• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh content marketing terhadap purchase

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh content marketing terhadap purchase"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH CONTENT MARKETING TERHADAP PURCHASE INTENTION PADA FAN APPAREL DENGAN CUSTOMER ENGAGEMENT SEBAGAI VARIABLE MEDIASI (Studi pada Akun

Instagram @authenticsid) Fauzan Zaki Mahendra

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang fzaki13@student.ub.ac.id

Dian Ari Nugroho, SE., MM., CMA

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang dian.ari@ ub.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh content marketing terhadap purchase intention yang dimediasi oleh customer engagement. Jenis penelitian ini adalah explanatory research yang menjelaskan hubungan dan pengaruh antara satu variabel dengan variabel lainnya melalui pengujian hipotesis. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 150 responden dengan penyebaran kuesioner online. Responden adalah masyarakat DKI Jakarta yang pernah melihat dan mengikuti akun @authenticsid di Instagram dan berusia lebih atau sama dengan 17 tahun. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Partial Least Square (PLS) dengan menggunakan program SmartPLS 3.0. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa variabel content marketing berpengaruh positif dan signifikan terhadap customer engagement, variabel customer engagement berpengaruh positif dan signifikan terhadap purchase intention, variabel content marketing berpengaruh positif dan signifikan terhadap purchase intention, variabel content marketing berpengaruh positif dan signifikan terhadap purchase intention dimediasi oleh customer engagement.

Kata kunci: content marketing, customer engagement, purchase intention

(2)

I. PENDAHULUAN

Dewasa ini, internet mengalami perkembangan yang begitu pesat.

Internet menjadi salah satu media yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Salah satu bukti dari kegunaan internet adalah hadirnya media sosial di tengah-tengah masyarakat. Media sosial merupakan teknologi berbasis web dan seluler yang digunakan untuk mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif dan memiliki peran penting sebagai alat komunikasi dimana setiap pengguna dapat berbagi informasi, pengetahuan dan saling terhubung (Shimp & Andrews, 2013). Pengguna sosial media di Indonesia mencapai 79 juta di tahun 2016 dimana setara dengan 30 persen total populasi penduduk. Lebih detil, penggunaan sosial media dengan jenis mobile phone tercatat sebanyak 66 juta, dimana telah mewakili 25 persen dari total penduduk di Indonesia (Kemp, 2016). Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa internet telah menjadi hal yang dibutuhkan dan mempunyai pengaruh yang besar terhadap masyarakat.

Keadaan kondisi dan peranan teknologi terhadap dunia bisnis saat ini para pelaku bisnis memanfaatkan seluruh peluang yang ada untuk dapat mengkomunikasikan produk dan merek yang dijual. Mayoritas perusahaan kini memanfaatkan teknologi dan pemasaran digital khususnya media sosial sebagai sarana untuk memperkenalkan atau mempromosikan barang atau jasanya.

Hal ini dilakukan karena perkembangan teknologi membuat masyarakat lebih tertarik untuk mencari segala informasi melalui internet. Ketatnya persaingan di dunia bisnis memicu para pelaku bisnis

untuk menyusun strategi terbaik dalam mendapatkan dan mempertahankan konsumennya.

Setiap perusahaan memiliki caranya sendiri untuk memenangkan hati para pelanggannya, salah satunya ialah melaksanakan fungsi komunikasi pemasaran yang memungkinkan perusahaan memberikan informasi serta memasarkan produk atau jasanya melalui berbagai media.

Content Marketing adalah teknik pemasaran untuk menciptakan dan mendistribusikan konten yang relevan dan berharga untuk menarik, memperoleh, dan melibatkan target audience yang jelas dan dipahami dengan tujuan mendorong tindakan pelanggan yang menguntungkan (Pulizzi, 2009). Content Marketing adalah proses secara tidak langsung dan langsung mempromosikan bisnis atau merek melalui konten teks, video, atau audio yang bernilai tambah baik secara online maupun offline (Gunelius, 2001). Content Marketing tidak menjual secara terus menerus dan bukan merupakan suatu taktik yang dapat langsung menghasilkan, namun harus menjadi pola pikir yang dipegang dan dilakukan karena nantinya akan berdampak kepada Customer Engagement dan mungkin juga terdapatnya minat akan pembelian atau Purchase Intention.

Gambar 1. Peluang Pertumbuhan di Digital Marketing di Indonesia

(3)

Sumber: GetCraft, 2020

Berdasarkan gambar di atas, hampir 60% dari digital marketer yang mengikuti survey menganggap bahwa Content Marketing menjadi salah satu strategi yang sangat berpeluang untuk menarik perhatian konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa digital marketer saat ini menyadari apabila konten yang relevan mampu membantu untuk memengaruhi perilaku pelanggan melalui informasi yang berguna di mana pun pelanggan berada dan diharapkan dalam proses menuju Purchase Intention. Content Marketing menjadi menarik untuk dibahas karena bukan hanya menjadi salah satu bagian dari pemasaran digital, namun menyangkut seni tentang bagaimana membuat dan mendistribusikan konten yang sekiranya relevan mengenai sebuah merek, yang tujuannya adalah memikat konsumen dengan cara menyediakan konten yang sesuai dengan karakter dari suatu merek.

Gambar 2. Tujuan Utama Perusahaan dalam Content Marketing

Sumber: GetCraft, 2020

Gambar 3. Keterlibatan Customer Engagement dalam Pengambilan Strategi

Sumber: Retail Economics, 2020

Mengacu pada survei yang dilakukan oleh Retail Economics (2020) dan GetCraft (2020) di atas, menyatakan bahwa eksekutif bisnis menilai Customer Engagement sebagai prioritas utama untuk semua inisiatif bisnis, karena semakin berperannya teknologi dan internet maka strategi Customer Engagement semakin penting bagi digital marketer. Customer Engagement dipercaya dapat menjadi dasar untuk membangun merek yang kuat dan berdampak pada keberlanjutan suatu perusahaan. Customer Engagement adalah konsep untuk membangun hubungan interaksi konsumen dengan suatu brand melalui aspek – aspek sosial seperti psikologi, sosiologi, ilmu politik, dan perilaku organisasi (Hollebeek, 2011). Dalam strategi sosial media itu sendiri, pengukuran terhadap dampak dari suatu unggahan dan iklan secara menyeluruh menjadi sangat penting (Lariscy, et al., 2009).

Konten unggahan bisa berdampak pada Customer Engagement yang diwakili oleh like dan komentar.

