PENGARUH IKLAN DAN GRATIS ONGKOS KIRIM TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA E-COMMERCE SHOPEE
(Studi Empiris Mahasiswa Akuntansi Universitas Mahaputra Muhammad Yamin Solok)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi
Oleh:
QORI MAINISA PUTRI 201000462201051
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN SOLOK TAHUN 2025
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis mengucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan proposal penelitian dengan baik. Shalawat beserta salam buat junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari zaman kebodohan ke zaman berilmu pengetahuan, dan dengan pengetahuan penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul “Pengaruh Iklan Dan Gratis Ongkos Kirim Terhadap Keputusan Pembelian Pada E-Commerce Shopee”
Penulis sangat menyadari bahwa dalam proposal ini masih jauh dari unsur kesempurnaan, masih banyak terdapat kekeliruan dan kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan ilmu maupun minimnya pengalaman yang penulis miliki. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan skripsi ini.
Semoga segala bentuk bantuan yang penulis terima dari berbagai pihak dibalas oleh Allah SWT.
Solok, Juli 2024
Qori Mainisa Putri
NPM : 201000462201051
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...i
DAFTAR ISI...ii
BAB I PENDAHULUAN...1
1.1 Latar Belakang Masalah...1
1.2 Rumusan Masalah... 6
1.3 Tujuan Penelitian...6
1.4 Manfaat Penelitian...7
1.5 Sistematika Penulisan...7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...9
2.1 E-commerce...9
2.1.1 E-commerce Shopee...10
2.1.2 Keputusan Pembelian Pada E-commerce...12
2.2 Iklan...13
2.2.1 Pengertian Iklan...13
2.2.2 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Iklan...16
2.2.3 Prinsip – Prinsip Iklan...18
2.2.4 Indikator Iklan...23
2.3 Gratis Ongkos Kirim...24
2.3.1 Pengertian Gratis Ongkos Kirim...24
2.3.2 Indikator Gratis Ongkos Kirim...26
2.4 Keputusan Pembelian...26
2.4.1 Pengertian Keputusan Pembelian...26
2.4.2 Komponen Dalam Struktur Keputusan Pembelian...29
2.4.3 Indikator Keputusan Pembelian...31
2.5 Penelitian Terdahulu...32
2.6 Kerangka Pemikiran...35
2.7 Pengembangan Hipotesis...35
2.7.1 Pengaruh Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Pada E-commerce Shopee...36 2.7.2 Pengaruh Gratis Ongkos Kirim Terhadap Keputusan Pembelian
2.7.3 Pengaruh Iklan dan Gratis Ongkos Kirim Terhadap Keputusan
Pembelian Pada E-commerce Shopee...38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...40
3.1 Jenis Penelitian... 40
3.2 Jenis dan Sumber Data... 40
3.2.1 Jenis Data... 40
3.2.2 Sumber Data...41
3.3 Teknik Pengumpulan Data...41
3.4 Populasi dan Sampel...42
3.4.1 Populasi...42
3.4.2 Sampel...43
3.5 Defenisi Operasional...43
3.6 Teknik Analisis Data...44
3.6.1 Pengujian Instrumen...44
3.6.2 Uji Asumsi Klasik...46
3.6.3 Analisis Regresi Linear Berganda...47
3.6.4 Uji Hipotesis... 48
3.6.5 Uji Koefisien Determinasi (R2)...50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...51
4.3 Pembahasan... 63
4.3.1 Pengaruh Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Pada E-commerce Shopee... 63
4.3.2 Pengaruh Gratis Ongkos Kirim Terhadap Keputusan Pembelian Pada E-commerce Shopee...65
4.3.3 Pengaruh Iklan dan Gratis Ongkos Kirim Terhadap Keputusan Pembelian Pada E-commerce Shopee...67
BAB V PENUTUP...70
5.1 Kesimpulan... 70
5.2 Saran...71
DAFTAR PUSTAKA...73
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi saat ini dalam era globalisasi mampu membawa perubahan kehidupan manusia. Salah satu perubahan yang sangat pesat dan sangat melekat untuk memenuhi kebutuhan yaitu kemajuan teknologi khususnya di bidang internet. Internet merupakan jaringan yang dapat menghubungkan banyak komputer untuk mengirim berita, memperoleh informasi maupun mentransfer data. Perkembangan teknologi internet saat ini mempermudah para pedagang memasarkan barang dan jasa yang diproduksinya. Salah satu dampak yang paling terlihat dari perkembangan internet ini adalah munculnya berbagai macam situs e-commerce yang menyediakan bermacam-macam produk secara online sehingga pembeli tidak perlu lagi datang secara langsung ke toko.
E-commerce merupakan penjualan atau pembelian barang atau jasa, yang dilakukan melalui jaringan internet dengan dirancang untuk tujuan menerima atau melakukan pesanan. Barang atau jasa dapat dipesan dengan metode tersebut, tetapi pembayaran dan pengiriman utama barang atau jasa tidak harus dilakukan secara online. Dengan adanya perubahan ini pembeli semakin mudah untuk mengakses barang yang ingin dibelinya. Pertumbuhan bisnis e-commerce yang semakin besar dan cepat di Indonesia menyebabkan banyaknya e-commerce lain bermunculan serta menawarkan keuntungan dan kemudahan yang beragam serta memunculkan persaingan yang semakin tinggi antar e-commerce besar di Indonesia dalam memperebutkan peringkat pertama diberbagai aspek.
Di indonesia, belanja secara online telah menjadi pilihan banyak pihak untuk memperoleh barang. Pertumbuhan e-commerts yang terus meningkat di Indonesia membuat Shopee ikut meramaikan industry ini. Shopee merupakan perusahaan start up asal Singapura yang mulai masuk ke Indonesia sejak desember 2015 lalu. Shopee juga sebagai sarana jual beli online yang menyediakan berbagai produk seperti perlengkapan olahraga, alat fotografi, gedget, alat kecantikan, fashion, otomotif, perlengkapan rumah, vitamin, makanan dan minuman. Shopee juga hadir dalam bentuk aplikasi mobilephone untuk memudahkan pengguna dalam melakukan belanja online langsung di ponselnya saja tanpa harus melalui perangkat komputer. Shopee memfasilitasi penjual untuk berjualan dengan mudah serta membekali pembeli dengan proses pembayaran yang aman.
Gambar 1.1 Grafik Platforn Ecommerce Sumber :www.goodstats.id
Shopee telah berhasil mempertahankan posisinya sebagai platform e- commerce nomor satu di Indonesia. Berdasarkan data terbaru, Shopee menempati peringkat pertama dengan jumlah pengunjung tertinggi, mengungguli pesaing-
pesaing utamanya seperti Tokopedia dan Lazada. Dominasi Shopee ini tidak hanya terlihat dari jumlah pengunjung, tetapi juga dari jumlah unduhan aplikasi dan pengguna aktif bulanan terbanyak. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa Shopee terus menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia dalam berbelanja online, berkat berbagai inovasi dan kampanye yang menarik, (Shevany 2018).
Shopee menjadi e-commerce yang paling disukai oleh konsumen, karena fitur-fitur yang dihadirkan oleh shopee lebih interaktif dan tema yang selalu berbeda tiap momen dimana konsumen lebih memilih untuk berbelanja secara online dibandingkan belanja offline. Oleh karena itu, pada saat konsumen melakukan pembelian secara offline dimana, konsumen harus bertemu dengan penjual produk tersebut, antara penjual dan pembeli dan harus bertatap muka sampai terjadinya kesepakatan antara pihak penjual dan pembeli. Sedangkan belanja online sangat mempermudahkan konsumen saat berbelanja, tanpa perlu repot melewati kemacetan untuk sampai di pusat perbelanjaan, hal tersebut tentu saja lebih menghemat waktu dan tenaga. Oleh sebab itu, kehadiran shopee bisa menjadikan konsumen lebih suka berbelanja secara online untuk memenuhi kebutuhan. sehingga membuat konsumen dapat mudah membeli barang yang dibutuhkan.
Shopee merupakan platform di e-commerce yang unggul pada saat ini.
