• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh gaya kepemimpinan, disiplin, dan keterlibatan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh gaya kepemimpinan, disiplin, dan keterlibatan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, DISIPLIN, DAN KETERLIBATAN

PEGAWAI TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

PROVINSI SUMATERA BARAT

JURNAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)

Oleh : VIVI ISKANDAR

NPM: 12090148

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2017

(2)

2

(3)

3 PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, DISIPLIN DAN KETERLIBATAN

PEGAWAI TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

PROVINSI SUMATERA BARAT

Oleh :

Vivi Iskandar1, Mareta Kemala Sari2, Rian Hidayat3 Jl. Gunung Pangilun No.1 Padang Sumatera Barat,

Telp. (0751)7053731-Fax (0751) 7053826.

1

Mahasiswa-prodi-pendidikan-ekonomi

2.3

Dosen STKIP PGRI Sumbar ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: 1) pengaruhgaya kepemimpinan terhadap disiplin pegawai.2) pengaruhgaya kepemimpinan terhadapketerlibatan pegawai. 3) pengaruhgaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai. 4) pengaruhketerlibatan pegawai terhadapdisiplin pegawai. 5) pengaruhketerlibatan pegawai terhadapgaya kepemimpinan. 6) pengaruhketerlibatan pegawai terhadap kinerja pegawai. 7) pengaruhdisiplin pegawai terhadap kinerja pegawai.WaktupenelitianinidilakukanpadabulanOktober 2016. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat yang berjumlahsebanyak 153 orang dan yang dijadikan sampel sebanyak 110 orang dengan teknik pengambilan sampel yaitu Proposional Random Sampling. Instrumen yang digunakan untuk penelitian berupa angket tertutup. Teknik analisis data adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap disiplin pegawai, dimana diperoleh nilai koefisien jalur 0,394 dan t

hitung

3,730 > t

tabel

1,98. Keduagaya kepemimpinan berpengaruh terhadap keterlibatan pegawai, dimana diperoleh nilai koefisien jalur 0,744 dan t

hitung

11,582> t

tabel

1,98. Ketiga gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai, dimana diperoleh nilai koefisien jalur 0,399 dan t

hitung

2,591> t

tabel

1,98.Keempatketerlibatan pegawai berpengaruh signifikan terhadap disiplin pegawai, dimana diperoleh nilai koefisien jalur 0,337 dan t

hitung

3,183 > t

tabel

1,98. Kelimaketerlibatan pegawai berpengaruh signifikan terhadap gaya kepemimpinan, dimana diperoleh nilai koefisien jalur 0,744 dan t

hitung

11,582 > t

tabel

1,98.Keenam keterlibatan pegawai berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai, dimana diperoleh nilai koefisien jalur 0,309 dan t

hitung

3,104> t

tabel

1,98.Ketujuh disiplin pegawai berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai, dimana diperoleh nilai koefisien jalur 0,243 dan t

hitung

2,795> t

tabel

1,98.

1 1

(4)

4 ABSTRACT

This reserch aims to analyze: 1) the influence of the leadership style of discipline against employees. 2) influence of leadership style against the involvement of employees. 3) the influence of leadership styles on performance clerk. 4) influence of employee engagement against the discipline of employees. 5) influence the involvement of employees towards leadership style. 6) influence of employee engagement employee performance against. 7) influence the discipline of employees against the performance of employees. The time this research was conducted in October 2016. The type of research used in this research is descriptive quantitative research. The population of this research are all employees of the Department of industry and trade in the West Sumatra Province that add up to as many as 153 people and made the sample as many as 110 people with sampling techniques i.e. Proportional Random Sampling. Instruments used for research in the form of the now closed. Technique of data analysis was descriptive analysis. The results showed that: the first influential leadership style significantly to discipline employees, where the retrieved value coefficient line 0.394 and thitung 1.98 ttabel> 3.730. Both leadership styles influence on employee involvement, which retrieved the value of the coefficient of 0.744 lines and thitung 1.98 ttabel > 11.582. Third leadership style influential significantly to the performance of the employees, which retrieved the value of the coefficient of 0.399 lines and thitung 1.98 ttabel> 2.591. Four influential employee engagement significantly to discipline employees, where the retrieved value coefficient line 0.337 and 3.183 thitung> ttabel 1.98. A fifth employee engagement significantly to the influential style of leadership, which retrieved the value of the coefficient of 0.744 lines and thitung 1.98 ttabel> 11.582. A sixth employee engagement a significant effect on performance, whereby employees obtained coefficients 0.309 line and 3.104thitung> ttabel 1.98. Seven officers of the discipline effect significantly to the performance of the employees, which retrieved the value of the coefficient of 0.243 lines and 2.795 thitung>1.98 ttabel

Keyword: Employee Performance, leadership style, discipline, and employee engagement.

2

(5)

5 PENDAHULUAN

Suatu organisasi dalam mewujudkan tujuannya diperlukan sumber daya manusia (SDM). Karena tumbuh kembangnya suatu organisasi tergantung dari sumber daya manusianya, oleh karenanya sumber daya manusia harus diperhatikan dengan baik agar terjadi penigkatan efisiensi, efektifitas, dan hasil kerja yang tecermin pada kinerja semua pihak khususnya semua anggota penanggung jawab bidang fungsional, baik yang masuk kategori tugas pokok tugas penunjang serta pimpinan yang penyelenggara kegiatan operasional yang dibantu pegawai teknis, operasi dan administratif.

