• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP HEMATOKRIT MENCIT

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP HEMATOKRIT MENCIT "

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP HEMATOKRIT MENCIT

(Mus musculus L. Swiss Webster) BETINA

Oleh:

Sherly Serfitria1

,

Ramadhan Sumarmin2, Rina Widiana1

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

1Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

2Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Padang

ABSTRACT

Mangosteen (Garcinia mangostana L.) is a traditional remedy containing xanthone compounds.

Xanthones are the active compounds in the mangosteen rind that is as an immunomodulator, so that it can stabilize erythrocytes in the body and can normalize or optimize the work of the immune system so that the components in the blood stable. Xanthone compounds play a role in accelerating the formation of red blood cells in the blood. This study aims to determine the effect of extracts of mangosteen rind (Garcinia mangostana L.) against Hematocrit mice (Mus musculus L. Swiss Webster) females. This study is an experimental study using animal mice (Mus musculus L. Swiss Webster) Females as 4 treatments and 6 replications. The treatments were mangosteen rind extract with dose variations, namely K is the control treatment, without being given the mangosteen peel extract, treatment of P1, P2 and P3 are given treatment mangosteen extract orally for 26 days with doses of 0.2, 0.4 and 0.6 mg / head / day. Parameters measured were the percentage of hematocrit values. Data is tested with parametric ANOVA (Analysis of Variance).

The results showed that the extract of mangosteen peel (Garcinia mangostana L.) had no effect on hematocrit values. The percentage of hematocrit value in P1 is 44.98 %, ie 46.30 % P2, P3 are 47.89 % and 44.07 % of control. It can be concluded that mangosteen peel extract fed orally for 26 days on a statistical test had no significant effect on hematocrit values but the result showed an increase.

Keyword: Mangosteen, hematocrit, xanthone, immunomodulator.

PENDAHULUAN

Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan pohon buah yang merupakan spesies terbaik dari Garcinia. Secara umum, orang hanya mengkonsumsi buahnya saja dan cenderung membuang kulit buah manggis tersebut. Kulit buah manggis memiliki banyak kandungan yang bermanfaat untuk kesehatan dan sebagai salah satu tanaman yang berpotensi sebagai obat (Iswari, 2011).

Ekstrak kulit manggis mengandung antioksidan yang bernama Xanthone yang kadarnya mencapai 123,97 mg/ml. Senyawa xanthone yang terkandung dalam kulit manggis (Garcinia mangostana L.) dapat menghalangi pembentukan histamin yang merupakan protein yang terlibat dalam berbagai reaksi alergi di tubuh (Mardiana, 2011)

Jumlah hematokrit pada manusia tidak jauh berbeda dengan jumlah hematokrit pada hewan mammalia lainnya. Pada hewan normal hematokrit sebanding dengan jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin (Narendra, 2007). Salah satu hewan mammalia yang bisa digunakan sebagai objek penelitian untuk menghitung nilai hematokrit dalam darah adalah mencit (Mus musculus L. Swiss Webster). Nilai hematokrit mencit (Mus musculus L.) Swiss Webster betina berkisar antara 39-53% (Astawan, 2011).

Senyawa aktif xanthone dapat meningkatkan resiko pendarahan. Senyawa tersebut dapat mengurangi pembekuan atau pengentalan darah (Pearce, 1989). Hubungan Zat aktif kulit buah manggis terhadap hematokrit sebagai imunomodulator (meningkatkan) sistem kerja dari hormon tubuh sehingga menghasilkan reaksi yang

(2)

signifikan dari tubuh, seperti anemia yang mengacu kepada penurunan di bawah normal kapasitas darah untuk mengangkut O2 dan ditandai oleh hematokrit yang rendah dan kehilangan eritrosit berlebihan (Sherwood, 2001).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap hematokrit mencit (Mus musculus L. Swiss Webster) Betina.

Hematokrit merupakan perbandingan antara eritrosit dengan plasma di dalam perifer. Sehingga berhubungan erat sekali bila terjadi penurunan jumlah eritrosit maka akan diikuti oleh penurunan nilai hematokrit (Narendra, 2007).

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2013 - Januari 2014 di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA UNP. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah wadah pakan, water bath, aluminium foil, cawan petri, pipet kapiler mikro, timbangan digital, skala hematokrit, labu ukur, jarum gavage, pipet tetes, botol plastik, tempat minum hewan coba, sekam sebagai alat kandang mencit, lumpang dan alu dan sentrifuge.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah hewan uji, ekstrak kulit buah manggis, methanol, pellet, CMC, asam pikrat dan Aquabides.