Shopee adalah platform e-commerce yang berkantor pusat di Singapura dan dimiliki oleh Sea Limited yang menawarkan berbagai produk mulai dari fashion, elektronik, makanan, hingga kebutuhan rumah tangga, (Setiawan and Rabuani 2019). Karena berbelanja di shopee bisa membuat konsumen melakukan keputusan pembelian yang berulang berbelanja di e-commerce shopee.
Keputusan pembelian merupakan sebuah proses dimana konsumen mengetahui masalahnya, mencari informasi produk atau merek tertentu dan mengevaluasi seberapa baik masing-masing alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya, yang kemudian mengarah kepada keputusan pembelian, (Melfaliza and Nizam 2022).
Oleh karena itu, jika konsumen sudah mendapatkan pengalaman menyenangkan saat melakukan pembelian suatu produk, maka konsumen akan melakukan keputusan pembelian ulang. Sebelum konsumen memutuskan pembelian suatu produk, konsumen akan memiliki beberapa pertimbangan seperti diskon dan gratis ongkos kirim dalam melakukan pembelian produk secara online, (Shoffi’ul Auli, et.,al, 2021).
Salah satu yang menjadi keputusan pembelian pada masyarakat adalah iklan, Iklan merupakan arus informasi satu arah yang terjadi dalam rangka mengarahkan seseorang atau organisasi. Tindakan yang menciptakan pertukaran barang dan jasa, terjadinya pertukaran barang dan jasa tentunya harus dibarengi dengan strategi pemasaran, (Setiawan and Rabuani 2019).
Gratis Ongkos Kirim merupakan potongan yang diberikan oleh penjual kepada pembeli sebagai penghargaan atas aktivitas tertentu dari pembeli yang menyenangkan bagi penjual, (Tusanputri and Amron 2021). Dalam era persaingan yang ketat seperti ini, perusahaan harus memperhatikan faktor harga, karena besar kecilnya harga sangat mempengaruhi kemampuan bersaing suatu perusahaan dan mempengaruhi konsumen untuk membeli produknya.
Maka perusahaan akan melakukan strategi diskon supaya konsumen agar tidak berpindah ke perusahaan lain. Selain itu diskon cukup mendapat respon yang cepat dari konsumen. Konsumen lebih memperhatikan produk yang diberi diskon dari pada produk dengan harga normal dikarenakan pemberian diskon yang besar akan membuat konsumen merasa tertarik sehingga melakukan keputusan pembelian. Hal ini sesusai dengan penelitian yang di lakukan Azizi (2021) mengemukakan bahwa diskon mempunyai pengaruh positif terhadap keputusan pembelian pada market place shopee.
Adanya fenomena ini menunjukkan bahwa konsumen berbelanja online di shopee, karena diawali adanya kebutuhan untuk dipenuhi. Saat konsumen melakukan pembelian produk akan mempertimbangkan antara penilaian sisi positif dengan sisi negatif suatu merek ataupun mencari solusi terbaik dari persepsi konsumen setelah dirasakan dan akan dievaluasi kembali.
Strategi shopee untuk menarik konsumen salah satunya mengadakan diskon, dimana gratis ongkir yang diberikan sangatlah menarik bagi konsumen.
Kemudian konsumen akan melihat adanya gratis ongkir yang diberikan oleh shopee konsumen akan tertarik dengan adanya gratis ongkir dengan menggratiskan biaya pengiriman yang kemudian konsumen akan melakukan keputusan pembelian.
Oleh sebab itu, konsumen semakin meyakinkan bahwa belanja di shopee sangatlah menarik untuk membeli produk dengan harga murah tanpa dibebani oleh biaya pengiriman dan konsumen akan sering melakukan berbelanja online di shopee.
Dari paparan latar belakang diatas, terdapat beberapa dari hasil penelitian sebelumnya dalam waktu dan tempat yang berbeda, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh Iklan Dan Gratis Ongkos Kirim Terhadap Keputusan Pembelian Pada E-Commerce Shopee.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah-masalah penelitian yang dapat dirumuskan dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Apakah Iklan berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian pada E- commerce Shopee.
2. Apakah Gratis Ongkos Kirim berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian pada E-commerce Shopee.
3. Apakah Iklan dan Gratis Ongkos Kirim berpengaruh secara simultan terhadap Keputusan Pembelian pada E-commerce Shopee.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, adapun yang menjadi tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh Iklan terhadap Keputusan Pembelian pada E-commerce Shopee.
2. Untuk mengetahui pengaruh Gratis Ongkos Kirim terhadap Keputusan Pembelian pada E-commerce Shopee.
3. Untuk mengetahui pengaruh Iklan dan Gratis Ongkos Kirim secara simultan terhadap Keputusan Pembelian pada E-commerce Shopee.
1.4 Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini, penulis dapat memberikan manfaat untuk untuk beberapa pihan di antaranya adalah:
1. Bagi Perusahaan
Dapat menjadi masukan kepada perusahaan untuk meningkatkan mutu serta bahan menambah informasi pada masyarakat mengenai pengaruh iklan dan gratis onkir terhadap keputusan pembelian pada e-comerce shopee.
2. Bagi Peneliti Lain
Mampu menjadi bahan tambahan informasi dan bahan perbandingan bagi peneliti lain yang akan meneliti pada bidang yang sama maupun khalayak umum menambah pengetahuannya.
3. Bagi Masyarakat
Penelitian ini membantu masyarakat memahami perilaku belanja online yang lebih bijak dan efisien, sehingga mereka dapat membuat keputusan pembelian yang lebih baik.
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk dapat menyampaikan gambaran yang jelas mengenai penelitian ini, maka peneliti menyusun suatu sistematikan penulisan.
Penelitian ini disusun dalam lima bab seperti berikut ini:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini berisi landasan teori yang digunakan untuk membahas masalah yang diangkat dalam penelitian yang terdiri dari pengertian variabel-variabel penelitian, hubungan antar variabel, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Menguraikan metodelogi penelitian yang mencangkup pembahasan tentang objek dan lokasi penelitian, jenis penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, populasi dan sampel, defenisi operasional variabel, dan teknik analisis data.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan menguraikan gambaran umum karakteristik responden, hasil analisis data dan pembahasan hasil analisis.
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini merupkan bagian akhir yang menjelaskan kesimpulan dan saran.
BAB II
LANDASAN TEORI 2.1 E-commerce
Menurut Empathanussa & Hardingrum, 2023 e-commerce adalah bagian dari ruang yang dikenal dengan e-business, yang kaitannya dengan penjualan dan pembelian produk serta layanan yang mencakup pertukaran data selama proses transaksi. E-commerce merupakan suatu kegiatan menjual atau membeli produk secara online oleh konsumen dan dari perusahaan ke perusahaan dengan computer atau perangkat elektronik sebagai perantara transaksi bisnis (Empathanussa and Hardingrum 2023)
E-commerce dilihat sebagai bagian dari e-business yang melibatkan transaksi bisnis secara online, termasuk penjualan dan pembelian produk serta layanan yang didukung oleh teknologi elektronik seperti komputer dan internet. Saat ini internet menjadi suatu kebutuhan yang pokok bagi masyarakat. Sebagian besar masyarakat di setiap negara menggunakan internet karena segala kegiatan manusia menjadi lebih efisien, juga berpengaruh besar baik dalam bidang teknologi informasi, komunikasi, sosial, politik, maupun ekonomi.
Dalam bidang ekonomi, internet menjadi suatu media yang banyak digunakan baik bagi perusahaan maupun individu perorangan dalam melakukan transaksi dalam dunia bisnis dan pemasaran. Para pelaku bisnis ini menyadari bahwa internet memperikan dampak yang cukup besar dalam potensial pemasaran. Jaringan internet yang banyak digunakan dalam bisnis saat ini terdapat dua macam, yaitu E-Commerce
dan E-Business. E-commerce dan e-business menawarkan banyak manfaat baik bagi bisnis maupun konsumen. E-commerce lebih dari sekedar membeli dan menjual barang melalui Internet. E-commerce mencakup semua proses pengembangan, pemasaran, penjualan, pengiriman, layanan, dan pembayaran pelanggan dan didukung oleh jaringan mitra bisnis di seluruh dunia.