Kinerja di dalam suatu organisasi dilakukan oleh segenap sumber daya manusia dalam organisasi, baik unsur pimpinan maupun pekerja. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi sumber daya manusia dalam menjalankan kinerjanya.

Terdapat faktor yang berasal dari dalam diri sumber daya manusia sendiri maupun dari luar dirinya (Wibowo, 2010). Kinerja pegawai merupakan faktor yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Kinerja sebagai perwujudan perilaku kerja seorang pegawai yang ditampilkan sebagai prestasi kerja sesuai dengan peranannya dalam sebuah perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Hal ini dikarenakan kinerja pegawai sebagai penentu keberhasilan serta kelangsungan hidup perusahaan/instansi.

Dalam setiap organisasi, manusia merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam menghidupkan organisasi tersebut. Hal ini harus didukung dengan kinerja yang baik pula karena tanpa kinerja yang baik, organisasi tidak akan mencapai tujuannya.

Pegawai Negeri Sipil merupakan subjek utama dari hukum kepegawaian.

Pegawai Negeri Sipil memegang peranan yang sangat penting dalam organisasi pemerintahan. Hal ini dikarenakan Pegawai Negeri Sipil merupakan tulang punggung pemerintahan dalam melaksanakan pembangunan nasional. Di dalam Pasal 1 huruf (a) UU No.43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, yang dimaksud dengan Pegawai Negeri Sipil adalah mereka atau seseorang yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam jabatan negeri atau disertahi tugas-tugas negeri lainnya yang ditetapkan berdasarkan suatu peraturan perundang-undangan serta digaji menurut peraturan yang berlaku.

Belum optimalnya kinerja dari pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat dapat terlihat pada tidak tercapainya beberapa target program yang telah direncanakan.

Keberhasilan atau kegagalan Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Provinsi

Sumatera Barat melalui pengevaluasian

dengan pengukuran kinerja yang mencakup

penetapan indikator kinerja, sistem

pengumpulan data kinerja dan penetapan

pencapaian kinerja dengan melaksanakan

kegiatan dan program sesuai dengan

sasaran tujuan yang telah ditetapkan dalam

rangka mewujudkan visi dan misi Dinas

Perindustrian Perdagangan Provinsi

Sumatera Barat. Laporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

merupakan media penanggungjawab juga

berfungsi sebagai sarana peningkatan

kinerja. Berikut tabel data capaian kinerja

Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Provinsi Sumatera Barat tahun 2015 :

(6)

6 Tabel 1. Hasil capaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi

Sumatera Barat tahun 2015

No S Sasaran strategis Indikator kinerja Target Realisasi Tercapai

Belum tercapai 1 Meningkatnya

pertumbuhan industri pengolahan

1. Pertumbuhan industri olahan

4,5 % 1,84 % 40,89 % 59,11%

2 Berkembangnya industri didalam klaster industri unggulan

1. Jumlah industri yang

dikembangkan dalam klaster

50 unit usaha

74 unit usaha 148 % -

3 Meningkatkan unit usaha industri unggulan

1. Jumlah peningkatan unit usaha industri unggulan

500 unit usaha

302 unit usaha 60,40 % 39,60 %

4 Meningkatnya pangsa pasar dan stabilitas harga

1. Persentase kontribusi sub sektor perdagangan terhadap PDRB 2. tingkat inflasi

14.35 %

<10 %

14.68 %

1.08 %

102,30%

100 %

-

- 5 Meningkatnya kualitas

pasar rakyat

1. persentase pasar rakyat yang

berkondisi baik

24,03 % 25,88 % 107,10% -

6 Meningkatnya

penguatan kinerja sertifikasi mutu barang, kemetrologian serta pengawasan barang dan jasa beredar

1. Jumlah sertifikat mutu produk yang diterbitkan 2. Peningkatan

jumlah UTTP yang bertanda tera sah 3. Persentase

barang bertanda SNI,

label dan

manual kartu garansi (MKG), dan lain-lain yang diawasi

1,700 SM

3 %

5,66 %

1,428 SM

- - 23.15

5,66 %

84,00 %

0,70%

100%

16,00 %

99,30 %

-

7 Meningkatnya nilai ekspor non migas daerah

1. nilai ekspor non migas 2. Jumlah jenis

produk non migas yang diekspor (jenis produk)

2,250 juta US$

46

1,748 juta US$

46

77,69 %

100 %

22,31%

-

Sumber : Bagian program Disperindag Provinsi Sumbar Tahun 2015

Dari tabel 1 diatas terlihat bahwa target kinerja tahun 2015 yang terdiri dari 7 sasaran strategis dan 11 indikator kinerja. Dari 11 indikator kinerja tersebut terdapat 6 indikator kinerja yang tercapai dengan baik dan 5 indikator kinerja yang belum tercapai. Jadi, dari tabel capaian kinerja diatas dapat dilihat bahwa kinerja pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat sudah cukup baik karena hasil capaian pada beberapa

indikator yang dicapai telah malampaui target dengan baik, namun disamping itu, masih ada target yang belum dapat dicapai sepenuhnya.

Oleh karena itu Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat harus dapat meningkatkan kembali kinerja pegawainya agar target yang telah ditetapkan dapat dicapai sepenuhnya dengan baik.

