PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) , DAN NON PERFORMING FINANCING (NPF) TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK UMUM SYARIAH PERIODE 2012-2016
Syarifah Nur Hidayah Indonesia Banking School Email: [email protected]
Jakarta ABSTRACT
This study aims to examine the influence of Third Party Funds, Capital Adequacy Ratio, and Non Performing Financing on Profitability as a proxy of Sharia Bank’s in Indonesia during 2012-2016. The populations in this study are sharia banks registered at Bank Indonesia and OJK during 2012-2016 periods.
After passing through Purposive sampling, there are 11 samples Sharia Banks.
The data used in this study is secondary data obtained from the Publication of Financial Statements of each Sharia Banks period 2012-2016. The method used in this research is multiple linear regression analysis, and processed using Eviews 7.1.
The results of this study show that Third Party Fund (DPK) has no effect to Profitability, Capital Adequacy Ratio (CAR) has a positive effect to Profitability, and Non Performing Financing (NPF) negatively affects to Profitability.
Keywords: Sharia Bank, Profitability, Return On Assets (ROA), Third Party Funds (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF)
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Perbankan di Indonesia merupakan salah satu lembaga keuangan yang berperan penting dalam perekonomian suatu negara, hal ini dikarenakan perbankan merupakan salah satu dari sistem keuangan yang berfungsi sebagai financial intermediary yaitu lembaga yang mempunyai peranan untuk mempertemukan antara pemilik dana dengan pengguna dana, maka kegiatan bank harus berjalan secara efisien pada skala makro maupun mikro. (Setyaningsih dan Utami, 2013)
Di Indonesia sistem perbankan yang digunakan adalah dual banking system dimana beroperasi dua jenis usaha bank yaitu Bank Syariah dan Bank Konvensional (Qolby, 2013). Menurut UU No 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Perbankan Syariah bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Prinsip Perbankan Syariah merupakan bagian dari ajaran Islam yang berkaitan dengan ekonomi.
Sementara kinerja keuangan perbankan syariah mengalami perubahan dari tahun 2012 sampai tahun 2016 yang dapat dilihat pada tabel 1.1
Tabel 1.1
Kinerja Keuangan Perbankan Syariah
Tahun ROA CAR NPF DPK
(dalam milyar)
2012 2,64% 25,16% 6,15% Rp.147.512
2013 2,00% 14,42% 2,62% Rp.183.534
2014 0,41% 15,74% 4,95% Rp.170.723
2015 0,49% 15,02% 4,84% Rp.174.895
2016 0,63% 15,95% 2,17% Rp.206.407
Sumber: www.ojk.co.id (Statistik Perbankan Syariah)
Berdasarkan pada tabel 1.1 dapat dilihat bahwa kinerja keuangan perbankan syariah yang dilihat dari Return On Asset (ROA), Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequency Ratio (CAR), dan Non Profit Financing (NPF) mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Dana Pihak Ketiga (DPK) pada tabel 1.1 pada tahun 2012 ke 2013 mengalami kenaikan dari Rp.147.512 milyar ke Rp.183.534 milyar namun Return On Asset (ROA) mengalami penurunan di tahun yang sama dari 2,64% ke 2,00%. Hal ini bertentangan dengan teori yang menyatakan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh positif terhadap Return on Asset (ROA). Capital Adequency Ratio (CAR) pada tabel 1.1 pada tahun 2013 ke 2014 mengalami kenaikan dari 14,42% ke 15,74% namun Return On Asset (ROA) mengalami penurunan di tahun yang sama dari 2,00% ke 0,41%.
Hal bertentangan dengan teori yang nyatakan bahwa Capital Adequency Ratio (CAR) berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA). Dalam rasio selanjutnya, Non Profit Financing (NPF) pada tahun 2012 ke 2013 mengalami penurunan dari 6,16% ke 2,62% namun jika di bandingkan dengan Return On Asset (ROA) pada tahun tersebut mengalami pernurunan juga dari 2,64% ke 2,00%. Dapat disimpulkan bahwa Non Profit Financing (NPF) dan Return On Asset (ROA) pada data tahun 2012 ke 2013 bertentangan dengan teori yang menyatakan bahwa Non Profit Financing (NPF) berpengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA).
Menurut Sukmawati dan Purbawangsa (2016), Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan atau memperoleh laba selama periode tertentu dengan menggunakan aktiva yang produktif atau modal (Munawir, 2010). Di dalam penelitian ini untuk mengukur profitabilitas penulis mengunakan Return on Asset (ROA).
Rasio ini merupakan salah satu rasio yang dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan (Azhar dan Nasim, 2016). Semakin besar ROA suatu bank, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari penggunaan aset. Semakin kecil rasio ini mengindikasikan kurangnya kemampuan manajemen bank dalam hal mengelola aktiva untuk meningkatkan pendapatan dan atau menekan biaya (Sihombing dan Yahya, 2016)
Menurut Anggreani dan Suardhika (2014), Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakan dana yang bersumber dari masyarakat luas merupakan sumber penting untuk aktivitas operasional bank (Kasmir, 2012). Dana tersebut dapat berasal dari simpanan berupa tabungan, giro, dan deposito. Menurut Ratna dalam Arisanti (2010), dengan meningkatnya dana pihak ketiga, maka dana yang dialokasikan untuk pemberian pembiayaan juga akan meningkat sehingga akan meningkatkan pula pendapatan bank yang akan berdampak terhadap peningkatan profitabilitas bank tersebut (Sukma, 2013). Penelitian menurut Sukma (2013), Sihombing dan Yahya (2016), Subarkah (2016), Mahmudah dan Harjanti (2016), menyatakan bahwa DPK tidak berpengaruh terhadap Profitabilitas, sedangkan menurut Yuliani (2013), Mellawaty (2016), DPK berpengaruh terhadap Profitabilitas.