Adanya transaksi yang berbasis E-commerce masih memiliki kekurangan yang harus di perbaiki oleh pihak perusahaan utamanya akuntansi manajemen dan auditor internal untuk mendukung serta meningkatkan pengendalian internal yang lebih baik, utamanya untuk mengantisipasi dan mencegah adanya tindak kecurangan. (Enni Savitri &
Andreas 2023;12).
Transaksi e-commerce seperti ini bukanlah sesuatu yang baru di Indonesia, bahkan berkembang sangat pesat hingga saat ini. Salah satu situs e-commerce yang memberikan penawaran produk barang serta jasa yang ada di Indonesia yaitu aplikasi Shopee, Tokopedia, Lazada, Blibi dan lainnya.
2.1.1 E-commerce Shopee
Shopee adalah salah satu platform e-commerce terbesar di Asia Tenggara, yang diluncurkan oleh Sea Group pada tahun 2015. Shopee awalnya beroperasi sebagai pasar konsumen-ke-konsumen (C2C), tetapi seiring waktu, platform ini berkembang menjadi model bisnis campuran yang mencakup konsumen-ke-bisnis (C2B) dan bisnis-ke-konsumen (B2C), (Damayanti 2018). Shopee menawarkan berbagai produk mulai
dari elektronik, fashion, peralatan rumah tangga, hingga produk digital seperti pulsa dan paket data. Shopee memiliki keunggulan dalam hal antarmuka pengguna yang ramah dan mudah digunakan, baik melalui aplikasi mobile maupun situs web. Platform ini dirancang untuk memberikan pengalaman berbelanja yang nyaman dan efisien bagi pengguna. Salah satu fitur unggulan Shopee adalah “Shopee Guarantee,”
yang memastikan pembayaran ditahan oleh Shopee hingga pembeli mengonfirmasi penerimaan barang dalam kondisi baik. Selain itu, Shopee juga dikenal dengan berbagai promosi dan diskon yang menarik, seperti kampanye “9.9 Super Shopping Day” dan “11.11 Big Sale,” yang berhasil menarik jutaan pengguna setiap tahunnya. Promosi ini tidak hanya meningkatkan volume penjualan tetapi juga membantu meningkatkan kesadaran merek dan loyalitas pelanggan, (Ryan, Cooper, and Tauer 2018).
Shopee juga memiliki sistem logistik yang terintegrasi, yang memungkinkan pengiriman barang yang cepat dan efisien. Di Indonesia, Shopee bekerja sama dengan berbagai penyedia jasa pengiriman untuk memastikan barang sampai ke tangan konsumen dengan cepat. Selain itu, Shopee juga menawarkan berbagai metode pembayaran, termasuk transfer bank, kartu kredit, dan dompet digital, yang memudahkan konsumen dalam bertransaksi,(Sungkawati et al. 2022).
Dalam hal teknologi, Shopee terus berinovasi untuk meningkatkan pengalaman pengguna. Platform ini menggunakan algoritma canggih untuk personalisasi, yang memungkinkan rekomendasi produk yang lebih
relevan bagi pengguna. Selain itu, Shopee juga memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin (machine learning) untuk meningkatkan efisiensi operasional dan layanan pelanggan. Shopee juga aktif dalam mendukung usaha kecil dan menengah (UKM) dengan menyediakan berbagai alat dan sumber daya untuk membantu mereka sukses di platform. Program seperti “Shopee University” menawarkan pelatihan dan workshop untuk penjual, membantu mereka memahami cara mengoptimalkan toko mereka dan meningkatkan penjualan, (Alfitroch, Farida, and Rahman 2022).
Shopee telah berhasil membangun ekosistem e-commerce yang kuat dan berkelanjutan di Asia Tenggara. Dengan terus berinovasi dan beradaptasi dengan kebutuhan pasar, Shopee berada di posisi yang baik untuk terus tumbuh dan menjadi pemimpin pasar di industri e-commerce.
2.1.2 Keputusan Pembelian Pada E-commerce
Keputusan pembelian pada e-commerce dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan. Salah satu faktor utama adalah kemudahan akses dan kenyamanan yang ditawarkan oleh platform e-commerce.
Konsumen dapat dengan mudah mencari dan membandingkan produk dari berbagai penjual tanpa harus meninggalkan rumah. Selain itu, fitur-fitur seperti ulasan pelanggan dan rating produk membantu konsumen dalam membuat keputusan yang lebih informatif, (Melfaliza and Nizam 2022).
1. Harga dan promosi juga memainkan peran penting dalam keputusan pembelian. E-commerce sering kali menawarkan diskon, cashback, dan promosi khusus yang menarik minat konsumen. Penawaran ini
tidak hanya membantu konsumen menghemat uang tetapi juga mendorong mereka untuk melakukan pembelian impulsif.
2. Kepercayaan dan keamanan adalah faktor lain yang sangat penting.
Konsumen cenderung memilih platform e-commerce yang memiliki reputasi baik dan menawarkan jaminan keamanan dalam bertransaksi.
Fitur seperti “garansi uang kembali” dan sistem pembayaran yang aman meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap platform tersebut.
3. Pengalaman pengguna juga sangat mempengaruhi keputusan pembelian. Antarmuka yang user-friendly, navigasi yang mudah, dan layanan pelanggan yang responsif membuat pengalaman berbelanja menjadi lebih menyenangkan. Platform yang dapat memberikan pengalaman positif ini cenderung memiliki tingkat retensi pelanggan yang lebih tinggi.
4. Selain itu, personal branding dan rekomendasi produk yang relevan juga berperan dalam mempengaruhi keputusan pembelian. Algoritma yang canggih memungkinkan platform e-commerce untuk memberikan rekomendasi produk yang sesuai dengan preferensi dan riwayat belanja konsumen, sehingga meningkatkan kemungkinan pembelian.
2.2 Iklan
2.2.1 Pengertian Iklan
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) iklan adalah berita atau pesan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar
tertarik pada barang yang ditawarkan, pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang atau jasa yamg dijual, dipasang didalm media masa (seperti surat kabar dan majalah) ditempat umum. Menurut, (Stefani and Cilvanus 2020) iklan adalah segala bentuk penyajian informasi dan promosi secara tidak langsung yang dilakukan oleh sponsor untuk penawaran ide, barang, atau jasa. Periklanan atau advertising merupakan salah satu alat pemasaran untuk memperkenalkan layanan atau produk kepada masyarakat atau khalayak luas, (Nadhifa 2023). Tujuan dari periklanan adalah membangun hubungan pelanggan dengan menyampaikan nilai- nilai yang mereka cari. Iklan dapat dikategorikan berdasarkan tujuannya utama, baik untuk memberikan informasi, mempengaruhi, atau mengingatkan.
Iklan adalah segala bentuk presentasi non pribadi dan promosi gagasan, barang atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar.
Tujuan dari iklan sendiri harus mengalir dari keputusan-keputusan sebelumnya mengenai pasar sasaran, promosi pasar, dan program pemasaran, (Rohana 2019). Iklan merupakan salah satu media yang sering dipakai untuk memasarkan suatu produk baik itu secara online maupun melalui media cetak tertulis seperti majalah ataupun Koran. Iklan begitu penting perannya sebagai media promosi untuk meningkatkan penjualan produk, dan agar konsumen mengenali produk pelaku usaha bagi perekonomian Indonesia, (Perwira and Winanti 2020).
Iklan adalah salah satu bentuk promosi yang paling dikenal dan paling banyak dibahas orang, hal ini dikarenakan daya jangkauannya luas.
Periklanan merupakan komunikasi komersil dan non personal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail (pengeposan langsung), reklame luar ruang, atau kendaraan umum, (Damayanti 2018) Iklan merupakan cara untuk memperkenalkan suatu organisasi atau produk-produk dengan memberikan informasi mengenai organisasi atau produk tersebut. Supaya masyarakat luas mengetahui mengenai hal tersebut dan diharapkan dengan iklan bisa membuat seseorang mengambil tindakan pembelian.
Pemilihan media bisa melalui televisi, radio, majalah, koran, internet, reklame luar ruang ataupun dipasang di kendaraan umum. Dengan iklan, membantu pemasar berkomunikasi kepada konsumen mengenai produknya.