(7)

7 Menurut (Atmosoeprapto, 2004)

menjelaskan bahwa tinggi-rendahnya kinerja pegawai dalam suatu organisasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor dalam diri pegawai (internal) maupun faktor dari luar diri pegawai (eksternal). Faktor internal (disposisional) yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang, seperti:

kompetensi pegawai, motivasi kerja, disiplin kerja, dan minat kerja seseorang. Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang berasal dari lingkungan, seperti: gaya kepemimpinan, fasilitas kerja, pengawasan, pelatihan dan iklim organisasi.

Menurut (Atmosoeprapto,2004) Faktor yang mempengaruhi kinerja adalah Gaya Kepemimpinan. Gaya kepemimpinan cocok apabila tujuan perusahaan telah dikomunikasikan dan bawahan telah menerimanya. Seorang pemimpin harus menerapkan gaya kepemimpinan untuk mengelola bawahannya, karena seorang pemimpin akan sangat mempengaruhi keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya (Waridin dan Bambang Guritno, 2005).

Gaya Kepemimpinan menjadi masalah sentral dalam kepengurusan organisasi. Gaya Kepemimpinan sebagai salah satu faktor organisasi termasuk dalam meningkatkan kedisiplinan pegawai. Selain itu, maju mundurnya organisasi, mati hidupnya organisasi, dinamis statisnya organisasi, tumbuh kembangnya organisasi, senang tidaknya seseorang bekerja dalam suatu organisasi serta tercapai tidaknya tujuan organisasi sebagian ditentukan oleh tepat tidaknya gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam organisasi yang bersangkutan(Utari, 2015). Pemimpin yang baik dan memahami bawahan dengan baik akan berdampak pada disiplin kerja bawahan yang baik pula. Macam gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam suatu organisasi oleh seorang pemimpin dapat membantu menciptakan efektivitas kerja yang positif bagi pegawai khususnya dalam disiplin kerja. Adanya gaya kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi dan situasi organisasi maka pegawai akan lebih semangat dalam menjalankan tugas dan kewajiban sesuai dengan peraturan dalam mencapai tujuan organisasi.

Selanjutnya faktor yang mempengaruhi kinerja selain gaya kepemimpinan ialah disiplin kerja(Atmosoeprapto , 2004).

Kedisiplinan yang menjadi salah satu kunci terwujudnya suatu tujuan organisasi. Namun, pada kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat dapat dilihat bahwa disiplin kerja pegawai terlihat menurun. Masalah disiplin pada umumnya ditimbulkan oleh pegawai yang bermasalah antara lain terlambat datang, pulang cepat, tidak masuk kerja dan ketidak patuhan.

Disiplin yang efektif sebaiknya diarahkan kepada perilakunya, bukan kepada pegawai secara pribadi, karena alasan untuk pendisiplinan adalah untuk meningkatkan kinerja, disiplin dapat secara positif dikaitkan dengan kinerja..

Belum optimalnya kinerja dari pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat juga dapat dilihat dari datapegawai yang terlambat masuk kantor selama 5 bulan tahun 2015. Keterlambatan merupakan indikasi dari ketidakdisiplinan pegawai dalam mematuhi peraturan yang telah ditetapkan. Disiplin kerja seorang pegawaidapat dilihat dari absensi. pegawai yang mempunyai disiplin yang tinggi tidak akan datang terlambat dan pulang belum pada waktunya. Dan selalu berusaha menyelesaikan pekerjaan pada tepat waktu meskipun tidak ada pengawasan langsung dari atasan. Berikut data absensi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumbar.

Tabel 2. Data absensi Pegawai Negeri Sipil Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat dari Bulan Januari – Juni 2016

Bidang Absen (orang)

Terlambat (orang)

Pulang cepat (orang)

Izin (orang)

Dinas luar (orang)

Sekretariat 3 20 15 5 3

Perdagangan dalam negri

1 35 25 10 5

Perdagangan luar negri

2 45 20 16 5

Industri Agro 1 40 43 15 3

Industri Non Agro

5 20 30 13 6

Pengendalian mutu produk

4 48 28 5 7

UPTD Balai Perekayasaan

2 16 10 1 2

UPTD Balai Promosi

1 21 13 1 4

UPTD Balai Metrologi

5 27 25 12 3

UPTD BPMB 4 35 30 15 4

Jumlah 28 307 239 93 42

Sumber: Bagian Umum Disperindag Provinsi Sumbar tahun 2016

(8)

8 Dari tabel 2 di atas dapat disimpulkan

bahwa jumlah data absensi keterlambatan dan pulang cepat pegawai sangat menonjol dibanding data absen, dan izin. Dari data di atas data pegawai yang absen selama periode Januari-Juni sebanyak 28 orang, angka keterlambatan dan pulang cepat pegawai sangat tinggi dimana angka keterlambatan mencapai 307 orang dalam periode Januari-Juni dan angka pulang cepat mencapai 239 orang, izin sebanyak 93 orang dan dinas luar sebanyak 42 orang. Dari data tersebut dapat membuktikan bahwa masih kurangnya kedisiplinan pegawai di Dinas Perindutrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat. Dapat dilihat pada jam masuk kantor dan pulang kantor. Dengan adanya permasalahan disiplin kerja pegawai yang terlihat menurun di kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat tersebut, maka diperlukan upaya-upaya yang akan dilakukan oleh pimpinan ataupun pegawai agar dapat meningkatkan kembali kedisiplinan supaya menghasilkan kinerja yang baik.