Dalam hal ini faktor yang memengaruhi kepopuleran suatu unggahan bisa diketahui dari jumlah like dan komentar. Dampak dari suatu unggahan dapat dilihat dari respon konsumen yang diwakili oleh like dan komentar tersebut, semakin banyak jumlah like dan komentar maka semakin besar respon yang muncul dari konsumen. Melalui adanya respon yang banyak, hal ini menunjukkan bahwa suatu merek bisa menjalin hubungan dengan konsumen secara intens dan positif. Selain itu, jumlah like dan komentar yang banyak juga akan membuka peluang untuk sebuah merek agar lebih dikenal oleh khalayak luas.

Minat atau Intention merupakan salah satu aspek psikologis yang

(4)

mempunyai pengaruh cukup besar terhadap perilaku dan minat juga merupakan sumber motivasi yang akan mengarahkan seseorang dalam melakukan apa yang mereka lakukan (Ling, et al., 2010). Berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh online shop membuat minat masyarakat untuk berbelanja online atau meningkatnya Purchase Intention. Purchase intention adalah kecenderungan untuk membeli sebuah merek dan secara umum berdasarkan kesesuaian antara motif pembelian dengan atribut atau karakteristik dari merek yang dapat dipertimbangkan (Broutson &

Fitsilis, 2012).

Purchase Intention merupakan bagian dari komponen perilaku dalam sikap mengkonsumsi (Broutson &

Fitsilis, 2012). Minat digambarkan sebagai situasi individu sebelum melakukan tindakan yang dapat dijadikan dasar untuk memprediksi perilaku atau tindakan. Hal ini dibuat agar manajer mampu memutuskan bagaimana content marketing dan cara beromunikasi yang tepat untuk mempromosikan produk dan jasa di sosial media terutama di Instagram.

Manajer juga dapat menilai respon yang didapat dari konten yang telah disebarkan dan menghubungkannya terhadap strategi yang tepat untuk mengoptimalkan dampak dari post itu sendiri.

Bagi perusahaan, media sosial menjadi sebuah sarana baru sebagai bentuk strategi pemasaran untuk menyampaikan pesan, mendapatkan feedback, dan berkomunikasi secara langsung dengan konsumen. Salah satu media sosial yang populer yaitu Instagram, merupakan aplikasi media sosial berbasis foto dan video yang memungkinkan pengguna mengambil foto dan video, menerapkan filter

digital, dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial yang mana memungkinkan juga bagi para pelaku bisnis untuk memasarkan serta mempromosikan produk atau jasa.

Pernyataan ini dikuatkan dengan adanya hasil survei Global Web Index pada tahun 2018 sebagai berikut:

Gambar 4. Media Sosial yang Paling Sering Digunakan di Indonesia

Sumber: WeAreSocial, 2020

Berdasarkan survei yang dilakukan Global Web Index pada pengguna internet di Indonesia dalam rentang usia 16-64 tahun, menunjukkan bahwa ada beberapa platform media sosial yang aktif digunakan masyarakat Indonesia.

Salah satunya media sosial yang paling aktif digunakan adalah Instagram sebesar 80%. Instagram telah digunakan oleh jutaan pengguna yang aktif menggunakan sosial media.

Pada pertengahan tahun 2016, Instagram telah tercatat memiliki 500 juta pengguna di seluruh dunia, dimana pertumbuhan meningkat dua kali lipat dalam kurun waktu dua tahun. Lebih lanjut, sebanyak 300 juta akun yang ada merupakan pengguna Instagram harian. Dalam konteks global, 80 persen pengguna Instagram terdata berasal dari luar Amerika. Tercatat sekitar lebih dari 95 juta unggahan per hari dan 4,2 juta like per hari (Instagram, 2016). Di Indonesia, Instagram telah memiliki 22 juta pengguna aktif bulanan yang

(5)

diproyeksikan akan terus meningkat (Fajrina, 2016) Jumlah pengguna jejaring sosial dunia akan meningkat dari 0.97 miliar menjadi 2.44 miliar pada tahun 2018, lebih lanjut, pertumbuhan diprediksikan akan mengalami peningkatan sebesar 300 persen dalam kurun waktu delapan tahun. Berdasarkan data-data tersebut, popularitas sosial media termasuk Instagram akan terus meningkat di berbagai penjuru dunia.

Mengingat perkembangannya yang sangat cepat, Instagram dapat menjadi salah satu media paling strategis bagi pemasaran sebuah merek atau pemasaran suatu perusahaan untuk menjangkau konsumen dengan cara mengunggah postingan dan melakukan interaksi untuk mempromosikan produknya pada media sosial Instagram.

Gambar 5. Persentase Pengguna Instagram yang Mengikuti Online Shop di

Indonesia Sumber: eMarketer, 2016

Berbelanja melalui sosial media juga dianggap mudah karena dapat diakses kapanpun dan dimanapun melalui platform perangkat lunak berbasis internet. Bagi generasi milenial yang tidak dapat terlepas dari penggunaan platform memiliki mobilitas tinggi serta ingin semua serba mudah dan cepat, membuat aplikasi Instagram cocok untuk digunakan sebagai penghubung konsumen dan entitas bisnis.

Atmosfer bisnis di Indonesia,

termasuk UKM, semakin berkembang dengan adanya sosial media (Pudjihardjo, et al., 2015)..

Banyak online shop yang menggunakan sosial media terutama Instagram, sebagai media promosi dan jual beli barang maupun jasa karena lepercayaan masyarakat terhadap belanja online di Instagram juga terus meningkat. Sebanyak 56,2 persen responden survei yang dilakukan oleh eMarketer dengan usia 18-35 tahun mengikuti akun online shop di Instagram. Akun yang paling banyak diikuti adalah akun online shop yang bergerak di bidang pakaian dan aksesoris masing-masing dengan angka 67.5 persen dan 64.9 persen (eMarketer, 2016). Pemanfaatan sosial media untuk melakukan penjualan dimanfaatkan melalui penggunaan content marketing melalui social media marketing dan consumer engagement sebagai cara untuk menarik keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian.

Content Marketing atau konten pemasaran merupakan sebuah strategi yang melibatkan pembuatan dan penerbitan konten dalam situs web dan media sosial. Membuat konten berkualitas dapat memengaruhi konsumen untuk terlibat dengan merek yang dibutuhkan perusahaan untuk membuat konten yang membuat pelanggan mengunjungi situs web dan merangsang mereka untuk terlibat dalam Purchase Intention (Puro, 2013). Maka, content marketing merupakan hal penting dalam menentukan purchase intention konsumen (Toor et al., 2017; Ulfah & Siregar, 2019). Selain itu, content marketing adalah salah satu strategi terbaik yang digunakan untuk merangsang engagement secara online dan telah muncul bersamaan dengan munculnya media sosial

(6)

(Content Marketing Institute, 2014).

