Penelitian ini bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai hubungan sebab akibat mengenai pengaruh insentif pajak terhadap kepatuhan wajib pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Cicadas. Populasi penelitian adalah 285.410 wajib pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Cicadas. TERDAFTAR DI KPP PRATAMA BANDUNG CICADAS Pemeriksaan terhadap Wajib Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Bandung Cicadas.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata'ala yang telah memberikan rahmat dan karunianya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang bertajuk “Pengaruh Insentif Cukai Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Berdaftar di KPP Pratama Bandung Cicadas”.
- Latar Belakang Penelitian
- Rumusan Masalah
- Maksud dan Tujuan Penelitian
- Kegunaan Penelitian
- Lokasi dan Waktu Penelitian
Sebaliknya jika kepatuhan wajib pajak menurun maka penerimaan pajak suatu negara juga akan menurun (Evan Nugraha, 2016:2). Tabel tersebut menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak pada KPP Pratama Bandung Cicadas mengalami peningkatan dan penurunan dari tahun 2018 hingga tahun 2021. Untuk mengetahui pengaruh manfaat pajak terhadap kepatuhan wajib pajak yang terdaftar di KPP Pratama Bandung Cicadas.
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan baru bagi peneliti khususnya mengenai dampak insentif pajak terhadap kepatuhan wajib pajak.
- Tinjauan Pustaka
- Pajak
- Insentif Pajak
- Kepatuhan Wajib Pajak
- Penelitian Terdahulu
- Kerangka Pemikiran
- Pengaruh Insentif Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
- Paradigma Penelitian
- Hipotesis Penelitian
Pajak yang dipertanggungkan langsung menjadi milik Wajib Pajak yang bersangkutan dan tidak dapat dialihkan kepada pihak lain. Sistem wirausaha merupakan sistem pemungutan pajak dimana wajib pajak yang bersangkutan berperan aktif dalam menentukan besarnya pajak yang harus dibayar. Sistem penilaian resmi merupakan suatu sistem pemungutan pajak dimana fiskus (pemerintah) berperan aktif dalam menentukan pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak.
Hutang pajak timbul setelah fiskus menghitung pajak yang terutang oleh wajib pajak dan menerbitkan surat ketetapan pajak. Dengan sistem holding merupakan suatu sistem pemungutan pajak dimana pihak ketiga berperan aktif dalam menghitung besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak. Menurut Smith dalam Sihombing dan Sibagariang (2020:8), terdapat prinsip pemungutan pajak yang menyebabkan wajib pajak patuh membayar pajak.
Pajak yang mempunyai prinsip pemungutan yang akurat adalah pajak yang dipungut pada saat yang tepat bagi wajib pajak. Penelitian ini menjelaskan tentang insentif pajak Insentif pajak bagi wajib pajak di Indonesia. Kepercayaan terhadap pemerintah, insentif pajak dan manfaat pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Insentif pajak merupakan fasilitas yang diberikan pemerintah untuk memudahkan wajib pajak dalam membayar pajak. Sebab, dengan diberikannya insentif pajak maka pajak yang harus dibayarkan wajib pajak akan lebih sedikit. Wajib pajak akan merasa lebih nyaman membayar pajak karena mendapatkan manfaat dari insentif pajak yang diberikan pemerintah.
Dengan adanya insentif pajak, pajak yang seharusnya ditanggung wajib pajak dialihkan kepada pemerintah.
Objek Penelitian
Metode Penelitian
- Metode Yang Digunakan
- Operasionalisasi Variabel Penelitian
- Populasi dan Teknik Penentuan Sampel
- Populasi
- Teknik Penentuan Sampel
- Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
- Sumber Data
- Teknik Pengumpulan Data
- Rancangan Pengujian Hipotesis
- Uji Validitas
- Uji Reliabilitas
- Uji Asumsi Klasik
- Analisis Regresi Linear Sederhana
- Koefisien Korelasi
- Uji Statisitik T (Parsial)
Menurut Sugiyono (2014:92), instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dan mengukur fenomena alam dan sosial yang diamati. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah deskriptif dan verifikatif yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan dan pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas atau variabel yang terjadi karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2015:97).
