BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Seiring dengan kemajuan jaman dan era globalisasi maka perkembangan industri farmasi di Indonesia semakin maju. Kemajuan ini didukung dengan kemajuan teknologi yang mampu memproduksi obat dalam jumlah besar dan jaringan distribusi yang cukup luas. Untuk melakukan efisiensi dan menjaga kualitas produk diperlukan teknologi yang canggih dalam industri farmasi.
Perkembangan perusahaan baik secara keseluruhan maupun perusahaan dalam bidang sejenis, mendorong perusahaan untuk merebutkan setiap kesempatan yang ada. Pembaharuan produk dan inovasi sangat penting untuk keberlangsungan hidup perusahaan farmasi. Perusahaan harus mampu mengelola manajemennya untuk dapat memenangkan persaingan pada era yang kompetitif ini agar dapat bertahan untuk tumbuh dan berkembang sesuai tujuan perusahaan yang ingin dicapai. Pada umumnya, suatu perusahaan mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai, yaitu memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal, maka diperlukan kerjasama yang teratur antar fungsi – fungsi yang terdapat dalam manajemen perusahaan.
Laba pada umumnya, digunakan sebagai ukuran dari prestasi yang dicapai dalam suatu perusahaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasi, dan prediksi untuk meramalkan perubahan laba yang akan datang yang digunakan para investor untuk menilai kinerja perusahaan dan berpengaruh terhadap keputusan investasi para investor dan calon investor yang akan menanamkan modalnya ke dalam perusahaan.
Salah satu aspek yang perlu diperhatikan bagi perusahaan adalah bagaimana mengelola kebijaksanaan keuangan dengan baik, karena pihak
kegiatan perusahaan selama periode tertentu dan mengambil keputusan pendanaan yang tepat sehingga modal yang dimiliki perusahaan dapat berfungsi secara efektif dan efisien. Salah satu cara untuk melihat baik atau buruknya kinerja perusahaan adalah dengan melihat tingkat Profitabilitas perusahaan tersebut.
Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. (Kasmir, 2018). Profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi pada penelitian ini menggunakan rasio Return on Asset (ROA). Return on Asset (ROA) merupakan indikator untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dan merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaaatkan total aktiva yang dimilikinya.
(Kridasusila, 2016)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seberapa besar pengembalian atas investasi yang dihasilkan oleh perusahaan dengan membandingkan laba usaha dengan total aset. Oleh karena itu, semakin besar rasio maka semakin baik karena kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba semakin besar.
Berdasarkan data yang diperoleh dari perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat diketahui perkembangan Return on Assets periode 2015-2020 sebagai berikut:
Tabel 1.1
Data Return on Asset pada Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar di BEI Periode 2015-2020
Gambar 1.1
Rata-rata Return on Asset pada Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar di BEI Periode 2015-2020
2015 2016 2017 2018 2019 2020
5.80%
6.00%
6.20%
6.40%
6.60%
6.80%
7.00%
7.20%
7.40%
7.60%
7.80%
7.240% 7.291%
6.868%
6.688%
6.465%
7.597%
Rata-rata Return on Asset
Sumbe r : www.idx.co.id (diolah 2021)
Berdasarkan tabel dan grafik diatas diketahui bahwa pada periode 2015- 2020 Return on Asset pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mengalami peningkatan dan penurunan. Return on Asset pada tahun 2015 sebesar 7,240 mengalami kenaikan dari rata-rata tahun 2016 sebesar 7,291 selanjutnya pada tahun 2017,2018 dan 2019 mengalami penurunan Return on
6,465 pada tahun 2019. Selanjutnya pada tahun 2020 terjadi kenaikan sebesar 7,597 dari rata-rata. Dari data diatas dapat dilihat bahwa dari 7 perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, terdapat 3 perusahaan yang Return on Assetnya berada dibawah rata-rata atau mengalami penurunan yaitu KAEF, PYFA,dan INAF. Sedangkan 4 perusahaan lainnya yaitu KLBF, SCPI, TSPC dan DVLA nilai Return on Assetnya diatas rata-rata.