Maka, content marketing merupakan hal penting dalam menentukan customer engagement konsumen (Toor et al., 2017; Weerasinghe, 2017; Ulfah & Siregar, 2019).

Engagement adalah “involves turning on a prospect to brand idea enhanced by the surrounding context” yang jika diartikan berarti engagement adalah untuk berhubungan dengan orang secara emosional dan kognitif. Saat pelanggan terhubung secara emosional dan kognitif dengan konten dari sebuah brand maka mereka menjadi lebih perhatian dan lebih menyukai brand. (Frost &

Strauss, 2016) Sedangkan Customer Engagement adalah mengembangkan portofolio pelanggan (satu set khusus untuk pelanggan berharga) dan memelihara hubungan dengan para pelanggan (Rai & Medha, 2013).

Customer Engagement merupakan upaya untuk menciptakan, membangun, dan meningkatkan hubungan dengan pelanggan yang merupakan strategi penting dalam mempertahankan performa bisnis di masa depan karena berhubungan dengan konsumen (Brodie, 2011).

Maka, customer engagement merupakan hal penting dalam menentukan purchase intention konsumen (Toor et al., 2017; Ulfah &

Siregar, 2019).

Menurut Kotler dan Keller (2016), minat beli adalah perilaku konsumen yang muncul sebagai respon terhadap objek yang menunjukkan keinginan seseorang untuk melakukan pembelian.

Menurut Durianto (2013), Minat Beli adalah keinginan untuk memiliki produk, minat beli akan timbul apabila seseorang konsumen sudah terpengaruh terhadap mutu dan

kualitas dari suatu produk, informasi seputar produk. Strategi yang paling penting untuk menciptakan perhatian terhadap produk konsumen adalah menyediakan konten yang baik untuk membangun Brand dan Customer Engagement, yang nantinya akan mengarah pada Purchase Intention di masa depan (Vivek, et al., 2012).

Maka, content marketing merupakan hal penting dalam menentukan purchase intention konsumen melalui customer engagement (Toor et al., 2017; Ulfah & Siregar, 2019).

Salah satu online shop yang menggunakan media sosial Instagram sebagai media promosi dan jual beli barang adalah AuthenticsID.

Authentic Store Indonesia atau yang lebih dikenal dengan AuthenticsID adalah toko fan apparel yang didirikan sejak tahun 2013. Pada awal konsepnya, AuthenticsID menjadi salah satu outlet yang menjual fan apparel berupa jersey, equipment, clothing, dan beragam merchandise untuk para penggemar National Basketball Association (NBA) di Indonesia. Namun seiring berkembangnya permintaan pasar, AuthenticsID mengembangkan pelayan dengan membuka jasa pemesanan produk secara khusus yang tidak dipasarkan secara umum di toko AuthenticsID atau di Indonesia.

Figure 6. Kegiatan AuthenticsID Sumber: AuthenticsID, 2020

(7)

Pada tahun 2019, AuthenticsID mengeluarkan produk baru berupa clothing yang dinamai Triple Overtime Thriller. Produk ini menjadi salah satu pilihan utama bagi konsumen AuthenticsID karena memiliki desain yang unik dan kualitas yang baik serta harga yang terjangkau. Selain menjadi salah satu pencetus awal bagi penjualan merchandise kebutuhan untuk para penggemar NBA di Indonesia, AuthenticsID juga membuat komunitas bagi penggemar basket terutama NBA untuk berbagi berbagai macam hal seperti ruang diskusi dan media interaktif. Pada tahun 2020, AuthenticsID mempunyai dua cahang di Jakarta yang berada di Store Mega Kuningan

& Plaza Semanggi, yang dipergunakan untuk melakukan kegiatan penjualan dan interaksi oleh AurhenticsID.

Berdasarkan yang telah dijelaskan di atas, maka dilakukan penelitian mengenai content marketing, yang dapat mempengaruhi purchase intention melalui customer engagement pada salah satu online shop Instagram yaitu authenticsid.

Pada penelitian ini, maka judul yang diangkat adalah “Pengaruh Content Marketing terhadap Purchase Intention pada Fan Apparel dengan variabel Mediasi Customer Engagement (Studi pada Akun Instagram @authenticsid)”.

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan content marketing, purchase intention, customer engagement pada online shop Instagram @authenticsid.

II. KERANGKA TEORITIS Manajemen Pemasaran

Manajemen Pemasaran adalah proses penetapan tujuan-tujuan

pemasaran bagi suatu organisasi (dengan mempertimbangkan sumber daya internal dan peluang pasar), perencanaan, dan pelaksanaan aktivitas untuk memenuhi tujuan- tujuan tersebut, dan mengukur kemajuan ke arah pencapaiannya.

Perusahaan membutuhkan berbagai cara untuk dapat mengatur kegiatan pemasarannya agar dapat mencapai tujuan perusahaan yang telah ditentukan, dalam hal ini pengaturan yang diperlukan perusahaan adalah manajemen pemasaran.

Pengertian Manajemen Pemasaran menurut Assauri (2013), adalah “Manajemen pemasaran merupakan kegiatan penganalisisan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian program-program yang dibuat untuk membentuk, membangun, dan memelihara keuntungan dari pertukaran melalui sasaran pasar guna mencapai tujuan organisasi (perusahaan) dalam jangka panjang”. Kotler dan Keller (2016) menyatakan manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu memilih pasar

sasaran dan meraih,

mempertahankan, serta

menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengomunikasikan nilai pelanggan yang unggul. Sedangkan menurut Suparyanto (2015), manajemen pemasaran adalah proses menganalisis, merencanakan, mengatur dan mengelola program- program yang mencakup pengkonsepan, penetapan harga, promosi dan distribusi dari produk, jasa dan gagasan yang dirancang untuk menciptakan dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran untuk mencapi tujuan perusahaan.

Berdasarkan pada teori di atas dan halaman sebelumnya dapat

(8)

disimpulkan bahwa manajemen pemasaran merupakan suatu seni dan ilmu dalam memilih pasar sasaran, meraih, mempertahankan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul guna mendapatkan keuntungan dengan melalui kegiatan analisis, perencanaan, pengaturan, dan pengelolaan.

Content Marketing

Content Marketing atau konten pemasaran merupakan sebuah strategi yang melibatkan pembuatan dan penerbitan konten dalam situs web dan media sosial. Semua konten online dapat dikatakan content marketing yang berkisar situs web, halaman jaringan sosial, unggahan blog sampai video, white papers, dan juga e- book (Frost & Strauss, 2016).