Populasi penelitian ini terdiri dari wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Cicadas, berjumlah 285.410 wajib pajak. Teknik sampling adalah suatu cara pengambilan sampel yang digunakan untuk menentukan sampel dalam penelitian dan pada dasarnya dikelompokkan menjadi dua teknik, yaitu probabilitas sampling dan non-probability sampling (Sugiyono, 2014:116). Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 100 kuesioner yang disebarkan kepada 100 wajib pajak yang terdaftar di KPP Bandung Cicada.
Data utama dalam penelitian ini adalah data yang bersumber dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Cicadas. Tes yang digunakan adalah dengan melakukan korelasi antara skor pertanyaan atau pernyataan, kemudian membandingkan nilai hitungnya dengan rt tabel. Analisis regresi linier sederhana biasa digunakan untuk menguji sifat hubungan sebab akibat antara variabel bebas dan variabel terikat.
Hipotesis nol (H0) yang akan diuji menyatakan apakah suatu parameter (βi) sama dengan nol yang berarti apakah suatu variabel independen tidak dapat menjelaskan variabel dependen secara signifikan. H0 : Insentif pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak Ha : Insentif pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
Hasil Pengujian Instrumen Penelitian
- Karakteristik Responden
- Gambaran Variabel Penelitian
- Insentif Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung
- Kepatuhan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Pada tabel 4.2 terlihat mayoritas responden yaitu sebanyak 39% berusia 21-30 tahun, sedangkan sisanya tersebar pada usia 31-40 tahun dan berusia >40 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa dalam penelitian ini, usia kerja produktif yang memanfaatkan keringanan pajak lebih banyak pada rentang usia 21-30 tahun. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memanfaatkan insentif pajak untuk PPh Pasal 21 Ditanggung Pemerintah (DTP), karena pajak yang dikenakan kepada pegawai swasta sebagai wajib pajak orang pribadi adalah PPh Pasal 21.
Data yang diperoleh dari hasil respon angket dapat digunakan untuk memperdalam pembahasan dengan menghitung skor jawaban responden dengan menggunakan rumus sebagai berikut. Persentase skor jawaban responden yang diperoleh dapat diklasifikasikan berdasarkan rentang persentase dengan menggunakan langkah-langkah berikut. Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh persentase rangking skor jawaban responden yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Melalui evaluasi jawaban responden dari 6 pernyataan yang disampaikan tentang insentif pajak, diperoleh total skor sebesar 76,27%. Data hasil survei kuesioner yang dibagikan kepada 100 responden yang digunakan untuk mengetahui kepatuhan wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cicadas Bandung diukur menggunakan 4 indikator yang disusun menjadi 8 pernyataan, dan setiap pernyataan terdapat 5 jawaban pilihan ganda yang diukur dalam 5 skor tertimbang. Total skor sebesar 78,75% dicapai melalui evaluasi jawaban responden dari 8 pernyataan kepatuhan perpajakan yang disampaikan.
Hasil Penelitian
- Uji Validitas
- Uji Reliabilitas
- Uji Asumsi Klasik
- Analisis Regresi Linier Sederhana
- Analisis Koefisien Korelasi
- Uji Statistik T (Parsial)
Berdasarkan Tabel 4.7 diketahui bahwa seluruh item pernyataan terkait insentif pajak menunjukkan nilai r hitung lebih besar dari r tabel sehingga dapat dinyatakan indikator insentif pajak valid. 44 Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui bahwa seluruh item keadaan yang berkaitan dengan kepatuhan wajib pajak menunjukkan nilai r hitung lebih besar dari rtabel sehingga dapat dinyatakan bahwa indikator kepatuhan wajib pajak valid. Berdasarkan Tabel 4.9 terlihat nilai koefisien insentif pajak sebesar 0,818 dan nilai koefisien kepatuhan wajib pajak sebesar 0,847.
Asumsi normalitas terpenuhi dan data dinyatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi hasil uji Kolmogorov-Smirnov >. Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan sebab akibat antara variabel independen yaitu insentif perpajakan (X) dengan variabel dependen yaitu kepatuhan wajib pajak (Y). Koefisien tersebut bertanda positif, sehingga setiap penambahan poin pada nilai variabel Insentif Pajak maka nilai variabel Kepatuhan Wajib Pajak akan mengalami kenaikan sebesar 0,654.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar insentif perpajakan maka wajib pajak akan semakin patuh. Analisis koefisien korelasi digunakan untuk menunjukkan kuatnya hubungan antar variabel yang diteliti yaitu manfaat pajak dan kepatuhan wajib pajak. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan hubungan antara variabel insentif pajak dengan variabel kepatuhan wajib pajak adalah sedang.
