PENDAHULUAN
Batasan Masalah
Dari sampel bank yang terdiri dari 11 bank, hanya 10 bank umum syariah yang dinilai memenuhi kriteria untuk melakukan penelitian dan 1 (satu) bank tidak memenuhi kriteria karena belum menerbitkan laporan Good Corporate Governance. Pengukuran tata kelola perusahaan yang baik masih menggunakan pengukuran secara parsial dan belum menggunakan ukuran komprehensif yang dapat mengukur kualitas tata kelola perusahaan yang baik.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui dampak rangkap jabatan Dewan Pengawas Syariah terhadap kinerja Maqashid Syariah perbankan syariah. Untuk mengetahui pengaruh Dana Sementara Syirkah dan Good Corporate Governance terhadap kinerja Maqashid Syariah pada perbankan syariah.
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan referensi dan pedoman untuk mengetahui pengaruh sarana syirkah temporer dan good corporate governance terhadap kinerja maqashid syariah.
Penelitian Terdahulu
4Ridwansyah, : "Influence of Good Corporate Governance på Maqasid Syariah Sharia Banks' præstationer i Indonesien i Jakarta-perioden: UIN Syarif Hidayatullah Thesis Jakarta, 2018. 7Muamar Nur Kholid og Arief Bachtiar "Good Corporate Governance og Syarias Banks ydeevne. Syariah in Indonesia" Journal of the Islamic University of Indonesia, bind 19 nr. 2 (2015), s.
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
Maqashid Syariah
Dengan adanya dewan pengawas syariah pada bank syariah maka kinerja maqashid syariah akan semakin baik. Dewan Pengawas Syariah dapat merangkap jabatan sebagai Dewan Pengawas Syariah pada lembaga keuangan lain.
Dana Syirkah Temporer
25. Sementara juga tidak termasuk dalam kategori kewajiban, karena dalam dana syirkah temporer hutangnya tidak sekaligus dilunasi, hal ini dipengaruhi oleh keuntungan dan kerugian perusahaan yang dibagikan berdasarkan nisbah yang disepakati pada awal akad. Ini adalah keadaan dimana zaman shahibul memberikan kebebasan penuh kepada pengelola (mudharib) untuk menggunakan dananya pada usaha yang dianggapnya baik dan menguntungkan.
Good Corporate Governance
18 Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tentang Penerapan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum. Dalam prinsip akuntabilitas, prinsip dasar penerapan tata kelola perusahaan yang baik berarti bahwa perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan hasilnya secara transparan dan wajar.
Bank Umum Syariah
Oleh karena itu, jika seluruh perusahaan menerapkan mekanisme tata kelola perusahaan yang baik, diharapkan kinerja perusahaan di Indonesia akan semakin meningkat. Pada akhirnya, hal ini tentu saja akan mempengaruhi persepsi investor terhadap investasi di Indonesia dan juga tingkat premi yang bersedia dibayarkan investor pada perusahaan yang menerapkan praktik tata kelola perusahaan yang baik. Kontrak yang dibuat antara dua pihak dimana pihak pertama mempercayakan suatu benda kepada pihak kedua.
Barang diserahkan sesuai akad jual beli dan pembayaran dapat dilakukan secara mencicil atau sekaligus. Jual beli barang berupa pemesanan pembuatan barang berdasarkan syarat dan kriteria tertentu, sedangkan pola pembayarannya dapat dilakukan sesuai kesepakatan (dapat dilakukan terlebih dahulu atau pada saat penyerahan barang). Perjanjian sewa yang dibuat antara lembaga keuangan (pemilik barang) dan pelanggan (penyewa) dengan syarat sewa yang memuat syarat-syarat pokok harga barang, sehingga pada akhir jangka waktu perjanjian penyewa dapat membeli barang tersebut. dengan harga sisa yang kecil atau diberikan begitu saja oleh bank.
Suatu perjanjian antara pemilik modal suatu usaha, yang ditentukan oleh pemilik modal (shahibul mal) dan pengelola (mudharib), dimana nisbah bagi hasil disepakati di awal, dibagi bersama, sedangkan kerugian ditanggung oleh pemilik modal. pemilik ibukota. Suatu perjanjian antara dua atau lebih pemilik modal mengenai penggabungan modal dalam suatu usaha tertentu, dimana salah satu dari mereka dapat menunjuk seorang pelaksana. 38. berlaku bagi perusahaan/proyek yang sebagian dibiayai oleh lembaga keuangan dan sebagian lagi dibiayai oleh nasabah.30 7) Akad Qardh.