Membuat konten berkualitas dapat memengaruhi konsumen untuk terlibat dengan merek yang dibutuhkan perusahaan untuk membuat konten yang membuat pelanggan mengunjungi situs web dan merangsang mereka untuk terlibat dalam Purchase Intention (Puro, 2013).

Strategi yang paling penting untuk menciptakan perhatian terhadap produk konsumen adalah menyediakan konten yang baik untuk membangun Brand dan Customer Engagement, yang nantinya akan mengarah pada Purchase Intention di masa depan (Vivek, et al., 2012).

Content Marketing adalah salah satu strategi terbaik yang digunakan untuk merangsang engagement secara online dan telah muncul bersamaan dengan munculnya media sosial (Content Marketing Institute, 2014).

Berdasarkan pada teori di atas dapat disimpulkan bahwa Content Marketing merupakan sebuah strategi yang melibatkan pembuatan dan

penerbitan konten berbentuk offline maupun online yang bertujuan untuk merangsang konsumen untuk terlibat dengan suatu merek.

Social Media Marketing

Social Media Marketing adalah teknik pemasaran yang menggunakan sosial media sebagai sarana untuk mempromosikan suatu produk, jasa, atau produk lainnya secara lebih spesifik. Menurut Gunelius (2011), Social Media Marketing merupakan suatu bentuk pemasaran langsung ataupun tidak langsung yang digunakan untuk membangun kesadaran, pengakuan, daya ingat, dan tindakan untuk merek, bisnis, produk, orang, atau entitas lainnya dan dilakukan dengan menggunakan alat dari web sosial seperti blogging, microblogging, social networking, social bookmarking, dan content sharing. Social Media Marketing adalah proses promosi yang dilakukan melalui situs media sosial online untuk berkomunikasi dengan memanfaatkan komunitas yang ada dan memiliki kemungkinan lebih besar untuk berhasil daripada periklanan tradisional (Weinberg, 2009). Menurut Gunelius (2011) terdapat empat elemen yang dijadikan sebagai variabel kesuksesan Social Media Marketing yaitu antara lain;

Content Creation, Content Sharing, Connecting Jejaring, dan Community Building Web.

Berdasarkan pada teori di atas dapat disimpulkan bahwa Social Media Network merupakan teknik promosi yang menggunakan sosial media online sebagai sarana untuk mempromosikan, membangun dan meningkatkan suatu produk, jasa, atau produk lainnya yang digunakan dan berkomunikasi dengan memanfaatkan komunitas yang ada

(9)

daripada menggunakan periklanan tradisional.

Purchase Intention

Menurut Schiffman dan Kanuk (2007), Minat Beli adalah suatu model sikap seseorang terhadap objek barang yang sangat cocok dalam mengukur sikap terhadap golongan produk, jasa, atau merek tertentu.

Menurut Kotler dan Keller (2016), Minat Beli adalah perilaku konsumen yang muncul sebagai respon terhadap objek yang menunjukkan keinginan seseorang untuk melakukan pembelian. Menurut Durianto (2013), Minat Beli adalah keinginan untuk memiliki produk, minat beli akan timbul apabila seseorang konsumen sudah terpengaruh terhadap mutu dan kualitas dari suatu produk, informasi seputar produk.

1. Tertarik untuk mencari informasi tentang produk.

Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Ada 2 (dua) level rangsangan atau stimulan kebutuhan konsumen, yaitu level pencarian informasi yang lebih ringan atau penguatan perhatian dan level aktif mencari informasi yaitu dengan mencari bahan bacaan, bertanya pada teman atau mengunjungi toko untuk mempelajari produk tertentu.

2. Mempertimbangkan untuk membeli

Berdasarkan pengumpulan informasi, konsumen mempelajari merek yang bersaing dan juga fitur merek tersebut. Melakukan evaluasi terhadap pilihan dan mulai

mempertimbangkan untuk membeli produk.

3. Tertarik untuk mencoba.

Setelah konsumen berusaha memenuhi kebutuhan, mempelajari merek yang bersaing dan juga fitur merek tersebut, konsumen akan mencari manfaat tertentu dari solusi produk dan melakukan evaluasi terhadap produk tersebut. Evaluasi ini dianggap sebagai proses yang berorientasi kognitif.

Maksudnya, konsumen dianggap menilai suatu produk secara sangat sadar dan rasional hingga mengakibatkan ketertarikan untuk mencoba

4. Ingin mengetahui produk.

Setelah memiliki ketertarikan untuk mencoba suatu produk, konsumen akan memiliki keinginan untuk mengetahui produk. Konsumen akan memandang produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan.

5. Ingin memiliki produk.

Para konsumen akan memberikan perhatian besar terhadap atribut yang memberikan manfaat yang dicarinya. Kemudian akhirnya konsumen akan mengambil sikap (keputusan, preferensi) terhadap produk melalui evaluasi atribut dan membentuk niat untuk membeli atau memiliki produk yang disukai.

Customer Engagement

(10)

Engagement adalah “involves turning on a prospect to brand idea enhanced by the surrounding context” yang jika diartikan berarti engagement adalah untuk berhubungan dengan orang secara emosional dan kognitif. Saat pelanggan terhubung secara emosional dan kognitif dengan konten dari sebuah brand maka mereka menjadi lebih perhatian dan lebih menyukai brand. (Frost &

Strauss, 2016) Sedangkan Customer Engagement adalah mengembangkan portofolio pelanggan (satu set khusus untuk pelanggan berharga) dan memelihara hubungan dengan para pelanggan (Rai & Medha, 2013)

Customer Engagement terjadi ketika pengguna internet terhubung atau berkolaborasi dengan merek, perusahaan, atau satu sama lain. Ini melibatkan koneksi dengan pengguna secara emosional dan intelektual.

Pemasar melibatkan pengguna dengan membujuk mereka untuk berpartisipasi dalam konten atau media online maupun offline dari pemasar tersebut. Customer Engagement merupakan upaya untuk menciptakan, membangun, dan meningkatkan hubungan dengan pelanggan yang merupakan strategi penting dalam mempertahankan performa bisnis di masa depan (Brodie, 2011).

Berdasarkan pada teori di atas dan halaman sebelumnya dapat disimpulkan bahwa Customer

Engagement merupakan

pemeliharaan hubungan pemasar dengan para pelanggan dalam upaya untuk menciptakan, membangun, dan meningkatkan hubungan melibatkan koneksi secara emosional dan intelektual agar pelanggan mau berpartisipasi dalam konten atau

media online maupun offline pemasar..

