• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH INSENTIF, TINGKAT PENDIDIKAN DAN MASA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH INSENTIF, TINGKAT PENDIDIKAN DAN MASA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA "

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH INSENTIF, TINGKAT PENDIDIKAN DAN MASA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA

KARYAWAN

(STUDI KASUS PADA HOTEL PELANGI MALANG)

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Febri Rudiansyah 105020100111009

JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2014

(2)
(3)

PENGARUH INSENTIF, TINGKAT PENDIDIKAN DAN MASA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

(Studi Kasus Pada Hotel Pelangi Malang) Febri Rudiansyah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang Email: hardcore_a7x@rocketmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari pemberian insentif, tingkat pendidikan, dan masa kerja terhadap produktivitas kerja karyawan Hotel Pelangi Malang, sehingga diperoleh hasil apakah ketiga variabel tersebut yang telah diberikan selama ini bisa meningkatkan produktivitas kerja karyawan atau tidak.

Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui 2 (dua) cara, yaitu wawancara terhadap narasumber dan kuesioner. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 40 responden. Analisis data yang digunakan adalah uji asumsi klasik dan analisis regresi linier berganda, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh insentif, tingkat pendidikan, dan masa kerja terhadap produktivitas kerja karyawan di Hotel Pelangi Malang. Variabel independen dalam penelitian ini adalah insentif (X1), tingkat pendidikan (X2), dan masa kerja (X3), sedangkan variabel dependen adalah produktivitas kerja karyawan (Y). Hasil dari penelitian ini berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang dilakukan, yaitu variabel insentif (X1), tingkat pendidikan (X2), dan masa kerja (X3) berpengaruh signifikan terhadap variabel produktivitas kerja karyawan (Y), selain itu variabel independen yang memberikan pengaruh dominan terhadap variabel dependen adalah variabel masa kerja (X3). Hal ini berarti bahwa insentif, tingkat pendidikan, dan masa kerja karyawan memberikan dampak yang cukup besar dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan yang semakin menyempurnakan pelayanan di Hotel Pelangi Malang.

Kata kunci : Insentif, Tingkat Pendidikan, Masa Kerja, Produktivitas Kerja Karyawan.

(4)

A. LATAR BELAKANG

Berkembangnya berbagai macam jenis usaha yang semakin kompetitif belakangan ini, membuat para pebisnis menghadapi sebuah persaingan yang cukup ketat, hal ini disebabkan banyaknya pebisnis untuk menciptakan usaha semakin bertambah. Oleh karena itu, para pebisnis di tuntut agar memiliki sikap dan keahlian yang kompeten agar mampu bersaing dengan sehat. Memiliki keahlian dan sikap yang cakap dibutuhkan sumber daya manusia atau tenaga kerja yang kompeten, dikarenakan hal itu akan membawa pengaruh kemajuan dari suatu bisnis usaha. Tenaga kerja merupakan penggerak roda bisnis perusahaan, sebab tanpa adanya campur tangan dari tenaga kerja operasional bisnis tidak dapat berjalan begitu saja, sebab penentu atau ujung tombak bisnis adalah tenaga kerja. Tenaga kerja berfungsi sebagai penentu keberhasilan yang nantinya akan membawa kemajuan suatu bisnis.

Tidak dapat dipungkiri bahwa perusahaan sangat membutuhkan peran tenaga kerja yang berkompeten di bidangnya meskipun saat ini teknologi pengganti tenaga manusia semakin canggih.

Hal ini dikarenakan manusia selalu berperan aktif dalam setiap kegiatan operasional perusahaan, sebab manusia sebagai perencana, pelaku serta penentu terwujudnya tujuan perusahaan. Pemanfaatan tenaga kerja yang efektif dan efisien merupakan salah satu kunci menuju ke arah peningkatan produktivitas kerja karyawan sehingga dibutuhkan suatu kebijakan atau peraturan perusahaan sebagai penggerak karyawan agar mau bekerja lebih produktif sesuai dengan rencana perusahaan yang telah ditetapkan agar usaha itu dapat berjalan dalam waktu jangka panjang.