Iklan juga merupakan bentuk komunikasi yang digunakan untuk mengejar tujuan dan menggunakan strategi mempengaruhi pikiran, perasaan, dan tindakan konsumen, Iklan dibuat untuk mempengaruhi pikiran audiens, misal supaya audiens menginginkan produk yang diiklankan ataupun ingin memiliki produk tersebut. Dengan begitu, audiens akan melakukan tindakan yang sebenarnya diinginkan oleh pengiklan.
Selain itu, iklan menurut The American Marketing Association, diartikan sebagai pesan persuasif dengan menggunakan media massa oleh institusi bisnis, organisasi nonprofit, pemerintah maupun individu dengan maksud menginformasikan dan membujuk khalayak sebagai sasaran
target pemasaran atau audiens. Pesan persuasif bisa dikatakan menggunakan bahasa yang menarik perhatian audiens dan bisa diserai dengan memilih model selebritis sebagai bintang iklan. Maka dari itu, adanya iklan diharapkan bisa memunculkan reaksi dari calon konsumen sesuai dengan kehendak pengiklan. Misalkan tindakan berupa membeli produk yang sudah diiklankan dan memakai produk tersebut.
Dengan demikian, iklan dikirimkan kepada masyarakat luas dengan menggunakan berbagai macam media. Munculnya iklan diharapkan membuat calon konsumen mengambil tindakan, semisal membeli dan memakai produk tersebut. Iklan disajikan untuk memberitahukan informasi mengenai organisasi atau produk.
2.2.2 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Iklan
Faktor-faktor yang mempengaruhi iklan sangat beragam dan saling berkaitan. Bentuk iklan, kualitas pesan, daya tarik, frekuensi penayangan, slogan, model iklan, media iklan, konteks, konten, dan konversi semuanya berperan penting dalam menentukan efektivitas iklan. Dengan memahami dan mengoptimalkan faktor-faktor ini, perusahaan dapat meningkatkan efektivitas iklan mereka dan mencapai tujuan pemasaran yang diinginkan.
1. Bentuk Iklan Bentuk iklan sangat mempengaruhi efektivitasnya. Iklan dapat berupa teks, gambar, video, atau kombinasi dari semuanya.
Bentuk iklan yang menarik dan sesuai dengan target audiens akan lebih efektif dalam menyampaikan pesan.
2. Kualitas Pesan Pesan yang disampaikan dalam iklan harus jelas, menarik, dan mudah dipahami. Pesan yang baik akan mampu menarik
perhatian dan membujuk konsumen untuk mengambil tindakan yang diinginkan.
3. Daya Tarik Daya tarik iklan dapat berupa visual, audio, atau narasi yang menarik. Iklan yang memiliki daya tarik tinggi akan lebih mudah diingat oleh konsumen dan meningkatkan kemungkinan mereka untuk membeli produk yang diiklankan.
4. Frekuensi Penayangan Frekuensi penayangan iklan juga mempengaruhi efektivitasnya. Iklan yang sering ditayangkan akan lebih mudah diingat oleh konsumen. Namun, terlalu sering menayangkan iklan juga dapat menyebabkan kebosanan dan mengurangi efektivitasnya.
5. Slogan Slogan adalah kalimat pendek yang mudah diingat dan menggambarkan produk atau merek. Slogan yang baik akan membantu konsumen mengingat produk dan meningkatkan kesadaran merek.
6. Model Iklan Model iklan, seperti selebriti atau tokoh terkenal, dapat meningkatkan daya tarik iklan. Konsumen cenderung lebih percaya dan tertarik pada produk yang diiklankan oleh orang yang mereka kenal atau kagumi.
7. Media Iklan Media yang digunakan untuk menyampaikan iklan juga sangat penting. Media cetak seperti koran dan majalah, media elektronik seperti radio dan televisi, serta media online seperti situs web dan media sosial memiliki kelebihan dan kekurangan masing-
masing. Pemilihan media yang tepat akan meningkatkan efektivitas iklan.
8. Konteks Konteks di mana iklan ditampilkan juga mempengaruhi efektivitasnya. Iklan yang ditampilkan pada waktu dan tempat yang tepat akan lebih efektif dalam menarik perhatian konsumen.
9. Konten Konten iklan harus relevan dan menarik bagi target audiens.
Konten yang berkualitas tinggi dan unik akan lebih efektif dalam menarik perhatian dan membujuk konsumen.
10. Konversi Konversi adalah tindakan yang diinginkan dari konsumen setelah melihat iklan, seperti membeli produk atau mengunjungi situs web. Iklan yang efektif harus mampu mendorong konsumen untuk melakukan konversi.
2.2.3 Prinsip – Prinsip Iklan
Kata iklan (advertising) berasal dari bahasa Yunani yang artinya kurang lebih adalah ‘menggiring orang pada gagasan’. Adapun pengertian iklan secara komprehensif adalah “semua bentuk aktifitas untuk menghadirkan dan mempromosikan ide, barang, atau jasa secara nonpersonal yang dibayar oleh sponsor tertentu, (Puspita 2019) Sedangkan, Wells, Burnett dan Moriarty (1998 dalam, (Sutisna 2019) mendefinisikan iklan sebagai berikut : “Advertising is paid nonpersonal communication from an identified sponsor using mass media to persuade or influence an audience”. Sehingga menurut penulis, yang dimaksud dengan iklan ialah kegiatan yang digunakan seseorang atau sekelompok
orang untuk mempengaruhi atau mengarahkan pikiran orang lain pada suatu tujuan tertentu dengan menggunakan media tertentu.
Menurut, (Sutisna 2019) “terdapat tiga tujuan utama dari periklanan, yaitu menginformasikan, membujuk, serta mengingatkan”.
Pertama, iklan yang bertujuan untuk menginformasikan berarti pengiklan harus dapat menyampaikan informasi – informasi penting mengenai suatu produk atau jasa agar konsumen mengetahui dan memahami hal– hal yang hendak disampaikan oleh pengiklan dalam isi pesan iklan tersebut. Kedua, iklan yang bersifat membujuk biasanya dipakai oleh perusahaan – perusahaan dengan tingkat persaingan yang tinggi. Iklan yang bersifat membujuk ini akan berusaha meyakinkan konsumen bahwa merek yang mereka iklankan ialah pilihan yang tepat. Para akan berusaha membuat brand image mereka sebaik mungkin sehingga merek mereka menjadi top of mind dibenak konsumen yang dapat memepengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan pembelian. Terakhir ialah tujuan iklan yaitu untuk mengingatkan konsumen. Biasanya iklan seperti ini dipakai oleh para produsen yang telah mapan. Para produsen ini biasanya telah memiliki konsumen yang loyal atau telah memiliki kelompok konsumen tertentu. Para produsen hanya mengingatkan konsumen mengenai brand atau merek mereka sehingga para konsumen tidak terbujuk oleh pesan iklan produk lain.
Beberapa pakar periklanan berpendapat bahwa agar sebuah kampanye periklanan menjadi efektif, iklan harus mengandung gagasan besar yang menarik perhatian konsumen, mendapatkan reaksi, serta
memisahkan produk dan jasa yang diiklankan produk lain dalam persaingan, (Puspita 2019). Menyatakan bahwa investasi besar-besaran dalam periklanan menunjukkan bahwa banyak perusahaan yang memiliki keyakinan akan efektifitas iklan. Secara umum, periklanan dihargai karena dikenal sebagai pelaksana beragam fungsi komunikasi yang penting bagi perusahaan bisnis dan organisasi lainnya, dimana fungsi- fungsi tersebut antara lain:
1. Memberi informasi (informing), yakni membuat konsumen sadar akan merek-merek baru, mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merek, serta memfasilitasi penciptaan citra merek yang positif.
2. Membujuk (persuading), yang berarti iklan yang efektif akan mampu membujuk pelanggan untuk mencoba produk dan jasa yang diiklankan.
3. Mengingatkan (reminding), dimana iklan berfungsi untuk menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para konsumen.