Model Hipotesis

H1: Diduga variabel Content Marketing (X) berpengaruh terhadap variabel Customer Engagement (Z)

H2: Diduga variabel Customer Engagement (Z) berpengaruh terhadap variabel Purchase Intention (Y)

H3: Diduga variabel Content Marketing (X) berpengaruh terhadap variabel Purchase Intention (Y)

H4: Diduga variabel Content Marketing (X) berpengaruh tidak langsung terhadap variabel Purchase Intention (Y) melalui variabel Customer Engagement (Z)

Figure 7. Model Hipotesis Sumber: Data Diolah, 2020

III. METODE PENELITIAN Berdasarkan tujuan, masalah penelitian, dan metode pengumpulan data maka jenis penelitian ini adalah explanatory research. Lokasi penelitian merupakan tempat atau daerah dimana penelitian berlangsung, dimana memberikan gambaran yang mewakili variabel yang diteliti melalui data yang diperoleh. Lokasi penelitian untuk penelitian ini berada di Provinsi DKI Jakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah follower dari akun Instagram AuthenticsID di DKI Jakarta. Roscoe menjelaskan bahwa ukuran sampel

(11)

penelitian minimal antara 30 dan 500 responden. Dalam penelitian ini ukuran sampel total didasarkan pada aturan Roscoe. Penentuan jumlah sampel untuk analisis Partial Least Square melalui (SEM) menggunakan rumus 5 sampai 10 kali dari jumlah indikator (Ferdinand, 2006). Oleh karena jumlah indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10, maka sampel minimal untuk penelitian ini adalah 50. Hair (2014) yang dikutip dalam Ferdinand (2006) menemukan bahwa ukuran sampel yang sesuai untuk SEM adalah antara 100 – 200 sampel. Mengacu pada pendapat Hair (2014), maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian adalah 150 responden.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Uji Outer Model (Evaluasi Model Pengukuran)

a. Convergent Validity

Tabel 1. Convergent Validity

Sumber: Data Diolah, 2020

Berdasarkan nilai loading factor pada tabel di atas, seluruh nilai loading factor telah melebihi batas 0,70. Sehingga seluruh indikator dalam variabel content marketing, customer engagement, dan purchase intention mampu dijelaskan dengan baik oleh masing-masing indikatornya atau dapat dikatakan valid secara konvergen.

b. Discriminant Validity

Tabel 2. Discriminant Validity

Sumber: Data Diolah, 2020

Berdasarkan tabel di atas, tiap variabel memiliki nilai loading factor yang lebih dominan dibanding variabel lain di loading factornya masing-masing, sehingga dapat dikatakan bahwa setiap indikator pada variabel-variabel valid secara diskriminan, yaitu setiap indikator konstruk tidak berkorelasi tinggi dengan konstruk-konstruk lain yang dipakai dalam mengukur pada penelitian ini.

c. Uji Reliabilitas

Tabel 3. Uji Reliabilitas

Sumber: Data Diolah, 2020

Evaluasi menggunakan composite reliability bertujuan untuk menentukan apakah konstruk memiliki reliabilitas yang tinggi atau tidak. Nilai composite reliability yang lebih besar dari 0,7 menandakan bahwa konstruk tersebut reliabel.

Berdasarkan nilai pada tabel di atas, seluruh nilai sudah memenuhi syarat composite reliability > 0,7 dan seluruh variabel memiliki nilai lebih besar dari 0,7 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel laten

(12)

tersebut memiliki reliabilitas yang tinggi dan juga nilai dari AVE untuk semua konstruk tersebut lebih besar dari 0.5 sehingga dapat disimpulkan bahwa evaluasi pengukuran model memiliki validitas diskriminan yang baik.

Selain itu, reliabilitas juga dapat dilihat melalui Cronbach Alpha.

Dimana nilai Cronbach Alpha digunakan untuk mengetahui keandalan suatu konstruk. Semakin mendekati satu, maka akan semakin andal konstruk tersebut dalam melakukan pengukuran. Menurut Hair (2006), secara umum keandalan kurang dari 0,60 dianggap buruk, keandalan dalam kisaran 0,70, dapat diterima, dan lebih dari 0,80 adalah baik. Pada tabel di atas dapat terlihat bahwa seluruh variabel memiliki nilai Cronbach Alpha lebih dari 0,80.

Sehinga dapat dikatakan bahwa semua variabel dalam penelitian ini memiliki keandalan yang tergolong baik.

Uji Inner Model (Evaluasi Model Struktural)

a. Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 4. Koefisien Determinasi

Sumber: Data Diolah, 2020

Berdasarkan hasil perhitungan software SmartPLS 3.0. diperoleh hasil perhitungan seperti yang tersaji pada tabel di atas, dapat diketahui nilai R² dari variabel customer engagement yaitu sebesar 0,763, yang bermakna bahwa variabel customer engagement dipengaruhi oleh variabel content marketing sebesar 76,3% dan sisanya sebesar 23,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Hasil R² dari

variabel purchase intention menunjukkan nilai sebesar 0,506, yang bermakna bahwa variabel minat beli dapat dipengaruhi oleh variabel content marketing dan variabel customer engagement yaitu sebesar 50,6% dan sisanya sebesar 49,4%

dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

b. Predictive Relevance (Q2)

Berikut ini adalah hasil uji predictive relevance:

Q2 = 1 – (1 – R12) x (1 – R22) Q2 = 1 – (1 – 0,763) x (1 – 0,506) Q2 = 1 – 0,237 x 0,393

Q2 = 1 – 0,1170 Q2 = 0,883 Keterangan:

• Q2: nilai Predictive Relevance

• R12: nilai R-Square Customer Engagement

• R22: nilai R-Square Purchase Intention

Based on the table above, the test Hasil perhitungan sebesar 0,883 atau 88,3%, hal ini mengindikasikan bahwa keragaman data yang mampu dijelaskan oleh model tersebut adalah sebesar 88,3% dan sisanya sebesar 11,7% sisanya dijelaskan oleh faktor lain diluar model yang dirancang.

Sehingga dapat dikatakan jika model struktural yang dirancang pada penelitian ini baik karena nilai yang dihasilkan semakin mendekati nilai 1.

c. Goodness of Fit Index (GoF) Berikut ini adalah hasil dari Goodness of Fit:

GoF = √AVE x √R2 GoF =√0,686 x √0,6345

(13)

GoF = 0,6597

Hasil perhitungan sebesar 0,6597 atau 65,97%, hal ini mengindikasikan bahwa kontribusi data yang mampu dijelaskan oleh model tersebut adalah sebesar 65,97% dan sisanya sebesar 34,03%

dijelaskan oleh variabel lain yang belum terkandung dalam model dan eror.