Dalam dunia bisnis usaha khususnya bergerak dibidang pelayanan jasa, peran sumber daya manusia atau tenaga kerja sangat penting dimana tenaga kerja dituntut dan berhadapan secara langsung dengan pelanggan. Tenaga kerja juga dituntut agar mampu memberikan kemampuan terbaiknya dalam bekerja, seperti promosi produk-produk baru, membuat produk, merencanakan dan membuat strategi pasar jenis dan lain sebagainya, kegiatan semacam ini untuk bisnis dibidang produksi atau barang, tidak jauh beda dengan bisnis yang bergerak dibidang pelayanan jasa, dimana tenaga kerja dituntut untuk bersikap yang baik dan sopan serta mengarahkan pelanggan apabila butuh bantuan, memasarkan bisnisnya agar mampu dikenal oleh masyarakat luas, mengambil keputusan yang tepat dalam mengambil peluang dan kesempatan yang ada, dan sebagainya. Oleh karena itu, kualitas merupakan aspek terpenting dalam menjalankan suatu bisnis usaha.

Salah satu jenis usaha bisnis yang bergerak dibidang layanan jasa yang kian marak saat ini adalah bisnis perhotelan, dimana para pebisnis saling berlomba-lomba mendirikan hotel berbintang guna memenuhi kebutuhan masayarakat. Hotel itu sendiri merupakan jasa penginapan berbayar yang bersifat sementara dan terdapatnya berbagai fasilitas untuk menunjang kenyamanan bagi pelanggan.

Oleh karena itu, dalam memenuhi kenyamanan pelanggan. karyawan dituntut agar mampu bersikap secara profesional dalam memberikan jasa pelayanan sehingga pelanggan mendapatkan kepuasan tersendiri. Bisnis yang bergerak dibidang jasa seperti perhotelan, karyawan harus memiliki sikap profesionalisme dalam bekerja, tidak sembarang orang yang dapat bekerja di bidang jasa sebab sikap dan penampilan dalam melayani pelanggan merupakan nilai harga jual yang tinggi.

Pelanggan akan tertarik apabila pelayanan yang diberikan tidak mengecewakan, sebab pelanggan akan menilai dari penampilan dan sikap yang baik dalam memberikan informasi yang dibutuhkan. Dari sinilah, perusahaan harus selektif dalam memilih calon tenaga kerja yang profesional dan kompeten yaitu dengan cara memilih latar pendidikan karyawan yang tinggi, sebab kemapuan berkomunikasi atau kemampuan menangkap sesuatu hal yang baru akan lebih baiknya karyawan dengan memiliki latar belakang pendidikan yang baik sesuai ukuran dan kemampuan perusahaan.

Apabila perusahaan telah memiliki karyawan yang sesuai dengan kebutuhan secara langsung sikap profesional bekerja akan muncul dengan sendirinya yaitu dengan waktu. Hal ini berarti bahwa, waktu merupakan masa kerja yang dijalankan oleh karyawan yang telah bekerja. Dari sinilah pelanggan akan merasa puas apabila pelayanan yang diberikan sesuai dengan harapan pelanggan, sehingga pelanggan akan senang dengan produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan itu sendiri.

(5)

B. KAJIAN PUSTAKA Insentif

Perusahaan akan memberikan suatu imbalan bagi karyawan yang telah melaksanakan tugasnya dengan baik, hal ini bertujuan agar kinerja karyawan dapat meningkat. Berikut adalah beberapa definisi dari insentif itu sendiri :Menurut Mangkunegara (2005:89), pengertian insentif adalah suatu penghargaan dalam bentuk uang yang diberikan oleh pihak pemimpin organisasi kepada karyawan agar mereka bekerja dengan motivasi yang tinggi dan berprestasi dalam mencapai tujuan- tujuan organisasi. Sedangkan menurut Heidjrachman dan Husnan (1992:161), menjelaskan bahwa pengupahan insentif dimaksudkan untuk memberikan upah atau gaji yang berbeda. Jadi dua orang karyawan yang mempunyai jabatan yang sama bisa menerima upah yang berbeda dikarenakan prestasi kerja yang berbeda.

