• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Social Interactive Engagement Terhadap Brand Love Melalui Social Identity Dan Destination Familiarity Pada Social Media - IBS Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pengaruh Social Interactive Engagement Terhadap Brand Love Melalui Social Identity Dan Destination Familiarity Pada Social Media - IBS Repository"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hal ini akan memberikan peluang menarik bagi organisasi perjalanan untuk melakukan lebih banyak pemasaran langsung melalui saluran media sosial. Lebih dari tiga perempat responden melaporkan bahwa mereka telah mengintegrasikan konten media sosial ke dalam situs mereka, dan lebih dari separuhnya menghosting blog dan video.

Tabel 1.1 Nama Akun Instagram
Tabel 1.1 Nama Akun Instagram

Ruang Lingkup Penelitian

Rumusan Permasalahan

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian

  • Secara Akademis
  • Secara Praktis

Sistematika Penulisan

Dari data tersebut diketahui bahwa sebagian besar responden dalam survei ini menghabiskan waktu 15-30 menit lebih banyak. Karena peningkatan langsung dalam keterlibatan interaktif sosial akan meningkatkan kesadaran destinasi dan kesadaran destinasi akan meningkatkan kecintaan terhadap merek.

LANDASAN TEORI

Tinjauan Pustaka

  • Pemasaran (Marketing)
  • Brand Love
  • Social Interactive Engagement
  • Social Identity
  • Destination Familiarity

Penelitian awal terkait Brand Love dikembangkan oleh Shrimp dan Madden (1998) dan Ahuvia (1993) yang mempelajari definisi dan pengukuran konsep ini. Menurut Carroll dan Ahuvia (2006), konsep Brand Love dapat didefinisikan sebagai tingkat ikatan emosional dan cinta yang kuat antara konsumen dan kepuasan konsumen terhadap merek. Kecintaan terhadap merek juga mencakup beberapa aspek: keinginan yang kuat terhadap merek, koneksi/ikatan dengan merek, penilaian positif terhadap merek, emosi positif dalam menanggapi merek, dan pernyataan cinta terhadap merek.

Kecintaan terhadap merek bukan hanya merupakan respon emosional yang lebih intens dibandingkan keterikatan terhadap merek, karena menyangkut integrasi merek dengan identitas konsumen dan dapat menyulitkan konsumen untuk mempunyai perasaan negatif terhadap merek (Filhoet al., 2010). . Selain itu, Brand Love juga memberikan wawasan halus ke dalam berbagai aspek konstruksi terkait merek lainnya, banyak di antaranya terkait dengan identifikasi sosial dan konsistensi citra diri (Park et al., 2010; Escalas dan Bettman). 2003). Penelitian tentang Brand Love ini didasarkan pada karya Belk (1988) yang mengemukakan bahwa kepemilikan suatu benda merupakan perluasan.

Rasa kebersamaan merupakan elemen lain dari kecintaan terhadap merek dan dapat didefinisikan sebagai rasa memiliki yang dirasakan konsumen terhadap orang lain yang terkait dengan merek tersebut (Bergkvist dan Bech-Larsen, 2010; Ellemers, Kortekaas dan Ouwerkerk, 1999; Bagozzi dan Dholakia, 2006). . Dengan demikian, kita dapat berasumsi bahwa identifikasi merek merupakan salah satu cikal bakal konstruk Brand Love.

Rerangka Konseptual

Hipotesis Penelitian

  • Social Interactive Engagement terhadap Social Identity
  • Social Identity terhadap Brand Love
  • Social Interactive Engagement terhadap Destination Familiarity
  • Destination Familiarity terhadap Brand Love

Objek penelitian ini adalah para peminat wisata di Bali, dimana sampel penelitiannya adalah wisatawan Indonesia yang mempunyai akun Instagram. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, dimana penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan mampu menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti pada suatu keadaan. Desain penelitian ini tergolong penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan sifat atau ciri-ciri fenomena tertentu.

Instrumen pengumpulan data primer dalam penelitian ini adalah angket yang disusun dalam bentuk skala likert. Untuk memastikan konsep-konsep yang digunakan dapat diukur dan perbedaan makna dapat dihindari, maka variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini diukur menggunakan skala semantik untuk memperoleh rata-rata tanggapan responden mengenai kecintaan terhadap merek, keakraban destinasi, identitas sosial, dan keterlibatan interaktif sosial. Pada penelitian ini metode analisis Partial Least Square atau yang biasa disebut PLS dipilih sebagai metode analisisnya.

Dari data tersebut disimpulkan bahwa mayoritas responden wilayah Jakarta pada penelitian ini bertubuh tinggi. Penelitian ini dilakukan dengan memeriksa satu akun Instagram saja. Disarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan multiple account agar generalisasi temuan dapat ditingkatkan.