Pengujian Hipotesis

a. Pengujian Pengaruh Langsung

Tabel 5. Path Coefficients

Sumber: Data Diolah, 2020

Berdasarkan kalkulasi tabel di atas, dapat dilihat bahwa variabel- variabel penelitian hipotesisnya dapat diterima, yaitu terdapat pengaruh positif dan signifikan antar variabel.

H1: Pengaruh content marketing terhadap customer engagement pada online shop instagram

@authenticsid

Pengaruh content marketing terhadap customer engagement dirumuskan dalam Hipotesis 1. Dari hasil analisis didapat nilai t statistik (35,886) dengan p < 0.05 (0,000) serta path coefficients positif (0,874). Hasil t-statistics memiliki nilai lebih besar dari t-tabel (1,96) dan p-value memiliki nilai lebih kecil dari 0,05, sehingga dalam penelitian ini content marketing memiliki pengaruh yang signifikan terhadap customer engagement. Nilai path coefficients menunjukkan angka positif sebesar (0,874) yang menandakan content marketing memiliki pengaruh yang positif terhadap customer engagement, sehingga dalam

penelitian ini, hipotesis 1 diterima karena variabel content marketing terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel customer engagement.

H2: Pengaruh customer engagement terhadap purchase intention pada online shop instagram

@authenticsid

Pengaruh customer engagement terhadap purchase intention dirumuskan dalam Hipotesis 2. Dari hasil analisis didapat nilai t statistik (3,328) dengan p < 0.05 (0,001) serta path coefficients positif (0,379). Hasil t-statistics memiliki nilai lebih besar dari t-tabel (1,96) dan p-value memiliki nilai lebih kecil dari 0,05, sehingga dalam penelitian ini customer engagement memiliki pengaruh yang signifikan terhadap purchase intention. Nilai path coefficients menunjukkan angka positif sebesar (0,379) yang menandakan customer engagement memiliki pengaruh yang positif terhadap purchase intention, sehingga dalam penelitian ini, hipotesis 2 diterima karena variabel customer engagement terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel purchase intention.

H3: Pengaruh content marketing terhadap purchase intention pada online shop instagram

@authenticsid

Pengaruh content marketing terhadap purchase intention dirumuskan dalam Hipotesis 3. Dari hasil analisis didapat nilai t statistik (3,176) dengan p < 0.05 (0,002) serta path coefficients positif (0,356). Hasil t-statistics memiliki nilai lebih besar dari t-tabel (1,96) dan p-value memiliki nilai lebih kecil dari 0,05, sehingga dalam penelitian ini content

(14)

marketing memiliki pengaruh yang signifikan terhadap purchase intention. Nilai path coefficients menunjukkan angka positif sebesar (0,356) yang menandakan content marketing memiliki pengaruh yang positif terhadap purchase intention, sehingga dalam penelitian ini, hipotesis 3 diterima karena variabel content marketing berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel purchase intention.

b. Pengujian Pengaruh Tidak Langsung

Tabel 6. Indirect Effect

Sumber: Data Diolah, 2020

H4: Pengaruh content marketing secara tidak langsung terhadap purchase intention melalui customer engagement pada online shop instagram @authenticsid

Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai t statistik (3,127) dengan p < 0.05 (0,002) serta path coefficients positif (0,311). Hasil t- statistics memiliki nilai lebih besat dari t-tabel (1,96) dan p-value memiliki nilai lebih kecil dari 0,05, sehingga dalam penelitian ini content marketing memiliki pengaruh yang signifikan terhadap purchase intention. Pengaruh tidak langsung dinyatakan signifikan jika kedua pengaruh langsung yang membentuknya adalah signifikan.

Pengaruh langsung content marketing terhadap customer engagement dan pengaruh langsung customer engagement terhadap purchase intention, keduanya memberikan pengaruh yang signifikan maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh tidak langsung yang signifikan antara pengaruh tidak langsung content marketing terhadap purchase

intention melalui customer engagement ini berarti hipotesis 4 diterima.

c. Implikasi Manajerial

Implikasi hasil dari penelitian ini adalah bagaimana content marketing yang diunggah oleh @authenticsid dapat mempengaruhi purchase intention pengikutnya melalui customer engagement. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi respon positif dari konsumen akan content marketing, maka akan semakin baik engagement yang timbul dalam benak seorang konsumen. Hal ini lah yang mampu meningkatkan minat beli dari diri seorang konsumen. Hasil penelitian ini memberikan informasi baru bagi

@authenticsid bahwa fokus untuk meningkatkan mutu content marketing terutama dari segi

kepopulerannya dan

mempertahankan customer engagement yang dimilikinya.

Pengembangan mutu content marketing ini sendiri bisa menjadi salah satu cara interaksi kepada konsumen yang mencakup segi desain, copywriting, dan juga kualitas informasi yang diberikan. Lalu mempertahankan customer engagement dapat menjadi fokus strategi pemasaran. Konsumen yang merasa memiliki keterikatan pada suatu merek atau produk akan menumbuhkan minat beli dari konsumen itu sendiri. Minat beli merupakan pintu awal untuk kearah membangun loyalitas pelanggan, dengan loyalitas pelanggan yang tinggi maka @authenticsid dapat menjaga keberlangsungan bisnisnya.

Oleh karena itu ketika @authenticsid mampu untuk membangun sebuah komunitas konsumen lewat akun instagramnya, maka akan sangat

(15)

membantu @authenticsid dalam memperluas pasarnya.

V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, hasil analisis dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dari penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Content marketing memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keterikatan (customer engagement) pengguna instagram daerah Jakarta atas merek AuthenticsId, sehingga ketika perusahaan mengunggah konten pemasaran yang lebih baik dari sebelumnya, maka akan berdampak pada tingginya keterikatan konsumen

2. Customer engagement memiliki pengaruh terhadap minat beli (purchase intention pengguna instagram daerah Jakarta atas merek AuthenticsId, sehingga ketika perusahaan dapat membuat konsumennya merasa terikat, maka akan berdampak pada minat beli konsumen.

3. Content marketing memiliki memiliki pengaruh terhadap minat beli (purchase intention) pengguna instagram daerah Jakarta atas merek AuthenticsId, sehingga ketika perusahaan mengunggah konten pemasaran yang lebih baik dari sebelumnya, maka akan berdampak pada minat beli konsumen.

