• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh islam terhadap keyakinan beragama dan adat istiadat melayu

N/A
N/A
Dimas Surya Pratama

Academic year: 2025

Membagikan "pengaruh islam terhadap keyakinan beragama dan adat istiadat melayu"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

Pengaruh Islam Terhadap Keyakinan Beragama dan Adat Istiadat Melayu

Makalah Ini Dibuat Untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Islam Dan Tamaddun Melayu, Pada Program Studi S1 Pendidikan Agama

Islam Ibnu Sina Batam

Dosen Pengampu:

ANDI ABRAR, M. AG

Disusun Oleh:

Dimas Surya Pratama 1207.22.0020 Muhammad Al Fauzi 1207.22.0061 Muhammad Abiyyu Mahasin 1207.22.0060

Pangidoan Nasution 1207.22.0086

KELAS : V A

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM IBNU SINA BATAM 2024

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pengaruh Islam Terhadap Keyakinan Beragama dan Adat Istiadat Melayu. ini tepat pada waktunya.

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Islam dan tamaddun melayu. Selain itu, tulisan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pengaruh Islam Terhadap Keyakinan Beragama dan Adat Istiadat Melayu, bagi pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak ANDI ABRAR, M. AG., M.Ag. Selaku dosen pengampu dimata kuliah Islam dan tamaddun melayu, yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah ilmu dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis geluti.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berbagi sebagian ilmunya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah yang penulis tulis masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun, sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini

Batam, 10 November, 2024

(Kelompok 1)

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... 2

DAFTAR ISI... 3

BAB I... 4

PENDAHULUAN... 4

A. LATAR BELAKANG...4

B. RUMUSAN MASALAH...4

C. TUJUAN... 4

BAB II... 6

PEMBAHASAN...6

A. Proses Akulturasi Antara Ajaran Islam Dan Tradisi Lokal Dalam Membentuk Keyakinan Beragama Masyarakat Melayu...6

B. Pengaruh Islam Terhadap Keyakinan Beragama...7

C. Pengaruh Islam Terhadap Adat Istiadat Melayu...8

BAB III... 10

PENUTUP... 10

KESIMPULAN... 10

DAFTAR PUSTAKA... 11

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Islam telah menjadi salah satu faktor utama yang membentuk identitas budaya dan sosial masyarakat Melayu. Sejak kedatangan agama ini ke wilayah Nusantara, khususnya di Semenanjung Malaya dan pulau-pulau sekitarnya, Islam tidak hanya mempengaruhi aspek spiritual tetapi juga berbagai dimensi kehidupan masyarakat, termasuk keyakinan beragama dan adat istiadat. Proses akulturasi antara nilai-nilai Islam dan tradisi lokal telah melahirkan suatu bentuk kepercayaan yang unik, di mana elemen-elemen Islam saling berinteraksi dengan praktik-praktik budaya Melayu yang telah ada sebelumnya.

Keyakinan beragama masyarakat Melayu, yang pada awalnya dipengaruhi oleh animisme, Hindu-Buddha, dan tradisi lokal lainnya, mengalami transformasi signifikan setelah masuknya Islam. Konsep tauhid dan ajaran moral dalam Islam memberikan landasan baru bagi masyarakat Melayu dalam memahami hubungan mereka dengan Tuhan dan sesama. Hal ini terlihat dalam praktik ibadah, ritual keagamaan, serta nilai-nilai sosial yang diadopsi oleh masyarakat.

Di sisi lain, adat istiadat Melayu juga tidak sepenuhnya ditinggalkan. Sebaliknya, banyak tradisi lokal yang diadaptasi dan diselaraskan dengan ajaran Islam. Misalnya, berbagai upacara adat seperti pernikahan, kelahiran, dan kematian sering kali mengintegrasikan elemen-elemen Islam, menciptakan perpaduan yang harmonis antara budaya lokal dan ajaran agama. Proses ini menunjukkan bagaimana masyarakat Melayu mampu mempertahankan identitas budaya mereka sambil tetap mengakomodasi nilai-nilai Islam.