Untuk mengetahui pengaruh parsial insentif perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak dilakukan uji t atau uji parsial. Maka H0 ditolak dan Ha diterima atau dengan kata lain insentif pajak secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Pembahasan
- Insentif pajak pada KPP Pratama Bandung Cicadas
- Kepatuhan wajib pajak pada KPP Pratama Bandung Cicadas
- Pengaruh Insetif Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di KPP
50 merupakan wujud keadilan pemerintah dalam perpajakan dan pemberian insentif perpajakan yang terasa adil dan merata. Wajib Pajak merasa bahwa insentif pajak telah meringankan kewajiban perpajakannya dan menjadikan wajib pajak lebih patuh dan aktif dalam menjalankan kewajiban perpajakan. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Aprilia (2021) bahwa insentif pajak diberikan dengan harapan agar wajib pajak termotivasi untuk mematuhi ketentuan perpajakan dan mengatasi ketidakstabilan perekonomian.
Kepatuhan wajib pajak pada KPP Pratama Bandung Cicadas dapat dikatakan baik karena rata-rata skor respon responden yang diukur dengan indikator kesadaran wajib pajak pada saat pendaftaran adalah sebesar 78,75%. Artinya wajib pajak setuju bahwa pendaftaran sebagai wajib pajak pada KPP merupakan salah satu aspek penting untuk memenuhi kewajiban perpajakan. Sebagian besar wajib pajak sepakat bahwa membayar pajak dan melaporkan pajak melalui Surat Pemberitahuan (SPT) merupakan salah satu bentuk kepatuhan pajak.
Hal ini sesuai dengan penelitian Prasetyo (2020) sebelumnya bahwa kepatuhan wajib pajak tercermin dari perilaku wajib pajak yang mengisi jumlah pajak terutang dengan benar, membayar pajak tepat waktu, dan melaporkan pajak pada saat informasi tersebut diperlukan. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang dilakukan, variabel Insentif Pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak yang artinya pemberian keringanan pajak oleh pemerintah kepada Wajib Pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Keringanan pajak yang diberikan pemerintah dan dimanfaatkan oleh wajib pajak dapat mengurangi pembayaran pajak dengan mengurangi jumlah pajak yang terutang oleh wajib pajak atau ditanggung pemerintah.
Wajib Pajak hanya perlu melaporkan Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) yang artinya wajib pajak telah memenuhi kewajiban perpajakannya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Latief, Zakaria dan Mapparenta (2020) yang menyatakan bahwa insentif pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Kesimpulan
Saran
Wajib Pajak dapat tetap menjalankan kewajiban perpajakan seperti membayar pajak dan menyampaikan SPT tepat waktu, serta terus mengetahui informasi terkini mengenai peraturan perpajakan yang berlaku saat ini karena peraturan perpajakan berubah sesuai dengan kondisi negara. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambahkan variabel penelitian independen lainnya yang mungkin mempengaruhi kepatuhan wajib pajak, dan memperluas wilayah penelitian agar lebih mudah mendapatkan responden yang beragam. 23 Tahun 2018 dan Sosialisasi Pajak pada tingkat kepatuhan pembayaran pajak bagi UMKM yang mempunyai peredaran bruto tertentu di Kecamatan Tondano Barat.
Pengaruh insentif pajak, kualitas sumber daya manusia dan kepuasan pelayanan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di kota Sidoarjo. Diperoleh dari Hukum Bisnis Universitas Binus: https://business-law.binus.ac.id sekilas-tentang-insentif-pajak/. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 149/PMK.03/2021 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9/PMK.03/2021 tentang Insentif Perpajakan Bagi Wajib Pajak Yang Terkena Penyakit Virus Corona 2019 terkena pandemi.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 82/PMK.03/2021 tentang Perubahan Peraturan Menteri Keuangan No. 9/PMK.03/2021 tentang insentif perpajakan bagi Wajib Pajak. Pengaruh Dasar-Dasar Wajib Pajak, Pengetahuan Perpajakan, Sanksi Perpajakan dan Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Dampak Penerapan Sistem e-Compliance, e-Faktur dan Pemahaman Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tegalsari Surabaya.