• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Desentralisasi Fiskal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pengaruh Desentralisasi Fiskal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

Segala puji bagi Allah atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, tugas ini tidak dapat terselesaikan dengan baik. Kedua orang tua tercinta dan seluruh keluarga besar yang telah memberikan dukungan, doa, dan motivasi baik moril maupun materiil selama penyusunan tugas ini.

Jaka Sriyana, SE., M.Sc., Ph.D selaku pembimbing skripsi, yang telah memberikan waktu dan nasehatnya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Latar Belakang

Sumber : Badan Pusat Statistik, Laju Pertumbuhan PDB Seri 2010 (diolah) Berdasarkan data pada gambar di atas, dapat kita lihat bahwa dari tahun 2017 hingga tahun 2020, pertumbuhan ekonomi hingga Q4 2020 masih mengalami penurunan sebesar -2,19%. Namun, membaik dibandingkan pertumbuhan ekonomi triwulan III 2020 yang turun menjadi -3,49. Hal ini menunjukkan bahwa sistem desentralisasi fiskal yang diterapkan di Indonesia belum dapat mencapai tujuan yang diinginkan yaitu meningkatkan dan mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah.

Sukirno (2000) mengklaim bahwa dalam teori pertumbuhan ekonomi neoklasik terdapat tiga jenis input yang dapat mempengaruhi salah satunya adalah pekerjaan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih jauh pengaruh desentralisasi fiskal, tenaga kerja, dan inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Rumusan Masalah

Selain desentralisasi fiskal dan tenaga kerja, ada faktor lain yang dapat mempengaruhi kondisi perekonomian di Indonesia yaitu inflasi. Pada saat inflasi ringan akan berdampak positif terhadap perekonomian, namun sebaliknya jika inflasi tinggi (hiperinflasi) maka perekonomian akan lesu. Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi seperti tersebut di atas tentunya sangat penting untuk dikaji pengaruhnya guna mendapatkan solusi yang tepat untuk setiap permasalahan akibat pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi erat kaitannya dengan kegiatan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya, seperti konsumsi, produksi, dan distribusi barang atau jasa. Kegiatan tersebut diharapkan dapat berjalan dengan baik sehingga dapat memberikan dampak yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, sehingga faktor-faktor yang mempengaruhinya perlu dianalisis lebih mendalam.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sistematika Penulisan

Landasan Teori

Sabilla dan Jaya (2014) melakukan penelitian dengan judul Dampak Pelaksanaan Desentralisasi Fiskal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Stabilitas Harga di Provinsi Indonesia. Sasana (2015) telah melakukan penelitian dengan judul Dampak Pelaksanaan Desentralisasi Fiskal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Kestabilan Harga di Provinsi-provinsi di Indonesia. Widianto, A., dkk (2016) yang melakukan penelitian berjudul Pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, dan Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Kemiskinan.

Sedangkan variabel ekspor tidak berpengaruh atau bahkan berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah per penduduk. Variabel dana tujuan umum, dana tujuan khusus dan bagi hasil tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

Landasan Teori

Berdasarkan uraian di atas, dapat diartikan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan ekonomi yang dilihat dari Produk Domestik Bruto dalam jangka panjang. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, kecepatan proses pembangunan tergantung pada sejauh mana sumber daya manusia sebagai subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melakukan proses pembangunan. Namun, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembangunan ekonomi jika tidak didukung oleh kemampuan sumber daya manusia dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia.

Sumber daya modal berupa barang investasi sangat penting untuk pembangunan dan kelancaran pembangunan ekonomi, karena barang investasi juga dapat meningkatkan produktivitas. Teori pertumbuhan neoklasik pada dasarnya berusaha menjelaskan faktor-faktor utama yang menentukan pertumbuhan ekonomi dan kontribusi relatif dari berbagai faktor tersebut dalam menghasilkan pertumbuhan ekonomi. Dalam teori neoklasik ditunjukkan bagaimana tiga jenis input yaitu; modal, teknologi dan tenaga kerja menentukan tingkat kegiatan ekonomi dan peranan modal dan perkembangan teknologi dalam menentukan pertumbuhan ekonomi (Sukirno, 2000).

33 Tahun 2004 Pasal 1 Dana Alokasi Umum (DAU) adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dalam rangka pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk pembiayaan kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. 33 Tahun 2004 Pasal 1 Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan ke daerah tertentu. 33 Tahun 2004 Pasal 1 Dana Bagi Hasil (PRF) adalah dana yang berasal dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah berdasarkan angka persentase untuk pembiayaan kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi.

Dana Bagi Hasil bertujuan untuk memperbaiki ketimpangan vertikal antara pemerintah pusat dan daerah dengan memperhatikan potensi daerah penghasil. Dana bagi hasil yang berasal dari pajak terdiri dari pajak bumi dan bangunan (PBB), bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB), dan pajak penghasilan (PPh) pasal 25 dan 29 untuk wajib pajak orang pribadi. Todaro (2003) menjelaskan bahwa pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja secara tradisional dianggap sebagai salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi.

