• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh diversifikasi berhubungan dan tidak berhubungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh diversifikasi berhubungan dan tidak berhubungan"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

Dalam hal ini nilai tambah merupakan selisih kinerja perusahaan yang terdiversifikasi dibandingkan perusahaan segmen tunggal. Dalam asosiasi bisnis, mis. nilai lebih untuk menunjukkan selisih nilai lebih antara nilai investasi awal dengan nilai buku usaha yang akan diakuisisi. Kemudian, untuk kegiatan investasi pada surat berharga, nilai lebih menunjukkan selisih nilai lebih dari nilai pasar dikurangi nilai buku saham.

Dalam penelitian ini, nilai lebih merupakan selisih kinerja perusahaan yang terdiversifikasi dibandingkan perusahaan segmen tunggal. Berdasarkan penelitian ini, terdapat kemungkinan bahwa nilai lebih perusahaan dengan diversifikasi terkait lebih tinggi dibandingkan nilai lebih perusahaan dengan diversifikasi tidak terkait. Demikian pula hasil penelitian Puji Harto (2005) dan Annaria dkk (2009) menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara Tobin's Q dengan nilai berlebih.

Namun berbeda dengan hasil penelitian Puji Harto (2005) dan Annaria dkk (2009) yang menemukan bahwa umur perusahaan berpengaruh negatif terhadap nilai lebih. Artinya semakin panjang umur perusahaan maka nilai surplusnya semakin rendah (koefisien umur pada uji t bernilai negatif). Jika nilai kelebihannya menunjukkan nilai positif, berarti perusahaan yang terdiversifikasi memiliki kinerja lebih baik dibandingkan perusahaan segmen tunggal.

Namun sebaliknya jika kelebihan nilai bernilai negatif, maka kinerja perusahaan yang terdiversifikasi lebih rendah dibandingkan perusahaan segmen tunggal.

Gambar 2.1  Kerangka pemikiran     Variabel Bebas
Gambar 2.1 Kerangka pemikiran Variabel Bebas

Analisis Regresi Berganda

11 Sebelum dilakukan analisis regresi berganda, model telah melewati beberapa uji asumsi klasik seperti uji normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Pengaruh Leverage, Tobin’s Q, Earning Growth, Ukuran Perusahaan, dan Umur Perusahaan Terhadap Excess Value

Leverage yang mencerminkan rasio total utang terhadap total aset menunjukkan koefisien positif sebesar 0,45 (Tabel 4.2) dan signifikan dengan signifikansi 0,013 (Tabel 4.2). Artinya semakin tinggi rasio leverage maka ekuitas semakin tinggi atau semakin baik kinerja perusahaan. Hasil ini mendukung penelitian Puji Harto (2005) dan Annaria, dkk (2009) yang menemukan cukup bukti adanya hubungan positif antara leverage dan kinerja perusahaan yang diukur dengan ekuitas. Leverage yang tinggi menunjukkan adanya peluang investasi yang lebih tinggi dengan menggunakan sumber daya eksternal dari kreditur (hutang).

Hasil uji regresi diperoleh koefisien korelasi positif variabel Tobin's Q sebesar 0,001 (Tabel 4.2) dan signifikan dengan signifikansi 0,002 (Tabel 4.2). Hal ini dikarenakan perusahaan dengan Tobin's Q yang tinggi atau lebih besar dari 1 umumnya mempunyai tingkat peluang investasi yang lebih baik, potensi pertumbuhan yang lebih tinggi, dan juga menunjukkan kinerja manajemen yang baik dalam mengelola aset yang dimilikinya. Uji regresi pada model-1 yang hasilnya ditunjukkan pada tabel 4.2 menunjukkan koefisien negatif pada variabel pertumbuhan pendapatan sebesar -0,31, namun tidak signifikan dengan signifikansi 0,165 yang berarti pertumbuhan pendapatan tidak mempunyai pengaruh terhadap kelebihannya. nilai.

Sedangkan koefisien negatif berarti semakin tinggi tingkat pertumbuhan atau semakin tinggi pertumbuhan laba maka semakin baik kinerja perusahaan. Hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis awal, yaitu semakin tinggi laba yang diperoleh perusahaan maka semakin tinggi pula laba per sahamnya. saham, sehingga kemampuan perusahaan dalam membagikan dividen kepada pemegang saham juga meningkat. Namun hasil tersebut mendukung pernyataan Puji Harto (2005) yang menyatakan bahwa pertumbuhan laba perusahaan berdampak negatif terhadap nilai tambah.

Dampak negatif dari pertumbuhan laba karena kinerja suatu perusahaan yang dalam hal ini ditunjukkan dengan kelebihan nilai dipengaruhi oleh banyak hal, tidak hanya dari segi laba saja, sedangkan pertumbuhan laba hanya mengukur tingkat pertumbuhan perusahaan dari segi perusahaan. hanya keuntungan. Berdasarkan hasil regresi, koefisien regresi neraca lognormal menunjukkan nilai positif sebesar 0,170 (Tabel 4.2) dan signifikan dengan signifikansi 0,000. Artinya ukuran perusahaan pada sektor properti dan real estate berpengaruh positif terhadap nilai lebih, dimana semakin besar aset yang dimiliki perusahaan maka semakin tinggi pula kinerja perusahaan.