Selain disiplin kerja, faktor yang mempengaruhi kinerja selanjutnya ialah Keterlibatan Pegawai (Wirawan, 2009).

Keterlibatan Pegawai adalah proses mengikutsertakan pegawai dalam pembuatan keputusan dan pemecahan masalah.

Keterlibatan pegawai telah menjadi keharusan strategis salah satu yang akan menjadi sumber utama keunggulan kompetitif bagi organisasi yang mengembangkan basis pegawai berkomitmen, bukan karena mereka dibayar untuk berkomitmen, namun karena mereka memilih untuk berkomitmen (Brad, 2011).

Keterlibatan atau partisipasi pegawai dalam aktivitas-aktivitas kerja penting untuk diperhatikan karena dengan adanya keterlibatan pegawai akan menyebabkan mereka akan mau dan senang bekerja sama, baik dengan pimpinan ataupun dengan sesama teman kerja.

Salah satu cara yang dapat dipakai untuk memancing keterlibatan pegawai adalah dengan memancing partisipasi atau keterlibatan mereka dalam berbagai kesempatan pembuatan keputusan.

Tabel 3. Data PNS Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat yang mengikuti Diklat Teknis dan Fungsional selama tahun 2015

Sumber: Bagian Umum Disperindag Provinsi Sumbar Tahun 2015

Dari tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa masih adapegawai yang tidak mengikuti pelatihan. Dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Disiplin, dan Keterlibatan Pegawai terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat”.

A. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah duraikan sebelumnya, maka dapat diidentifikasikan permasalahan yang ada sebagai berikut :

1. Masih belum optimalnya kinerja Pegawai Negeri Sipil Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumbar.

2. Kurangnya perhatian dan pengarahan pemimpin terhadap pegawainya.

3. Kurangnya kedisiplinan pegawai pada saat jam masuk dan pulang kerja.

4. Masih ada pegawai yang tidak mengikuti pelatihan.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, penelitian ini dibatasi pada ketimpangan pengaruh Gaya kepemimpinan, Disiplin, dan Keterlibatan pegawai terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan terhadap disiplin pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat.

Bagian Jumlah (orang) Jenis Diklat

Fungsional Umum 7 Diklat teknis dan Fungsional Fungsional Tertentu 5 Diklat teknis dan Fungsional

Fungsional Tertentu 4 Diklat teknis

Fungsional Umum 0 Diklat teknis

(9)

9 2. Bagaimana pengaruh gaya

kepemimpinan terhadap keterlibatan pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat.

3. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat.

4. Bagaimana pengaruh keterlibatan pegawai terhadap disiplin di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat

5. Bagaiamana pengaruh keterlibatan pegawai terhadap gaya kepemimpinan di Dinas Perindutrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat.

6. Bagaimana pengaruh keterlibatan pegawai terhadap kinerja pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat.

7. Bagaimana pengaruh disiplin terhadap kinerja pegawai di Dinas Perindustrian dan Perindustrian Perdagangan Provinsi Sumatera Barat.

KAJIAN PUSTAKA Teori Kinerja Pegawai (Y)

Menurut (Wibowo 2013:7) kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan, konsemen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi.

Pengertian kinerja juga dipaparkan oleh (Hasibuan, 2006: 145) adalah suatu hasil kerja yang telah dicapai seorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu. Ada lima indikator kinerja yang digambarkan oleh (Wibowo 2013:102) dengan penjelasan sebagai berikut:

1) Tujuan 2) Standar 3) Umpan Balik 4) Alat dan Sarana.

5) Peluang.

Teori Gaya Kepemimpinan (X1)

Gaya kepemimpinan menurut (Thoha, 2013:49) merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat. Sedangkan menurut (Suwatno, 2011:155) gaya

kepemimpinan yaitu berbagai pola perilaku yang disukai oleh pemimpin dalam proses mengarahkan dan mempengaruhi pengikut.

Menurut (Rivai, 2011:44) mengidentifikasi empat tipe kepemimpinan yang sekaligus dijadikan indikator dalam penelitian ini, yaitu :

1. Pemimpin yang mengarahkan (Directive leader).

2. Pemimpin yang mendukung (Supportif leader).

3. Pemimpin yang partisipatif (Participative leader)

4. Pemimpin yang berorientasi prestasi (Achievement Oriented leader).

Teori Disiplin (X2)

Menurut (Siagian, 2006) Disiplin kerja merupakan suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan- peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta sanggup menjalankan dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya. Menurut (Sutrisno, 2011:86) bahwa : “Disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan mentaati norma-norma peraturan yang berlaku di sekitarnya.

Adapun indikator disiplin kerja menurut (Leteiner, 2002:72) adalah:

(1) Ketepatan waktu (2) Pemanfaatan sarana

(3) Tanggung jawab yang tinggi (4) Ketaatan terhadap aturan kantor.

Teori Keterlibatan Pegawai (X3)

Menurut (Thomas, 2009:38) employee engagement dengan istilah worker engagement, yang diartikan sebagai suatu tingkat bagi seseorang yang secara aktif memiliki manajemen diri dalam menjalankan suatu pekerjaan. Sedangkan menurut (Robbins, 2008:103) employee engagement yaitu keterlibatan, kepuasan, dan antusiasme individual dengan kerja yang mereka lakukan.

Karakteristik dari pada employee engagement adalah karakter yang dianggap dapat mempengaruhi engagement individu di dalam sebuah perusahaan. Banyak pakar yang memaparkan mengenai karakteristik dari employee engagement.

