1
PENGARUH EFEKTIVITAS E-SPT MASA PPN DAN SANKSI PERPAJAKAN PADA KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN
DI KPP PRATAMA PONOROGO
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi
Oleh
YAYUK WIDIYANTI NPM. 21601082280
UNIVERSITAS ISLAM MALANG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI MALANG
2021
vi
telah terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Ponorogo 2015-2019 dijadikan sebagai populasi pada penelitian ini. Dari populasi tersebut diambil 50 responden sebagai sampel.
Peneliti membagikan angket atau kuesioner kepada wajib pajak badan melalui google form, karena penelitian dilakukan pada masa pandemic. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Metode analisa data yang peneliti gunakan adalah uji reliabilitas, uji validitas, uji normalitas, uji asumsi klasik (uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas), uji regresi linier berganda dan uji hipotesis yang terdiri dari uji simultan (F-test), uji determinasi (R2), uji parsial (t-test).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, efektivitas e-SPT Masa PPN berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak badan. Sanksi perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Koefisien determinasi R² yang menunjukkan 0,541, artinya 54,10% kepatuhan wajib pajak badan dipengaruhi efektivitas e-SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan sanksi perpajakan, sedangkan sisanya yaitu 45,90% kepatuhan wajib pajak badan dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Kata Kunci: e-SPT Masa PPN, Sanksi Perpajakan, Kepatuhan Wajib Pajak Badan , Purposive Sampling.
vii ABSTRACT
“
The Purpose of this research is to find out how much influence the effectiveness of the application of SPT Value Added Tax (VAT) period and tax sanctions on taxpayer compliance at KPP Pratama Ponorogo. The corporate taxpayer who have been registered at the Ponorogo 2015-2019 tax service office are the population, 50 respondents were taken as the sample.
Researchers distributed questionnaires to corporate taxpayers via Google Form, because the research was conducted during a pandemic. The sampling technique used purposive sampling method. The data analysis methods that researchers use are reliability test, validity test, normality test, classical assumption test (multicollinearity test and heteroscedasticity test), multiple linear regression test and hypothesis testing consisting of simultaneous test (F-test), determination test (R²), partial test (t-test).
The results of this research indicate that the effectiveness of e-SPT period Value Added Tax has a positive and significant effect on corporate taxpayer compliance. Tax sanctions have a positive and significant effect on taxpayer compliance. The coefficient of determination R² which shows 0.541, meaning that 54.10% of corporate taxpayer compliance is influenced by the effectiveness of e- SPT period Value Added Tax (VAT) and tax sanctions, while the remaining 45.90% of corporate taxpayer compliance is influenced by other variables not examined in this research.
Keyword: e-SPT period Value Added Tax (VAT), Tax Sanctions, Corporate Taxpayer Compliance, Purposive Sampling.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak berperan penting dalam kehidupan bernegara untuk membiayai semua pengeluaran khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara. Penerimaan perpajakan dapat berasal dari Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), BPHTB, cukai, dan pajak lainnya. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan salah satu jenis pajak yang memiliki potensi penerimaan cukup besar.
Menurut UU No. 42 Tahun 2009 perubahan ketiga atas UU No. 8 tahun 1983 tentang PPN Barang dan Jasa dan PPnBM, PPN adalah pajak yang dikenakan atas penyerahan, pemanfaatan, ekspor dan impor Barang Kena Pajak (BKP) maupun Jasa Kena Pajak (JKP). Berdasarkan data pada Arus Kas Laporan Hasil Pemerikasaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat 2019 Realisasi penerimaan PPN tahun 2018 mengalami penurunan
2
di tahun 2019, dimana penerimaan PPN tahun 2018 sebesar 537,26 triliun rupiah menurun di tahun 2019 sebesar 531,57 triliun rupiah .
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat membuat pemerintah mengambil langkah konkrit untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak khususnya dalam melaporkan SPT Masa PPN dengan memberlakukan sistem SPT elektronik (e-SPT) untuk pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Sistem ini diberlakukan sebagai bentuk peningkatan kualitas pelayanan dari sistem administrasi pajak modern, dengan tujuan untuk mempermudah para Wajib Pajak (WP) Badan dalam melaporkan SPT Masa PPN.