Kecukupan modal tercermin pada Capital Adequacy Ratio (CAR).
Capital Adequacy Ratio adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko (Sudiyatno, 2010). CAR di atas 8% menunjukkan usaha bank yang semakin stabil, karena adanya kepercayaan masyarakat yang besar. Hal ini disebabkan karena bank akan mampu menanggung risiko dari aset yang berisiko. Secara teori bank yang mempunyai CAR di atas 8% sangat baik karena bank mampu menanggung risiko yang timbul (Anggreani dan Suardhika, 2014).
Penelitian menurut Widyaningrum (2015), Wibowo dan Syaichu (2013), Sukma (2013), menyatakan bahwa CAR tidak berpengaruh terhadap Profitabilitas, sedangkan penelitian menurut Zulfiah dan Susilowibowo (2014), Mahmudah dan Harjanti (2016), Mellawaty (2016), Simatupang &
Franzlay (2016) menyatakan bahwa CAR berpengaruh terhadap Profitabilitas.
Dalam penyaluran pembiayaan tersebut selalu terdapat kendala- kendala seperti pembiayaan macet. Pembiayaan macet pada bank syariah di sebut dengan Non Performing Financing. Non Performing Financing merupakan rasio keuangan yang berkaitan dengan resiko pembiayaan. NPF adalah perbandingan antara total pembiayaan bermasalah dengan total pembiayaan yang diberikan kepada debitur.
Menurut Wibowo dan Syaichu (2013) bertambahnya NPF akan mengakibatkan hilangnya kesempatan untuk memperoleh pendapatan dari pembiayaan yang diberikan sehingga mempengaruhi perolehan laba dan berpengaruh buruk terhadap ROA (Sihombing dan Yahya, 2016).
Penelitian menurut Riyadi (2014), Widyaningrum (2015), Wibowo dan Syaichu (2013), Simatupang & Franzlay (2016) menyatakan bahwa NPF tidak berpengaruh terhadap Profitabilitas, sedangkan penelitian menurut Sihombing dan Yahya (2016), Zulfiah dan Susilowibowo (2014), Subarkah (2016), menyatakan bahwa NPF berpengaruh terhadap Profitabilitas.
Namun, pada penelitian Yuliani (2013), Mahmudah dan Harjanti (2016), menyatakan bahwa NPF berpengaruh negatif terhadap Profitabilitas.
Berdasarkan uraian di atas, berdasarkan perbedaan hasil penelitian terdahulu yang telah dipaparkan diatas, menarik untuk diuji kembali yang dapat dijadikan permasalahan dalam penelitian kali ini, yaitu mengenai pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Net Performing Financing dan Return On Assets. Maka penelitian ini mengambil judul
”Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF) Terhadap Profitabilitas Pada Bank Umum Syariah Periode 2012-2016”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Profitabilitas pada Bank Umum Syariah Periode 2012-2016?
2. Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Profitabilitas pada Bank Umum Syariah Periode 2012-2016?
3. Bagaimana pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Profitabilitas pada Bank Umum Syariah Periode 2012-2016?
2. LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori
2.1.1. Bank Syariah
Dalam UU No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, disebutkan bahwa Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.
Perbankan Syariah bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Menurut UU No. 21 Tahun 2008, Bank berdasarkan prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah.
2.1.2. Profitabilitas
Menurut Sukmawati dan Purbawangsa (2016), Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan atau memperoleh laba selama periode tertentu dengan menggunakan aktiva yang produktif atau modal (Munawir, 2010). Indikator yang biasa digunakan dalam menghitung profitabilitas bank adalah Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE).
Return on Equity (ROE) merupakan pengembalian hasil atau ekuitas yang jumlahnya dinyatakan sebagai suatu parameter dan diperoleh atas investasi dalam saham biasa perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu (Asy’ari, 2016).
Dalam penelitian ini indikator yang digunakan dalam menghitung profitabilitas adalah Return On Asset. Return on Asset merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktiva nya untuk memperoleh laba juga mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan seluruh dana (aktiva) yang dimiliki (Yuliani, 2013). Semakin besar ROA suatu bank, maka semakin besar pula
tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari penggunaan aset. Semakin kecil rasio ini mengindikasikan kurangnya kemampuan manajemen bank dalam hal mengelola aktiva untuk meningkatkan pendapatan dan atau menekan biaya (Sihombing dan Yahya, 2016)
2.1.3. Dana Pihak Ketiga
Dana Pihak Ketiga adalah dana yang diperoleh dari masyarakat, dalam arti masyarakat sebagai individu, perusahaan, pemerintah, rumah tangga, koperasi, yayasan, dan lain-lain baik dalam mata uang rupiah maupun dalam valuta asing. Dana yang dihimpun dari masyarakat merupakan sumber dana yang diandalkan oleh bank (mencapai 80%-90%). Dana simpanan pada bank syariah juga dapat dimanfaatkan oleh bank untuk kegiatan operasional bank syariah.
Dana simpanan dari masyarakat bisa berupa: giro, deposito, dan tabungan. Menurut Sihombing dan Yahya (2016), Semakin tinggi DPK, maka semakin baik tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank yang bersangkutan. Semakin tinggi jumalah Giro dan Tabungan semakin baik bagi bank karena merupakan sumber dana murah (CASA).
2.1.4. Capital Adequacy Ratio
Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio yang menunjukkan rasio jumlah modal terhadap jumlah aktiva tertimbang bank yang mengandung risiko. Capital Adequacy Ratio (CAR) harus memenuhi ketentuan tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) yaitu sebesar minimum 8% (delapan persen) (IBI, 2014).