Berikut ini tabel dan grafik Current Ratio pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2015-2020.
Tabel 1.2
Data Current Ratio pada Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar di BEI Periode 2015-2020
Gambar 1.2
Rata-rata Current Ratio pada Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar di BEI Periode 2015-2020
2015 2016 2017 2018 2019 2020 0.00%
50.00%
100.00%
150.00%
200.00%
250.00%
300.00%
350.00%
231.665%
287.033%
244.254% 256.878%
319.903%
232.013%
Rata-rata Current Ratio
Sumb er : www.idx.co.id (diolah 2021)
Berdasarkan tabel dan grafik diatas dapat diketahui bahwa rata-rata Current Ratio pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2020 mengalami peningkatan dan penurunan. Pada tahun 2015 Current Ratio mengalami penurunan dibawah rata-rata yaitu 231,665 selanjutnya pada tahun 2017 terjadi penurunan dari rata-rata Current Ratio sebesar 244,254, pada tahun 2018 sebesar 232,013 dan pada tahun 2020 sebesar 232,013.
Peningkatan Current Ratio diatas rata-rata terjadi pada tahun 2016 sebesar 287,033 dan pada tahun 2019 sebesar 319,903.
Dari data diatas dapat dilihat bahwa dari 7 perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2020 terdapat 5 perusahaan yang nilai Current Rationya diatas rata-rata yaitu KLBF, PYFA, SCPI, TSPC dan DVLA, sedangkan 2 perusahaan yang nilai Current Rationya dibawah rata-rata yaitu KAEF dan INAF. Penurunan Current Ratio disebabkan karena terjadinya penurunan aktiva lancar dan terjadinya kenaikan hutang lancar. Current Ratio yang semakin rendah menunjukkan bahwa perusahaan tersebut tidak mampu
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Nilai Current Ratio yang tinggi dari suatu perusahaan akan mengurangi ketidakpastian bagi investor, namun mengindikasikan adanya dana yang menganggur (idlecash) sehingga akan mengurangi tingkat profitabilitas perusahaan akibatnya Return on Asset juga semakin kecil. (Mulyani & Ajizah, 2019)
Menurut Penelitian (Suryati, 2021) terdapat pengaruh Current Ratio terhadap Return on Asset. Menurut (Sari & Dwirandra, 2019) Current Ratio berpengaruh negatif pada Return on Asset. Selanjutnya menurut (Iskarisma, 2017) Current Ratio berpengaruh signifikan terhadap Return on Asset, sedangkan menurut (Tama & Effendi, 2018) Current Ratio berpengaruh positif terhadap Return on Asset yang berarti kemampuan perusahaan mengelola utang jangka pendeknya berdampak pada profitabilitas perusahaan, berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh (Anggeresia, 2018) dan (Lilia et al., 2019) yang menunjukkan Current Ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Return on Asset.
Berdasarkan perbedaaan dari beberapa hasil penelitian yang dikemukakan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian kembali tentang pengaruh Current Ratio terhadap Return on Asset, namun dalam penelitian ini penulis menggunakan Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2020 sebagai objek penelitian dan menambahkan rasio solvabilitas yaitu Debt to Equity Ratio sebagai variabel independennya.
Berikut ini tabel dan grafik Debt to Equity Ratio pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2015-2020.