4. Hasil penelitian membuktikan bahwa ketika content marketing ditingkatkan dengan baik, maka akan menimbulkan keterikatan

(customer engagement) dan ketertarikan konsumen akan

merek, yang akan

meningkatkan minat beli konsumen di kalangan pengguna instagram daerah Jakarta atas merek AuthenticsId.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat dikemukakan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan maupun bagi pihak- pihak lain. Adapun saran yang diberikan, antara lain:

1. Diharapkan pihak perusahaan dapat mempertahankan serta meningkatkan pelayanan terhadap content marketing, karena variabel content marketing mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap customer engagement dan purchase intention, diantaranya yaitu dengan menciptakan konten-konten yang menarik konsumen dan para penggemar National Basketball Association (NBA) di Indonesia untuk berinteraksi dalam menciptakan desain- desain terbaru dari produk Triple Overtime Thriller sehingga purchase intention akan meningkatMemperhatikan dan meningkatkan user interface agar tercipta kenyamanan dan kesenangan tersendiri bagi pengguna aplikasi mobile banking.

2. Mengingat variabel bebas dalam penelitian ini merupakan hal yang sangat penting dalam mempengaruhi purchase intention diharapkan hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan bagi peneliti

(16)

selanjutnya untuk mengembangkan penelitian ini dengan mempertimbangkan variabel- variabel lain yang merupakan variabel lain diluar variabel yang sudah masuk dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah., W dan Jogiyanto. 2009.

Partial Least Square (PLS) Alternatif SEM Dalam Penelitian Bisnis . Penerbit Andi: Yogyakarta.

Agung, A. P. 2012. Metodologi Penelitian Bisnis. Malang:

UB Press.

American Marketing Association.

2017. The Definition of Marketing: What is Marketing?

https://www.ama.org/the- definition-of-marketing- what-is- marketing/

(Diakses: 22 April 2020 pukul 13.40.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta:

Jakarta.

Assauri, Sofjan. 2013. Manajemen Pemasaran. Jakarta:

Rajawali Pers.

Augusty, Ferdinand. 2006. Metode Penelitian Manajemen:

Pedoman Penelitian untuk skripsi, Tesis dan Disertai Ilmu Manajemen. Semarang:

Universitas Diponegoro.

Brodie, Roderick J., et al. 2011.

Consumer Engagement in A Virtual Brand Community:

An Exploratory Analysis.

Elsevier, Inc: New Zealand Broutson and fitsilis Broutsou, A., &

Fitsilis, P. (2012). Online Trust: The Influence of Perceived Company’s Reputation on Consumers’

Trust and the Effects of Trust on Intention for Online Transactions. Journal of Service Science and Management, 5(4), 365–37.

Demangeot, C. dan Broderick, Amanda. 2016. “Engaging customers during a website visit: a model of website customer engagement”.

International Journal of Retail & Distribution Management, Vol. 44, 10.1108/IJRDM-08- 2015- 0124

Durianto, Darmadi. 2013. Strategi Menaklukan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek (cet. ke-10). Jakarta:

PT Gramedia Pustaka Utama Emarketer.com. 2016. Instagram Users Indonesia Follow Fashion.

https://www.emarketer.com/

Article/Instagram-Users- Indonesia-Follow-

Fashion/1013618 (Diakses:

28 April 2020 pukul 17.05) Erdoĝmuś, Ìrem Eren dan Ćićek,

Mesut. 2012. ”The Impact of Social Media Marketing on Brand Loyalty.” 8th International Strategic Management Conference.

doi:

10.1016/j.sbspro.2012.09.11 19.

(17)

Fajrina, Hani Nur, CNN. 2016. Ada 22 Juta Pengguna Aktif Instagram dari Indonesia.

https://www.cnnindonesia.c om/teknologi/20160623112 758-185- 140353/ada-22- juta-pengguna-aktif-

instagram-dari-indonesia (Diakses: 27 April 2020 pukul 14.05)

Ferdinand, A. T. 2006. Metode Penelitian Manajemen:

Pedoman Penelitian untuk skripsi, Tesis dan Disertai Ilmu Manajemen. Semarang:

Universitas Diponegoro.

Ferrell, O.C dan Hartline, Michael D.

2011. “Marketing Strategy”

(Fifth Edition). Cengage Learning. US.

Frost, Raymond dan Judy, Strauss.

2016. ”E-Marketing”. New York: Routledge.

Getcraft. 2020. Indonesia’s Digital and Content Marketing Report in 2017

Ghozali, Iman. 2016. Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23.

Semarang: Universitas Diponegoro.

Gunelius, Susan. 2011. ”30-Minute Social Media Marketing”.

United States: McGraw-Hill Companies.

Ha, H. and Janda, S. 2014, “The effect of customized information on online purchase intentions”, Internet Research, Vol. 24 No. 4, pp. 124-165.

Hair, J. H. 2014. A primer on partial least squares structural

equation modeling PLS- SEM. Sage. Los Angeles.

Hermawan. 2017. Efektivitas Online Customer Engagement Melalui Blog Di Industri Kosmetik Indonesia, Vol.

1(1). Jurnal Riset Ekonomi Manajemen

Hollebeek, Linda. 2011. Demystifying

Customer Brand

Engagement: Exploring the Loyalty Nexus. Journal of Marketing Management. 27.

785-807.

Hussein, Ananda Sabil. 2015. Modul Ajar Penelitian Bisnis dan Manajemen Menggunakan Partial Least Squares (PLS) dengan SmartPLS 3.0.

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Malang.

Instagram. 2016. 50 Million Instagrammers.

https://www.instagram.com/

p/BG6t6LphQeM/?taken- by=instagram. (Diakses: 28 April 2020 pukul 13.25) Kemp, Simon. 2016. Digital in 2016:

We Are Social's Compendium of Global Digital, Socail and Mobile Data Trends and Statistics.

Special Report, Singapore:

wearesocialsg.

Kotler, Philip dan Amstrong, Gary.

2014. ”Principles of Marketing, 12th Edition, Jilid 1 Terjemahan Bob Sabran” Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip and Kevin Lane Keller.

2016. ”Marketing

(18)

Management, 15th Edition.”

Pearson Education, Inc.

Kevin, Roger dan Hartley, Steven.

2016. Marketing. McGraw- Hill Education; 13 Edition.

Lariscy, Ruthann & Avery, Elizabeth

& Sweetser, Kaye & Howes, Pauline. 2009. An Examination of the Role pf Online Social Media in Journalists' Source Mix.

Public Relations Review. 35.

314-316.

Ling, Kwek & Lau, Teck-Chai &

Piew, Tan. 2010. The Effects of Shopping Orientations, Online Trust and Prior Online Purchase Experience toward Customers’ Online Purchase Intention.

International Business Research. 3.

Mullins, John W dan Walker Jr, Orville C. 2013. Marketing Management: A Strategic Decision-Making Approach, 8th Edition, McGraw-Hill International Edition.

Nabilla, Zulfa dan Rubiyanti, R.