Semakin besar jumlah pembiayaan semakin besar pula kemampuan bank untuk memperoleh laba, sepanjang kualitas pembiayaannya lancar.
2.1.5. Non Performing Financing
Non Performing Financing (NPF) atau yang disebut juga Pembiayaan Bermasalah merupakan resiko akibat ketidakmampuan nasabah mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari bank syariah beserta imbalannya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan. Rasio ini menunjukkan pembiayaan bermasalah yang terdiri dari pembiayaan yang berklasifikasi kurang lancar, diragukan, dan macet (Mahmudah dan Harjanti, 2016). Salah satu indikator kesehatan kualitas aset bank, semakin tinggi nilai NPF (diatas 5%) maka bank tersebut tidak sehat. Menurut Wibowo dan Syaichu (2013) bertambahnya NPF akan mengakibatkan hilangnya kesempatan untuk memperoleh pendapatan dari pembiayaan yang diberikan sehingga mempengaruhi perolehan laba dan berpengaruh buruk terhadap ROA (Sihombing dan Yahya, 2016).
2.2. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini menguji pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, dan Non Perfoming Financing terhadap Profitabilitas bank umum syariah.
2.3. Pengembangan Hipotesis
2.3.1. Pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap Profitabilitas
Dana Pihak Ketiga merupakan sumber utama dana yang diterima oleh bank yang dapat disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman. Dana-dana pihak ketiga yang dihimpun dari masyarakat merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank (mencapai 80%-90% dari seluruh dana yang dikelola oleh bank). Dana simpanan dari masyarakat bisa berupa giro, deposito, dan tabungan.
Secara teori meningkatnya jumlah DPK akan meningkatkan peluang untuk meningkatkan aset produktif bank, termasuk pembiayaan sehingga pada gilirannya akan meningkatkan profitabilitas bank yang diukur dengan ROA. Berdasarkan penelitian Idrus Subarkah (2016), Novri Hasian Sihombing dan M. Rizal Yahya (2016), dan Nurul Mahmudah dan Ririh Sri Harjanti (2016) bahwa DPK tidak berpengaruh terhadap Profitabilitas, sedangkan menurut hasil penelitian Elsa Yuliani (2013), dan Ranieta Mellawaty (2016) bahwa DPK berpengaruh terhadap Profitabilitas. Dengan demikian dapat dirumuskan hipotesis adalah sebagai berikut:
H1 : Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh terhadap Profitabilitas pada Bank Umum Syariah Periode 2012-2016
2.3.2. Pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap Profitabilitas
Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) yang harus dipenuhi bank, yaitu sebesar minimum 8% (delapan persen) (IBI, 2014). Jika nilai CAR tinggi misalnya 20% maka bank tersebut mampu meningkatkan aset produktifnya yang mengandung risiko, sehingga pada gilirannya, akan meningkatkan profitabilitas bank yang diukur dengan ROA dan tentunya akan meningkatkan return bagi hasil yang akan diterima oleh nasabah deposan.
Secara teori semakin tinggi CAR suatu bank akan meningkatkan peluang untuk meningkatkan aset produktifnya, termasuk pembiayaan karena didukung oleh modal yang besar sehingga pada gilirannya akan meningkatkan profitabilitas bank yang diukur dengan ROA. Berdasarkan penelitian Nurul Mahmudah dan Ririh Sri Harjanti (2016), dan Ranieta Mellawaty (2016) bahwa CAR berpengaruh terhadap Profitabilitas, sedangkan memurut hasil penelitian Edhi Satriyo Wibowo dan Muhammad Syaichu (2013), dan Linda Widyaningrum dan Dina Fitrisia Septiarini (2015) bahwa CAR tidak berpengaruh terhadap Profitabilitas. Dengan demikian dapat dirumuskan hipotesis adalah sebagai berikut:
H2 : Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh terhadap Profitabilitas pada Bank Umum Syariah Periode 2012-2016
2.3.3. Pengaruh Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Non Performing Financing (NPF) atau yang disebut juga Pembiayaan Bermasalah merupakan resiko akibat ketidakmampuan nasabah mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari bank syariah beserta imbalannya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan. Menurut ketentuan tentang pembiayaan bermasalah (NPF) bank tidak boleh mengakui adanya pendapatan pembiayaan
bermasalah. Pembiayaan bermasalah terdiri dari pembiayaan yang berklasifikasi kurang lancar, diragukan, dan macet (Mahmudah dan Harjanti, 2016). Rasio ini merupakan salah satu indikator kesehatan/kualitas aset bank, semakin tinggi nilai NPF (diatas 5%) maka bank tersebut tidak sehat.
Karena bank tidak boleh mengakui adanya pendapatan dari pembiayaan bermasalah (NPF) maka akan berimbas pada pembiayaan Bank Syariah yang nantinya akan berpengaruh terhadap tingkat naik profitabilitasnya. Berdasarkan penelitian Fitri Zulifiah dan Joni Susilowibowo (2014), Idrus Subarkah (2016), Novri Hasian Sihombing dan M. Rizal Yahya (2016), dan Okky Paulin, Sudarso Kaderi Wiryono (2015) bahwa NPF berpengaruh terhadap Profitabilitas, sedangkan menurut hasil penelitian Nurul Mahmudah dan Ririh Sri Harjanti (2016), Edhi Satriyo Wibowo dan Muhammad Syaichu (2013), Apriani Simatupang dan Denis Franzlay (2016), Linda Widyaningrum dan Dina Fitrisia Septiarini (2015), dan Elsa Yuliani (2013) bahwa NPF tidak berpengaruh terhadap Profitabilitas.
Dengan demikian dapat dirumuskan hipotesis adalah sebagai berikut:
H3 : Non Performing Financing (NPF) berpengaruh terhadap Profitabilitas pada Bank Umum Syariah Periode 2012-2016.