Tabel 1.3
Data Debt to Equity Ratio pada Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar di BEI Periode 2015-2020
Gambar 1.3
Rata-rata Debt to Equity Ratio pada Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar di BEI Periode 2015-2020
2015 2016 2017 2018 2019 2020
0.0000 0.5000 1.0000 1.5000 2.0000 2.5000 3.0000
257.108%
128.874%
109.458% 108.406%
87.200% 99.771%
Rata-rata Debt to Equity Ratio
Sumber : www.idx.co.id (diolah 2021)
Berdasarkan tabel dan grafik diatas diketahui bahwa rata-rata Debt to Equity Ratio pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2020 mengalami peningkatan dan penurunan. Pada tahun 2015 mengalami peningkatan Debt to Equity Ratio diatas rata-rata yaitu sebesar 257,108, selanjutnya pada tahun 2016 hingga tahun 2020 nilai Debt to Equity Ratio mengalami penurunan dibawah rata-rata. Pada tahun 2016 sebesar 128,874, pada tahun 2017 sebesar 109,458, pada tahun 2018 sebesar 108,406, pada tahun
Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2020 terdapat 2 perusahaan yang nilai Debt to Equity Rationya diatas rata-rata yaitu SCPI dan INAF, sedangkan 5 perusahaan lainnya dibawah rata-rata atau mengalami penurunan yaitu KAEF, KLBF, PYFA TSPC dan DVLA. Penurunan ini disebabkan karena terjadinya penurunan total hutang perusahaan diikuti dengan penurunan ekuitas. Penurunan total hutang menunjukkan jika perusahaan mempunyai kemampuan untuk membayar hutangnya. Debt to Equity Ratio yang meningkat, maka Return on Asset akan mengalami penurunan atau sebaliknya.
Hal ini diduga disebabkan karena apabila rasio utang meninggi, maka tingkat beban bunga juga akan meningkat, hal ini akan mengurangi keuntungan yang diperoleh perusahaan.(Iskarisma, 2017)
Penulis ingin membuktikan pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Return on Asset karena dari beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan hasil yang belum konsisten. Menurut Penelitian (Iskarisma, 2017) Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap Return on Asset. Sedangkan menurut (Tama &
Effendi, 2018) Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif terhadap Return on Asset. Menurut (Sari & Dwirandra, 2019) Debt to Equity Ratio berpengaruh positif terhadap Return on Asset, berbanding terbalik dengan penelitian (Suryati, 2021) (Lilia et al., 2019) dan (Siringoringo & Hutabarat, 2020) yang menunjukkan Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Asset. Dengan adanya perbedaaan dari beberapa hasil penelitian yang dikemukakan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian kembali tentang pengaruh Debt to Equity Ratioterhadap Return on Asset, namun dalam penelitian ini penulis menggunakan Perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2020 sebagai objek penelitian dan menambahkan rasio likuiditas yaitu Current Ratio sebagai variabel independennya.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis melakukan penelitian tentang “Pengaruh Current Ratio dan Debt to Equity Ratio terhadap Return
on Asset Pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2020”
1.2 Pembatasan Masalah
Dalam Penelitian yang penulis lakukan pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015-2020. Penulis membatasi penulisan pada permasalahan tentang Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER) yang diukur dengan menggunakan Return on Assets (ROA) pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan data penelitian peneliti dibatasi pada periode 2015-2020.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Return on Asset (ROA) pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek (BEI) periode 2015-2020 ?
2. Bagaimana pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return on Asset (ROA) pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015-2020 ?
3. Bagaimana pengaruh Current Ratio (CR) dan Debt to Equity Ratio (DER) secara simultan terhadap Return on Asset (ROA) pada Perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015-2020 ?
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Current Ratio (CR) secara parsial terhadap Return on Asset (ROA) pada Perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015- 2020.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) secara parsial terhadap Return on Asset (ROA) pada Perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015-2020.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Current Ratio (CR) dan Debt to Equity Ratio (DER) secara simultan terhadap Return on Asset (ROA) pada Perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015-2020.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang pengaruh Current Ratio (CR) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return on Asset (ROA) pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek (BEI). Selain itu penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber referensi untuk penelitian selanjutnya dan dijadikan bahan perbandingan untuk para peneliti yang memiliki variabel yang sama.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini bermanfaat memberikan gambaran tentang kinerja keuangan bagi para pembaca dan memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan.
Sedangkan bagi para investor dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi pada perusahaan emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).