METODOLOGI PENELITIAN

Objek Penelitian

Desain Penelitian

Metode Penghimpunan Data

  • Data dan Jenis Data
  • Metode Pengambilan Sampel
  • Instrumen Pengumpulan Data
  • Sampel

Data primer diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan langsung kepada responden atau disebarkan secara online melalui Google Form. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh pihak lain sebagai sumber seperti buku, media internet, jurnal penelitian yang berkaitan dengan topik penelitian tersebut (Malhotra, 2010). Data sekunder dalam penelitian ini berupa artikel dari internet, majalah dan data yang dikumpulkan dari Perpustakaan Sekolah Perbankan STIE Indonesia, dll. Pernyataan ini didukung oleh (Wijayanto, 2008) yang menyatakan bahwa data sekunder adalah data yang berasal dari hasil Penelitian orang lain dibuat untuk tujuan yang berbeda-beda, namun datanya tetap dapat digunakan.

Peneliti memperoleh data sekunder dengan menggunakan metode Literature Review yang bersumber dari buku, jurnal online, surat kabar dan literatur lain yang berkaitan dengan penelitian. Metode ini digunakan mengingat keterbatasan sumber daya dan juga karena pengumpulan data yang relatif mudah dengan biaya yang relatif murah dengan tingkat reliabilitas dan validitas yang tinggi.

Operasional Variable

DF9: Teman dan keluarga saya mengatakan bahwa sepertinya saya sangat mengetahui destinasi yang ditampilkan di Instagram yang saya ikuti. Mengukur tingkat sikap konsumen yang lebih tinggi dengan konteks media disekitarnya dibandingkan dengan pengukuran. SIE4: Alasan utama saya menyukai akun Instagram @thebalibible adalah karena apa yang saya dapatkan dari Instagram ini.

SIE7: Saya menjadi tertarik pada hal-hal yang sebelumnya kurang saya minati karena pengikut lain di akun Instagram @thebalibible. SIE8: Secara keseluruhan, para pengikut akun Instagram @thebalibible mempunyai pengetahuan yang cukup tentang Bali yang mereka bicarakan, sehingga saya bisa belajar tentang destinasi ini dari mereka.

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel (Lanjutan)
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel (Lanjutan)

Metode Analisis Data

  • Partial Least Square (PLS)
  • Outer Model
  • Inner Model

Dari hasil pengolahan kuesioner pada Gambar 4.1 terlihat responden laki-laki sebanyak 65 orang atau 65% dari total 100 responden, sedangkan responden perempuan sebanyak 35 orang atau 35%. Dari hasil pengolahan kuesioner gambar 4.2 terlihat responden berumur 18-24 tahun sebanyak 64 orang atau 64% dari total responden berjumlah 100 orang, responden berumur 25-34 tahun sebanyak 29 orang atau 29% sedangkan responden berumur 35-44 tahun berjumlah 7 orang atau 7%. Dari hasil pengolahan kuesioner pada gambar 4.3 terlihat responden yang berpendidikan menengah sebanyak 5 orang atau 5% dari total jumlah responden berjumlah 100 orang, responden yang berpendidikan D1-S1 berjumlah 73 orang atau 73%. , responden dengan pendidikan pascasarjana. jumlah pendidikan sebanyak 18 orang atau 18%, dan responden yang berpendidikan S3 sebanyak 4 orang atau 4%.

Hasil pengolahan kuesioner pada Gambar 4.4 menunjukkan responden mahasiswa sebanyak 59 orang atau 59% dari total jumlah responden 100 orang, yang bekerja sebagai karyawan sebanyak 39 responden atau 39%, yang bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 1 responden. atau 1%, tidak ada responden yang bekerja sebagai ibu rumah tangga, sedangkan jumlah responden yang tidak bekerja sebanyak 1 orang atau 1%. Dari hasil pengolahan kuesioner pada Gambar 4.5 terlihat bahwa responden wilayah Jakarta berjumlah 73 orang atau 73% dari total responden 100 orang, responden wilayah Tangerang 21 orang atau 21%, responden di wilayah Depok dihitung. wilayah berjumlah 3 orang atau berjumlah 3%, responden wilayah bogor berjumlah 2 orang atau 2%, sedangkan responden wilayah bekasi berjumlah 1 orang atau 1%. Hasil Gambar 4.6 saat pengolahan kuesioner menunjukkan terdapat 4 responden yang menghabiskan waktu kurang dari 15 menit atau 4% dari total responden sebanyak 100 orang. Responden yang menghabiskan waktu 15-30 menit berjumlah 41 orang atau 41%. yang Jumlah responden yang menghabiskan waktu 30 menit hingga 1 jam sebanyak 40 orang atau 40%, responden yang menghabiskan waktu 1-2 jam sebanyak 8 orang atau 8%, sedangkan responden yang menghabiskan waktu >2 jam sebanyak 7 orang atau 7%.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, diantara empat hipotesis yang ada, terdapat satu hipotesis yang tidak dapat diterima yaitu adanya pengaruh identitas sosial terhadap brand love. Penelitian lebih lanjut juga dapat mengeksplorasi identitas sosial dan kecintaan terhadap merek dalam konteks industri yang berbeda.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Profil Responden

  • Jenis Kelamin
  • Usia
  • Pendidikan Terakhir
  • Pekerjaan
  • Tempat Tinggal
  • Waktu Yang Dihabiskan Perhari Untuk Mengakses Instagram

Mengevaluasi Model Pengukuran atau Outer Model

  • Validitas Konstruk (Construct Validity)
  • Convergent Validity
  • Discriminant Validity
  • Construct Internal Consistency

Untuk menilai validitas konvergen suatu konstruk dapat dilakukan dengan melihat skor rata-rata varians yang diekstraksi (AVE), yang masing-masing harus berada di atas 0,5. Kemudian dilakukan penilaian validitas diskriminan untuk melihat korelasi indikator dengan konstruk laten menggunakan uji cross-loading. Ketika suatu indikator berkorelasi paling kuat dengan konstruk latennya, maka indikator tersebut dikatakan memiliki validitas diskriminan yang baik.