3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel
3.1.1. Populasi
Menurut Sugiyono (2013) populasi adalah wilayah generalisasi yang terjadi atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakter tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Mellawaty, 2016). Dalam penelitian ini, populasi yang gunakan dalam penelitian ini adalah 12 Bank Umum Syariah di Indonesia.
3.1.2. Sampel
Menurut Sugiyono (2013) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Mellawaty, 2016).
Teknik yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik Purposive Sampling merupakan pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013 dalam Sihombing dan Yahya, 2016). Berdasarkan kriteria pengambilan sampel sebagai berikut :
1. Bank Umum Syariah yang terdaftar pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia
2. Bank Umum Syariah yang terdaftar dalam Statistik Perbankan Syariah (SPS) yang dipublikasikan dalam situs resmi OJK
3. Bank Umum Syariah mempublikasikan laporan keuangan tahunan pada periode 2012-2016.
4. Memiliki data yang dibutuhkan yaitu, Profitabilitas (ROA), DPK, CAR, dan NPF.
3.2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu menggunakan data panel, dan sumber data dari penelitian ini adalah data sekunder. Sumber data yang diperoleh secara tidak langsung telah
dipublikasikan dan bersumber dari laporan keuangan tahunan bank umum syariah yang diperoleh melalui website bank masing-masing dan publikasi laporan keuangan Bank Indonesia, yaitu www.bi.go.id serta website Otoritas Jasa Keuangan, yaitu www.ojk.go.id. Metode dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya.
3.3. Operasional Variabel 3.3.1. Variabel Dependen
Variabel Dependen yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah aspek profitabilitas yang diukur dengan Return On Asset (ROA).
1. Return On Asset
ROA merupakan perbandingan antara laba sesudah pajak dengan rata-rata total aset. Rumus yang digunakan dalam rasio ini adalah (Rivai et al., 2007):
𝑅𝑂𝐴 = 𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑥 100%
3.3.2. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang diduga mempengaruhi variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini Dana Pihak Ketiga (X1), Capital Adequacy Ratio (X2) dan Non Performing Financing (X3).
1. Dana Pihak Ketiga (X1)
Dana pihak ketiga (DPK) merupakan Dana yang berasal dari simpanan berupa tabungan, giro, dan deposito. DPK dapat dirumuskan sebagai berikut (Mahmudah dan Harjati, 2016):
DPK= Ln (Total Dana Pihak Ketiga) 2. Capital Adequacy Ratio (X2)
Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan perbandingan antara Modal dengan ATMR. CAR dapat dirumuskan sebagai berikut (Widyaningrum, 2015):
𝐶𝐴𝑅 = 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝐼𝑛𝑡𝑖 + 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑙𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑀𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡 𝑅𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜 (𝐴𝑇𝑀𝑅)𝑥100%
3. Non Performing Financing (X3)
Non Performing Financing (NPF) atau yang disebut juga Pembiayaan Bermasalah perbandingan antara pembiayaan bermasalah dengan total pembiayaan. NPF dapat dirumuskan sebagai berikut (Zulifiah dan Susilowibowo, 2014):
𝑁𝑃𝐹 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ (𝐾𝐿, 𝐷, 𝑀)
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝑥100%
Tabel 3.1 Operasional Variabel
Variabel Definisi Variabel Pengukuran Skala
(Dependen - Y) Profitabilita
s (ROA)
ROA merupakan perbandingan antara
laba sesudah pajak dengan rata-rata total
aset.
ROA = 𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑥 100% Rasio
(Independen – X1) Dana Pihak
Ketiga (DPK)
DPK merupakan Dana yang berasal dari simpanan berupa tabungan, giro, dan
deposito.
𝐷𝑃𝐾 = 𝐿𝑛(𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑎𝑛𝑎 𝑃𝑖ℎ𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎) Rasio
(Independen – X2) Capital Adequacy Ratio (CAR)
CAR merupakan perbandingan antara Modal dengan ATMR.
𝐶𝐴𝑅
=𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝐼𝑛𝑡𝑖 + 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑙𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝
𝐴𝑇𝑀𝑅 𝑥100% Rasio
(Independen – X3)
Non Performing Ratio (NPF)
NPF merupakan perbandingan antara pembiayaan bermasalah
dengan total pembiayaan
𝑁𝑃𝐹
=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ (𝐾𝐿, 𝐷, 𝑀)
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝑥100%
Rasio
Sumber: IBI 2014
3.4. Metode Analisis Data
Model Penelitian dalam penelitian ini merupakan metode statistik yang dibantu dengan menggunakan software E-views 7.1. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, Analisis Deskriptif, Uji Asumsi Klasik, dan Analisis Regresi Linear Berganda.