4. Memberi nilai tambah (adding value). Periklanan memberi nilai tambah pada konsumen dengan mempengaruhi persepsi konsumen
Umumnya, pengiklan akan berusaha mengukur pengaruh komunikasi dari suatu kesadaran, yaitu potensi pengaruhnya pada kesadaran, pengetahuan, atau preferensi, juga pengaruhnya pada penjualan. Perencanaan dan pengendalian periklanan yang baik sangat tergantung pada ukuran efektifitas periklanan. Efektifitas iklan dapat diukur dari (Puspita 2019):
1. Dampak komunikasi dari suatu iklan, yaitu potensi pengaruhnya pada kesadaran (awareness), pengetahuan (knowledge), dan preferensi (preference).
2. Dampak terhadap penjualan, pengukuran ini lebih sulit diukur daripada dampak komunikasi karena penjualan dipengaruhi oleh banyak faktor selain iklan, seperti tampilan produk, harga, ketersediaan, dan tindakan pesaing.
Eka, dkk (2018) menyatakan untuk bisa menciptakan iklan yang efektif, tentunya harus diawali dengan pemahaman program pemasaran produk yang diiklankan, karena iklan merupakan bagian dari kegiatan pemasaran. Dengan mempelajari data tentang produk, harga, distribusi, padar sasaran, serta persaingan, produsen dapat memprediksi masalah- masalah apa saja yang mungkin dihadapi serta bagaimana mengatasinya.
Jawaban permasalahan tersebut dapat membawa kepada penemuan ide besar (the big idea) yang akan menjadi dasar dalam pengembangan proses terbentuknya iklan. Lalu bagaimana ide besar tersebut dapat dituangkan dalam bentuk nyata suatu iklan, baik di media cetak, elektronik, maupun media luar ruang inilah yang biasa disebut pengembangan strategi kreatif periklanan. Bermacam cara pengembangan strategi kreatif periklanan dapat dilakukan, yang populer diantaranya adalah strategi Unique Selling Proposition (USP) dengan pelopornya Rosse Reeves, dan strategi positioning oleh Al Ries dan Jack Trout.
Pada dasarnya, berbagai pengembangan strategi periklanan tersebut diawali dari dua sudut pandang, yakni apakah menekankan pada
kelebihan / fitur produk (product benefit / feature) agar orang mudah kenal, ingat, dan dapat dibedakan dengan merek lain, atau dikambangkan dari kebutuhan atau motivasi yang ada dari konsumen. Untuk melakukan pendekatan kepada konsumen dan agar pesan mudah diterima, perlu juga digunakan daya tarik (appeals). Daya tarik yang digunakan dalam pesan iklan harus memiliki 3 karakteristik, (Puspita 2019).
1. Meaningful, yaitu menunjukkan manfaat yang membuat konsumen lebih menyukai atau lebih tertarik pada produk yang diiklankan.
2. Distinctive, yaitu memiliki daya tarik yang khas/berbeda dimana iklan harus menyatakan apa yang membuat produk mereka lebih baik dari produk-produk pesaing.
3. Believable, yakni dapat dipercaya. Yang ketiga ini tidaklah mudah karena pada umumnya banyak konsumen yang meragukan kebenaran iklan.
Menurut (Lee 2020), efektivitas pemasaran dapat diukur dalam lingkup pencapaian kepedulian, penyampaian pokok pikiran, keterpengaruhan sikap, penciptaan tanggapan emosional, serta kecenderungan pilihan pembelian. Namun menurut Schults &
Tannenbaum dalam Shimp (2000) dalam, (Puspita 2019) efektifitas iklan dapat dilihat dari pengenalan merek (brand recognition), iklan diingat, serta pesan iklan dipahami. Semakin tinggi tingkat merek dikenal, iklan diingat dan pesan iklan dipahami, maka iklan tersebut semakin efektif dalam menyampaikan tujuannya.
2.2.4 Indikator Iklan
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa iklan adalah suatu presentasi dan promosi gagasan melalui suatu media untuk menarik komsumen. Menurut Kotler (2013:143) dalam, (Stefani and Cilvanus 2020) indikator iklan adalah sebagai berikut:
1. Daya Tarik Iklan 2. Niat Membeli 3. Kepuasan Iklan
Strategi penentuan posisi pemasaran dan strategi bauran pemasaran mengidentifikasikan tugas yang harus dilaksanakan periklanan dalam pelaksanaan program pemasaran keseluruhan.
1. Message (pesan yang disampaikan), idealnya suatu pesan harus mendapat perhatian, menarik, membangkitkan keinginan, dan menghasilkan tindakan.
2. Media (media yang digunakan), pada dasarnya pemilihan media adalah mencari cara dengan biaya yang paling efektif untuk menyampaikan sejumlah pemberitahuan yang dikehendaki kepada pasar sasaran. Pengaruh pemberitahuan iklan terhadap kesadaran khalayak sasaran tergantung kepada jangkauan, frekuensi dan dampak iklan.
Indikator yang digunakan dalam variabel iklan pada penelitian ini mengacu pada (Moloku, Tampi, and Walangitan 2019) dan (Karadeniz &
Kocamaz, 2019) yaitu kepercayaan, menarik dan informatif.
2.3 Gratis Ongkos Kirim
2.3.1 Pengertian Gratis Ongkos Kirim
Gratis Ongkos Kirim merupakan Biaya pengiriman dihitung berdasarkan dengan jumlah,berat, ukuran produk dan jarak yang ditempulh ulntuk pengiriman. Semakin banyak jumlah produk, selmakin belat dan besar ukulran produk, atau semakin jauh jarak tempuh pengiriman biaya pengiriman akan selmakin mahal. Tak jarang konsumen membandingkan harga produk yang ingin dibeli dengan biaya pengiriman produk tersebut, hal ini yang membuat konsumen belrfikir ulang untuk melakukan pembelian. Oleh sebab itu, perusahaan akan menawarkan layanan atau gratis ongkos kirim. Hal ini berarti konsumen tidak perlu menambah biaya untuk pengiriman barang. Penawaran ini akan menarik untuk konsumen yang suka belanja online atau bahkan calon konsumen yang akan melakukan pembelian selcara online, Ultami (2018).
Gratis Ongkir menjadi salah satu penunjang yang dicari konsumen saat berbelanja secara online. Seperti halnya salah satu aplikasi ini yang dari awal sudah menawarkan tagline gratis ongkir. Berikut merupakan definisi dari gratis ongkir menurut beberapa ahli: Maulana dan Asra yang menjabarkan gratis ongkos kirim memberi dampak positif serta memberi partisipasi yakni 19,3% pada keputusan pembelian. (Putri, 2020). Shehu, et, al menjabarkan, keberadaan layanan bebas antar memperkokoh perilaku customer guna melaksanakan pembelian. (Joesoef, 2021). Amalia
& Wibowo menjabarkan penawaran bebas ongkir ialah wujud lainnya dari pemasaran sales yang memakai beragam impuls guna menstimulasi
pembelian produk secepar mungkin serta menaikkan kuantitas produk yang dibeli customer. (Istiqomah & Marlena, 2020). Dhaneswara mengemukakan dalam jurnal (Maulana & Asra, 2019) yakni dampak tagline bebas ongkir pada keputusan berbelanja masyarakat kota Bandar Lampung sebanyak 86,3%. Dalam jurnal (Putri, 2020) perpaduan dari pelayanan saran serta gratis ongkos kirim punya dampak yang penting di perluasaan platform ecommerce dikatakan oleh Li, Chunfa et al.
Ongkos kirim merupakan biaya pengiriman barang maupun jasa yang ditarik oleh penjual dari konsumen pada saat terjadi proses jual beli dengan biaya pengiriman yang dibebankan pada konsumen tersebut.
Dalam proses jual beli online, penjual akan membebankan biaya pengiriman kepada pembelinya sesuai dengan berat dan dimensi produk yang dibeli. Jadi, pembeli akan mentransfer uang seharga produk ditambah biaya untuk kirim. Istilah biaya pengiriman ini biasa disebut dengan ongkos kirim atau biaya ongkir. Daya tarik yang ditawarkan oleh pengelola bisnis online salah satunya adalah menawarkan ongkos kirim gratis atau free ongkir. Bisa dikatakan semua bisnis online menerapkan cara seperti ini sebagai menarik pembeli salah satunya pada e-commerce Shopee ini. Hal ini membuktikan bahwa free ongkir sangatlah efektif dalam meningkatkan penjualan sebuah bisnis. Adakalanya, ongkos kirim lebih mahal dari harga barang yang di beli. Dengan adanya gratis ongkir, pembeli hanya perlu membayar dengan harga barang yang mereka beli.