Pentingnya penelitian ini terletak pada pemahaman lebih dalam mengenai dinamika interaksi antara Islam dan budaya Melayu. Dengan mengkaji pengaruh Islam terhadap keyakinan beragama dan adat istiadat Melayu, kita dapat memperoleh wawasan tentang bagaimana agama dapat menjadi agen perubahan sosial sekaligus pelestari budaya.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi kajian ilmu sosial dan agama, serta memperkaya diskursus mengenai pluralisme budaya dalam konteks masyarakat Muslim di Asia Tenggara.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana proses akulturasi antara ajaran Islam dan tradisi lokal dalam membentuk keyakinan beragama masyarakat Melayu?

2. Bagaimana pengaruh Islam terhadap Keyakinan Beragama?

3. Bagaimana Pengaruh Islam Terhadap Adat Istiadat Melayu?

(5)

C. TUJUAN

1. Supaya mengetahui proses akulturasi ajaran islam dan tradisi local dalam membentuk keyakinan beragama masayarakat melayu di nusantara

2. Agar mengetahui Pengaruh islam terhadap Keyakinan Beragama 3. Supaya mengetahui Pengaruh islam terhadap adat istiadat melayu

BAB II PEMBAHASAN

A. Proses Akulturasi Antara Ajaran Islam Dan Tradisi Lokal Dalam Membentuk Keyakinan Beragama Masyarakat Melayu

Salah satu daerah di mana Islam menyebar di Nusantara adalah Melayu. Islam masuk ke Nusantara, termasuk Melayu melalui jalan damai seperti perdagangan, perkawinan, pendidikan, dakwah, dan tasawuf. Akibatnya, pengaruh Islam di Melayu sangat kuat dan dominan dibandingkan dengan pengaruh Islam di daerah lain di Nusantara. dari sinilah akulturasi budaya di Nusantara, khususnya di Melayu ini terjadi.

Salah satu ciri khas Islam Nusantara adalah akulturasi yang terjadi antara Islam dan budaya lokal di Nusantara, seperti yang terlihat dalam akulturasi Melayu. Akulturasi budaya tersebut setidaknya dapat kita temui dalam empat hal, seperti aksara Jawi, karya sastra melayu, syair dan musik.1

1.

Aksara Jawi

aksara Arab-Melayu atau aksara Jawi digunakan dalam penulisan tradisional masyarakat di Melayu. Aksara tersebut merupakan  kolaborasi antara aksara Arab dengan bahasa Melayu dengan beberapa penyesuaian dan tambahan huruf, seperti

“ca”, “nga”, “pa”, “ga”, dan “nya”. Bentuk tempat aksaranya sama dengan aksara Arab namun ditambahkan dengan beberapa titik sebagai pembeda bunyi dan fungsinya.

kata “jawi” berasal dari kata Arab “al-jawwah” untuk menamakan pulau Sumatra. Sebagaimana yang ditulis oleh Ibnu Batuttah dalam bukunya al-Rih}lah menyebut pulau Sumatra sebagai al-Jawwah. Istilah tersebut diberikan oleh orang Arab untuk penyebutan orang Sumatra yang beragama Islam dan menggunakan bahasa Melayu.2

2. Karya Sastra Sejarah

Persia adalah salah satu sumber ajaran Islam di Nusantara. Beberapa karya sastra Melayu terkena dampak persia, tetapi karya tertua tidak lebih dari tahun 1600 M, setelah kedatangan Islam ke Nusantara. Adanya sastra yang ditulis dalam Jawi dan menggunakan kata-kata Arab adalah hasil dari pengaruh Persia.

1 https://www.nusantarainstitute.com/islam-melayu-potret-akulturasi-islam-dengan-budaya-di-nusantara/

2 Ellya Roza, “Aksara Arab-Melayu Di Nusantara Dan Sumbangsihnya Dalam Pengembangan Khazanah Intelektual,” Tsaqafah 13, no. 1 (2017): 177, https://doi.org/10.21111/tsaqafah.v13i1.982.

(6)

3. Syair

Sebelum kedatangan Islam, kebudayaan Melayu memiliki syair tradisional yang dibungkus dalam bentuk mantra. Ini masih bersifat animisme dan mencakup pemujaan hewan, laut, sungai, hutan, kayu, gunung, dan lainnya yang dianggap memiliki kekuatan tertentu bagi mereka yang melantunkannya. Setelah kedatangan Islam, kebiasaan merapal mantra Mendapat Pengaruh islam seperti menyertakan kalimat bismillahirrahmanirrahim atau laa ilaha illallah didalamnya. Dan tergantikannya kedudukan hal bernuansa animistik dengan beberapa tokoh Islam seperti Nabi Muhammad, Nabi Sulaiman dan Nabi Khidir. Penggunaannya juga disesuaikan dengan ajaran Islam. Hasil perpaduan budaya tersebut seperti zikir, barzanji, marhaban, rodat, dll.

