang berasal dari masyarakat (berupa:

Giro, Tabungan, Deposito Berjangka, Sertifikat Deposito Berjangka dan Kewajiban Segera Lainnya) dalam bentuk Kredit. Jika dikembangkan lebih lanjut maka dibandingkannya tidak hanya terhadap kredit tetapi ditambah dengan surat berharga yang diterbitkan (Obligasi) dan Modal Inti. Menurut Kasmir (2014), “loan to deposit ratio, adalah rasio yang digunakan untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan.”

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan perusahaan- perusahaan dalam industri perbankan sebagai populasi dan sampelnya. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari publikasi yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui www.idx.co.id.

Menurut klasifikasi pengumpulan, jenis data pada penelitian ini adalah data time series, yaitu data yang dikumpulkan dari beberapa tahapan waktu (kronologis) dan data yang dikumpulkan dari perusahaan perbankan yang listed di BEI. Penggabungan kedua data tersebut dikenal dengan sebutan nama yang lebih popular panel data atau pooling data. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, yaitu sampel ditentukan dengan kriteria-kriteria tertentu. Model analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dan regresi linier sederhana.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Hasil analisis regresi linear berganda

Tabel.1 Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Rasio dan Loan to Deposit Rasio terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan

Variabel

Parameter Mult.

R

R Square

Adjusted

R Square Konstanta Koef.

Regresi Sig. α DPK

0.837 0.700 0.687 6.953

0.003

0.029 0.000 0.05 CAR

LDR 0.005

Pengujian Signifikansi

F hitung > F tabel = 51.922 > 2.698 Keterangan: Variabel Kinerja Keuangan Sumber: Data Sekunder yang diolah 2023

Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui bahwa persamaan regresi yang terbentuk adalah:

ROA = 6,953 + 0,003DPK + 0,029CAR + 0,005LDR.

(6)

Berdasarkan Tabel 1, nilai F hitung sebesar 51,922 dengan signifikasi F (sig-F) sebesar 0,000 atau kurang dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi layak untuk memprediksi return on asset sebagai proksi dari kinerja keuangan bank. Nilai Adjust R Square sebesar 0,687. Artinya bahwa kontribusi yang diberikan dana pihak ketiga, capital adequacy rasio dan loan to deposit rasio sebesar 68,7% kepada return on asset sebagai proksi dari kinerja keuangan bank, sedang sisanya, yaitu sebesar 31,3%

dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model.

Dana pihak ketiga, capital adequacy rasio dan loan to deposit rasio berpengaruh positif dan signifikan pada tingkat nyata 99% terhadap return on asset sebagai proksi dari kinerja keuangan bank. Besarnya koefisien regresi dana pihak ketiga sebesar 0,003, menunjukkan bahwa adanya peningkatan dana pihak ketiga satu persen, akan meningkatkan return on asset sebagai proksi dari kinerja keuangan bank 0.003 persen atau sebaliknya dengan asumsi capital adequacy rasio dan loan to deposit rasio konstan atau tidak berubah. Besarnya koefisien regresi capital adequacy rasio sebesar 0,029, menunjukkan bahwa adanya peningkatan capital adequacy rasio satu persen, akan meningkatkan return on asset sebagai proksi dari kinerja keuangan bank 0.029 persen atau sebaliknya dengan asumsi dana pihak ketiga dan loan to deposit rasio konstan atau tidak berubah. Besarnya koefisien regresi loan to deposit rasio sebesar 0,005, menunjukkan bahwa adanya peningkatan loan to deposit rasio satu persen akan meningkatkan return on asset sebagai proksi dari kinerja keuangan bank 0.005 persen atau sebaliknya dengan asumsi dana pihak ketiga dan capital adequacy rasio konstan atau tidak berubah.