3.4.1. Analisis Regresi Linear Berganda
Model analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda. Analisis regresi berganda dilakukan untuk mengetahui hubungan variable independen dengan variabel dependen. Model analisis data dalam penelitian ini sebagai berikut :
𝑹𝑶𝑨𝒊𝒕= 𝜷𝟎 + 𝜷𝟏𝑫𝑷𝑲𝒊𝒕+ 𝜷𝟐𝑪𝑨𝑹𝒊𝒕+ 𝜷𝟑𝑵𝑷𝑭𝒊𝒕+ 𝒆𝒊𝒕 Keterangan:
ROAit = Return On Asset Laporan Keuangan Bank i, pada tahun t β 0 = Konstanta
β 1,β2,β3 = Koefisien masing-masing variabel independen DPKit = Dana Pihak Ketiga Laporan Keuangan Bank i,
pada tahun t
CARit = Capital Adequacy Ratio Laporan Keuangan Bank i, pada tahun t
NPFit = Non Performing Financing Laporan Keuangan Bank i, pada tahun t
eit = Residual (error) Ketiga Laporan Keuangan Bank i, pada tahun t
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah yang ada di Indonesia periode 2012-2016 yang berjumlah 12 Bank Umum Syariah. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan (purposive sampling), dengan ketentuan bank yang diteliti adalah Bank Umum Syariah, bank yang menerbitkan laporan tahunan periode 2012-2016 yang diterbitkan pada website masing-masing bank, dan memiliki kelengkapan data untuk penelitian yaitu Return On Assets, Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, dan Non Performing Financing. Maka jumlah observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 11 bank, berikut merupakan daftar sample bank yang diteliti:
Tabel 4.1
Daftar Bank Umum Syariah sebagai Sample Penelitian
No Nama Bank Umum Syariah Tahun
Didirikan
1 Bank BRI Syariah 2009
2 Bank Muamalat Indonesia 1992
3 Bank Victoria Syariah 2010
4 Bank BCA Syariah 2010
5 Bank Jabar dan Banten Syariah 2010
6 Bank BNI Syariah 2009
7 Bank Mandiri Syariah 1999
8 Bank Bukopin Syariah 2010
9 Bank Maybank Syariah 2010
10 Bank Mega Syariah 2004
11 Bank Panin Syariah 2009
12 Bank Tabungan Pensiun Nasional Syariah 2014 Sumber: Olahan Penulis (2017)
4.2. Analisis Hasil Penelitian 4.2.1. Analisis Deskriptif
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan Eviews 7.1 diperoleh hasil analisis deskriptif sebagai berikut:
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif
ROA DPK CAR NPF
Mean 0,006192 29,4410 0,1839178 0,02165 Median 0,005061 29,3253 0,1578000 0,0186 Maximum 1,9564 31,8788 0,6389 0,0485 Minimum (0,0672) 25,6462 0,0224 0,0000 Std. Dev. 0,004718 1,6812 0,1321643 0,01463
Observastions 45 45 45 45
Sumber: Output Eviews 7.1 diolah penulis (2017)
4.2.2. Uji Normalitas
Hasil dari pengujian normalitas residual data berdasarkan model penelitian yang digunakan menghasilkan grafik sebagai berikut:
Gambar 4.1 Uji Normalitas
Sumber: Output Eviews 7.1 diolah penulis (2017)
Berdasarkan gambar 4.1 diatas dapat disimpulkan bahwa residual dalam penelitian ini telah terdistribusi normal. Karena H0 diterima probability pada hasil pengujian > 0,05 yaitu sebesar 0,952259 dan menunjukan data penelitian ini terdistribusi normal.
4.2.3. Uji Multikolinearitas
Berikut merupakan hasil uji multikolinearitas menggunakan Eviews 7:
Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas
DPK CAR NPF
DPK 1.000000 -0.463039 0.351474
CAR -0.463039 1.000000 -0.208050
NPF 0.351474 -0.208050 1.000000
Sumber: Output Eviews 7.1 diolah penulis (2017) 4.2.4. Uji Heteroskedastisitas
Dalam penelitian ini, uji heteroskedastisitas dapat disajikan berdasarkan tabel berikut:
Tabel 4.4
Uji Heteroskedastisitas
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
DPK 2.41E-05 2.14E-05 1.127943 0.2659 CAR 0.000234 0.000260 0.896923 0.3750 NPF 0.001594 0.002227 0.715570 0.4783 C 6.870349 6.404182 1.072791 0.2896 Sumber: Output Eviews 7.1 diolah penulis (2017)
4.2.5. Uji Autokorelasi
Tabel 4.5 Uji Autokolerasi
Durbin-Watson stat. 1,776162
Sumber: Output Eviews 7.1 diolah penulis (2017)
Berdasarkan tabel 4.5 diatas, hasil uji autokolerasi menunjukan bahwa hasil Durbin-Watson stat. sebesar 1,776162 yang nilainya berada diantara 1,5 – 2,4 atau tidak ada autokorelasi, maka model penelitian ini bebas dari masalah autokorelasi.
4.2.6. Hasil Regresi Persamaan Penelitian 4.2.6.1. Uji Chow
Uji Chow dilakukan untuk mengetahui apakah model penelitian menggunakan common effect atau fixed effect. Hasil dari Uji Chow dalam penelitian ini dijabarkan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.6 Uji Chow
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 1,521752 (8,29) 0,1929 Cross-section Chi-
square 15,773016 8 0,0457
Sumber: Output Eviews 7.1 diolah penulis (2017) 4.2.6.2. Uji Hausman
Uji Hausman dilakukan untuk menentukan apakah estimasi regresi data panel menggunakan Fixed Effect atau Random Effect.
Hasil dari uji Hausman dalam penelitian ini dijabarkan dalam tabel 4.7 sebagai berikut:
Tabel 4.7 Uji Hausman Test Summary Chi-Sq.
Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section
random 1,227014 3 0,7465
Sumber: Output Eviews 7.1 diolah penulis (2017) 4.2.6.3. Analisis Regresi Berganda
Berikut ini merupakan hasil pengujian regresi dengan menggunakan metode random effect sebagai berikut:
Tabel 4.8 Uji Regresi
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
DPK 0,025790 0,031801 0,810962 0,4221 CAR 2,244276 0,38215 5,795943 0,0000 NPF -13,94988 3,311522 -4,212529 0,0001 C -2507,781 9521,781 -0,263373 0,7936 Sumber: Output Eviews 7.1 diolah penulis (2017)
Berdasarkan tabel 4.8 uji regresi model random effect diatas maka diperoleh model persamaan regresi berganda sebagai berikut:
ROAit = -2507,781 + 0,025790DPKit + 2,244276CARit - 13,94988NPFit + eit
Persamaan regresi berganda diatas dapat diinterprestasikan sebagai berikut:
1. Koefisien konstanta sebesar -2507,781 yang memiliki arti jika variabel Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Non Performing Financing (NPF) bernilai konstan, maka ROA Bank Umum Syariah pada tahun 2012-2016 akan mengalami penurunan sebesar -2507,781.