Ongkos kirim salah satu hal yang kerap dihindari oleh setiap orang yang ingin berbelanja online. Sebagai daya tarik, perusahaan maupun
penjual online biasanya memberikan fasilitas gratis ongkos kirim atau gratis ongkir untuk pembeli yang ingin membeli produknya. Ketika toko online lain belum memberikan fasilitas gratis pengiriman maka hal tersebut bisa menjadi keunggulan pada perusahaan maupun toko online untuk menerapkan biaya pengiriman gratis atau gratis ongkir.
2.3.2 Indikator Gratis Ongkos Kirim
Menurut Novita Sari (2020) Indikator-indikator gratis ongkos kirim terdiri atas:
1. Ketertarikan, merupakan munculnya minat beli konsumen tehadap objek yang dikenalkan oleh suatu pemasar. Pada tahap ini seseorang konsumen memiliki ketertarikan terhadap sebuah produk dan rasa ingin memiliki produk tersebut.
2. Keinginan, yaitu cara mendorong calon konsumen agar memiliki rasa keinginan untuk memiliki suatu produk. Keinginan ini berkaitan dengan motif dan motivasi konsumen dalam membeli suatu produk.
3. Tindakan, yaitu terjadi dengan adanya keinginan kuat konsumen sehingga terjadi pengambilan keputusan dalam melakukan pembeli produk yang ditawarkan.
2.4 Keputusan Pembelian
2.4.1 Pengertian Keputusan Pembelian
Keputusan merupakan tahapan pencarian masalah yang bermula dari latar belakang persoalan, identifikasi persoalan sampai kepada menarik kesimpulan atau saran. Saran tersebut yang kemudian dimanfaatkan dan dipakai sebagai acuan untuk dasar membuat keputusan.
Karena sangat berpengaruh, tentunya harus hati-hati jika umpamanya saran yang dihasilkan tersebut terjadi kekeliruan-kekeliruan yang tidak terlihat karena faktor kecerobohan dalam melakukan pengamatan masalah Fahmi dalam (Kholidah and Arifiyanto, 2020).
Beberapa arti tentang keputusan pembelian yaitu: Keputusan pembelian konsumen adalah bagian dari perilaku pembeli. Seperti tentang keadaan produk, jasa, ide atau pengalaman yang bisa mencukupi keperluan dan keinginan dari seseorang, komunitas, dan perusahaan untuk memutuskan yang akan dipilih, hingga membeli dan memakainya (Kotler and Keller, 2016). Menurut Tjiptono (2016) Ketetapan untuk membeli merupakan unsur dari sikap pembeli. Di mana sikap pembeli merupakan kegiatan langsung yang berkaitan untuk mendapatkan, memilih barang dan jasa, hingga sampai pada tahapan pengambilan keputusan yang melampaui dan mengikuti tahapan-tahapan tersebut. Pengambilan keputusan adalah suatu aktivitas seseorang.
Keputusan Pembelian adalah aktivitas perseorangan yang terlibat langsung pada peroleha keputusan guna menjalankan pembelian pada komoditas yang dipasarkan penjual, (Kholidah and Arifiyanto, 2020).
Keputusan Pembelian merupakan aktivitas perseorangan yang terlibat langsung pada peroleha keputusan guna menjalankan pembelian pada komoditas yang dipasarkan penjual. Berikut beberapa pegertian tentang keputusan pembeliaoleh beberapa ahli: Menurut Sumarwan menjabarkan keputusan pembelian yakni aktivitas yang dilaksanakan customer guna membeli serta memakai sebuah produk maupun jasa gna mencukupi
keperluan serta kemauannya. (F. P. Sari & Yuniati, 2016). Menurut Sumarwan dalam sisca keputusan pembelian ialah sebuah keputusan selaku penentuan sebuah aktivitas dari 2 ataupun lebih penetapan. (N.
Sari, Saputra, & Husein, 2017). Kotler dalam jurnal (R.Rahmadhani;
P.Apriatni Endang, 2018) menjabarkan “Keputusan pembelian yakni perilaku individu guna membeli ataupun memakai sebuah komoditas baik berwujud barang ataupun pelayan yang sudah diyakini hendak menyenangkan dirinya serta kemauannya memikul resiko yang kemungkinan dimunculkan. Menurut Sangadji dan Sopiah, mengemukakan Keputusan pembelian merupakan langkah dalam pemecahan masalah untuk melengkapi kebutuhan pembeli. (Melati &
Dwijayanti, 2020). Menurut Tjiptono Keputusan Pembelian yakni sebuah proses customer mengenal persoalannya, menjumpai info mengenai produk ataupun brand khusu serta menilai seberapa baik setiap alternative itu terhadap setiap penuntasan persoalannya, yang lalu mengacu pada keputusan pembelian. (Laili Hidayati, 2018)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian yang dilakukan konsumen dimulai jauh sebelum terjadinya kegiatan pembelian dan mempunyai kelanjutan yang panjang setelah pembelian dilakukan. Pemasar harus meneliti konsumen untuk mengetahui jenis masalah atau keinginan dan kebutuhan yang timbul, apa yang menyebabkan rasa kebutuhan itu dan bagaimana rasa kebutuhan itu mengarah pada obyek tertentu.
Dari beberapa pandangan beberapa ahli bisa dikonklusikan bahwa keputusan pembelian ialah tindakan memutuskan membeli suatu produk.
Semua kegiatan yang dilakukan perusahaan melalui pemasaran diharapkan dapat mempengaruhi konsumen sehingga sampai pada keputusan pembelian. Sedangkan keputusan pembelian dapat diartikan sebagai keputusan konsumen untuk membeli produk dengan didasari oleh adanya niat untuk melakukan pembelian dengan melalui beberapa tahap.
Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian mereka. Keputusan merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh setiap orang, dalam setiap waktu dan di segala tempat, keputusan tersebut termasuk keputusan yang menyangkut kegiatan individu. Mempengaruhi keputusan konsumen yang dilakukan secara efektif akan mempengaruhi pengambilan keputusan. Ini berarti meningkat pula tingkat keuntungan yang kita peroleh. Keputusan konsumen atau organisasi adalah aktivitas yang dilakukan secara sadar, rasional dan terencana. Keputusan konsumen merupakan analisis mengatasi permasalahan.
2.4.2 Komponen Dalam Struktur Keputusan Pembelian
Berdasar Swasta dan Handoko dalam jurnal (Febriana & Yulianto, 2018) ada 7 elemen di sturtur keputusan pembelian yakni:
1. Keputusan tentang macam produk Pengunjung mampu memberikan keputusan guna membeli suatu produk ataupun memakai uangnya guna maksud lainnya.
2. Keputusan mengena wujud produk Pengunjung mampu memberikan keputusan guna membeli wujud produk khusus. Keputusan itu mengaitkan ukuran kemasan. Perihal itu, perseroan wajib melaksanakan studi pemasaran guna meninjau kesukaan pengunjung mengenai produk berkaitan mampu memksimalkan kemampuan Tarik brandnya.
3. Keputusan mengenai brand Pengunjung wajib menentukan keputusan yakni produk itu hendak dibeli. Tiap brand mempunyai beda tersendiri.
4. Keputusan mengenai penjualnya Pengunjung mampu memberikan keputusan yakni produk itu hendak dibeli. Perihal itu produsen, pedangan besar, serta pengecer wajib tahu bagaimanakah pengunjung menetapkan penjual khusus.
5. Keputusan mengenai total produk Pengunjung mamu memberikan keputusan mengenai seberapa banyakkah ciptaan yang hendak dibelinya ketika pembelian yang dilaksanakan kemungkinan lebih dari satu unit.
6. Keputusan mengenai waktu pembelian Pengunjung mamu memberikan keputusan mengenai kapan dia wajib melaksanakan pembelian. Persoalan ini hendak menyangkut adanya uang guna membeli. Guna perseroan wajib tahu factor yang mempengaruhi keteteapan pengunjung di waktu penetapan pembelian.