Hubungan Antar Variabel

Hubungan Dana Bagi Hasil (DBH) dengan Pertumbuhan Ekonomi Wandira (2013) berpendapat bahwa DBH merupakan sumber pendapatan daerah yang potensial dan merupakan salah satu sumber modal dasar pemerintah daerah dalam memperoleh dana pembangunan dan pemenuhan belanja daerah selain DAU dan DAK . Jika jumlah DBH ditingkatkan, maka pertumbuhan ekonomi daerah di suatu provinsi juga akan meningkat. Hal ini sejalan dengan penelitian Sabila & Jaya (2014) bahwa dana bagi hasil berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Peningkatan angkatan kerja berarti peningkatan output per kapita atau biasa disebut produktivitas tenaga kerja. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sasana (2015) yang menunjukkan hasil bahwa pekerjaan berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sasana (2015) yang menunjukkan hasil bahwa inflasi berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Kerangka Pemikiran

Hipotesis Penelitian

Data dan Definisi Operasional

Pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan produksi barang dan jasa di suatu wilayah ekonomi pada tahun tertentu terhadap nilai tahun sebelumnya yang dihitung atas dasar PDRB/PDB atas harga konstan. Dana alokasi umum adalah dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana alokasi khusus adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan ke daerah tertentu.

Bertujuan untuk membantu daerah tertentu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sejalan dengan prioritas nasional. Dana Bagi Hasil adalah dana yang bersumber dari APBN berupa pajak dan sumber daya alam yang dibagikan kepada daerah secara persentase dengan memperhatikan potensi daerah penghasil. Inflasi adalah kecenderungan kenaikan harga barang dan jasa secara umum yang terjadi secara terus menerus.

Metode Analisis Data

Dalam metode efek acak, diasumsikan bahwa perbedaan intersep dan konstanta disebabkan oleh residual/kesalahan akibat perbedaan antar unit dan antar periode yang terjadi secara acak. Dikatakan signifikan jika p-value kurang dari 5% atau 10% sehingga menggunakan model estimasi fixed effect, atau jika p-value lebih dari 5%. Dikatakan signifikan jika p-value kurang dari 5% sehingga menggunakan model estimasi fixed effect, atau jika p-value lebih dari 5%.

Ia dikatakan signifikan apabila nilai p kurang daripada 5%, dengan itu menggunakan anggaran model kesan rawak, atau apabila nilai p lebih daripada 5%.

Pengujian Hipotesis

Analisis Deskripsi Data Penelitian

Jenis data yang digunakan adalah data panel yang merupakan gabungan dari data time series dengan data cross sectional. Data cross sectional diambil dari 32 provinsi di Indonesia, sedangkan data time series diambil dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2019. Variabel independen yang digunakan terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Khusus (DAK), Tenaga Kerja dan Inflasi, sedangkan variabel dependennya adalah tingkat pertumbuhan ekonomi.

Ariefianto (2012) menjelaskan bahwa statistik deskriptif memberikan gambaran tentang suatu data berupa mean, standar deviasi, nilai maksimum dan nilai minimum dari masing-masing variabel. Jumlah tenaga kerja terbanyak dalam penelitian ini adalah 1.000 orang di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2019, dan jumlah tenaga kerja terendah adalah 271.143 orang di Provinsi Papua Barat pada tahun 2007. Inflasi tertinggi dalam penelitian ini adalah 29,34% di Provinsi Aceh pada tahun 2005 dan inflasi. terendah sebesar 0,23% di Provinsi Aceh pada tahun 2012.

Hasil Uji Regresi Panel

PE = Pertumbuhan ekonomi (miliar rupiah) DAU = dana alokasi umum (ribuan rupiah) DBH = dana bagi hasil (ribuan rupiah) DAK = dana alokasi khusus (ribuan rupiah) TK = tenaga kerja (jiwa). Dilihat dari nilai 𝛽3 sebesar -4,03E-10 menunjukkan bahwa dana alokasi khusus memiliki hubungan yang tidak searah dengan pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan, terlihat bahwa Dana Alokasi Umum (DAU) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Namun penelitian Kurniawan (2018) menunjukkan bahwa DAU berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang dilakukan menunjukkan bahwa Dana Bagi Hasil (DBH) tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan (2018) yang menunjukkan bahwa DBH berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widianto, A., dkk (2016) dan Kurniawan (2018) yang menunjukkan bahwa DAK berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sabilla dan Jaya (2014) yang menunjukkan bahwa dana alokasi khusus berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan, ternyata pekerjaan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

Jadi, ketika jumlah tenaga kerja bertambah atau berkurang, tidak akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Dari hasil pengujian hipotesis terlihat bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hadi Sasana (2015) yang menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Simpulan

Dengan menggunakan ukuran sisi penerimaan APBD yaitu dana perimbangan yang terdiri dari dana pembagian umum, dana pembagian khusus dan dana bagi hasil hasilnya berbeda. Kedua, angkatan kerja yang merupakan salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi, secara statistik tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

Implikasi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: Pertama, kebijakan dan keputusan pemerintah pusat dalam melaksanakan desentralisasi fiskal belum tepat. 2018). Pengaruh desentralisasi fiskal, tekanan fiskal dan kinerja keuangan daerah terhadap belanja langsung pada kabupaten/kota di Provinsi Bali.

Dampak Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Belanja Modal terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Kemiskinan.

Referensi

Dokumen terkait

4.2.2 Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Dana Bagi Hasil Terhadap Belanja Daerah Pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Riau

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Dana Bagi Hasil memiliki pengaruh terhadap Belanja Daerah