(10)

10 Menurut (Schaufeli, 2004:295)

menyebutkan ada tiga karakteristik dalam employee engagement, yaitu:

1) Vigor (Kekuatan)

dikarakteristikan dengan level energi yang tinggi dan ketangguhan mental ketika bekerja, serta keinginan untuk memberikan usaha terhadap pekerjaan, dan juga ketahanan dalam menghadapi kesulitan.

2) Dedication (Pengabdian)

dikarakteristikan dengan rasa antusias, insipirasi, kebanggaan dan tantangan.

3) Absorption (Perhatian)

dikarakteristikan dengan berkonsentrasi penuh dan senang ketika terlibat dalam pekerjaan, sehingga waktu akan terasa berjalan dengan cepat sekalipun seorang karyawan sedang menghadapi masalah.

HIPOTESIS

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disusun hipotesis sebagai berikut:

1. Diduga terdapat pengaruh antara gaya kepemimpinan terhadap disiplin pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat.

2. Diiduga terdapat pengaruh antara gaya kepemimpinan terhadap keterlibatan pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat.

3. Diduga terdapat pengaruh antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat.

4. Diduga terdapat pengaruh keterlibatan pegawai terhadap disiplin pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat.

5. Diduga terdapat pengaruh antara keterlibatan pegawai terhadap gaya kepemimpinan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat.

6. Diduga terdapat pengaruh antara keterlibatan pegawai terhadap kinerja pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat.

7. Diduga terdapat pengaruh antara disiplin terhadap kinerja pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan asosiatif. Menurut (Arikunto, 2006:105) penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan menjelaskan atau mendeskripsikan suatu hal seperti apa adanya.

Selanjutnya (Arikunto, 2006:239) menjelaskan bahwa metode asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menentukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa erat hubungannya.

Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat, pelaksanaan waktu penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2016.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat sebanyak 153 orang pegawai. dari 153 populasi yang menjadi sampel adalah 110 orang pegawai dengan teknik pengambilan sampel yaitu proportional random sampling dengan menggunakan rumus Issac dan Michael dengan nilai kritis 5%. Skala pengukuran data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert.

( ) 110 Orang

Sebelum angket disebarkan kepada responden, terlebih dahulu dilakukan ujicoba.

Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket. Uji validitas menunjukan sejauh mana ketepatan, kesesuaian, atau kecocokan alat ukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Sebuah penyataan dinyatakan valid apabila nilai corrected item-total coreelation ≥ r tabel 0,361.

Menurut (Arikunto 2010:213) suatu konstruk atau variable dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha>0,70. Untuk mengukur reliabilitas dilihat dari nilai Cronbach Alpha dengan menggunakan bantuan program SPSSS versi 16.0. Dalam penelitian ini uji coba telah lulus uji validitas dan uji reabilitas.

(11)

11 TEKNIK ANALISIS DATA

Analisis Jalur (Path Analysis)

Analisis jalur (part analysis) merupakan pengembangan statistik regresi, sehinga analisis regresi dapat dikatakan sebagai bentuk kasus analisis jalur.

(Suliyanto,2011:249) menyatakan analisis jalur digunakan untuk menganalisishubungan kausal antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung variabel penyebab terhadap sebuah variabel akibat.

Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi linier berganda, analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel (causal) yang telah di tetapkan sebelumnya berdasarkan teori. Data penelitian yang telah dikumpulkan diolah dengan bantuan analisis parametik menggunakan SPSS (Statistical Package For Socia).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tingkat Capaian Responden (TCR) Variabel

Berdasarkan TCR dari masing-masing variabel bahwa rata-rata skor variabel kinerja pegawai adalah sebesar 3,99 dengan TCR sebesar 79,81% dengan kategori baik. Rata-rata skor variabel gaya kepemimpinan adalah sebesar 4,05 dengan TCR sebesar 80,91%

dengan kategori baik. Rata-rata skor variabel disiplin adalah sebesar 4,01dengan TCR sebesar80,11% dengan kategori baik. Rata-rata skor variabel keterlibatan pegawai adalah sebesar 4,09 dengan TCR sebesar 81,88 % dengan kategori baik.

Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh nilai statistik Jerque-Bera sebesar 11,98sedangkan nilai X2 tabel dengan nilai df : 0,05 adalah 131,031. Karena nilai statistik Jeque-Bera (JB) (22,25) ≤ nilai X2 tabel (131,031). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai residual terdistribusi secara normal.

Hasil Uji Hipotesis

a. Hipotesis 1, diduga gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap disiplin pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat.

Berdasarkan analisis data untuk pengujian

hipotesis pertama diketahui koefisien jalur pengaruh gaya kepemimpinan terhadap disiplin (Px2x1) adalah 0,394 dengan nilai t hitung adalah 3,730 dan nilai signifikan 0,000. Nilai signifikan lebih kecil dari alpha (0,000< 0,05). Hal ini berarti hipotesis pertama diterima pada tingkat kepercayaan 95%.

b. Hipotesis 2, diduga gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap keterlibatan pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat”. Berdasarkan analisis data untuk pengujian hipotesis kedua diketahui koefisien jalur pengaruh gaya kepemimpinan terhadap keterlibatan pegawai (Px3x1) adalah 0,744 dengan nilai t hitung adalah 11,582 dan nilai signifikan 0,000. Nilai signifikanlebih besar dari alpha (0,000 < 0,05). Hal ini berarti hipotesis kedua diterima pada tingkat kepercayaan 95%

c. Hipotesis 3, diduga gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat. Berdasarkan analisis data untuk pengujian hipotesis ketiga diketahui koefisien jalur pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai (Pyx1) adalah 0,299 dengan nilai t hitung adalah 2,951 dan nilai signifikan 0,004.