Dengan tersedianya aset yang cukup maka peluang investasi perusahaan semakin besar, dengan modal yang cukup maka kinerja perusahaan dapat meningkat. Hasil uji regresi (tabel 4.2) menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar -0,47 dan signifikan dengan signifikansi 0,000. Hipotesis awal variabel ukuran perusahaan menyatakan bahwa perusahaan yang lebih tua mempunyai pengalaman yang lebih banyak sehingga diharapkan mempunyai kinerja yang lebih baik karena mengetahui strategi mana yang paling tepat untuk diterapkan pada perusahaannya.

Model-2

  • Hasil Uji Hipotesis 3
  • Pengaruh Level Diversifikasi, Leverage, Tobin’s Q, Earning Growth, Ukuran Perusahaan, dan Umur Perusahaan

Hasil tersebut mendukung penelitian Puji Harto (2005) dan penelitian Annaria dkk (2009), dimana koefisien umur bernilai negatif. Dengan hasil tersebut maka H3 ditolak karena tidak signifikan yang berarti tidak terdapat perbedaan nilai lebih perusahaan terdiversifikasi berelasi dibandingkan dengan nilai lebih perusahaan terdiversifikasi tidak berelasi pada sektor real estate dan real estate. Hitt et all (2008) dan Anthony dan Govindarajan (2004) menyatakan bahwa perusahaan dengan diversifikasi terkait memiliki kinerja lebih baik dibandingkan perusahaan segmen tunggal, sedangkan perusahaan dengan diversifikasi tidak terkait mencapai kinerja baik dalam jangka panjang (Anthony & Govindarajan: 2004).

Kesimpulan tersebut tidak mendukung penelitian Puji Harto (2005) dan Annaria dkk (2009) yang menyatakan bahwa derajat diversifikasi tidak mempunyai cukup bukti untuk mengatakan mempengaruhi nilai lebih. Financial leverage yang mencerminkan proporsi total hutang terhadap total aset menunjukkan koefisien positif sebesar 0,027 (Tabel 4.3), namun tidak signifikan dengan signifikansi 0,226 (Tabel 4.3) yang berarti semakin tinggi rasio leverage maka semakin tinggi pula kelebihan nilai atau kinerja perusahaan yang lebih baik. 16 (2005) dan Annaria et al (2009) yang menemukan cukup bukti adanya hubungan positif antara leverage dan kinerja perusahaan yang diukur dengan nilai berlebih.

Leverage yang tinggi seharusnya menunjukkan peluang investasi yang lebih tinggi dengan menggunakan dana eksternal dari kreditor (hutang). Dari hasil uji regresi diperoleh koefisien korelasi positif variabel Tobin's Q sebesar 0,001 (tabel 4.3) dan signifikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,006. Uji regresi pada model-2 yang hasilnya ditunjukkan pada tabel 4.3 menunjukkan koefisien negatif untuk variabel pertumbuhan laba sebesar -0,32 yang berarti semakin tinggi rasio pertumbuhan laba maka kinerja perusahaan akan semakin rendah.

Hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis awal yang menyatakan bahwa semakin tinggi laba perusahaan maka semakin tinggi pula laba per saham, sehingga kemampuan perusahaan dalam membayar dividen kepada pemegang saham juga meningkat. Berdasarkan hasil regresi model 2, koefisien regresi log-normal total mean menunjukkan nilai positif sebesar 0,162 (Tabel 4.3) dan signifikan pada nilai signifikansi 0,001 (Tabel 4.3). Artinya pada sektor properti dan real estate, ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai lebih, dengan semakin besar aset yang dimiliki perusahaan maka semakin tinggi pula kinerja perusahaan.

Dengan tersedianya aset yang cukup maka perusahaan mempunyai peluang investasi yang lebih besar, dengan sumber modal yang cukup maka kinerja perusahaan dapat meningkat. Perusahaan yang lebih tua mempunyai pengalaman yang banyak, sehingga diharapkan kinerjanya lebih baik karena lebih memahami strategi mana yang paling cocok diterapkan pada bisnisnya. Hasil tersebut mendukung penelitian Puji Harto (2005) dan penelitian Annaria dkk (2009) dimana koefisien umur bernilai negatif.

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Saran

Pengaruh diversifikasi usaha, leverage dan ukuran perusahaan terhadap profitabilitas pada perusahaan industri go public di Bursa Efek Jakarta. Pengaruh diversifikasi terhadap kinerja perusahaan ditinjau dari profitabilitas dan ekspektasi pasar terhadap risiko pada perusahaan non keuangan di Indonesia selama tahun 2005-2007. Pengaruh diversifikasi perusahaan terhadap kelebihan nilai perusahaan manufaktur, perdagangan besar dan eceran, serta properti dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2005-2007.

Tabel 1  Populasi Penelitian
Tabel 1 Populasi Penelitian

Referensi

Dokumen terkait