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan. Adapun dosis perlakuan yang diberikan adalah sebagai berikut: kontrol

(tanpa pemberian ekstrak kulit buah manggis), pemberian ekstrak kulit buah manggis 0,2 g/20 g BB, pemberian ekstrak kulit buah manggis 0,4 g/20 g BB dan pemberian ekstrak kulit buah manggis 0,6 g/20 g BB. Pemberian dosis perlakuan didapatkan berdasarkan dari dosis (Garcinia mangostana L.) yang telah dikonsumsi manusia dan telah dikonversikan dosisnya untuk mencit.

Mencit yang diambil sebagai hewan uji adalah mencit betina yang sudah mencapai umur 8-10 minggu. Mencit betina diberi perlakuan ekstrak kulit buah manggis dengan dosis sesuai perlakuan, selama 26 hari dengan cara menggavagekan ekstrak sebanyak 0,5 cc setiap harinya. Pengambilan darah mencit (Mus musculus L.) Swiss Webster Betina dilakukan pada hari ke-26.

Semua data yang diperoleh dari penelitian dianalisis dengan analisis varian (ANOVA).

(Hanafiah, 2004).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari penelitian yang telah dilakukan ini dapat diketahui pengaruh ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L..) tidak berpengaruh nyata terhadap nilai hematokrit mencit betina selama 26 hari pengamatan pada berbagai dosis ekstrak kulit buah manggis

.

Dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini.

42 44 46 48

Kontrol P1 P2 P3

44.07

44.98

46.3

47.89

Hematokrit ( % )

Gambar 1. Nilai Hematokrit Mencit (Mus musculus L. Swiss Webster) Betina pada berbagai perlakuan ekstrak kulit buah manggis

(3)

Setelah pemberian ekstrak manggis (Garcinia mangostana L.) dengan perlakuan 0,2, 0,4 dan 0,6 g/ekor/hari pada mencit betina (Mus musculus L.) selama 26 hari, menunjukkan pemberian ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) mengalami peningkatan secara uji statistik namun berdasarkan hasil dengan membandingkan antara kontrol dengan perlakuan tidak berpengaruh nyata pada nilai hematokrit.

Peningkatan nilai hematokrit sejalan dengan peningkatan dosis ekstrak kulit buah manggis yang diberikan. Pada perlakuan kontrol nilai hematokritnya 44,07

% dan nilai hematokrit pada P3 yaitu 47,89

%. Disini dapat terlihat nilai hematokrit P3 lebih tinggi dari nilai hematokrit perlakuan kontrol. Sedangkan P1 dan P2 lebih rendah dari P3 yaitu 44,98% dan 46,3%. Dari keseluruhan nilai hematokrit penelitian ini persentase nilai hematokrit berkisar antara 44 - 48% , dimana persentase tersebut masih dalam kisaran normal, hal ini didukung oleh pendapat (Astawan, 2011), nilai hematokrit mencit (Mus musculus L.) betina normal berkisar antara 39 - 53%.

Dosis ekstrak kulit buah manggis yang diberikan pada P1, P2, dan P3 bisa meningkatkan nilai hematokrit mencit.

Peningkatan nilai hematokrit mencit dalam penelitian ini disebabkan oleh kandungan senyawa xanthone yang terdapat pada kulit buah manggis. Xanthone merupakan senyawa aktif dalam kulit buah manggis yang bersifat sebagai immunomodulator (meningkatkan), sehingga bisa menstabilkan eritrosit di dalam tubuh. Hal ini didukung oleh pendapat (Ruslami, 2010) yang menyatakan bahwa immunomodulator (meningkatkan) adalah senyawa yang mampu mengoptimalkan kerja sistem imun dimana pembuluh limf dapat menghasilkan pertahanan imun yang beredar didalam darah sehingga komponen dalam darah stabil.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian, dapat disimpulkan bahwa ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) yang diberikan secara oral pada mencit dengan dosis 0,2 mg/kgbb, 0,4 mg/kgbb, 0,6 mg/kgbb secara uji statistik tidak berpengaruh namun dilihat dari hasil menunjukkan peningkatan nilai hematokrit.

DAFTAR PUSTAKA

Hanafiah, K. A. 1997. Rancangan Percobaan Teknik dan Aplikasi.

Jakarta: Raja Grafindo.

Iswari, Kasma. 2011. Kulit Manggis Berkhasiat Tinggi. Jakarta : APMK Madya Centradifa.

Mardiana, Lina. 2011. Ramuan dan Khasiat Kulit Manggis. Jakarta : Penebar Swadaya.

Pearce, Evelyn.C. 1989. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis.

Jakarta: IKAPI.

Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem. Jakarta : Virginia University.

Wulangi, Kartolo.1993. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Bandung : Biologi FMIPA.

Referensi

Dokumen terkait

Keywords Lekra, priyayi, persecution, postcolonial, third space, subalternization INTERROGATING INDONESIAN NEW ORDER’S NARRATIVE OF GESTAPU The Leftist Nobles and the Indonesian