Nilai signifikan lebih kecil dari alpha (0,004< 0,05). Hal ini berarti hipotesis ketiga diterima pada tingkat kepercayaan 95%.

d. Hipotesis 4, diduga keterlibatan pegawai berpengaruh signifikan terhadap disiplin di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat. Berdasarkan analisis data untuk pengujian hipotesis keempat diketahui koefisien jalur pengaruh keterlibatan pegawai terhadap disiplin (Px2X3) adalah 0,337 dengan nilai t hitung adalah 3,183 dan nilai signifikan 0,002. Nilai signifikan lebih kecil dari alpha (0,002 < 0,05). Hal ini berarti hipotesis keempat diterima pada tingkat kepercayaan 95%.

e. Hipotesis 5, diduga keterlibatan pegawai berpengaruh signifikan terhadap gaya kepemimpinan di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat”.

Berdasarkan analisis data untuk pengujian hipotesis kelima diketahui koefisien jalur pengaruh keterlibatan pegawai terhadap

(12)

12 gaya kepemimpinan (Px3X1) adalah 0,744

dengan nilai t hitung adalah 11,528 dan nilai signifikan 0,000. Nilai signifikanlebih kecil dari alpha (0,000<0,05). Hal ini berarti hipotesis kelima diterima pada tingkat kepercayaan 95%.

f. Hipotesis 6, diduga keterlibatan pegawai terhadap kinerja pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat”. Berdasarkan analisis data untuk pengujian hipotesis keenam diketahui koefisien jalur pengaruh keterlibatan pegawai terhadap kinerja pegawai (Pyx3) adalah 0,309 dengan nilai t hitung adalah 3,104 dan nilai signifikan

0,002. Nilai signifikan lebih kecil dari alpha (0,002< 0,05). Hal ini berarti hipotesis keenam diterima pada tingkat kepercayaan 95%.

g. Hipotesis 7, diduga disiplin terhadap kinerja pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat”. Berdasarkan analisis data untuk pengujian hipotesis ketujuh diketahui koefisien jalur pengaruh disiplin terhadap kinerja pegawai(Pyx2) adalah 0,243 dengan nilai t hitung adalah 2,795 dan nilai signifikan 0,006. Nilai signifikan lebih kecil dari alpha (0,006< 0,05). Hal ini berarti hipotesis ketujuh diterima pada

tingkat kepercayaan 95%.

Setelah dilakukan análisis jalur sub I, II dan III, maka dapat digambarkan bagan hasil análisis jalur sebagai berikut :

0,299

€ 0,730 € 0,654 0,394 0,243

0,744 0,744 0,337

Gambar10. Bagan Hasil Analisis Jalur PEMBAHASAN

1. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Disiplin di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama diketahui bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap disiplin pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat.

Berdasarkan hasil pengujian tahap pertama yang telah dilakukan diperoleh nilai koefisien jalur gaya kepemimpinan terhadap disiplin sebesar 0,394. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung sebesar 3,730 > dan tTabel 0,05 (1,98). Pada hipotesis pertama gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap

disiplin secara langsung (Px2x1) (Px2x1) = 0,394x 0,394 = 0,155 artinya pengaruh gaya kepemimpinan terhadap disiplin sebesar 15,5% .

2. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kertelibatan Pegawai di Dinas Perindustrian dan Perrdagangan Provinsi Sumatera Barat.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua diketahui bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap keterlibatan pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat.

Berdasarkan hasil pengujian tahap kedua yang telah dilakukan diperoleh nilai koefisien jalur gaya kepemimpinan terhadap keterlibatan pegawai sebesar 0,744. Nilai koefisien ini signifikan Karena nilai thitung sebesar 11,582 > dan tTabel 0,05 (1,98). Pada Gaya

Kepemimpinan (X1)

Keterlibatan Pegawai (X3)

Disiplin (X2)

Kinerja Pegawai

(Y)

0,309

(13)

13 hipotesis kedua gaya kepemimpinan

berpengaruh signifikan terhadap keterlibatan pegawai secara langsung (Px3x1) (Px3x1) = 0,744 x 0,744 = 0,553 artinya pengaruh gaya kepemimpinan terhadap keterlibatan pegawai sebesar 55,3%.

3. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai di Dinas Perindustrian dan Perrdagangan Provinsi Sumatera Barat.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga diketahui bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat. Berdasarkan hasil pengujian tahap ketiga yang telah dilakukan diperoleh nilai koefisien jalur gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai sebesar 0,299. Nilai koefisien ini signifikan karenanilai thitung sebesar 2,951> dan tTabel 0,05 (1,98). Pada hipotesis ketiga gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai secara langsung (Pyx1) (Pyx1) = 0,299 x 0,299 = 0,089 sedangkan pengaruh tidak langsung gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai melalui disiplin (Pyx1) (Px2x1) (Pyx2) = 0,299 x 0,394 x 0,243 = 0,028. Jadi total pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja 0,089+0,028=0,117 artinya pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja sebesar 11,7%.