Sistem pelaporan SPT elektronik (e-SPT) diberlakukan atas dasar peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor 6/PJ/2009 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan yang menyebutkan bahwa, bagi Wajib Pajak yang telah ditetapkan terdaftar di KPP berdasarkan Keputusan Direktorat Jenderal Pajak yang berlaku sebelum Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor 6/PJ/2009 ditetapkan, maka kewajiban penggunaan e-SPT berlaku terhitung sejak 1 Juli 2009. Bagi Wajib Pajak yang ditetapkan terdaftar di Kantor Pelayanan Perpajakan (KPP) berdasarkan Keputusan Direktorat Jenderal Pajak yang berlaku setelah Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor 6/PJ/2009 ditetapkan, maka kewajiban penggunaan e-SPT berlaku sejak awal bulan keenam setelah bulan Wajib Pajak ditetapkan.
Menurut Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak No. 06/PJ/2012 rasio kepatuhan SPT Masa PPN adalah perbandingan antara jumlah SPT Masa PPN yang diterima atau dilaporkan dengan jumlah Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang dikukuhkan. Dengan diberlakukannya Surat Pemberitahuan Masa PPN Elektronik (e-SPT) yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak sesuai dengan PER- 11/PJ/2013 yang sebelumnya pengisian Surat Pemberitahuan Masa PPN dengan cara manual oleh wajib pajak dan kini menggunakan e-SPT maka kontribusi terhadap Pajak Pertambahan Nilai akan meningkat.
Penyampaian SPT melalui aplikasi e-SPT merupakan salah satu kemudahan yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak. e-SPT adalah data SPT Wajib Pajak dalam bentuk elektronik yang dibuat oleh Wajib Pajak dengan menggunakan aplikasi e-SPT yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Latar belakang Direktorat Jenderal Pajak menyediakan aplikasi e-SPT yaitu sistem SPT manual memakan waktu dan biaya, meminimalisasi human error dalam perekaman data oleh petugas pajak (fiskus), serta meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak dalam rangka reformasi administrasi perpajakan. Setiap tahun Direktorat Jenderal Pajak menetapkan target rasio kepatuhan Wajib Pajak dalam rangka salah satu upaya pengamanan penerimaan pajak. Kepatuhan Wajib Pajak didefinisikan sebagai kesadaran dalam memenuhi kewajibannya untuk mengisi formulir pajak dan menghitung sendiri jumlah pajak yang terutang dengan benar dan dilaporkan tepat waktu. Tingkat kepatuhan
4
sukarela dari wajib pajak yang tinggi diharapkan dapat meningkatkan penerimaan pajak yang tercermin dengan naiknya rasio pajak (tax ratio).
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Ponorogo adalah unit kerja Direktorat Jendral Pajak dan merupakan salah satu dari 15 KPP yang berada di bawah naungan Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak Jawa Timur II. KPP Pratama Ponorogo memberikan pelayanan perpajakan untuk wilayah kabupaten Ponorogo dan kabupaten Pacitan. Sebelum dibentuknya KPP Pratama Ponorogo wilayah kabupaten Ponorogo dan kabupaten Pacitan masuk pada wilayah kerja KPP Pratama Madiun yang pelaksanaan administrasinya dilaksanakan oleh Kantor Penyuluhan Pengamatan Potensi Perpajakan (KP4) Ponorogo untuk wilayah kerja kabupaten Ponorogo dan KP4 Pacitan untuk wilayah kerja kabupaten Pacitan. Namun sejak November 2007 dengan terbitnya keputusan Direktorat Jendral Pajak maka diputuskan KP4 Ponorogo dan Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KPPBB) Ponorogo digabungkan sehingga terbentuklah KPP Pratama Ponorogo. Sedangkan KP4 Pacitan menjadi Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Pacitan yang secara administratif berada di bawah KPP Pratama Ponorogo.
Dari data di KPP Pratama Ponorogo pada periode 2015-2019 menunjukkan total penerimaan PPN sebesar 746.564.698.432. Jumlah wajib pajak badan PKP yang terdaftar 4.769. Wajib Pajak Badan yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) untuk
melaksanakan kewajibannya dalam menghitung, memperhitungkan, memungut dan melaporkan PPN cenderung meningkat di KPP Pratama Ponorogo. Wajib Pajak Badan yang menggunakan fasilitas SPT elektronik dalam melaporkan SPT Masa PPN juga mengalami peningkatan.