4. Musik

Musik Arab-Melayu semakin populer di masyarakat. "Wajah Arab" tidak lagi identik dengan seni padang pasir ketika budaya Arab berdialektika dengan tradisi Melayu; itu menjadi budaya baru yang berbeda. Setelah beberapa waktu, syair Melayu menjadi suatu seni suara yang berpadu dengan musik, seperti dangdut.

Dangdut berasal dari seni musik Melayu yang semakin berkembang seiring waktu.

Selain itu, alat musik yang digunakannya berasal dari budaya Islam, seperti rebab, biola, gendang nobat, nafiri, serunai, gambus, dan sebagainya. Meskipun berkembang sangat jauh, ada suatu ciri yang menunjukkan kaitannya dengan musik Melayu.3

B. Pengaruh Islam Terhadap Keyakinan Beragama

Pengaruh Islam terhadap keyakinan beragama di kalangan masyarakat Melayu sangat mendalam dan mencakup berbagai aspek kehidupan. Sejak kedatangan Islam di wilayah Melayu, agama ini telah menjadi bagian integral dari identitas dan budaya masyarakatnya.

Berikut adalah beberapa cara bagaimana Islam mempengaruhi keyakinan beragama masyarakat Melayu:4

Transformasi Keyakinan

Kedatangan Islam menggantikan sistem kepercayaan sebelumnya yang didominasi oleh animisme dan pengaruh Hindu-Buddha. Proses ini berlangsung secara damai dan berangsur, sehingga masyarakat Melayu dapat menerima ajaran Islam tanpa mengganggu kepercayaan yang ada sebelumnya. Hal ini menciptakan suatu perubahan yang menyeluruh dalam cara berpikir dan bertindak masyarakat, di mana Islam menjadi pegangan utama dalam kehidupan sehari-hari.5

3 M. Dien Madjid, “Relasi Budaya Arab-Melayu Dalam Sejarah Di Indonesia,” Buletin Al-Turas 19, no. 2 (2018):

435–52, https://doi.org/10.15408/bat.v19i2.3729.

4 Yusoff, Ismail. Kesusasteraan Melayu lama dan baru. Penerbit Universiti Utara Malaysia, 2008.

5 Ellya Roza, “Internalisasi Nilai Islam Dan Tamadun Melayu Terhadap Perilaku Sosial Orang Melayu Riau,”

Toleransi: Media Ilmiah Komunikasi Umat Beragama 6, no. 1 (2014): 16–35.

(7)

Norma dan Etika Sosial

Islam memperkenalkan norma-norma baru yang mengatur hubungan antar individu dan komunitas. Ajaran Islam menekankan pentingnya nilai-nilai seperti kejujuran, keadilan, dan kasih sayang, yang kemudian menjadi landasan dalam interaksi sosial. Dengan demikian, perilaku sosial masyarakat Melayu mulai mencerminkan ajaran Islam, menjadikan agama sebagai pedoman dalam bertindak dan bersikap.

Pendidikan dan Penyebaran Ilmu

Islam mendorong pendidikan sebagai salah satu cara untuk memahami ajaran agama.

Melalui lembaga pendidikan seperti pesantren, nilai-nilai Islam diajarkan kepada generasi muda, membentuk pola pikir yang lebih kritis dan terbuka. Pendidikan ini tidak hanya berfokus pada aspek spiritual tetapi juga mencakup ilmu pengetahuan umum, yang membantu masyarakat dalam menghadapi tantangan zaman.

Adat dan Tradisi

Islam juga mempengaruhi adat istiadat Melayu melalui konsep "adat bersendi syarak."

Ini berarti bahwa adat harus sejalan dengan ajaran Islam, sehingga tradisi yang ada diadaptasi untuk mencerminkan nilai-nilai agama. Upacara pernikahan, khitanan, dan ritual lainnya sering kali diwarnai dengan unsur-unsur Islami, menjadikan setiap perayaan sebagai kesempatan untuk memperkuat keyakinan beragama.

Pembentukan Identitas

Islam telah menjadi identitas utama bagi orang Melayu. Dalam konteks ini, agama tidak hanya dilihat sebagai sistem kepercayaan tetapi juga sebagai bagian dari jati diri mereka.