Tujuan utama dari pemberian insentif kepada karyawan adalah untuk memberikan motivasi pada karyawan agar dapat bekerja lebih baik dan dapat menunjukkan prestasi yang baik. Menurut Heidjrachman dan Husnan (1992:151), Pelaksanaan sistem insentif ini dimaksudkan perusahaan terutama untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan dan mempertahankan karyawan yang berprestasi untuk tetap berada dalam perusahaan.

Dengan pelaksanaan pemberian insentif, maka diharapkan penghasilan karyawan akan bertambah, sehingga diharapkan juga dapat meningkatkan produktivitas kerja. Menurut Ranupandojo (1999:72), adalah pertama, Karyawan akan mendapatkan kesempatan memperoleh upah yang lebih besar. Adanya pelaksanaan insentif akan mendorong karaywan untuk berusaha memperoleh upah yang lebih besar daripada sebelumnya dalam hal ini dapat terjadi apabila karyawan dapat lebih produktif, dimana hal ini juga akan menguntungkan pihak perusahaan. Kedua, Karyawan akan mendapat dorongan untuk mengembangkan dirinya. Dalam pelaksanaan insentif ini akan dapat mendorong karyawan untukbekerja dan mengembangkan pekerjaannya, tentang bagaimana melaksanakan pekerjaan yang lebih baik dan efektif sehingga keterampilan dan pengetahuan akan bertambah.

Tingkat Pendidikan

Pendidikan memiliki arti penting dalam kehidupan, dimana pendidikan dapat menjadikan seseorang untuk memperoleh wawasan yang luas mengenai segala aspek, yang nantinya akan berpengarh terhadap aktivitas yang dilakukan. Arti pendidikan Menurut Notoatmodjo (2003:28), Suatu proses pengembangan kemampuan kearah yang diinginkan oleh organisasi yang bersangkutan.

Sedangkan menurut Sedarmayanti (2001: 32), pendidikan merupakan proses memperoleh dan meningkatkan kualitas kemampuan professional individu. Melalui pendidikan seseorang dipersiapkan untuk memiliki bekal agar siapmengetahui,mengenal dan mengembangkan metode berpikir secara sistematik agar dapat memecahkan masalah yang akan dihadapi dalam kehidupan dikemudian hari.

Pendidikan sangat memiliki pengaruh yang sangat besar di segala aspek kehidupan, dengan adanya pendidikan karyawan dapat mampu melaksanakan operasional di perusahaan sehingga dapat berjalan secara efektif, Menurut Notoatmodjo (2003:30), manfaat pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Sumber daya manusia atau karyawan yang menduduki suatu jabatan tertentu dalam organisasi belum tentu mempunyai kemampuan yang sesuai dengan persyaratan yang diperlukan dalam jabatan tertentu. Hal ini terjadi karena sering seseorang menduduki jabatan tertentu bukan karena kemampuannya, melainkan karena tersedianya formasi. Oleh sebab itu karyawan atau staf baru ini perlu penambahan kemampuan yang mereka perlukan.

2. Dengan adanya kemajuan ilmu dan teknologi, jelas akan mempengaruhi suatu organisasi/instansi. Oleh sebab itu jabatan-jabatan dulu yang belum diperlukan, sekarang diperlukan kemampuan orang yang akan menempati jabatan tersebut kadang-kadang tidak ada. Dengan demikian, maka diperlukan penambahan atau peningkatan kemampuan yang diperlukan oleh jabata tersebut.

3. Promosi dalam suatu organisasi/instansi adalah keharusan, apabila organisasi itu mau berkembang. Pentingnya promosi bagi seseorang adalah sebagai salah satu reward dan insentive (ganjaran dan perangsangan). Adanya ganjaran dan perangsangan yang berupa promosi dapat meningkatkan produktivitas kerja bagi karyawan yang akan dipromosikan

(6)

untuk menduduki jabatan tertentu ini masih belum cukup. Untuk itulah diperlukan pendidikan dan pelatihan tambahan.

4. Di dalam masa pengembangan ini, organisasi-organisasi atau instansi-instansi, pemerintah maupun swasta merasa terpanggil untuk menyelenggarakan pelatihan-pelatihan bagi karyawannya agar diperoleh efektivitas dan efisiensi kerja sesuai dengan masa pembangunan.