Hubungan Antara Variabel Independen dengan
Pembiayaan kepada nasabah untuk penyelesaian dana segera dalam jangka waktu yang relatif singkat, dan dana akan dikembalikan secepatnya sebesar jumlah yang dibelanjakan. Dewan Pengawas Syariah dibentuk karena adanya pemisahan antara pemilik dana dan pengurus, sehingga dari hasil tersebut terdapat informasi yang asimetris yang dapat menimbulkan permasalahan bagi lembaga tersebut. Adanya pengawasan yang baik diharapkan dapat mengurangi permasalahan keagenan yang dilakukan oleh manajemen bank syariah, sehingga dengan mengurangi permasalahan keagenan maka diharapkan kinerja maqasid syariah bank syariah akan semakin baik.
Rangkap jabatan yang diemban oleh dewan pengawas syariah diharapkan dapat meningkatkan pengawasan yang lebih baik sehingga potensi permasalahan pada lembaga tersebut dapat ditekan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja bank syariah itu sendiri. Hubungan Jumlah Komite Audit dengan Kinerja Maqashid Syariah Salah satu ukuran komite audit dalam penelitian ini diukur dengan jumlah anggota komite audit pada bank syariah. Menurut Bouaziz, perusahaan dengan jumlah anggota komite audit yang lebih banyak memberikan sumber daya yang lebih banyak untuk mengawasi proses akuntansi dan pelaporan keuangan.
Sedangkan Al-Matari menyatakan bahwa jumlah anggota komite audit yang lebih banyak dapat meningkatkan pengetahuan yang digunakan untuk melakukan pengawasan. Komite audit yang aktif terlihat dalam beberapa pertemuan menunjukkan bahwa banyak waktu yang dihabiskan untuk mengawasi proses pelaporan keuangan, mengidentifikasi risiko dan memantau pengendalian internal. Peningkatan jumlah rapat komite audit dapat meningkatkan pengawasan yang lebih efektif dan meningkatkan operasional maqashid syariah.
Kerangka Berpikir
Hipotesis
H04 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Rangkap Jabatan Dewan Pengawas Syariah terhadap kinerja Maqashid Syariah. Ha4 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Rangkap Jabatan Dewan Pengawas Syariah terhadap Kinerja Maqashid Syariah. H07 Tidak terdapat pengaruh simultan yang signifikan antara variabel Dana Syirkah Temporer dan Good Corporate Coverage terhadap Kinerja Maqashid Syariah.
Ha7 : Terdapat pengaruh bersama yang signifikan antara variabel Dana Syirkah Temporer dan Good Corporate Coverage terhadap kinerja Maqasid Syariah.
METODE PENELITIAN
- Waktu dan Lokasi Penelitian
- Populasi dan Sampel
- Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
- Definisi Operasional Variabel
- Instrumen Penelitian
- Teknik Analisis Data
- Statistik Deskriftif
- Uji Asumsi Dasar
- Uji Asumsi Klasik
- Uji Hipotesis
- Uji Koefesien Determinan (R 2 )
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dana syirkah temporer berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Maqashid Syariah pada bank umum syariah di Indonesia periode 2017-2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rangkap jabatan Dewan Pengawas Syariah berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Mekashid Syariah pada Bank Umum Syariah periode 2017-2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah rapat Komite Audit tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Maqashid Syariah pada Bank Umum Syariah periode 2017-2019. 2019.
Dana Syirkah Interim berpengaruh terhadap kinerja Maqashid Syariah pada bank umum syariah di Indonesia periode 2017-2019. Good Corporate Governance yang diusulkan Dewan Komisaris tidak berpengaruh terhadap Kinerja Maqashid Syariah pada bank umum syariah di Indonesia periode 2017-2019. Tata kelola perusahaan yang baik yang ditetapkan oleh Dewan Pengawas Syariah berpengaruh terhadap Kinerja Maqashid Syariah pada bank umum syariah di Indonesia periode 2017-2019.