Hal ini tercermin dalam ungkapan bahwa "Melayu identik dengan Islam," menunjukkan bahwa keduanya saling terkait erat dalam membentuk karakter dan perilaku masyarakat.

Secara keseluruhan, pengaruh Islam terhadap keyakinan beragama di kalangan masyarakat Melayu tidak hanya mengubah cara mereka beribadah tetapi juga membentuk pola pikir, norma sosial, dan identitas budaya mereka. Agama ini telah menjadi fondasi yang kuat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Melayu, mempengaruhi setiap aspek dari interaksi sosial hingga tradisi budaya.6

C. Pengaruh Islam Terhadap Adat Istiadat Melayu

islam memiliki pengaruh yang mendalam terhadap adat istiadat dan kebudayaan Melayu, yang dapat dilihat melalui berbagai aspek kehidupan masyarakat. Proses Islamisasi di kawasan Melayu berlangsung sejak abad ke-7 hingga ke-9 Masehi, dibawa

6 Junaidi Junaidi, “Islam Dalam Jagad Pikir Melayu,” Buletin Al-Turas 20, no. 2 (2020): 46–56, https://doi.org/10.15408/bat.v20i2.3744.

(8)

oleh para pedagang Muslim dari Arab dan Persia. Pengaruh ini tidak hanya terbatas pada aspek religius, tetapi juga meliputi bidang sosial, politik, dan budaya.7

Aspek Kebudayaan dan Tradisi

1. Integrasi Adat dan Syarak: Salah satu ungkapan yang mencerminkan hubungan antara adat dan syarak (hukum Islam) adalah "Adat bersendi syarak, syarak bersendi kitabullah." Ini menunjukkan bahwa adat Melayu harus sejalan dengan ajaran Islam. Dalam konteks ini, adat tidak hanya dianggap sebagai tradisi lokal, tetapi harus berlandaskan pada prinsip-prinsip Islam.8

2. Perubahan dalam Mitos dan Cerita: Dengan masuknya Islam, banyak mitos yang sebelumnya dipengaruhi oleh tradisi Hindu-Buddha beralih menjadi mitos yang bercorak Islam. Ini menandakan adanya perubahan mendasar dalam cara pandang masyarakat Melayu terhadap dunia dan nilai-nilai yang mereka anut.

3. Pendidikan dan Kesenian: Islam juga mempengaruhi pendidikan dan kesenian di kalangan masyarakat Melayu. Pengajaran agama dilakukan melalui pesantren, sedangkan kesenian sering kali mengadopsi elemen-elemen Islam. Misalnya, dalam sastra Melayu muncul karya-karya yang mengandung nilai-nilai keislaman.

Aspek Sosial dan Identitas

1. Islam sebagai Identitas: Bagi masyarakat Melayu, Islam bukan sekadar agama tetapi juga identitas. Ada anggapan bahwa seseorang yang tidak memeluk Islam tidak dapat dianggap sebagai orang Melayu. Hal ini menunjukkan bahwa agama telah menjadi bagian integral dari identitas etnis Melayu.

2. Perkawinan dan Interaksi Sosial: Proses penyebaran Islam juga melibatkan perkawinan antara pedagang Muslim dengan wanita pribumi, yang memperkuat ikatan sosial dan mempercepat proses akulturasi budaya.

3. Pengaruh dalam Pemerintahan: Seiring dengan berkembangnya kerajaan- kerajaan Islam di kawasan Melayu, hukum-hukum syariah mulai diterapkan dalam pemerintahan. Ini menciptakan kerangka hukum yang baru yang menggabungkan tradisi lokal dengan prinsip-prinsip Islam.9

7 Rohana, Sita. Upacara tradisional melayu siak: nilai-nilai dan perubahannya. Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional, 2008.

8Maryamah Maryamah et al., “Integrasi Pemikiran Islam Dan Peradaban Melayu,” Jurnal Multidisipliner Bharasumba 3, no. 01 (2024): 29–39, https://doi.org/10.62668/bharasumba.v3i01.796.