Masa Kerja

Menurut Nitisemito (dalam Arini 2011:22) Masa kerja adalah lamanya seorang karyawan menyumbangkan tenaganya pada perusahaan tertentu. Sejauh mana tenaga kerja dapat mencapai hasil yang memuskan dalam bekerja tergantung dari kemampuan, kecakapan dan keterampilan tertentu agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Masa kerja merupakan hasil penyerapan dari berbagai aktivitas manusia, sehingga mampu menumbuhkan keterampilan yang muncul secara otomatis dalam tindakan yang dilakukan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan.

Produktivitas

Istilah produktivitas (productivity) mengacu kepada kuantitas barang dan jasa yang dihasilkan seorang pekerja per jam-kerja berikut ini adalah beberapa definisi yang diungkapkan oleh para ilmuan mengenai produktivitas, yaitu produktivitas merupakan perbandingan antara output input atau dengan kata lain produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai dengan sumber daya yang digunakan (Mankiw, 2001:173). Selain itu, produktivitas menurut Hasibuan, (1999:128), adalah perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input) atau merupakan perbandingan antara keluaran atau masukan serta mengutarakan cara pemanfaatan baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi suatu barang atau jasa.

Pengukuran produktivitas dipergunakan untuk mengendalikan dan mendorong efisiensi produksi. Sinungan (2000:15), menyatakan bahwa secara umum pengukuran produktivitas berarti perbandingan yang dapat dibedakan dalam 3 (tiga) jenis yang sangat berbeda, yaitu:

1. Perbandingan-perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan pelaksanaan secara historis yang tidak menunjukkan apakah pelaksanaan sekarang ini memuaskan, namun hanya mengetengahkan apakah meningkat atau berkurang secara tingkatannya.

2. Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (perorangan tugas, seksi, proses) dengan lainnya.

Pengukuran seperti itu menunjukkan pencapaian relatif.

3. Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya, dan inilah yang terbaik sebagai memusatkan perhatian pada sasaran atau tujuan.

C. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analitis (analytical descriptive approach) secara kuantitati. Menurut Sugiyono (2012:8) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada sampel filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Analisis data yang dilakukan hanya terbatas pada pengolahan data, seperti membaca tabel, grafis, atau angka yang tersedia kemudian menguraikan dengan menafsiran. Analisis kuantitatif dalam penelitian ini menggunakan analisis model linier regresi berganda.

(7)

D.HASILPENELITIANDANPEMBAHASAN Pengaruh Insentif terhadap Produktivitas

Nilai t hitung yang didapatkan sebesar 2,199 dan nilai signifikansi sebesar 0,034. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel (2,199>2,028) atau nilai signifikansi lebih kecil dari alpha 5%

(0,034<0,050), maka hipotesis H0 ditolak dan dapat dikatakan bahwa Insentif (X1) berpengaruh secara nyata pada Produktivitas (Y) pada taraf signifikansi 5%.

Besarnya koefisien 0,284 dan bertanda positif signifikan menyatakan bahwa setiap peningkatan skor Insentif (X1) sebesar 1 satuan akan meningkatkan skor Produktivitas (Y) sebesar 0,284 satuan atau dapat dijelaskan bahwa peningkatan sektor Insentif akan meningkatkan Produktivitas.

Pemberian insentif ini diberikan apabila seorang karyawan mampu menjalankan tugasnya dengan melebihi target perusahaan. Variabel pemberian insentif memiliki pengaruh positif terhadap variabel produktivitas secara signifikan. Apabila variabel lainnya dianggap konstan, maka seorang karyawan yang mendapatkan insentif dari perusahaan akan mempunyai kecenderungan yang dapat meningkatkan produktivitas sebesar 6,031 kali dibandingkan karyawan yang tidak mendapatkan insentif. Kebijakan ini secara otomatis karyawan saling bersaing dalam menghasilkan output lebih banyak dari target yang sudah ditetapkan perusahaan. Dengan banyaknya karyawan yang telah melaksanakan pekerjaan dengan melebihi target perusahaan, maka produktivitas perusahaan akan meningkat khususnya di departemen Room Division dan Food and Beverage Division, dimana departemen tersebut karyawan harus bersaing dalam memperoleh target perusahaan. Seperti Room Division pada front office dalam memeproleh palanggan harus aktif dalam memberikan infomasi terkait dengan layanan hotel. Pada Food and Beverage Division karyawan dapat memenuhi target dengan cara menyajikan makanan-makanan yang terbaik dan menyajikan promo untuk menarik pelanggan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jika insentif yang diberikan semakin meningkat maka produktivitas kerja karyawan akan meningkat pula.

Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Produktivitas

Nilai t hitung yang didapatkan sebesar 2,532 dan nilai signifikansi sebesar 0,016. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel (2,532>2,028) atau nilai signifikansi lebih kecil dari alpha 5%

(0,016<0,050), maka hipotesis H0 ditolak dan dapat dikatakan bahwa Tingkat Pendidikan (X2) berpengaruh secara nyata pada Produktivitas (Y) pada taraf signifikansi 5%.

Besarnya koefisien 0,371 dan bertanda positif signifikan menyatakan bahwa setiap peningkatan skor Tingkat Pendidikan (X2) sebesar 1 satuan akan meningkatkan skor Produktivitas (Y) sebesar 0,371 satuan atau dapat dijelaskan bahwa peningkatan sektor Tingkat Pendidikan akan meningkatkan Produktivitas.

Tingkat pendidikan yang ada di Hotel Pelangi Malang berdasarkan jawaban responden yang diberikan kepada departemen Room Division dan Food and Beverage Division, antara lain: dari lulusan SMP sampai S1. Variabel tingkat pendidikan mempunyai pengaruh positif terhadap variabel produktivitas secara signifikan. Apabila variabel lainnya dianggap konstan maka seorang karyawan dengan lulusan SMA akan mempunyai kecenderungan dapat meningkatkan produktivitas sebesar 0,371 kali dibandingkan karyawan dengan lulusan SMP lalu karyawan yang lulusan D1 akan mempunyai kecenderungan dapat meningkatkan produktivitas sebesar 0,371 kali daripada pekerja yang lulusan SMA, sedangkan karyawan yang lulusan D3 akan mempunyai kecenderungan dapat meningkatkan produktivitas sebesar 0,371 kali daripada karyawan yang lulusan D1, sementara itu karyawan yang lulusan S1 akan mempunyai kecenderungan dapat meningkatkan produktivitas sebesar 0,371 kali daripada karyawan yang lulusan D3. Dengan demikian tingkat pendidikan yang cukup dan memadai diharapkan akan dapat memperbesar produktivitas kerja, hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan dapat mempengaruhi tingkat produktivitas kerjanya.

(8)

Pengaruh Masa Kerja terhadap Produktivitas

Nilai t hitung yang didapatkan sebesar 2,054 dan nilai signifikansi sebesar 0,047. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel (2,054>2,028) atau nilai signifikansi lebih kecil dari alpha 5%

(0,047<0,050), maka hipotesis H0 ditolak dan dapat dikatakan bahwa Masa Kerja (X3) berpengaruh secara nyata pada Produktivitas (Y) pada taraf signifikansi 5%.

Besarnya koefisien 0,331 dan bertanda positif signifikan menyatakan bahwa setiap peningkatan skor Masa Kerja (X3) sebesar 1 satuan akan meningkatkan skor Produktivitas (Y) sebesar 0,331 satuan atau dapat dijelaskan bahwa peningkatan sektor Masa Kerja akan meningkatkan Produktivitas.

Variabel masa kerja mempunyai pengaruh positif terhadap variabel produktivitas secara signifikan. Apabila variabel lainnya dianggap konstan, maka dengan semakin lamanya seorang karyawan bekerja akan mempunyai kecenderungan dapat meningkatkan produktivitas sebesar 0,331 kali. Lamanya bekerja seorang karyawan didalam bidang tertentu umumnya dianggap karyawan tersebut memiliki kemampuan atau keahlian yang potensial. Hal ini dikarenakan bahwa lamanya karyawan bekerja dianggap telah menguasai bidang yang telah ditekuni sehingga karyawan dapat meningkatkan produktivitas dengan lamanya dia bekerja. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin lama karyawan bekerja di Hotel Pelangi Malang khususnya di bidang yang ditekuni maka akan semakin tinggi pengalaman kerjanya, sehingga karyawan memiliki keahlian yang potensial.