4. Pengaruh Keterlibatan Pegawai Terhadap Disiplin Pegawai di DinasPerindustrian dan Perrdagangan Provinsi Sumatera Barat.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keempat diketahui bahwa keterlibatan pegawai berpengaruh signifikan terhadap disiplin pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat. Berdasarkan hasil pengujian tahap keempat yang telah dilakukan diperoleh nilai koefisien jalur keterlibatan pegawai terhadap disiplin sebesar 0,337. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung sebesar 3,183 > dan tTabel 0,05 (1,98). Pada

hipotesis keempat keterlibatan pegawai berpengaruh signifikan terhadap disiplin secara langsung(Px3x2) (Px3x2) = 0,337 x 0,337 = 0,113 artinya pengaruh keterlibatan pegawai terhadap disiplin sebesar 11,3%.

5. Pengaruh Keterlibatan Pegawai Terhadap Gaya Kepemimpinan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kelima diketahui bahwa keterlibatan pegawai berpengaruh signifikan terhadap gaya kepemimpinan di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat. Berdasarkan hasil pengujian tahap kelima yang telah dilakukan diperoleh nilai koefisien jalur keterlibatan pegawai terhadap gaya kepemimpinan sebesar 0,744. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung

sebesar 11,582 > dan tTabel 0,05 (1,98).

Pada hipotesis kelima keterlibatan pegawai berpengaruh signifikan terhadap gaya kepemimpinan secara langsung (Px3x1) (Px3x1) = 0,744 x 0,744

= 0,553 artinya pengaruh keterlibatan pegawai terhadap gaya kepemimpinan sebesar 55,3%.

6. Pengaruh Keterlibatan Pegawai Terhadap Kinerja Pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keenam diketahui bahwa keterlibatan pegawai berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat. Berdasarkan hasil pengujian tahap keenam yang telah dilakukan diperoleh nilai koefisien jalur keterlibatan pegawai terhadap kinerja pegawai sebesar 0,309. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung sebesar 3,104 > dan tTabel 0,05 (1,98). Pada hipotesis keenam keterlibatan pegawai berpengaruh signifikan terhadap kinerja secara langsung (Pyx3) (Pyx3) = 0,309 x 0,309 = 0,095, sedangkan pengaruh tidak langsung keterlibatan pegawai terhadap kinerja pegawai melalui

(14)

14 disiplin (Pyx3) (Px2x3) (Pyx2) = 0,309 x

0.337 x 0,243 = 0,025. Jadi total pengaruh keterlibatan pegawai terhadap kinerja 0,095+0,025=0,12 artinya pengaruh keterlibatan pegawai terhadap kinerja sebesar 12%.

7. Pengaruh Disiplin Pegawai Terhadap Kinerja Pegawai di Dinas Perindustrian dan Perrdagangan Provinsi Sumatera Barat.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketujuh diketahui bahwa disiplin pegawai berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat. Berdasarkan hasil pengujian tahap ketujuh yang telah dilakukan diperoleh nilai koefisien jalur disiplin terhadap kinerja pegawai sebesar 0,299. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung sebesar 0,299 > dan tTabel 0,05 (1,98). Pada hipotesis ketujuh disiplin berpengaruh signifikan terhadap kinerja secara langsung (Pyx2) (Pyx2) = 0,243 x 0,243

= 0,059 artinya pengaruh disiplin terhadap kinerja sebesar 5,9%.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan kepada permasalahan dan pertanyaan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap disiplin pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat. Dimana diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,394 dan thitung sebesar 3,730 > ttabel

sebesar 1,98 dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05 berarti Ha diterima dan Ho

ditolak. Pada hipotesis pertama gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap disiplin secara langsung (Px2x1) (Px2x1) = 0,394 x 0,394 = 0,155 artinya pengaruh gaya kepemimpinan terhadap disiplin sebesar 15,5%.

2. Gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap keterlibatan pegawai

di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat. Dimana diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,744 dan thitung sebesar 11,582 > ttabel

sebesar 1,98 dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05 berarti Ha diterima dan Ho

ditolak. Pada hipotesis kedua gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap keterlibatan pegawai secara langsung (Px3x1) (Px3x1) = 0,744 x 0,744

= 0,553 artinya pengaruh gaya kepemimpinan terhadap keterlibatan pegawai sebesar 55,3%.

3. Gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat. Dimana diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,299 dan thitung sebesar 2,951 > ttabel

sebesar 1,98 dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05 berarti Ha diterima dan Ho

ditolak. Pada hipotesis ketiga gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja secara langsung (Pyx1) (Pyx1) = 0,299 x 0,299 = 0,089.

Sedangkan pengaruh tidak langsung gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai melalui disiplin (Pyx1) (Px2x1) (Pyx2) = 0,299 x 0,394 x 0,243 = 0,028.

Jadi total pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja 0,089 + 0,028 = 0,117 artinya pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja sebesar 11,7%.

4. Keterlibatan pegawai berpengaruh signifikan terhadap disiplin pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat. Dimana diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,337 dan thitung sebesar 3,183 > ttabel

sebesar 1,98 dengan nilai signifikan 0,002 < 0,05 berarti Ha diterima dan Ho

ditolak. Pada hipotesis keempat keterlibatan pegawai berpengaruh signifikan terhadap disiplin secara langsung (Px3x2) (Px3x2) = 0,337 x 0,337

= 0,113 artinya pengaruh keterlibatan pegawai terhadap disiplin sebesar 11,3%.