9 Rodin, Rhoni. "Tradisi tahlilan dan yasinan." IBDA: Jurnal Kajian Islam Dan Budaya 11.1 (2013): 76-87.

(9)

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

Pengaruh Islam terhadap Keyakinan Beragama dan adat istiadat Melayu sangat signifikan, mencakup perubahan dalam identitas budaya, struktur sosial, ritual, dan sistem hukum. Islam telah menjadi landasan utama dalam membentuk identitas Melayu, di mana adat istiadat kini berlandaskan pada ajaran syariah. Proses akulturasi ini juga terlihat dalam transformasi ritual kehidupan, penggunaan bahasa dan sastra yang terinspirasi oleh nilai-nilai Islam, serta integrasi hukum syariah dalam sistem pemerintahan. Secara keseluruhan, Islam tidak hanya mengubah praktik keagamaan tetapi juga memperkuat struktur sosial dan budaya masyarakat Melayu dalam konteks modern.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat. (2008). Akulturasi Islam dan Budaya Melayu: Studi Tentang Ritus Siklus Kehidupan Orang Melayu di Pelalawan Provinsi Riau. Doctoral thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

https://www.nusantarainstitute.com/islam-melayu-potret-akulturasi-islam-dengan-budaya-di-nusantara/

Junaidi, Junaidi. “Islam Dalam Jagad Pikir Melayu.” Buletin Al-Turas 20, no. 2 (2020): 46–56.

https://doi.org/10.15408/bat.v20i2.3744.

Madjid, M. Dien. “Relasi Budaya Arab-Melayu Dalam Sejarah Di Indonesia.” Buletin Al-Turas 19, no. 2 (2018): 435–52. https://doi.org/10.15408/bat.v19i2.3729.

Maryamah, Maryamah, Andi Nabilla Zakiyah, Dela Dwi Oktalena, Suciani Putri, and Tri Adha Mayang Sari.

“Integrasi Pemikiran Islam Dan Peradaban Melayu.” Jurnal Multidisipliner Bharasumba 3, no. 01 (2024): 29–39. https://doi.org/10.62668/bharasumba.v3i01.796.

Roza, Ellya. “Aksara Arab-Melayu Di Nusantara Dan Sumbangsihnya Dalam Pengembangan Khazanah Intelektual.” Tsaqafah 13, no. 1 (2017): 177. https://doi.org/10.21111/tsaqafah.v13i1.982.

———. “Internalisasi Nilai Islam Dan Tamadun Melayu Terhadap Perilaku Sosial Orang Melayu Riau.”

Toleransi: Media Ilmiah Komunikasi Umat Beragama 6, no. 1 (2014).

Rohana, Sita. Upacara tradisional melayu siak: nilai-nilai dan perubahannya. Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional, 2008.

Yusoff, Ismail. Kesusasteraan Melayu lama dan baru. Penerbit Universiti Utara Malaysia, 2008.

Referensi

Dokumen terkait

1.2 Menghayati nilai-nilai yang sesuai dengan Islam dari tradisi Islam: Jawa, Sunda, Melayu, Bugis, Minang, dan Madura.. 1.4 Berkomitmen untuk ikut melestarikan tradisi dan

Bagi masyarakat Melanau yang beragama Islam, mereka lebih mengadopsi perkawinan masyarakat Melayu yang diketahui beberapa darinya adalah merupakan cerminan agama.. Sedangkan

Menurut beberapa informan di kalangan etnik Melayu dan Madura yang diwawancarai di tempat terpisah ternyata tradisi musyawarah ini berkaitan erat dengan ajaran agama Islam dan

Proses pribumisasi Islam pada tradisi peta kapanca itulah yang kemudian membentuk pola atau corak Islam yang khas Bima yang merupakan wajah Islam Nusantara, yaitu Islam yang

Penggunaan ilmu-ilmu bantu dalam penulisan sejarah Islam di dunia Melayu-Nusantara secara umum dan sejarah Islam di dunia Melayu- Nusantara khususnya, tidak bisa dipungkiri, telah

Puisi guguritan Sunda atau dangding (Jawa: macapat ) merupakan salah satu bentuk elemen lokal yang menghiasi tradisi keilmuan Islam.. Nusantara di

Tradisi Saprahan adalah semacam akulturasi budaya lokal dan budaya Islam di Kalimantan Barat.Kesadaran akan konten dalam hal pemahaman budaya lokal yang memiliki nilai utama

Menurut beberapa informan di kalangan etnik Melayu dan Madura yang diwawancarai di tempat terpisah ternyata tradisi musyawarah ini berkaitan erat dengan ajaran agama Islam dan