Nurafni. 2020. Pengaruh Content Marketing Terhadap Customer Retention Dengan Customer Engagement Sebagai Mediator Pada Penggunaan Situs Web Zomato, Vol. 5 No. 2, Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis (JRMB). Fakultas Ekonomi UNIAT: Jakarta.

Patterson, P., Yu, T., dan Ruyter de K.

2006. “Converting Service Encounters Into Cross- Selling Opportunities: Does

Faith in Supervisor Ability Help or Hinder Service- Sales Ambidexterity?”

European Journal of Marketing, Vol. 49 No. ¾, 2015 pp, 491-511.

Pavlou, P., Liang, H. dan Xue, Y.

2007. “Understanding and Mitigating Uncertainty in

Online Exchange

Relationships: A Principal- Agent Perspective”. MIS Quarterly, Vol. 31

Pudjihardjo, Maria C., Wijaya, H., dan Remiasa M. 2015.

Analisa Pengaruh Kepercayaan, Kemudahan, Kualitas Informasi, Dan Tampilan Produk Terhadap Keputusan Pembelian Melalui Pemasaran Di Media Sosial (Studi Pada Pengguna Media Sosial Di Shapeharve)." Jurnal Hospitality dan Manajemen Jasa, vol. 3, no. 2, 2015, pp.

364-379.

Pulizzi, J. & Barrett, N. 2009. Get content. Get customers.

McGraw Hill: New York Puro, P. 2013. Content Marketing and

the Significance of Corporate Branding.

http://www.doria.fi/bitstrea m/handle/10024/92373/Mas ter%C2%B4s%20th

esis,%20Pasi%20Puro.pdf?s equence=2. (Diakses: 23 April 2020 pukul 11.40) Rai, Alok Kumar dan Medha,

Srivastava. 2013. ”The Antecedents Of Customer Loyalty: An Empirical Investigation In Life

(19)

Insurance Context.” Journal Of Competitiveness. Vol. 5, Issue 2, Pp. 139-163.

Retail Economics. 2020. The Digital Tipping Point 2019 Retail Report. Womble Bond Dickinson.

Robert Rose (Content Marketing Institute). 2014. Content Marketing in 2014: The State of the Enterprise.

https://contentmarketinginsti tute.com/2014/07/content- marketing-2014- state-of- enterprise/ (Diakses: 21 April 2020 pukul 11.40) Sekaran, U. 2011. Metode Pemelitian

untuk Bisnis. Jakarta:

Salemba Empat.

Sekaran, U. dan Bougie, R. 2017.

Metode Penelitian untuk Bisnis: Pendekatan Pengembangan-Keahlian, Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat.

Suparyanto, Rosad. 2015.

Manajemen Pemasaran.

Bogor: In Media.

Solomon, Michael, Marshall Greg W, dan Stuart Elnora W. 2017.

”Marketing Real People Real Choice.” New jersey:

Pearson Education Inc: 6th Edition.

Shimp, Terence A. dan Andrews, J.

Craig. 2013. ”Advertising, Promotion, and other aspects of Integrated Marketing

Communications.” Cengage Learning.

Schiffman, Leon, & Kanuk, Leslie Lazar. 2007. ”Consumer Behaviour 7th. Edition.

(Perilaku Konsumen).”

Jakarta: PT. Indeks

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. CV. Alfabeta, Bandung.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Alfabet.

Toor, Areeba., Husnain, Mudassir., dan Hussain, Talha. 2017.

The Impact of Social Network Marketing on Consumer Purchase Intention in Pakistan:

Consumer Engagement as a Mediator, Vol 10(1). Asian Journal of Business and Accounting.

Ulfah, Hajrina dan Siregar, M. Ridha.

2019. Pengaruh Sosial Network Marketing Terhadap Customer Purchase Intention yang Dimediasi oleh Customer Engagement pada Brand.

Dian Pelangi di Banda Aceh.

Jurnal Manajemen Inovasi Vol. 10, No. 2, Oktober 2019.

Vivek, Shiri., Beatty, Sharon., dan Morgan, Robert. 2012.

“Customer Engagement:

Exploring Customer Relationships Beyond Purchase.” The Journal of Marketing Theory and Practice

Wearesocial.net. 2018. Digital in 2018: World’s Internet

(20)

Users Pass the 4 Billion Mark.

https://wearesocial.com/blo g/2018/01/global-digital- report-2018 (Diakses: 28 April 2020 pukul 17.40) Weerasinghe, KPW Dilhani

Ruwanthika. 2019. “Impact of Content Marketing Towards the Customer Online Engagement.”

International Journal of Research in Business,

Economics and

Management, Vol.2 Issue 3 May-June 2018

Yanis, Naili Surayya M., Hidayat, Rahmat, dan Lutfie Harrie.

2019. Pengaruh Content Marketing Instagram Terhadap Customer Engagement (Studi Kasus Pada Ezatta Bandung Tahun 2019). E-Proceeding of Applied Science: Vol.5, No.3 Desember 2019, Page 1851.

Yaqubi, Yaser Ahmed dan Karudaman, Ilkay. 2019.

“The Impact of Content Marketing on Consumers Purchase Intention for Home Apliances: A Study in Afghanistan”. International Journal of Business and Management Invention.

Volume 8 Issue 02 Series.

III.

Referensi

Dokumen terkait

berpengaruh tidak signifikan terhadap Customer Loyalty, Experiential Marketing berpengaruh signifikan positif terhadap Customer Loyalty melalui Customer Satisfaction,

Customer Loyalty , Experiential Marketing berpengaruh tidak signifikan terhadap Customer Loyalty , Brand Image berpengaruh signifikan positif terhadap Customer

The results of the study stated that the two theories of content marketing have a significant effect on customer engagement and purchase intentions as well as the customer

Jika dikaitkan dengan penelitian ini diharapkan dengan penyampaian Content Marketing tentang produk- produk kecantikan melalui media Instagram diharapkan dapat menjadi daya

Penelitian ini menunjukkan bahwa green marketing dan citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk McDonald’s di Jakarta Utara1. Oleh

ppANALISIS CONTENT MARKETING DIGITAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ONLINE DENGAN CONSUMER ENGAGEMENT SEBAGAI VARIABEL MEDIASI Studi Pada Mahasiswa FEBI Pengguna Kosmetik Make Over

2 Konten marketing berupa promosi menarik bagi konsumen, sehingga perusahaan dapat lebih meningkatkan konten posting promosi untuk meningkatkan customer engagement.. Menurut temuan

Strategi Digital Content Marketing pada Akun Media Sosial Instagram Mojok.co dalam Mempertahankan Brand Engagement.. Digital Marketing sebagai Strategi Pemasaran UMKM Makaroni Bajak