• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, dan Total Assets Turnover Terhadap Return On Equity Perusahaan Rokok Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2020 - Repository ITB Ahmad Dahlan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, dan Total Assets Turnover Terhadap Return On Equity Perusahaan Rokok Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2020 - Repository ITB Ahmad Dahlan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Pada masa perekonomian global saat ini pasar modal merupakan salah satu penunjang perekonomian suatu negara. Di Indonesia sendiri pasar modal tumbuh dengan pesat. Pasar modal berdasar opini Tandelilin (2017:25) yakni pihak dengan dana berlebih dan pihak yang memerlukan dana dipertemukan lewat metode transaksi sekuritas. Pasar modal digunakan oleh perusahaan guna tempat mencari modal tambahan. Modal tambahan diperlukan oleh perusahaan untuk memperluas pangsa pasar, meningkatkan produksi, dan untuk kegiatan operasional yang efisien.

Perusahaan memiliki salah satu masalah utama yang menjadi perhatian yaitu hampir sebagian besar aktivitas operasional didanai oleh modal kerja. Modal kerja dibutuhkan oleh perusahaan untuk mendanai kegiatan-kegiatan seperti pembelian bahan baku, membiayai gaji karyawan, dan hal lainnya yang mana pengeluaran dana tersebut memiliki harapan mampu berbalik lagi ke perusahaan melalui output produk atau penjualan. Dengan adanya modal kerja yang terus berputar dengan baik, maka nilai perusahaan akan semakin tinggi di mata investor. Hal ini tentu selaras dengan sasaran manajemen perusahaan yakni guna pemaksimalan nilai kekayaan para pemegang saham (Harmono, 2017:1). Tingginya harga saham berbanding lurus dengan tingginya taraf pengembalian pada stakeholder dan berakibat pada nilai perusahaan yang makin tinggi, berhubungan erat dengan sasaran perusahaan, yakni pemaksimalan rasa makmur dari pemegang saham (Widyantari dan Yadnya,2017).

Setiap perusahaan pada umumnya memiliki beberapa masalah, salah satunya dari sisi likuiditas. Kreditur menganggap bahwa perusahaan yang mempunyai liquidity value yang tinggi digolongkan sebagai perusahaan yang bagus, dikarenakan apabila kreditur meminjamkan

1

(2)

sejumlah dana kepada perusahaan dapat dijamin oleh aktiva lancar yang jumlahnya besar. Sebuah peralatan guna melakukan pengukuran likuiditas perusahaan yang kerap dipakai adalah Current Ratio. Tingginya Current Ratio turut memperlihatkan kesanggupan perusahaan yang makin tinggi guna melakukan pemenuhan atas kewajiban dan utangnya yang berjangka pendek.

Apabila perusahaan melakukan peningkatan atas akumulasi utang guna asal modal, ini tentu mampu menyebabkan adanya risiko finansial.

Perusahaan yang tak mampu melakukan pengelolaan dana dengan asal dari hutang akan memberikan pengaruh negatif dan dapat menyebabkan menurunnya profitabilitas perusahaan.

Perusahaan yang berhasil mengelola Current Ratio, Debt to Equity Ratio, serta Total Assets Turnover memberikan dampak positif bagi kegiatan operasional perusahaan. Apabila kegiatan operasional perusahaan berjalan dengan baik, maka perusahaan dapat meningkatkan laba yang tentu saja dapat membantu perusahaan ketika melakukan pembayar kewajiban berjangka panjang maupun pendek.

Peneliti memilih sektor manufaktur dengan sub sektor rokok sebagai objek penelitian karena industri rokok di Indonesia adalah salah satu industri yang banyak menghasilkan pendapatan bagi negara, membuat banyak lapangan pekerjaan, dan cukai rokok yang juga memiliki kontribusi penting untuk roda perekonomian.

Current Ratio yakni perbandingan yang memperlihatkan seberapa besar aktiva lancar mampu menjamin pembayaran dari hutang jangka pendek yang tentu saja menyebabkan investor dapat berminat guna melakukan penanaman modal di perusahaan. Debt to Equity Ratio yakni perbandingan finansial dari akumulasi debt dan equity di perusahaan yang dipakai sebagai operasionalisasi perusahaan dengan syarat harus memiliki keproporsionalan atas jumlahnya. Total Assets Turnover digunakan guna melakukan pengukuran kesanggupan perusahaan ketika memproduksi output penjualan melalui kepemilikan atas aktiva yang dipakai perusahaan.

(3)

Rasio ini dipakai juga dalam mengukur seefisien apa perusahaan menggunakan aktivanya untuk memperoleh laba. Return on Equity yaitu rasio profitabilitas yang sangat dilihat oleh investor apabila ingin menanamkan modalnya di suatu perusahaan karena Return on Equity yakni indikator yang melakukan pengukuran atas kesuksesan manajemen perusahaan ketika mencapai tujuan perusahaan yaitu memakmurkan pemegang saham.