5. Keterlibatan pegawai berpengaruh signifikan terhadap gaya kepemimpinan

(15)

15 di Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Provinsi Sumatera Barat. Dimana diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,744 dan thitung sebesar 11,582 > ttabel

sebesar 1,98 dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05 berarti Ha diterima dan Ho

ditolak. Pada hipotesis kelima keterlibatan pegawai berpengaruh signifikan terhadap gaya kepemimpinan secara langsung (Px3x1) (Px3x1) = 0,744 x 0,744 = 0,553 artinya pengaruh gaya kepemimpinan terhadap disiplin sebesar 55,3%.

6. Keterlibatan pegawai berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat. Dimana diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,309 dan thitung sebesar 3,104> ttabel

sebesar 1,98 dengan nilai signifikan 0,002< 0,05 berarti Ha diterima dan Ho

ditolak. Pada hipotesis keenam keterlibatan pegawai berpengaruh signifikan terhadap kinerja secara langsung (Pyx3) (Pyx3) = 0,309 x 0,309

= 0,095. Sedangkan pengaruh tidak langsung keterlibatan pegawai terhadap kinerja pegawai melalui disiplin (Pyx3) (Px2x3) (Pyx2) = 0,309 x 0,337 x 0,243 = 0,025. Jadi total pengaruh keterlibatan pegawai terhadap kinerja 0,095+0,025=0,12 artinya pengaruh keterlibatan pegawai terhadap kinerja sebesar 12%.

7. Disiplin pegawai berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat. Dimana diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,243 dan thitung

sebesar 2,795 > ttabel sebesar 1,98 dengan nilai signifikan 0,006< 0,05 berarti Ha

diterima dan Ho ditolak. Pada hipotesis ketujuh disiplin berpengaruh signifikan terhadap kinerja secara langsung (Pyx2) (Pyx2) = 0,243 x 0,243 = 0,059 artinya pengaruh disiplin terhadap kinerja sebesar 5,9%.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah penulis uraikan, maka kinerja pegawai diDinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat menjadi lebih baik untuk masa yang akan datang penulis menyarankan:

1. Untuk Kinerja pegawai, pimpinan agar dapat memberikan peluang kepada pegawainya dalam bekerja agar memperoleh prestasi terbaik dan mendapatkan peluang jenjang pendidikan yang lebih baik.

2. Untuk Gaya kepemimpinan, kepada pimpinan agar dapat mengingatkan pegawai tentang tugas yang akan dikerjakan. Karena dapat dilihat bahwa arahan dari pimpinan masih belum maksimal sehingga berpengaruh terhadap kinerja yang dihasilkan.

3. Untuk Disiplin, agar pegawai dapat meningkatkan ketaatan dalam bekerja sehingga peraturan yang ditetapkan dapat menjadikan motivasi dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh atasan.

4. Bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan rujukan dalam melakukan penelitian yang sejenis yang lebih mendalam di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga. (2004). Psikologi Kerja.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Aritonang. (2005). Kepuasan Pelanggan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.

Dharma, A. (2003). Manajemen Supervisi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

(16)

16 Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis

Multivariate dengan program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hasibuan M. S. (2009). manajemen sumber daya (edisi revisi). Jakarta:

PT. Bumi Aksara.

Ilham Khaliq. (2015). Pengaruh Budaya Organisasi, Disiplin Kerja Dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Pada Sekretariat Daerah Kabupaten Indragiri Hulu, VII(1).

Irianto, A. (2004). Statistik Kosep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Kartini Kartono. (2005). Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: PT. Raja Grafino Persada.

Kuncoro, M. (2009). No Titlemetode riset untuk bisnis & ekonomi.

Jakarta: Erlangga.

Leteiner, R. A. (2002). Teknik Memimpin Pegawai dan Pekerja Terjemahan Imam Soedjono.

Jakarta: Aksara Baru.

Nugroho, C. A. (2015). Pengaruh gaya kepemimpinan dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai dinas pariwisata diy.

Prof. Dr. Wibowo, S.E., M.P. (2010).

Manajemen Kinerja. Jakarta:

Rajawali Press.

Ramadhan, N. (2014). Pengaruh Employee Engagement terhadap kinerja karyawan di Human Capital Center PT. Telekomunikasi Indonesi, TBK. Manajemen Indonesia, 24.

Reza, regina aditya. (2010). Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT Sinar Santosa Perkasa Banjarnegara Fakultas Eknomi Universitas Diponegoro,.

Schaufeli, w. & Bakker, A. (2004). Job Demand, Job Resources, And Their Relationship with Burnout And Engagement : A Multi-Sample Study. Journal of Organization Behavior, 25, 293–315.

Siagian P. Sondang. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:

Salemba Empat.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suliyanto. (2011). Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta: Andi Offset.

Sutrisno, Edy (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group Thomas, Kenneth, w. (2009). Intrinsic

Motivation at Work What Really Drive Employee Engagement.

California: Barrett : Kohler Publishers.

Utari, K. (2015). Pengaruh kepemimpinan dan pengawasan melekat terhadap disiplin kerja pegawai di dinas pertambangan dan energi kabupaten kutai timur, 3(1), 31–45.

Veiithzal, R. (2011). Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi. Jakarta:

Salemba Empat.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka penelitian yang berhubungan dengan Pengaruh Kepemimpinan dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Kehutanan Provinsi Jambi, maka saya