Pengujian selanjutnya adalah memeriksa konsistensi internal konstruk yang dievaluasi dengan nilai Cronbach’s alpha dan Composite Reliability. Dari hasil data di atas terlihat bahwa masing-masing variabel Brand Love, Destination Familiarity, Social Identity dan Social Interactive Engagement mempunyai hasil Cronbach’s alpha dan Composite Reliability yang memenuhi kriteria.

Tabel 4.1 Validitas Konstruk (Lanjutan)
Tabel 4.1 Validitas Konstruk (Lanjutan)

Evaluasi Model Struktural atau Inner Model

Pengujian Hipotesis

  • Pengaruh Social Interactive Engagement terhadap Social Identity
  • Pengaruh Social Identity terhadap Brand Love
  • Pengaruh Social Interactive Engagement terhadap Destination Familiarity

Hasil pengujian pada tabel 4.7 menghasilkan nilai statistik uji-t sebesar 1,328 lebih kecil dari 1,96 yang berarti hubungan tersebut tidak signifikan. Ada satu penjelasan yang dapat menjelaskan hubungan yang tidak signifikan antara Identitas Sosial dan Cinta Merek. Konsep inilah yang menjadi salah satu motivasi wisatawan untuk berkunjung ke suatu destinasi wisata, termasuk interaksi sosial dengan orang-orang baru dan berbeda ketika berkunjung ke suatu destinasi.

Hasil pengujian pada Tabel 4.9 menunjukkan hasil koefisien jalur yang digunakan untuk menguji hipotesis yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari pengaruh Destination Awareness terhadap Brand Love yang bernilai positif sebesar. Temuan ini hampir sejalan dengan Ha & Perks (2005) yang membuktikan bahwa kesadaran merek mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan, sedangkan kepuasan merupakan salah satu bentuk kecintaan terhadap merek (Carol & Ahuvia, 2006).

Tabel 4.8 Social Interactive Engagement pada Destination Familiarity
Tabel 4.8 Social Interactive Engagement pada Destination Familiarity

Implikasi Manajerial

Penelitian ini tidak membedakan antara orang yang pernah mengunjungi destinasi tersebut dan orang yang belum pernah mengunjungi destinasi tersebut. Anteseden dan konsekuensi pembelian dari partisipasi pelanggan dalam komunitas merek kelompok kecil, International Journal of Research in Marketing Vol. Bergkvist, Lars dan Tino Bech-Larsen (2010), "Dua studi tentang konsekuensi dan tindakan anteseden kecintaan merek." Jurnal Manajemen Merek, 17 (Juni), 504-18.

Malthouse (2005), "Managing Media and Advertising Change with Integrated Marketing," Journal of Advertising Research Some Antecedents and Outcomes of Brand Love", Marketing Letters, Vol. The Impact of Brand Love, Brand Equity in Consumer Loyalty and Customer Purchase Intentions: The development and testing of alternative models in the automated sector. Coping with Technological Consumer Products in Everyday Life,'' Journal of Consumer Research, in press Fournier, Susan (1998), "Consumers and their Brands: Developing Relationship Theory in Consumer Research, " Journal of Consumer Research, 24 (March), 343 –.

Fournier, Susan (1998), “Consumers and Their Brands: Developing Relationship Theory in Consumer Research,” Journal of Consumer Research. A conceptual framework analogous to Sternberg's triangular theory of love,” in Advances in Consumer Research, Michael J.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Hasil analisis data yang dilakukan dengan menggunakan analisis SmartPLS menunjukkan bahwa terdapat hipotesis yang tidak terbukti adanya korelasi dan terdapat pula hipotesis yang terbukti mempunyai korelasi yang signifikan.

Saran

Brand Familiarity and Trust as Determinants of Purchase Intention: An Empirical Test in a Multiple Brand Context. Brand attachment and brand attitude strength: Conceptual and empirical differentiation of two critical brand equity drivers. Analysys and benchmarking real-time performance in Linux-based operating system: Xenomai and Real-Time Patch.

Bapak/Ibu/Saudari/i yang terhormat, Mohon lengkapi kuesioner berikut ini, yang bertujuan untuk mengetahui interaksi dan kecintaan seseorang terhadap suatu destinasi wisata. Pertama-tama saya ucapkan terima kasih banyak atas perhatian dan waktunya.

Referensi

Dokumen terkait