Berdasarkan catatan pada BEI (Bursa Bursa Efek Indonesia), Tercatat lima perusahaan rokok yang ada, yakni:

1) PT. Gudang Garam Tbk. (GGRM)

2) PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMSP) 3) PT. Indonesian Tobacco Tbk. (ITIC)

4) PT. Bentoel International Investama Tbk. (RMBA) 5) PT. Wismilak Inti Makmur Tbk. (WIIM)

Pada penelitian ini diambil seluruh perusahaan yang memiliki laporan keuangan lengkap tahun 2016-2020 yaitu :

1) PT. Gudang Garam Tbk. (GGRM)

2) PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMSP) 3) PT. Indonesian Tobacco Tbk. (ITIC)

4) PT. Bentoel International Investama Tbk. (RMBA) 5) PT. Wismilak Inti Makmur Tbk. (WIIM)

(4)

Perkembangan Current Ratio perusahaan rokok yang dicatat dalam BEI Periode 2016-2020 diperlihatkan dalam tabel 1.1.

Tabel 1.1

Perkembangan Current Ratio Perusahaan Rokok di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020

No. Tahun Current Ratio

Rata-Rata

GGRM HMSP ITIC RMBA WIIM

1 2016 1,938 5,234 0,203 2,402 3,394 2,634

2 2017 1,935 5,272 0,204 1,921 5,356 2,938

3 2018 2,058 4,302 0,266 1,590 5,918 2,827

4 2019 2,062 3,276 0,639 1,907 6,024 2,782

5 2020 2,912 2,454 0,903 2,198 3,663 2,426

Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan (Data Diolah Penulis, 2021)

Tabel 1.1 menunjukkan berkembangnya Current Ratio perusahaan rokok yang memiliki catatan pada BEI di periode 2016-2020. Terlihat bahwa perkembangan Current Ratio dari GGRM dan ITIC mengalami kenaikan sedangkan Current Ratio dari HMSP, RMBA, WIIM mengalami fluktuatif. Berikut grafik perkembangan Current Ratio perusahaan rokok yang tercatat di BEI periode 2016-2020

(5)

Gambar 1.1

Perkembangan Current Ratio Perusahaan Rokok yang memiliki catatan pada BEI Periode 2016-2020

20150 2016 2017 2018 2019 2020 2021

0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

2.63

2.94 2.83 2.78

2.43

Current Ratio

Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan (Data Diolah Penulis, 2021)

Berdasarkan grafik 1.1 diatas output dari dihitungnya Current Ratio perusahaan rokok yang memiliki catatan pada BEI periode 2016- 2020 terlihat peningkatan nilai Current Ratio pada tahun 2017 dimana pada tahun 2016 nilai Current Ratio sebesar 2,634 menjadi 2,938.

Kemudian mengalami penurunan dari tahun 2018-2020 dengan nilai terendah pada tahun 2020 dengan 2,426. Mampu diambil simpulan jika perkembangan Current Ratio perusahaan rokok yang memiliki catatan pada BEI berada pada fase fluktuatif.

(6)

Perkembangan Debt to Equity Ratio perusahaan rokok yang memiliki catatan pada BEI di periode 2016-2020 dapat ditinjau pada tabel 1.2.

Tabel 1.2

Perkembangan Debt to Equity Ratio Perusahaan Rokok di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020

No. Tahun Debt to Equity Ratio

Rata-Rata

GGRM HMSP ITIC RMBA WIIM

1 2016 0,640 0,244 18,189 0,427 0,366 3,973

2 2017 0,582 0,265 8,757 0,578 0,253 2,087

3 2018 0,531 0,318 0,726 0,778 0,249 0,520

4 2019 0,544 0,427 0,683 1,023 0,258 0,587

5 2020 0,336 0,643 0,805 1,183 0,361 0,666

Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan (Data Diolah Penulis, 2021)

Tabel 1.2 menunjukan berkembangnya Debt to Equity Ratio perusahaan rokok yang memiliki catatan pada BEI periode 2016-2020.

Terlihat bahwa perkembangan Debt to Equity Ratio mengalami fluktuatif.