7. Keputusan menengai cara pembelian Pengunjung mamu memberikan keputusan mengenai metode ataupun aturan pelunasan komoditas
yang dibeli, apa selaras cash ataupun angsuran. Perihal itu, perseroan wajib mengetahui kemauan pembeli pada cara pembayarannya.
2.4.3 Indikator Keputusan Pembelian
Adapun penanda keputusan pembelian berdasar Ferdinand, Adji &
Semuel dalam jurnal (Ivan Sindunata, 2018) keputusan pembelian digolongkan menjadi 4 elemen yakni:
1. Keputusan Transaksional
Keputusan customer guna membeli produk di website yang ditentukan.
2. Keputusan Referensial
Keputusan customer guna memberi acuan suatu produk yang sudah dibeli, supaya mampu dijadikan saran guna customer.
3. Keputusan Preferensial
Keputusan yang mendeskripsikan akasi customer yang mempunyai preferensi utama di produk itu. Keputusan preferensi ini mampu bertransformsi jika berlangsung sesuatubersama ciptaan yang dipreferensikan itu.
4. Keputusan Eksploratif
Keputusan perilakucustomer yang kerap memberikan info mengenai ciptaan yang disuka beserta menjumpai info guna mensuport perilaku positif serta negative dari produk.
Dalam jurnal, (Putri, 2020) menarik indikator sebagai berikut
1. Kemantapan Membeli: Keyakinan konsumen setelah mengetahui informasi produk. Konsumen akan membeli produk karena sudah tahu informasi mengenai produknya.
2. Preferensi Merek: Konsumen memutuskan membeli karena merek tersebut paling disukai. Ini bisa disebabkan oleh kecocokan dengan produk dari merek itu atau karena alasan lainnya.
3. Kebutuhan dan Keinginan: Konsumen membuat keputusan pembelian jika merasa ingin dan butuh produk tersebut. Ingin berarti memiliki hasrat untuk memiliki produk, sedangkan butuh artinya memang memerlukan produk tersebut untuk memenuhi kebutuhan.
2.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu adalah penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli di bidang yang sama atau sejenis dengan topik penelitian yang akan dilakukan. Penelitian terdahulu menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan penelitian. Berikut gambaran tentang penelitian- penelitian yang telah dilakukan sebelumnya di bidang yang sama dengan topik penelitian ini :
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No
Nama Peneliti/
Tahun
Judul
Penelitian Variabel
Penelitian Hasil Penelitian
1
(Alfitroch, Farida, and Rahman 2022)
Pengaruh Iklan, Promo Gratis Ongkos Kirim, dan Diskon Terhadap Keputusan Pembelian pada Aplikasi Belanja Online (Studi Kasus pada Warga RT 8 Kelurahan Karangbesuki Kota Malang)
X1: Iklan, X2 : Promo Gratis Ongkos Kirim
X3 : Diskon Y: Keputusan Pembelian
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya didapat kesimpulan bahwa
variabel iklan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian dan dapat dikatakan
baik menurut warga RT 8 Kelurahan Karangbesuki Kota Malang, sedangkan promo gratis ongkos kirim juga berpengaruh negatif terhadap keputusan pembelian dan dapat dikatakan cukup baik menurut warga RT 8 Kelurahan Karangbesuki Kota Malang.
2 (Rohana 2019)
Pengaruh Iklan, Citra
Perusahaan, Kualitas Pelayanan Dan Word Of Mouth Terhadap Keputusan Menabung Dengan Minat Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Pada Bni Syariah Kantor Cabang Semarang)
X1: Iklan, X2: Citra Perusahaan Kerja, X3 : Kualitas Pelayanan X4 : Word Of Mouth Y: Keputusan Menabung
Berdasarkan hasil uji t pertama menunjukkan hasil bahwa variabel iklan, citra perusahaan, minat berpengaruh positif dan signifikan.
Sedangkan variabel kualitas layanan dan word of mouth tidak
berpengaruh terhadap keputusan di BNI Syariah. Hasil
3 (Melfaliza and Nizam 2022)
Pengaruh Promo Gratis Ongkir, Customer Review dan Diskon Terhadap Keputusan Pembelian Melalui Aplikasi Shopee
X1: Promo Gratis Ongkir X2:, Customer Review X3 : Diskon Y: Keputusan Pembelan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa promo gratis ongkir, customer review, dan diskon berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian melalui aplikasi Shopee
4
(Shoffi’ul,
Basalamah, Pengaruh
X1: Diskon X2:, Promo
Studi ini menemukan bahwa diskon dan promo gratis ongkir memiliki
Millannintyas 2019)
Promo Gratis Ongkos Kirim Terhadap Keputusan Pembelian Pada E-commerce Shopee
Kirim Y: Keputusan
Pembelan keputusan pembelian di Shopee
5 (Sari 2022)
Pengaruh Promosi Gratis Ongkos Kirim, Online Customer Review, dan Online Customer Rating terhadap Keputusan Pembelian pada Marketplace Shopee
X1: Promosi Gratis Ongkos Kirim
X2: Online Customer Review X3 : Online Customer Rating Y: Keputusan Pembelan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa online customer review dan online customer rating berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, sementara promosi gratis ongkos kirim tidak berpengaruh signifikan
6 (Gita Septi 2021)
Pengaruh E- Wom, Customer Review Dan Gratis Ongkir Terhadap Keputusan Pembelian Di Shopee
X1 E-Wom X2: Customer Review, X3: Gratis Ongkir Y: Keputusan Pembelian
Dari hasil pengujian dan pengujian didapatkan bahwa E-WOM bermakna positif dan sig. terhadap kepputusan pembelian, customer review bermakna positif dan sig.
terhadap keputusan pembelian, sedangkan gratis ongkir bermakna negative dan tidak sig. terhadap keputusan pembelian
7 (Stefani and Cilvanus 2020)
Analisis Pengaruh Kualitas Sistem, Persepsi Kemudahan, Iklan, Promosi, Dan Harga Terhadap Kepuasan Pengguna Aplikasi Ruangguru
X1: Kualitas Sistem X2 : Persepsi Kemudahan, X3 : Iklan, X4 : Promosi X5 : Harga Y: Kepuasan Pengguna
Koefisien determinasi menunjukkan pengaruh kualitas sistem, persepsi kemudahan, iklan, promosi, dan harga secara bersama-sama terhadap kepuasan pengguna sebesar 62,3%
dan sisanya sebesar 37,7%
dipengaruhi oleh faktor- faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
8
(Moloku, Tampi, and Walangitan 2019)
Pengaruh Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Produk Smartphone Oppo Di IT Center Manado
X1 : Iklan Y : Keputusan Pembelian
Hasil penelitian menunjukkan nilai koefisien antara iklan dan keputusan pembelian termasuk rendah yaitu 0,394. Pengaruh iklan terhadap keputusan pembelian sangat rendah yaitu 0,1555 dan hasil analisis regresi linier sederhana diperoleh koefisien regresi positif sehingga arah pengaruh variabel iklan terhadap variabel keputusan pembelian adalah positif.
9 (Maulana and Asra 2019)
Analisa Pengaruh Gratis Ongkos Kirim terhadap Keputusan Pembelian pada E-Commerce oleh Generasi Z di Daerah Pedesaan
X1 : Gratis Ongkos Kirim Y : Keputusan Pembelian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa promosi gratis ongkos kirim memberikan pengaruh positif dan memberikan kontribusi sebesar 19,3% terhadap keputusan
pembelian oleh generasi Z di daerah pedesaan.
10
(Tusanputri and Amron 2021)
Pengaruh iklan dan program gratis ongkir terhadap keputusan pembelian pada platform e- commerce Tiktok shop
X1 : Iklan X2: Gratis ongkir Y : Keputusan Pembelian
Dapat disimpulkan hasil dari penelitian ini bahwa semua hipotesis diterima, Iklan dan Program Gratis Ongkir memberi pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Secara simultan Iklan dan Program Gratis Ongkir juga berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian.
2.6 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran adalah suatu model konseptual yang menjelaskan alur logika berjalannya sebuah penelitian, Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, dan landasan teori tersebut maka penulis dapat membuat gambaran kerangka pikir sebagai berikut yaitu sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 2.7 Pengembangan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah.