Beberapa penelitian mengenai penerapan e-SPT telah dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh dan efektivitas penerapan e-SPT. Menurut hasil penelitian Handayani (2013) bahwa efektivitas penerapan e-SPT masa PPN berpengaruh positif dan signifikan pada kepatuhan Wajib Pajak badan di KPP Pratama Denpasar Barat.
Menurut penelitian Kirana (2016) menunjukkan bahwa Penerapan e-SPT berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Wates. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik penerapan e- SPT maka kepatuhan Wajib Pajak Badan di KPP Pratama wates akan semakin meningkat. Tingkat Pemahaman perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Wates.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pemahaman perpajakan maka semakin tinggi kepatuhan Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Wates. Kesadaran Wajib Pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Wates. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kesadaran Wajib Pajak maka kepatuhan Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Wates akan semakin baik.
Selain penerapan e-SPT, faktor lain yang dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak adalah sanksi perpajakan. Sanksi perpajakan
6
merupakan hukuman yang diterima wajib pajak ketika wajib pajak tidak dapat melaksanakan kewajiban perpajakannya, dimana sanksi pajak tersebut harus dapat memberikan efek jera bagi wajib pajak sehingga tidak akan mengulanginya kembali. Rusmawanti (2015), sanksi pajak merupakan pengenaan bagi wajib pajak yang tidak penyampaikan SPT tepat waktu sesuai dalam jangka waktu penyampaian SPT atau batas waktu perpanjangan surat pemberitahuan dimana jangka waktu tersebut adalah sesuai dengan pasal 3 ayat 3 dan 4 UU KUP No.28 tahun 2007.
Hasil dari penelitian Rusmawanti (2015), bahwa sanksi pajak dan sensus pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Berdasarkan uraian latar belakang dan hasil penelitian tersebut diatas, mendorong penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai penerapan e-SPT khususnya e-SPT PPN dalam hubungannya dengan kepatuhan wajib pajak dan sanksi perpajakan. Oleh karena itu penulis mengambil judul “Pengaruh Efektivitas e-SPT Masa PPN dan Sanksi Perpajakan Pada Kepatuhan Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Ponorogo”.
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas maka dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah efektivitas e-SPT Masa PPN dan sanksi perpajakan berpengaruh pada kepatuhan wajib pajak badan di KPP Pratama Ponorogo?
2. Apakah efektivitas e-SPT Masa PPN berpengaruh pada kepatuhan wajib pajak badan di KPP Pratama Ponorogo?
3. Apakah sanksi perpajakan berpengaruh pada kepatuhan wajib pajak badan di KPP Pratama Ponorogo?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan di atas maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh efektivitas penerapan e-SPT Masa PPN dan sanksi perpajakan pada kepatuhan Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Ponorogo.
2. Mengetahui pengaruh efektivitas penerapan e-SPT Masa PPN pada kepatuhan Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Ponorogo.
3. Mengetahui pengaruh sanksi perpajakan pada kepatuhan Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Ponorogo.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Dengan dicapainya tujuan penelitian diatas, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
1. Manfaat Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi dunia akademis yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan memberikan gambaran informasi secara umum kepada pihak-pihak yang membutuhkan studi yang berkaitan dengan PPN.
8
2. Manfaat Praktisi
Sebagai informasi dan bahan evaluasi tentang efektivitas e- SPT PPN dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak badan di KPP Pratama Ponorogo, sebagai informasi dan bahan evaluasi tentang kepatuhan wajib pajak dalam menyampaikan SPT.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada wajib pajak badan PKP yang terdaftar di KPP Pratama Ponorogo tahun 2015 sampai dengan tahun 2019, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Efektivitas e-SPT PPN berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak badan (Studi kasus wajib pajak badan PKP tahun 2015 sampai 2019). Semakin tinggi tingkat efektivitas e-SPT PPN, semakin mempengaruhi kepatuhan wajib pajak badan.
2. Sanksi perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap terhadap kepatuhan wajib pajak badan (Studi kasus wajib pajak badan PKP tahun 2015 sampai 2019). Semakin berat sanksi perpajakan, maka semakin berpengaruh kepatuhan wajib pajak badan.
3. Koefisien determinasi R² yang menunjukkan 0,541, artinya 54,10%
kepatuhan wajib pajak badan dipengaruhi oleh efektivitas e-SPT PPN dan sanksi perpajakan, sedangkan sisanya yaitu 45,90% kepatuhan wajib pajak badan dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
5.2 Keterbatasan
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah:
57
1. Kendala dalam mencari responden dimasa pandemic, sehingga sampel penelitiannya kecil, yang mengakibatkan sumber daya generalisasi rendah.