Berikut grafik perkembangan Debt to Equity Ratio perusahaan rokok yang memiliki catatan pada BEI periode 2016-2020

(7)

Gambar 1.2

Perkembangan Debt to Equity Ratio Perusahaan Rokok yang memiliki catatan pada BEI Periode 2016-2020

20150 2016 2017 2018 2019 2020 2021

0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4

4.5 3.97

2.09

0.52 0.59 0.67

Debt to Equity Ratio

Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan (Data Diolah Penulis, 2021)

Berdasarkan grafik 1.2 diatas output dari dihitungnya Debt to Equity Ratio perusahaan rokok yang memiliki catatan pada BEI periode 2016-2020 terlihat penurunan besaran Debt to Equity Ratio di periode 2017 dimana pada periode 2016 besaran Debt to Equity Ratio senilai 3,973 menjadi 2,087. Kemudian mengalami penurunan kembali di periode 2018 ke 0,520. Selanjutnya pada periode 2019 mendapati peningkatan menjadi 0,587. Pada tahun 2020 nilai Debt Equity Ratio naik lagi menjadi 0,666.

Hal tersebut menjadi sesuatu yang baik guna perusahaan sebab besaran ekuitas lebih besar daripada jumlah hutang.

(8)

Perkembangan Total Assets Turnover perusahaan rokok yang memiliki catatan pada Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020 mampu ditinjau pada tabel 1.3.

Tabel 1.3

Perkembangan Total Assets Turnover Perusahaan Rokok di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020

No. Tahun Total Assets Turnover

Rata-Rata

GGRM HMSP ITIC RMBA WIIM

1 2016 1,212 2,246 0,493 1,427 1,245 1,325

2 2017 1,248 2,297 0,704 1,438 1,204 1,378

3 2018 1,385 2,290 0,378 1,473 1,119 1,329

4 2019 1,405 2,083 0,371 1,226 1,072 1,231

5 2020 1,464 1,861 0,444 1,114 1,235 1,224

Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan (Data Diolah Penulis, 2021)

Tabel 1.3 menunjukan perkembangan Total Assets Turnover perusahaan rokok yang memiliki catatan pada BEI periode 2016-2020.

Terlihat bahwa perkembangan Total Assets Turnover mengalami fluktuatif namun tetap cenderung stabil. Berikut grafik perkembangan Total Assets Turnover perusahaan rokok yang memiliki catatan pada BEI periode 2016- 2020

(9)

Gambar 1.3

Perkembangan Total Assets Turnover Perusahaan Rokok yang memiliki catatan pada BEI Periode 2016-2020

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

1.1 1.15 1.2 1.25 1.3 1.35 1.4

1.33

1.38

1.33

1.23 1.22

Total Assets Turn Over

Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan (Data Diolah Penulis, 2021)

Berdasarkan grafik 1.3 diatas hasil perhitungan Total Assets Turnover perusahaan rokok yang memiliki catatan pada BEI periode 2016- 2020 terlihat kenaikan nilai Total Assets Turnover di periode 2017 dimana pada periode 2016 nilai Total Assets Turnover sebesar 1,325 menjadi 1,378. Selanjutnya timbul penurunan di periode 2018 menuju 1,329.

Selanjutnya periode 2019 mengalami penurunan kembali menjadi 1,231.

Pada tahun 2020 nilai Debt Equity Ratio kembali turun menjadi 1,224. Hal ini berarti terindikasi baik karena penjualan bersih melebihi total aset perusahaan.

(10)

Perkembangan Return on Equity perusahaan rokok yang memiliki catatan pada Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2020 dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 1.4

Perkembangan Return on Equity Perusahaan Rokok di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020

No. Tahun Return on Equity

Rata-Rata

GGRM HMSP ITIC RMBA WIIM

1 2016 0,169 0,373 (0,171) (0,221) 0,107 0,051

2 2017 0,183 0,371 0,525 (0,053) 0,041 0,213

3 2018 0,173 0,383 0,040 (0,072) 0,051 0,115

4 2019 0,214 0,385 (0,026) 0,006 0,026 0,121

5 2020 0,131 0,283 0,021 (0,467) 0,145 0,113

Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan (Data Diolah Penulis, 2021)

Tabel 1.4 menunjukan berkembangnya Return on Equity perusahaan rokok yang memiliki catatan pada BEI tahun 2016-2020.

Terlihat bahwa perkembangan Return on Equity mengalami fluktuatif walaupun dengan kenaikan dan penurunan yang relatif kecil. Berikut grafik perkembangan Return on Equity dari perusahaan rokok yang memiliki catatan dalam BEI periode 2016-2020.