Hasil analisis regresi linier sederhana

Tabel 2 Pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan

Variabel

Parameter R R Square Konstanta Koef.

regresi Sig. α

DPK 0.818 0.669 2.667 0.092 0.000 0.05

Pengujian Signifikansi

t hitung > t tabel = 2.699 > 1.985

Keterangan: Variabel Kinerja Keuangan Sumber: Data Sekunder yang diolah 2023

Persamaan regresi linier sederhana: Y = 2,667 + 0,092 X1

Berdasarkan Tabel 2, nilai koefisien determinasi (R Square) adalah 0,818, berarti kontribusi yang diberikan dana pihak ketiga kepada return on asset sebagai proksi dari kinerja keuangan bank adalah 81,8% dan sisanya 18,2% disumbangkan oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Dana pihak ketiga berpengaruh positif dan signifikan pada tingkat nyata 99% terhadap return on asset sebagai proksi dari kinerja keuangan bank. Koefisien regresi dana pihak ketiga sebesar 0,092, artinya jika ada peningkatan dana pihak ketiga, maka return on asset sebagai proksi dari kinerja keuangan bank akan meningkat atau sebaliknya.

(7)

Tabel 3 Pengaruh Capital Adequacy Rasio terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan

Variabel

Parameter R R Square Konstanta Koef.

regresi Sig. α

CAR 0.734 0.539 2.276 0.614 0.000 0.05

Pengujian Signifikansi

t hitung > t tabel = 2.866 > 1.985

Keterangan: Variabel Kinerja Keuangan Sumber: Data Sekunder yang diolah 2023

Persamaan regresi linier sederhana: Y = 2,276 + 0,614 X2

Berdasarkan Tabel 3, nilai koefisien determinasi (R Square) adalah 0,539, berarti kontribusi yang diberikan capital adequacy rasio kepada return on asset sebagai proksi dari kinerja keuangan bank adalah 53,9% dan sisanya 46,1% disumbangkan oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Capital adequacy rasio berpengaruh positif dan signifikan pada tingkat nyata 99% terhadap return on asset sebagai proksi dari kinerja keuangan bank. Koefisien regresi capital adequacy rasio sebesar 0,614, artinya jika ada peningkatan capital adequacy rasio, maka return on asset sebagai proksi dari kinerja keuangan bank akan meningkat atau sebaliknya.

Tabel 4 Pengaruh Loan to Deposit Rasio terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan

Variabel

Parameter R R Square Konstanta Koef.

regresi Sig. α

LDR 0.494 0.244 0.467 0.209 0.053 0.05

Pengujian Signifikansi

t hitung > t tabel = 0.753 < 1.985

Keterangan: Variabel Kinerja Keuangan Sumber: Data Sekunder yang diolah 2023

Persamaan regresi linier sederhana: Y = 0,467 + 0,209 X3

Berdasarkan Tabel 4, nilai koefisien determinasi (R Square) adalah 0,244, berarti kontribusi yang diberikan loan to deposit rasio kepada return on asset sebagai proksi dari kinerja keuangan bank adalah 24,4% dan sisanya 75,6% disumbangkan oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Loan to deposit rasio berpengaruh positif dan signifikan pada tingkat nyata 99% terhadap return on asset sebagai proksi dari kinerja keuangan bank. Koefisien regresi loan to deposit rasio sebesar 0,209, artinya jika ada peningkatan loan to deposit rasio, maka return on asset sebagai proksi dari kinerja keuangan bank akan meningkat atau sebaliknya.

(8)

Pembahasan

Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adecuacy Ratio dan Loan to Deposit Ratio terhadap Return on Asset sebagai proksi dari Kinerja Keuangan Bank

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dana pihak ketiga, capital adecuacy ratio dan loan to deposit ratio dapat meningkatkan kinerja keuangan bank yang diproksi dengan return on asset. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Merkusiwati (2007), dan Yuliani (20070, yang menyatakan bahwa dana pihak ketiga, capital adecuacy ratio dan loan to deposit ratio dapat meningkatkan kinerja keuangan bank.

Pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap Return on Asset sebagai proksi dari Kinerja Keuangan Bank

Dana pihak ketiga dapat mendorong peningkatan kinerja keuangan bank yang diproksi dengan return on asset. Hasil penelitian ini sesuai dengan konsep dan logika kegiatan operasi bank, dimana semakin banyak dana pihak ketiga yang dapat dihimpun dari masyarakat, maka semakin besar peluang untuk dapat mendapatkan return dari penggunaan dana tersebut. Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sudiyatno (2010) yang menyatakan bahwa dana pihak ketiga berpengaruh positif signifikan terhadap return on asset. Upaya yang dapat dilakukan oleh manajemen untuk meningkatkan kinerja bank adalah dengan meningkatkan dana pihak ketiga melalui peningkatan kepercayaan kepada nasabah, karena dengan kepercayaan ini nasabah akan menyimpan dananya di bank.

Pengaruh Capital Adecuacy Ratio terhadap Return on Asset sebagai proksi dari Kinerja Keuangan Bank

Capital adecuacy ratio dapat meningkatkan kinerja keuangan bank yang diproksi dengan return on asset. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi capital adecuacy ratio, semakin tinggi return on asset. Tingginya capital adecuacy ratio menunjukkan bahwa modal bank semakin besar, sehingga bank lebih leluasa dan memiliki peluang yang cukup besar untuk melakukan ekspansi kredit. Disisi lain tingginya capital adecuacy ratio juga dapat menambah kepercayaan masyarakat terhadap bank, karena jaminan dana masyarakat semakin tinggi. Dengan bertambahnya modal bank dan bertambahnya kepercayaan masyarakat terhadap bank, maka bank dapat melakukan ekspansi kredit untuk meningkatkan pendapatan operasionalnya. Hasil penelitian ini sesuai dengan konsep dan logika operasi bank, dan teori likuiditas bank. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Werdaningtyas (2002), Suyono (2005), Merkusiwati (2007), dan Yuliani (2007). Upaya yang dapat dilakukan oleh manajemen untuk meningkatkan kinerja bank adalah dengan menambah jumlah dana melalui subordinasi pinjaman atau setoran modal dari pemilik.

Pengaruh Loan to Deposit Ratio terhadap Return on Asset sebagai proksi dari Kinerja Keuangan Bank

Loan to deposit ratio tidak dapat mendorong peningkatan kinerja keuangan bank yang diproksi dengan return on asset. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada kecenderung loan to deposit ratio berpengaruh positif terhadap return on asset, namun pengaruh tersebut tidak signifikan atau tidak berarti. Kondisi ini menggambarkan bahwa kinerja perbankan di BEI pada umumnya tidak efisien, sehingga tidak dapat memaksimalkan nilai pendapatan dari dana yang dipinjamkan kepada masyarakat. Ketidak

(9)

efisienan ini bisa disebabkan karena banyak kredit yang mengalami kegagalan, sehingga menambah beban bagi bank. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan konsep dan logika operasi bank, dimana peningkatan dana yang dipinjamkan kepada nasabah akan meningkatkan kinerja bank. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Werdaningtyas (2002) dan Yuliani (2007). Upaya yang dapat dilakukan oleh manajemen untuk meningkatkan kinerja bank adalah dengan memperbaiki kualitas pemberian kredit atau pinjaman kepada nasabah melalui penilaian nasabah kredit yang lebih ketat untuk menekan NPL, sehingga dapat mengurangi atau terhindar dari kredit yang bermasalah.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1) Dana pihak ketiga, capital adecuacy ratio dan loan to deposit ratio dapat menigkatkan kinerja keuangan bank yang diproksi dengan return on asset. 2) Dana pihak ketiga dapat mendorong peningkatan kinerja keuangan bank yang diproksi dengan return on asset.

3) Capital adecuacy ratio dapat meningkatkan kinerja keuangan bank yang diproksi dengan return on asset. 4) Loan to deposit ratio tidak dapat mendorong peningkatan kinerja keuangan bank yang diproksi dengan return on asset.