2. Tidak bisa menyebarkan kuesioner secara langsung kepada responden.
3. Peneliti membutuhkan waktu cukup lama agar dapat memenuhi jumlah responden yang telah ditentukan.
5.3 Saran
Dari hasil penelitian yang dilakukan memperoleh temuan adanya efektivitas e-SPT PPN dan sanksi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak badan (Studi kasus wajib pajak badan PKP tahun 2015 sampai 2019), peneliti memberi saran sebagai berikut:
1. Sebaiknya peneliti selanjutnya mencari responden yang lebih banyak dan ditambahkan wajib pajak orang pribadi sehingga sehingga sumber daya generalisasinya lebih tinggi.
2. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menyebarkan kuesioner secara langsung, sehingga kuesioner dapat menyebar secara rata.
3. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat bekerja secara efektif dan efisien untuk menghemat waktu agar responden dapat cepat terisi.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Titis Wahyu. 2018. “Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Sanksi Pajak dan Kesadaran Wajb Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Pada KPP Pratama Cilacap Tahun 2018”. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta APBN Kita Kinerja dan Fakta. 2019. “Arus kas Laporan Hasil Pemerikasaan atas
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat”.
https://www.kemenkeu.go.id/apbnkita. Diunduh 19 Juni 2020
Handayani, K. Putri. 2013. "Pengaruh Efektivitas e-SPT Masa PPN pada Kepatuhan Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Denpasar Barat”. Skripsi.
Universitas Udayana
Ilhamsyah, R, Endang, M.G.W, Dewantara, R.Y. 2016. “Pengaruh Pemahaman dan Pengetahuan Wajib Pajak Tentang Peraturan Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan, dan Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor (Studi Samsat Kota Malang)”.
Jurnal Perpajakan (JEJAK) Vol. 8 No. 1
Kirana, L.A.A. 2016. “Pengaruh Penerapan e-SPT, Tingkat Pemahaman Perpajakan, dan Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Wates”. Jurnal Akuntansi dan Bisnis
Mardiasmo. 2016. “Perpajakan”.Yogyakarta: Andi Offset.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per - 25/ PJ/2014 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per- 44/PJ/2010 Tentang Bentuk, Isi, dan Tata Cara Pengisian serta Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN)
Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor 03/PJ/2015 Mengenai Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan dalam Bentuk Elektronik.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 9/PMK.03/2018 tentang Surat Pemberitahuan (SPT)
Resmi, Siti. 2016. “Perpajakan: Teori Dan Kasus”. Edisi delapan. Jakarta:
Salemba Empat.
Rusmawanti, Sochi. 2015. “Pengaruh Pemahaman Pajak, Sanksi Pajak dan Sensus Pajak terhadap Kepatuha Wajib Pajak Pribadi yang Memiliki Usaha”.
Universitas Sajanawiyata Tamansari Yogyakarta. Jurnal Akuntansi Vol. 3 No. 2
59
Sani, Ahmad & Habibie, Azwansyah. 2017. “Pengaruh Moral Wajib Pajak, Sikap Wajib Pajak dan Norma Subjektif terhadap Kepatuhan Pajak melalui Pemahaman Akuntansi”. STIE Harapan Medan. Jurnal Ilman, Vol 5, No. 2 Sugiyono. 2017. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”.CV
Alfabeta: Bandung.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-06/PJ/2012 tentang Target Rasio Kepatuhan Penyampaian Surat Pemberitahuan Pada Tahun 2012
Suyanto. 2016. “The Influence Of Tax Awareness Toward Tax Compliance Of Entrepreneurial Taxpayers And Celengan Padjeg Program As A Moderating Variable: A Case Study At The Pratama Tax Office Of Wonosari Town.
INFERENSI”, Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan.( Vol. 10, No.1). Hal. 1- 22. Jurusan Akuntansi. Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta, Yogyakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
Wardani, D. K., & Rumiyatun. (2017). “Pengaruh Pengetahuan Wajib Pajak , Kesadaran Wajib Kendaraan Bermotor (Studi Kasus Wp Pkb Roda Empat di Samsat Drive Thru Bantul)”. Jurnal Akuntansi