2. Koefisien regresi yang dimiliki variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) selama periode 2012-2016 sebesar 0,025790 yang memiliki makna bahwa Return on Asset (ROA) akan mengalami kenaikan sebesar 0,025790 persen untuk setiap kenaikan 1% Dana Pihak Ketiga (DPK) dan dengan asumsi variabel lain bernilai konstan.
3. Koefisien regresi yang dimiliki variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) selama periode 2012-2016 sebesar 2,244276 yang memiliki makna bahwa Return on Asset (ROA) akan mengalami kenaikan sebesar 2,244276 persen untuk setiap kenaikan 1% Capital Adequacy Ratio (CAR) dan dengan asumsi variabel lain bernilai konstan.
4. Koefisien regresi yang dimiliki variabel Non Performing Financing (NPF) selama periode 2011-2016 sebesar - 13,94988 yang memiliki makna bahwa Return On Asset (ROA) akan mengalami penurunan sebesar -13,94988 persen untuk setiap kenaikan 1% Non Performing Financing (NPF) dan dengan asumsi variabel lain bernilai konstan.
4.2.7. Hasil Uji Hipotesis 4.2.7.1. Uji t
Uji t digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial (Ghozali, 2007 dalam Sihombing dan Yahya, 2016). Berikut merupakan kesimpulan yang terdapat dari hasil uji t pada tabel 4.8, yaitu:
Pengujian Hipotesis 1:
H01 : Dana Pihak Ketiga tidak berpengaruh terhadap Profitabilitas
Ha1 : Dana Pihak Ketiga berpengaruh terhadap Profitabilitas Berdasarkan tabel 4.8 uji t menunjukan bahwa nilai t-tabel dengan α = 0,05 diperoleh nilai 1,67943 dan hasil t-hitung dari variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) menunjukan hasil sebesar 0,810962. Hasil t-hitung Dana Pihak Ketiga (DPK) lebih kecil dibandikan dengan t-tabel yang memiliki arti bahwa Return On Asset (ROA) tidak berpengaruh terhadap variabel Dana Pihak Ketiga (DPK). Nilai profitabilitas variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) menunjukan hasil sebesar 0,4221 atau lebih besar sama dengan 0,05. Koefisien regresi Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 0,025790, sehingga dapat disimpulkan bahwa H01 diterima dan Ha1
ditolak, yang berarti variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) tidak berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA).
Pengujian Hipotesis 2:
H02 : Capital Adequacy Ratio tidak berpengaruh terhadap Profitabilitas
Ha2 : Capital Adequacy Ratio berpengaruh terhadap Profitabilitas
Berdasarkan tabel 4.8 uji t menunjukan bahwa nilai t-tabel dengan α = 0,05 diperoleh nilai 1,67943 dan hasil t-hitung dari variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) menunjukan hasil sebesar 5,795943. Hasil t-hitung Capital Adequacy Ratio (CAR) lebih besar dibandikan dengan t-tabel yang memiliki arti bahwa Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR). Nilai profitabilitas variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) menunjukan hasil sebesar 0,0000 atau lebih kecil sama dengan 0,05. Koefisien regresi Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 2,244276, sehingga dapat disimpulkan bahwa H02 ditolak dan Ha2
diterima, yang berarti variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA).
Pengujian Hipotesis 3:
H03 : Non Performing Financing tidak berpengaruh terhadap Profitabilitas
Ha3 : Non Performing Financing berpengaruh terhadap Profitabilitas
Berdasarkan tabel 4.8 uji t menunjukan bahwa nilai t-tabel dengan α = 0,05 diperoleh nilai 1,67943 dan hasil t-hitung dari variabel Non Performing Financing (NPF) menunjukan hasil sebesar - 4,212529. Hasil t-hitung Non Performing Financing (NPF) lebih besar dibandikan dengan t-tabel yang memiliki arti bahwa Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap Non Performing Financing (NPF). Nilai profitabilitas variabel Non Performing Financing (NPF) menunjukan hasil sebesar 0,0001 atau lebih kecil sama dengan 0,05. Koefisien regresi Non Performing Financing (NPF) sebesar -13,94988, sehingga dapat disimpulkan bahwa H03 ditolak dan Ha3 diterima, yang berarti variabel Non Performing Financing (NPF) berpengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA).
4.2.7.2. Koefisien Regresi
Pada tabel 4.9, menjelaskan tentang koefisien determinasi sebagai berikut:
Tabel 4.9
Koefisien Determinasi (R2)
R-squared 0,622306 Mean
dependent var 6192,311 Adjusted R-
squared 0,594670 S.D. dependent
var 4718,886
S.E. of regression 3004,303 Akaike info
criterion 18,93817 Sum squared resid 3,70E+08 Schwarz
criterion 19,09876 Log likelihood -422,1087 Hannan-Quin
criter. 18,99803
F-statistic 22,51787 Durbin-Watson
stat. 1,776162
Prob(F-statistic) 0,000000
Sumber: Output Eviews 7.1 diolah penulis (2017)
Berdasar tabel 4.10 ditas menunjukan Adjusted R-squared sebesar 0,594670 atau sebesar 59,46%. Hal ini menunjukan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Non Performing Financing (NPF) mampu menjelaskan pengaruh sebesar 59,46% terhadap Return On Asset (ROA) dan sisanya sebesar 40,54% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini.