Hipotesis dapat diartikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara
H3 H1
Keputusan Pembeli Gratis Ongkos Kirim (Y)
(X2) Iklan (X1)
H2
logis antara dua variabel atau lebih variabel dan diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji.
2.7.1 Pengaruh Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Pada E-commerce Shopee
Iklan merupakan salah satu alat pemasaran yang paling efektif dan banyak digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi perilaku konsumen. Melalui iklan, perusahaan dapat menyampaikan informasi tentang produk atau layanan mereka, menarik perhatian konsumen, dan membangun citra merek yang kuat. Dalam konteks ini, hipotesis yang diajukan adalah bahwa iklan memiliki pengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen. Artinya, semakin efektif iklan yang ditampilkan, semakin besar kemungkinan konsumen untuk memutuskan membeli produk atau layanan yang diiklankan.
Berikut penelitian perdahulu yang mendukung hipotesis ini sebagai berikut: Menurut, (A.Stephen, A.Canthika, D.Subrata, D.Veronika., 2020) menunjukkan bahwa teknik statistik berupa analisis korelasi, statistik deskriptif, dan analisis regresi menghasilkan dua faktor bebas yaitu brand recall dan stimulation berpengaruh terhadap perilaku pembelian konsumen.
Menurut (Setiawan and Rabuani 2019) menunjukkan bahwa Iklan, Endorser, dan Brand Awareness memiliki pengaruh langsung terhadap Keputusan Pembelian melalui Brand Awareness. Penelitian ini menunjukkan bahwa iklan berpengaruh terhadap brand awareness, namun brand awareness tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Menurut penelitian (Cintia Yolandita, 2022) menunjukkan bahwa daya tarik iklan tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini berarti iklan tidak berhubungan langsung dengan keputusan pembelian.
H1 : Diduga adanya pengaruh iklan terhadap keputusan pembelian 2.7.2 Pengaruh Gratis Ongkos Kirim Terhadap Keputusan Pembelian
Pada E-commerce Shopee
Dalam era digital saat ini, e-commerce telah menjadi salah satu cara utama bagi konsumen untuk berbelanja. Salah satu strategi pemasaran yang sering digunakan oleh platform e-commerce adalah promosi gratis ongkir (ongkos kirim). Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah bahwa promosi gratis ongkir memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen.
Berikut penelitian perdahulu yang mendukung hipotesis ini sebagai berikut: Menurut, (Shoffi’ul Auli, Ridwan Basalamah, M dan Millannintyas 2021) Menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan pada promo gratis ongkos kirim terhadap keputusan pembelian pada e- commerce Shopee. Menurut (Melfaliza and Nizam 2022) Menunjukkan bahwa baik secara parsial maupun simultan, variabel promo gratis ongkir, customer review dan diskon berpengaruh terhadap keputusan pembelian melalui aplikasi shopee pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala.
Menurut Penelitian (Adelia Anggraeni Laksmawan dan Langgeng Sri Handayani, 2024) menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh
positif dan tidak signifikan antara gratis ongkir terhadap keputusan pembelian implusif pada E-commerce Shopee secara persial, pada mahasiswa Universitas Pelita Bangsa Angkatan 2020, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis ditolak.
H2 : Diduga adanya pengaruh gratis ongkos kirim terhadap keputusan pembelian
2.7.3 Pengaruh Iklan dan Gratis Ongkos Kirim Terhadap Keputusan Pembelian Pada E-commerce Shopee
Dalam era digital saat ini, strategi pemasaran yang efektif sangat penting untuk menarik perhatian konsumen dan mendorong keputusan pembelian. Dua strategi yang sering digunakan oleh perusahaan e- commerce adalah iklan dan promosi gratis ongkos kirim. Hipotesis yang akan dibahas dalam uraian ini adalah bahwa iklan dan gratis ongkos kirim memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen.
Iklan merupakan salah satu alat pemasaran yang paling umum digunakan untuk meningkatkan kesadaran merek dan mempengaruhi perilaku konsumen. Iklan yang efektif dapat menarik perhatian konsumen, memberikan informasi tentang produk, dan membujuk konsumen untuk melakukan pembelian. Promosi gratis ongkos kirim adalah strategi pemasaran yang sering digunakan oleh perusahaan e-commerce untuk menarik konsumen. Gratis ongkos kirim dapat mengurangi biaya total yang harus dibayar oleh konsumen, sehingga membuat produk menjadi lebih terjangkau dan menarik. Selain pengaruh individu, iklan dan gratis ongkos kirim juga dapat memiliki pengaruh simultan terhadap keputusan
pembelian konsumen. Kombinasi dari kedua strategi ini dapat menciptakan efek sinergis yang lebih kuat dalam mempengaruhi perilaku konsumen. Misalnya, iklan yang menarik dapat menarik perhatian konsumen, sementara promosi gratis ongkos kirim dapat memberikan insentif tambahan untuk melakukan pembelian.
Menurut, (Tusanputri and Amron 2021) menunjukkan bahwa semua hipotesis diterima, Iklan dan Program Gratis Ongkir memberi pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian.
Secara simultan Iklan dan Program Gratis Ongkir juga berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian.
H3 : Diduga adanya pengaruh iklan dan gratis ongkos kirim secara simultan terhadap keputusan pembelian
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif asosiatif kausal yaitu metode untuk mendapatkan data secara alamiah dari tempat tertentu, didalam penelitiannya peneliti melakukan perlakuan untuk mengumpulkan data, contohnya seperti menyebarkan kuisioner, melakukan test, atau wawancara terstruktur dan lain sebagainya, (Darwin and Reynalda 2021) Hubungan kausal merupakan hubungan yang sifatnya menanyakan sebab dan akibat, asosiatif kausal merupakan rumusah masalah yang sifatnya menanyakan hubungan antar variabel, bisa 2 atau lebih variabel. Terdapat variabel yang dipengaruhi (dependen) dan variabel yang mempengaruhi (independen) pada penelitian ini. Dimana asosiatif kausal digunakan untuk mencari tahu sejauh mana hubungan sebab akibat dari pengaruh Iklan dan Gratis Ongkir terhadap Keputusan Pembelian pada penelitian ini. Dimana Iklan sebagai variabel X1 dan Gratis Ongkir sebagai variabel X2, sedangkan Keputusan Pembelian sebagai variabel Y.
3.2 Jenis dan Sumber Data 3.2.1 Jenis Data
Menurut, (Darwin and Reynalda 2021) jenis data terdiri dari dua macam yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Jenis data yang digunakan disini adalah data kuantitatif, karena data yang digunakan berbentuk angka-angka yang dapat dihitung. Data kuantitatif adalah data
yang disajikan dalam bentuk angka/bilangan dari hasil perhitungan dan pengukuran sehingga data yang diperoleh perlu dilakukan perhitungan matematika dan selanjutnya dapat diolah dengan analisa data secara statistik.
3.2.2 Sumber Data
Menurut, (Adnyana, 2021) sumber data terdiri dari dua macam yaitu data primer dan data sekunder. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini data primer. Data ini di peroleh langsung dari responden yang berupa opini terhadap suatu kegiatan atau data subjek tertulis yang diperoleh melalui instrumen kuesioner. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini dengan cara membagikan kuisioner kepada mahasiswa akuntansi.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Menurut, (Baslian, 2016) teknik pengumpulan data merupakan Langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data, tanpa mengetahui dan menguasai teknik pengumpulan data, kita tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data yang tepat, dengan mempertimbangkan penggunaannya berdasarkan jenis data dan sumbernya. Data yang obyektif dan relevan dengan pokok permasalahan penelitian merupakan indikator keberhasilan suatu penelitian. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara pengisian kuisioner dan wawancara untuk memperoleh data primer, sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik yang digunakan pada pengumpulan data
penelitian ini adalah kuisioner. Kuesioner adalah alat penelitian yang berupa daftar pertanyaan mengenai masalah yang akan diteliti untuk memperoleh data primer dari sejumlah responden. Kuisioner ini disusun berdasarkan item-item, metode pengukurannya mengunakan skala likert.
Teknik skala likert memberikan suatu nilai skala untuk tiap alternatif jawaban yang berjumlah 5 kategori :
Skor 5 diberikan untuk jawaban sangat setuju (SS).
Skor 4 diberikan untuk jawaba