Saran

1) Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik mencakup aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dananya. Hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel yang memiliki pengaruh paling besar adalah variabel loan to deposit ratio. Oleh sebab itu disarankan pada investor, agar lebih memperhatikan loan to deposit ratio suatu perusahaan perbankan sebelum mengambil keputusan untuk berinvestasi.

2) Variabel independen yang digunakan tidak hanya faktor intern perusahaan seperti dana pihak ketiga, capital adequacy ratio, loan to deposit ratio, akan tetapi seperti manajemen dan faktor eksternal atau faktor makro seperti tingkat suku bunga, mata uang asing, tingkat inflasi, kebijakan pemerintah (Pajak) dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Suyono, 2005. Analisis Rasio-rasio Bank yang Berpengaruh Terhadap Return on Asset (ROA). Tesis Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro (tidak dipublikasikan).

Dahlan Siamat, 1993.Manajemen Bank Umum. Jakarta: Penerbit Intermedia.

Fahmi Irham, 2014. Analisis kinerja keuangan panduan bagi akademisi, manajer dan investor untuk menilai dan masyarakat bisnis dari aspek keuangan. Bandung:

Alfabeta.

Hesti Werdaningtyas, 2002. Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Take Over Pramerger di Indonesia, Jurnal Manajemen Indonesia, vol. 1, no. 2, pp. 24-39.

Husnan, Suad, 1998, Manajemen Keuangan – Teori dan Penerapan, Buku 2, Yogyakarta:

BPF.

Jumingan 2006:239. Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: PT Bumi Aksara

Kasmir, 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Penerbit PT. Raja Grafindo Persada.

(10)

Kasmir. 2003. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Merkusiwati, Ni Ketut Lely Aryani, 2007. Evaluasi Pengaruh CAMEL Terhadap Kinerja Perusahaan, Buletin Studi Ekonomi, Vol 12, No. 1

Mudjarad Kuncoro dan Suhardjono, 2002. Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta: Penerbirt BPFE.

Riyadi, S. 2015. Banking Assets and Liability Management. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Rudianto. 2013. Akuntansi Manajemen Informasi untuk Pengambilan Keputusan Strategis.

Jakarta: Erlangga

Sudiyatno, Bambang. 2010. Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, BOPO, CAR Dan LDR Terhadap Kinerja Keuangan Pada Sektor Perbankan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dinamika Keuangan dan Perbankan, Vol. 2, No.2, Hal. 125-137.

Suyatno. 1999. Kelembagaan Perbankan. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas dan PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta.

Syofyan, Sofriza, 2002, “Pengaruh Struktur Pasar terhadap Kinerja Perbankan diIndonesia“

Media Riset Bisnis & Manajemen, Vol.2, No3, Desember, pp.194-219.

Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi. Edisi pertama.

Yogyakarta: Kanisius

Taswan, 2010. Manajemen Perbankan Konsep, Teknis & Aplikasi. Yogyakarta: Penerbit UPP STIM YKPN.

Veithzal Rivai, et.al. 2007. Commercial Bank Management (Manajemen Perbankan) Dari Teori Ke Praktik, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Werdaningtyas, Hesti, 2002, “Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Take Over Pramerger di Indonesia”, Jurnal Manajemen Indonesia, Vol.1, No.2, pp.24- 39.

Yuliani, 2007. Hubungan Efisiensi Operasional dengan Kinerja Profitabilitas pada Sektor Perbankan yang Go Public di Bursa Efek

Yuliani, 2007. Hubungan Efisiensi Operasional dengan Kinerja Profitabilitas pada Sektor Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya, Vol. 5, No. 10, Desember, 2007.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan menurut Syahatah (2001: 127) ra’sul maal adalah bagian dari maal yang mempunyai nilai, terakumulasi dan dapat berkembang selama mengoperasikannya di bidang yang

Simpulan pengaruh pada setiap variabel bebas terhadap Return Saham perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2017-2020 dalam penelitian ini adalah Return On Equity