4.3. Analisis Pembahasan Hasil Penelitian
4.3.1. Pengaruh Dana Pihak Ketiga Terhadap Return On Asset
Berdasarkan pada hasil uji t yang menunjukan bahwa nilai profitabilitas Dana Pihak Ketiga (DPK) menunjukan hasil yang lebih besar dari tingkat signifikasi α sebesar 0,4221 > 0,05, dan koefisien regresi Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 0,025790, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha1 diterima, yang berarti variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) tidak berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA).
Hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis yang diajukan, karena hipotesis yang diajukan adalah Dana Pihak Ketiga berpengaruh terhadap Return On Asset. Hal ini menunjukan karena dana yang terlalu banyak terhimpun dalam perbankan umum syariah membuat dana tersebut tidak tersalurkan secara optimal, sehingga DPK yang seharusnya bisa menjadi salah satu sumber besar untuk profit justru membuat laba yang dihasilkan menjadi menurun.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Subarkah (2016) bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) tidak berpengaruh terhadap Profitabilitas (ROA), Sihombing dan Yahya (2016) DPK tidak berpengaruh terhadap Profitabilitas, dan Mahmudah dan Harjanti (2016) Dana Pihak Ketiga (DPK) tidak berpengarih positif signifikan terhadap ROA. Namun penelitian ini tidak sama dengan penelitian Mellawaty (2016) bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh positif terhadap Profitabilitas, dan Yuliani
(2013) bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh positif terhadap ROA.
4.3.2. Pengaruh Capital Adequacy Ratio Terhadap Return On Asset Berdasarkan pada hasil uji t yang menunjukan nilai profitabilitas Capital Adequacy Ratio (CAR) bahwa hasil yang lebih besar dari tingkat signifikasi α sebesar 0,000 > 0,05, dan koefisien regresi Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 2,244276, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha2 ditolak, yang berarti variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA).
Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh yang signifikan dengan arah negatif terhadap Return On Asset (ROA). Hasil ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan, karena hipotesis yang diajukan adalah Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh terhadap Return On Asset. Hal ini menunjukan karena semakin tinggi CAR suatu bank maka meningkat peluang untuk meningkatkan pembiayaan dan juga meningkatkan ROA nya.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahmudah dan Harjanti (2016) bahwa CAR berpengaruh positif terhadap ROA, Zulfiah dan Susilowibowo (2014) bahwa CAR berpengaruh terhadap Profitablitas, Simatupang dan Franzlay (2016) bahwa CAR berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Profitabilitas, dan Mellawaty (2016) bahwa CAR berpengaruh positif terhadap Profitabilitas. Namun penelitian ini tidak sama dengan penelitian Widyaningrum dan septiani (2015), CAR tidak berpegaruh terhadap ROA, dan Wibowo dan Syaichu (2013) bahwa CAR tidak berpengaruh terhadap Profitabilitas.
4.3.3. Pengaruh Non Performing Financing Terhadap Return On Asset Berdasarkan pada hasil uji t yang menunjukan nilai profitabilitas Non Performing Financing (NPF) bahwa hasil yang lebih besar dari tingkat signifikasi α sebesar 0,0001 > 0,05, dan koefisien regresi Non Performing Financing (NPF) sebesar -13,94988, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha3 ditolak, yang berarti variabel Non Performing Financing (NPF) berpengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA).
Non Performing Financing (NPF) berpengaruh yang signifikan dengan arah negatif terhadap Return On Asset (ROA). Hasil ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan, karena hipotesis yang diajukan adalah Non Performing Financing (NPF) berpengaruh terhadap Return On Asset. Hal ini menunjukan karena semakin kecil Non Performing Financing (NPF) maka semakin besar Profitabilitas yang merupakan Return On Asset (ROA), karena jika NPF tinggi akan membuat bank menjadi tidak sehat yang menyebabkan perputaran modal kerja bank menjadi terganggu, dan akan berimbas kepada pembiayaan Bank Umum Syariah.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Subarkah (2016), Sihombing dan Yahya (2016), Zulifiah dan Susilowibowo (2014) bahwa NPF berpengaruh terhadap Profitabilitas, dan Yuliani (2013) bahwa NPF berpengaruh negatif terhadap ROA. Namun penelitian ini tidak sama dengan penelitian
Widyaningrum dan Septiarini (2015), Wibowo dan Syaichu (2013) bahwa NPF tidak pengaruh terhadap Profitabilitas, Mahmudah dan Harjanti (2016) bahwa NPF tidak berpengaruh negatif signifikan, Simatupang dan Franzlay (2016) bahwa NPF tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Profitabilitas.
5. PENUTUP 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisa dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka hasil yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut :
1. Variabel Dana Pihak Ketiga tidak berpengaruh terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah Periode 2012-2016.
2. Variabel Capital Adequacy Ratio berpengaruh terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah Periode 2012-2016.
3. Variabel Non Performing Financing berpengaruh terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah Periode 2012-2016.
5.2. Saran
Beberapa saran yang dapat penulis berikan untuk penelitian selanjutnya yaitu:
1. Penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi tentang perbankan syariah utuk peneliti maupun peneliti selanjutnya dengan memperbanyak variabel dan periode waktunya.
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang akuntansi khususnya dibidang perbankan syariah untuk membuktikan mengenai perubahan Return On Asset melalui Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, dan Non Performing Financing.
3. Untuk perbankan syariah, agar meningkatkan kinerja nya seperti memberikan pelayanan terbaik bagi nasabah dengan prinsip kehati- hatian dalam memilih nasabah.