Tata kelola perusahaan yang baik yang digantikan dengan rangkap jabatan dewan pengawas syariah mempengaruhi kinerja Maqashid Syariah pada bank umum syariah periode 2017-2019. Tata kelola perusahaan yang baik seperti perkiraan jumlah komite audit berpengaruh terhadap kinerja Maqashid Syariah pada bank umum syariah periode 2017-2019. Tata kelola perusahaan yang baik seperti perkiraan jumlah rapat komite audit tidak berpengaruh terhadap kinerja Maqashid Syariah pada bank umum syariah periode 2017-2019.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
- Statistik Deskriptif
- Uji hipotesis
- Koefesien Determinan (R 2 )
Jumlah jabatan Dewan Pengawas Syariah bervariasi antara 1 sampai dengan 3 dengan mean sebesar 1,97 dan standar deviasi (std.Deviation) sebesar 0,490. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai SD (std.Deviasi) dari variabel Dana Syirkah Sementara, Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah, Rangkap Jabatan Dewan Pengawas Syariah. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk memprediksi atau memperkirakan (memperkirakan) besarnya nilai suatu variabel relatif terhadap variabel lainnya. Dana Syirkah Interim, X2 = Dewan Komisaris, X3 = Dewan Pengawas Syariah, X4 = Rangkap Jabatan Dewan Pengawas Syariah, X5 = Jumlah komite audit, dan
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara individu mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel independen atau tidak. Dari hasil pengolahan uji statistik pada tabel diatas, terlihat hasil uji t bahwa terdapat 3 variabel independen yang berpengaruh positif signifikan pada tingkat signifikansi kurang dari 0,05 yaitu Dana Syirkah Interim dengan nilai signifikansi sebesar 0,021, Dewan Pengawas Syariah dengan nilai signifikansi sebesar 0,021, rangkap jabatan dalam Dewan Pengawas Syariah dengan nilai signifikansi sebesar 0,005 dan jumlah komite audit dengan nilai signifikansi sebesar 0,040. Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel tersebut adalah Dana Syirkah Temporer (x1), Dewan Komisaris (X2), Dewan Pengawas Syariah (X3), Rangkap Jabatan Dewan Pengawas Syariah (X4), Jumlah Komite Audit (X5) dan Jumlah Rapat Komite Audit (X6) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja syariah Maqashid.
Berdasarkan tabel diatas, hasil pengolahan uji statistik secara bersama-sama menggunakan SPSS menguji variabel Dana Syirkah Temporer (X1), Dewan Komisaris (X2), Dewan Pengawas Syariah (X3), Rangkap Jabatan Dewan Pengawas. Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai koefisien determinasi atau customized R2 sebesar 0,329 yang berarti 32,9% variabel Kinerja Maqashid Syariah dapat dijelaskan oleh variabel Dana Syirkah Temporer, Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah, Rangkap Jabatan Syariah Dewan Pengawas, Jumlah Komite Audit dan Jumlah Rapat Komite Audit sebesar 67,1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil pengujian menjelaskan bahwa masih terdapat variabel independen lain yang dapat mempengaruhi kinerja Maqashid Syariah.
Pembahasan
Pengaruh Dewan Pengawas terhadap Kinerja Maqashid Syariah Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Dewan Pengawas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja Maqashid Syariah pada bank umum syariah di Indonesia periode 2017-2019. Ditunjukkan melalui uji t, dimana hasil regresi menunjukkan nilai signifikansi uji t sebesar 0,066 > 0,05. Dengan demikian disimpulkan Ha2 ditolak dan H02 diterima yang berarti Dewan Pengawas tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja Maqashid Syariah. Hasil pengujian menunjukkan bahwa jumlah anggota Dewan Pengawas sedikit atau banyak tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja Maqashid Syariah di bank syariah.
Pengaruh Jumlah Komite Terhadap Kinerja Maqashid Syariah Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah komite audit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja Maqashid Syariah pada Bank Umum Syariah periode 2017-2019. Oleh karena itu, kinerja Maqashid Syariah yang baik tidak dapat dinilai dari jumlah rapat komite yang diselenggarakan. Artinya apabila Dana Syirkah Interim, Dewan Komisaris, Komite Pengawas Syariah, Rangkap Jabatan Komite Pengawas Syariah, Jumlah Komite Audit, Jumlah Rapat Komite Audit dilaksanakan secara sinergis dan mendukung pemahaman Syariat Islam yang baik maka dapat meningkatkan kinerja berdasarkan Maqashid Syariah pada bank Umum Syariah di Indonesia.
Dana syirkah temporer, tata kelola perusahaan yang baik dengan surat kuasa dari Dewan Pengawas, Dewan Pengawas Syariah, Dewan Pengawas Syariah. Rangkap Jabatan, Jumlah Komite Audit dan Jumlah Rapat Komite Audit Berpengaruh Terhadap Kinerja Maqashid Syariah pada Bank Umum Syariah Periode 2017-2019. Hal ini terlihat dari nilai F. Hitungnya sebesar 3,373 dan tingkat signifikansinya 0,016 atau lebih rendah dari standar 0,05. Analisis kinerja keuangan sistem perbankan syariah berdasarkan manajemen risiko, laba, permodalan (RGEC) dan indeks Maqashid Syariah. Good Corporate Governance dan Kinerja Maqashid Syariah Bank Syariah di Indonesia”, Jurnal Universitas Islam Indonesia, vol 19 no.2 (2015).
Dampak Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Bank Maqashid Syariah di Indonesia Periode Skripsi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018). Judul Skripsi: Pengaruh Dana Syirkah Interim dan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Maqashid Syariah (Bank Umum Syariah Indonesia Periode 2017-2019).