(11)

Gambar 1.4

Perkembangan Return on Equity Perusahaan Rokok yang memiliki catatan pada BEI Periode 2016-2020

20150 2016 2017 2018 2019 2020 2021

0.05 0.1 0.15 0.2 0.25

0.05

0.21

0.12 0.12 0.11

Return on Equity

Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan (Data Diolah Penulis, 2021)

Berdasarkan grafik 1.4 diatas hasil perhitungan Total Assets Turnover perusahaan rokok yang memiliki catatan pada BEI periode 2016- 2020 terlihat kenaikan besaran ROE nilai di periode 2017 yang mana di periode 2016 besaran ROE senilai 0,051 menjadi 0,213. Kemudian mengalami penurunan di periode 2018 berubah ke 0,115. Lalu di periode 2019 terjadi peningkatan cenderung kecil menjadi 0,121. Saat tahun 2020, value of Return on Equity kembali turun menjadi 0,113. Karena rata-rata nilai Return on Equity mendekati 0, berarti mampu dikatakan jika perusahaan rokok yang memiliki catatan pada BEI periode 2016-2020 kurang mampu untuk mengelola modalnya sehingga tidak dapat meraih laba yang efektif dan efisien.

Menurut Jessica (2019) dalam penelitiannya menyatakan jika dengan keparsialan Current Ratio tidak memiliki dampak atas Return on Equity sedangkan Debt to Equity Ratio secara parsial memiliki dampak

(12)

negative signifikan atas Return on Equity dan Total Assets Turnover berdampak positif signifikan atas Return on Equity di perusahaan aneka industri yang memiliki catatan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2014-2017. Disisi lain menurut Ambari (2020) hanya Total Assets Turnover yang mempunyai dampak kesignifikanan atas ROE di perusahaan manufaktur yang memiliki catatan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2018. Selain itu menurut Hajar (2018) dalam penelitiannya secara simultan variable Total Assets Turnover dan Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity. Secara parsial Total Assets Turnover tidak berdampak signifikan atas Return on Equity pada perusahaan sub sektor Food and Beverages yang memiliki catatan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2016.

Berdasarkan penelitian sebelumnya menarik perhatian penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai “Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Total Assets Turnover Terhadap Return On Equity Perusahaan Rokok yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020 ”.

1.2 Pembatasan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang sebelumnya dan guna melakukan penghindaran atas pembahasan yang meluas di penelitian tersebut, menjadikan penelitian memiliki batasan atas analisis rasio keuangan yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Assets Turnover (TATO) dan Return on Equity (ROE) di perusahaan rokok yang memiliki catatan pada Bursa Efek Indonesia pada 2016-2020.

1.3 Rumusan Masalah

Didasari penguraian terdahulu berkaitan dengan pembatasan masalah, selanjutnya pengajuan perumusan permasalahan dari peneliti yakni:

(13)

1. Bagaimana pengaruh Current Ratio terhadap Return on Equity pada perusahaan rokok yang memiliki catatan pada Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020?

2. Bagaimana pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Return on Equity pada perusahaan rokok yang memiliki catatan pada Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020 ?

3. Bagaimana pengaruh Total Assets Turnover terhadap Return on Equity pada perusahaan rokok yang memiliki catatan pada Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020 ?

4. Bagaimana pengaruh Current Ratio , Debt to Equity Ratio, dan Total Assets TurnOver secara simultan terhadap Return on Equity pada perusahaan rokok yang memiliki catatan pada Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020 ?

1.4 Tujuan Penelitian

Disesuaikan dengan perumusan permasalahan terkait, berarti tujuan atas penelitian tersebut yakni:

1. Untuk menganalisis pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Return on Equity (ROE) pada perusahaan rokok yang memiliki catatan pada Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020.

2. Untuk menganalisis pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return on Equity (ROE) pada perusahaan rokok yang memiliki catatan pada Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020.

3. Untuk menganalisis pengaruh Total Assets Turnover (TATO) terhadap Return on Equity (ROE) pada perusahaan rokok yang memiliki catatan pada Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020.

4. Untuk menganalisis pengaruh Current Ratio , Debt to Equity Ratio, dan Total Assets Turnover secara simultan terhadap Return on Equity pada perusahaan rokok yang memiliki catatan pada Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020.

(14)

1.5 Kegunaan Penelitian

Output penelitian tersebut memiliki harapan mampu menyajikan kemanfaatan guna pihak lainnya yang memiliki kepentingan dengan penguraian berikut:

1. Secara Teoritis

Penelitian tersebut ini diharapkan mampu menyajikan pengetahuan dan wawasan serta dijadikan sumber bacaan dan referensi guna penelitian berikutnya yang berkaitan dengan variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Assets Turnover, dan Return on Equity.

2. Secara Praktis

Penelitian tersebut memiliki harapan bisa memberikan informasi untuk investor yang nantinya menanamkan modalnya serta membantu untuk memberikan informasi bagi peneliti lain khususnya mengenai Return on Equity

(15)

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Current Ratio, Debt TO Equity Ratio, Net Profit Margin Dan Return On Asset Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Consumer Goods Yang terdaftar Di Bursa Efek

Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover dan Return on Asset terhadap Harga Saham Pada Sub Sektor Pulp & Paper yang Terdaftar di Bursa