Daftar Pustaka
Aggreani, M. R., & Suardhika, I. M. S. (2014). Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kecukupan Modal, dan Suku Bunga Kredit pada Profitabilitas. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/Akuntansi/article/view/8612
Asy’ari, A. H. (2016). Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Financing to Deposit Ratio, Non Performing Financing, dan Beban Operasi Terhadap Pendapatan Operasi Terhadap Return On Equity Bank Umum Syariah Devisa di Indonesia. Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pancasetia Banjarmasin, Vol. 2, No. 3, Hlm 420-426.
sia.stiepancasetia.ac.id/download-jurnal.php?id=173
Azhar, I., & Nasim, A. (2016). Pengaruh Pembiayaan Jual Beli, Pembiayaan Bagi Hasil, dan Non Performing Finance Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2012-2014). Jurnal Akuntasni Riset Universitas Pendidikan Indonesia, vol. 5, No. 6, Hlm. 48.
http://ejournal.upi.edu/index.php/aset/article/view/4021
Ghozali, I. (2013). SPSS 21 Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21. Semarang: Universitas Diponegoro.
IBI. (2014). Memahami Bisnis Bank Syariah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Mahmudah, N., & Harjanti, R. S. (2016). Analisis Capital Adequacy Ratio, Financing to Deposit Ratio, Non Performing Financing, dan Dana Pihak Ketiga terhadap Tingkat Profitabilitas Bank Umum Syariah Periode 2011- 2013. E-Journal Akuntansi Politeknik Harapan Bersama Tegal.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=447651&val=9476 Mellawaty, R. (2016). Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), dan Capital Adequacy
Ratio (CAR) Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah Indonesia yang Terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan). Jurnal
Universitas Komputer Indonesia.
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/712/jbptunikompp-gdl-ranietamel-35573- 10-unikom_r-l.pdf
Qolby, M. L. (2013). Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode Tahun 2007-2013. Jurnal Ekonom
Pembangunan Universitas Negeri Semarang.
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj
Rivai, V., Veithzal, A. P., & Idroes, F. N. (2007). Bank dan Financial Institution Management (conventional and sharia system). Jakarta: Grafindo Persada.
Riyadi, S., & Yulianto, A. (2014). Pengauh Pembiayaan Bagi Hasil, Pembiayaan Jual Beli, Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia.
Accounting Analysis Journal Universitas Negeri Semarang.
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/aaj
Setyaningsih, A., & Utami, S. S. (2013). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Universitas Slamet Riyadi Surakarta, Vol. 13, No. 1, Hlm.
100. http://www.ejurnal.unisri.ac.id/index.php/Ekonomi/article/view/550 Sihombing, N. H., & Yahya, R. M. (2016). Pengaruh Kebijakan Spin-Off, Beba
Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Dana Pihak Ketiga (DPK), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Universitas Syiah Kuala, Vol. 1, No. 2, Hlm. 127.
http://jim.unsyiah.ac.id/EKA/article/view/859
Simatupang, A., & Fanzlay, D. (2016). Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Perforning Financing (NPF), Efisiensi Operasional (BOPO), dan financing to Deposit Ratio (FDR) Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia. Jurnal Administrasi Kantor, Vol.4, No. 2, Hlm. 466.
http://ejournal-binainsani.ac.id/index.php/JAKBI/article/view/192
Subarkah, I. (2016). Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing(NPF), dan Penempatan Dana pada Bank Indonesia terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah Periode 2011-2014. E-Jurnal Universitas
Negeri Surabaya.
jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/article/19108/57/article.docx
Sudiyatno, B. (2010). Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, BOPO, CAR, dan LDR terhadap Kinerja Keuangan pada Sektor Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI) (Periode 2005-2008). Jurnal Universitas
Stikubank, Vol. 2, No. 2, Hlm. 125.
http://www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/fe1/article/view/187
Sukma, Y. L. (2013). Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kecukupan Modal, dan Risiko Kredit terhadap Profitabilitas (Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI). Jurnal Akuntansi Universitas Negeri Padang.
http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/akt/article/view/630
Sukmawati, N. M. E., & Purbawangsa, I. B. A. (2016). Pengaruh Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga, Pertumbuhan Kredit, Risiko Kredit, dan Kondisi Ekonomi terhadap Profitabilitas. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No. 9, Hlm. 5398. https://ojs.unud.ac.id/index.php/Manajemen/article/view/19539 Undang- Undang Perbankan Syariah No.21. (2008). Perbankan Syariah.
http://www.bi.go.id/id/tentang-bi/uu-bi/Documents/UU_21_08_Syariah.pdf Wibowo, E. S., & Syaichu, M. (2013). Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi
CAR, BOPO, NPF terhadap Profitabilitas Bank Syariah. Diponegoro Journal of Management, Vol. 2, No. 2, Hlm.1. http://ejournal- s1.undip.ac.id/index.php/djom/article/view/2651/2643
Widyaningrum, L. & Septiarini, D. F. (2015). Pengaruh CAR, NPF, FDR, dan OER terhadap ROA pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia Peroide Januari 2009 hingga Mei 2014. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga,Vol. 2, No. 12, Hlm. 970. http://e- journal.unair.ac.id/index.php/JESTT/article/view/680
Yuliani, E. (2013). Pengaruh Non Performing Financing, dan Dana Pihak Ketiga terhadap Return on Assets (Studi Kasus pada PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah 2008-2012). Jurnal Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/642/jbptunikompp-gdl-elsayulian-32091- 12-unikom_e-l.pdf
Zulifiah, F., & Susilowibowo, J. (2014). Pengaruh Inflasi, BI Rate, Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas Bank Umu Syariah Periode 2008-2012. Jurnal Ilmu Manajemen Universitas Negeri Surabaya, Vol. 2, No. 3, Hlm. 759.
http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/article/13291/56/article.pdf