Artinya semakin berpengalaman seorang karyawan maka akan semakin membantu perusahaan untuk menghasilkan kinerja atau output yang lebih banyak.

Variabel Dominan

Dalam menentukan variabel independen yang paling berpengaruh terhadap produktivitas, dapat dilakukan dengan membandingkan koefisien regresi antara variabel satu dengan variabel lain.

Variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap produktivitas adalah bariabel yang memiliki koefisien regresi yang paling besar.

Variabel masa kerja (X3) adalah variabel yang memiliki koefisien regresi yng signifikan dan yang paling besar yaitu variabel masa kerja sebesar 0,355. Hal ini dapat diartikan bahwa produktivitas kerja karyawan lebih banyak dipengaruhi oleh masa kerja daripada faktor-faktor lainnya, sebab masa kerja meningkatkan keahlian atau kemampuan seorang karyawan dalam melaksanakan tugas yang telah ditekuni sehingga produktivitas kerja karyawan dapat berjalan secara optimal.

(9)

E.KESIMPULANDANSARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh peneliti tentang pemberian insentif, tingkat pendidikan dan msa kerja terhadap produktivitas kerja karyawan pada Hotel Pelangi Malang diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Variabel yang mempunyai pengaruh positif terhadap produktivitas kerja karyawan pada Hotel Pelangi Malang yaitu, variabel pemberian insentif (X1) tingkat pendidikan (X2) dan masa kerja (X3). Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa variabel independen yang telah diteliti antara lain variabel insentif (X1), tingkat pendidikan (X2), dan masa kerja (X3) berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan.

2. Variabel masa kerja X3 merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi peningkatan produktivitas kerja karyawan, hal ini bahwa dengan lamanya masa kerja yang telah ditempuh oleh seorang karyawan maka secara tidak langsung karyawan tersebut telah memiliki keahlian khusus dibidangnya sehingga produktivitas kerja karyawan yang dicapai dapat meningkat dan secara otomatis hasil atau output yang telah dikerjakan atau diperoleh secara maksimal.

Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di Hotel Pelangi Malang, peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Perusahaan sebaiknya membuat progam masa kerja bagi karyawan untuk meningkatkan jenjang karirnya, sehingga dengan adanya progam masa kerja tersebut karyawan dapat berlomba-lomba meningkatkan produktivitas kerja, sehingga pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan jabatan yang diperoleh nantinya yang berdasarkan pada masa kerja karyawan.

2. Perusahaan tetap melakukan progam pemberian insentif untuk karyawannya dan dapat meningkatkan dengan cara mengurangi pemborosan biaya yang tidak perlu.

3. Perusahaan dalam meningkatkan kualitas karyawan sebaiknya diberikan suatu pelatihan bagi karyawan yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah sehingga karyawan dapat menyesuaikan dan menguasai bidang yang ditekuni atau sebagai motif untuk berjaga-jaga apabila tedapat rotasi pekerjaan.

(10)

DAFTARPUSTAKA

Arini. 2011. Analisis Pengaruh Pemberian Kompensasi, Lingkungan Kerja, Tingkat Pendidikan dan Masa Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan Sub Bagian Finishing (Studi Kasus pada PT.

Indah Kiat Pulp & Paper Tbk). Skripsi Progam Sarjana. Malang: Universitas Brawijaya.

Hasibuan, Malayu. 1999. Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktifitas. Jakarta: Bumi Aksara.

Heidjrachman & Suad Husnan. 1992. Manajemen Personalia. Yogyakarta: BPFE.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Refika Aditama.

Mankiw, N. Gregory. 2001. Pengantar Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Notoatmodjo. 2003. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Ranupandojo, Heidjrachman & Suad Husnan. 1999. Manajemen Personalia. Edisi Keempat.

Yogyakarta: BPFE.

Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandarmaju.

Sinungan, Muchdarsyah. 2000. Produksi Apa dan Bagaimana. Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait