Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui objek penelitian berupa laporan keuangan tahunan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Pengguna Laporan Keuangan
Pelanggan tertarik pada informasi mengenai kelangsungan hidup suatu perusahaan, terutama jika mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan atau bergantung pada perusahaan tersebut. Pemerintah dan berbagai lembaga di bawah kendalinya mempunyai kepentingan dalam alokasi sumber daya dan oleh karena itu juga berkepentingan dengan kegiatan perusahaan.
Perbedaan Laporan Keuangan dan Pelaporan Keuangan
Laporan Tahunan
Pengungkapan (Disclosure )
Pengungkapan yang adil menyiratkan etika memberikan perlakuan yang sama kepada semua pengguna, sedangkan pengungkapan penuh berarti menyajikan semua informasi yang relevan. Sedangkan informasi non keuangan berupa siaran pers mengenai produk baru, rencana ekspansi, rencana peningkatan kesejahteraan pegawai, dan lain sebagainya (FASB, SFAC No. 5, par 7 dalam Sutomo (2004)).
Teori Dalam Pengungkapan 1. Teori Keagenan ( Agency Theory )
Teori Signal ( Signalling Theory )
Hal ini menjelaskan bahwa insentif mendorong manajer untuk mengeluarkan sinyal yang tepat dan mencegah manajer menggunakan sinyal yang menyesatkan mengenai gambaran kesehatan keuangan perusahaan.
Analisa Biaya Manfaat ( Cost Benefit )
Manajemen selalu berupaya untuk mengungkapkan informasi pribadi yang diyakini mempunyai kepentingan besar bagi investor dan pemegang saham.
Pengungkapan Wajib ( Mandatory Disclosure )
Dalam hal penyampaian laporan tahunan melebihi batas waktu penyampaian laporan keuangan tahunan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor. Dalam hal laporan tahunan disusun dalam bahasa selain bahasa Indonesia, baik dalam dokumen yang sama atau secara terpisah, maka laporan tahunan tersebut harus memuat informasi yang sama. Apabila terdapat perbedaan penafsiran karena penerjemahan bahasa, maka laporan tahunan dalam bahasa Indonesia akan dijadikan acuan.
Laporan tahunan wajib memuat informasi harga tertinggi, terendah dan penutupan serta jumlah saham yang diperdagangkan setiap triwulan dalam 2 (dua) tahun buku terakhir (jika ada). Laporan tahunan harus memuat uraian singkat mengenai pelaksanaan tata kelola perusahaan yang sedang dan akan dilaksanakan oleh perusahaan pada periode akuntansi terkini. Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan Laporan tahunan harus memuat pernyataan dewan mengenai tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan sebagaimana diatur dalam peraturan nomor VIII.G.11 tentang tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan.
Laporan tahunan harus memuat laporan keuangan tahunan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan di bidang akuntansi dan harus diaudit oleh akuntan yang terdaftar di Ibukota. adalah. Badan Pengawas Pasar dan Lembaga Keuangan. Indonesia Tahun 2001 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 4159), tentang pelaksanaan ketentuan yang berkaitan dengan Laporan Tahunan Handelsbank dan Laporan Tahunan Tertentu.
Pengungkapan Sukarela ( Voluntary Disclosure )
Hal ini karena investor ingin mengurangi risiko dengan memprediksi keuntungan di masa depan dari investasinya. Informasi mengenai pesanan dari pembeli yang belum terpenuhi dan kontrak penjualan yang akan direalisasikan di kemudian hari. Informasi mengenai tingkat fisik output atau pemanfaatan kapasitas yang akan dicapai perusahaan di masa depan.
Uraian mengenai dampak inflasi terhadap aset perusahaan saat ini dan/atau di masa yang akan datang. Informasi mengenai tingkat pengembalian atau return yang diharapkan dari suatu proyek yang akan dilaksanakan oleh perusahaan. Informasi mengenai kemungkinan litigasi oleh pihak lain terhadap perusahaan di kemudian hari.
Penelitian Terdahulu
Dengan menggunakan uji statistik, hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan wajib adalah likuiditas, leverage, ukuran perusahaan dan status perusahaan. Faktor yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan (wajib dan sukarela) adalah variabel likuiditas, ukuran perusahaan dan status perusahaan yang mempunyai pengaruh signifikan <10%. Sudarmadji dan Sularto (2007) meneliti variabel independen berupa ukuran perusahaan, profitabilitas, financial leverage dan jenis kepemilikan perusahaan terhadap luasnya pengungkapan sukarela dalam laporan keuangan tahunan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan menggunakan program SPSS.
Hasil analisis menunjukkan bahwa seluruh variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap pengungkapan sukarela pada tingkat signifikansi 95%. Larasati (2011) menggunakan SPSS 17 dengan 42 sampel perusahaan manufaktur selama periode satu tahun yaitu tahun 2009, dan menghasilkan rata-rata indeks pengungkapan sukarela sebesar 0,247 dengan standar deviasi sebesar 0,0899. Hasil uji F dengan variabel umur perusahaan, ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan komisaris independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sukarela dimana nilai F sebesar 3,468 dengan probabilitas sebesar 0,012 dengan tingkat kepercayaan 95%.
Hipotesis
Marwata (2001) dan Adriany (2009) menunjukkan bahwa umur perusahaan diperkirakan memiliki hubungan positif dengan kualitas pengungkapan sukarela. Pengaruh ukuran perusahaan, umur perusahaan, leverage, profitabilitas, dan persentase ekuitas publik terhadap tingkat pengungkapan sukarela. Ho6 : Ukuran perusahaan, umur perusahaan, beban hutang, profitabilitas dan persentase saham publik secara bersama-sama tidak berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan.
Ha6: Ukuran perusahaan, umur perusahaan, leverage keuangan, profitabilitas, dan persentase saham publik secara bersama-sama berpengaruh positif signifikan terhadap luasnya pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan. Jika H0 ditolak atau Ha diterima maka variabel independen secara keseluruhan atau sebagian dapat menjelaskan perilaku tingkat pengungkapan sukarela. Sebaliknya jika Ho diterima atau Ha ditolak, maka variabel independen tidak dapat menjelaskan perilaku tingkat pengungkapan sukarela.
Rerangka Pemikiran
Variabel Dependen
Menghitung rasio total skor yang diberikan kepada perusahaan dengan skor maksimum yang diharapkan.
Variabel Independen
Leverage diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER) perusahaan yang membagi total liabilitas dengan total ekuitas pemegang saham. Profitabilitas dapat diperoleh dari Return On Equity (ROE) yang dihitung dari total pendapatan dibagi total ekuitas.
Obyek Penelitian
Metode Pengambilan Sampel
Teknik Pengumpulan Data
Metode Analisis Data
Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas
Nilai R2 yang diperoleh dengan mengestimasi model regresi empiris sangat tinggi, namun secara individual banyak variabel independen yang tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Nilai ambang batas yang umum digunakan untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai toleransi ≤ 0,10 atau sama dengan VIF ≥ 10. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah terdapat korelasi antara kesalahan perancu pada periode t dengan kesalahan perancu pada periode t. t dalam model regresi linier t-1 (sebelum).
Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi positif atau negatif. Uji ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas varians dalam model regresi dari residu observasi yang satu ke observasi yang lain. Apabila pada scatter plot terlihat titik-titik tersebar secara acak atau tersebar di bawah dan di atas angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi yang berarti variabel terikat dapat diprediksi berdasarkan masukan dari variabel independen.
Analisis Regresi Berganda
Uji Hipotesis
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen secara individual (parsial) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Dasar keputusan diambil jika nilai probabilitas t untuk setiap variabel independen (katakanlah t) kurang dari 5%.
Gambaran Umum Obyek Penelitian
Analisis Hasil Penelitian
Statistik Deskriptif
Nilai mean variabel ukuran perusahaan (size) yang diukur dengan total aset bank adalah Rp. Untuk variabel umur perusahaan nilai meannya sebesar 42,7 tahun dengan standar deviasi sebesar 25,358. Nilai terendah pada variabel umur perusahaan adalah 7 tahun yang dimiliki oleh Bank Mutiara dan nilai tertingginya adalah 114 tahun yang dimiliki oleh Bank Tabungan Negara (BTN).
Nilai rata-rata variabel leverage yang diukur dengan debt capital ratio (DER) adalah sebesar 8,7087 dengan standar deviasi sebesar 2,67189. Nilai terendah variabel leverage sebesar 3,03 dimiliki oleh Bank Kesawan, sedangkan nilai tertinggi sebesar 15,62 dimiliki oleh Bank Artha Graha. Nilai mean variabel profitabilitas yang diukur dengan rasio return on equity (ROE) adalah sebesar 14,5370 dengan standar deviasi sebesar 14,5370.
Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas
- Uji Multikolinearitas
 - Uji Heteroskedastisitas
 
Berdasarkan hasil uji normalitas non parametrik Kolmogorov Smirnov terlihat bahwa seluruh nilai variabel lebih besar dari 0,05 yang merupakan nilai signifikansi sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah ditemukan adanya korelasi antar variabel independen dalam model regresi (Ghozali, 2006). Dari tabel tersebut diketahui bahwa tidak ada variabel independen yang mempunyai VIF lebih besar dari 10 dan toleransi kurang dari 0,10.
Tujuan dari uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah terdapat ketimpangan varians antara residu pengamatan yang satu dengan pengamatan yang lain dalam model regresi (Ghozali, 2006). Pada scatter plot di atas terlihat titik-titik menyebar secara acak baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dari sini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi pengungkapan sukarela berdasarkan variabel independen yaitu ukuran.
Analisis Regresi Berganda
Koefisien regresi pada umur sebesar 0,002 yang berarti variabel umur perusahaan berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan sukarela. Jika variabel umur perusahaan bertambah 1 satuan maka tingkat pengungkapan sukarela akan bertambah 0,002 satuan dengan asumsi seluruh variabel yang mempengaruhi tetap atau tidak berubah. Apabila variabel leverage meningkat sebesar 1 satuan maka tingkat pengungkapan sukarela akan mengalami penurunan sebesar 0,010 satuan dengan asumsi variabel lain yang berpengaruh bernilai konstan atau tidak berubah.
Apabila variabel profitabilitas meningkat sebesar 1 satuan maka tingkat pengungkapan sukarela akan mengalami penurunan sebesar 0,001 satuan dengan asumsi variabel lain yang mempengaruhi tetap atau tidak berubah. Koefisien regresi pada bagian tersebut sebesar 0,000 yang berarti variabel persentase saham publik berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan sukarela. Jika variabel persentase saham publik meningkat sebesar 1 satuan, maka tingkat pengungkapan sukarela akan meningkat sebesar 0,000 satuan dengan asumsi seluruh variabel yang mempengaruhi mempunyai nilai tetap atau tidak berubah.
Pengujian Hipotesis
Koefisien Determinasi
Uji t
Hal ini membuktikan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap publikasi sukarela laporan tahunan perusahaan. Sedangkan Bank Swadesi yang memiliki total aset terendah hanya mengungkapkan 0,23 yang berarti bank tersebut hanya mengungkapkan 3 item dari total 13 item pengungkapan sukarela. Hipotesis nol yang menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan sukarela laporan tahunan tidak dapat ditolak.
Variabel leverage tidak mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap pengungkapan sukarela karena perusahaan merasa pengungkapan informasi yang diperlukan saja sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan informasi kreditur, sehingga tidak perlu menambah biaya untuk melakukan pengungkapan sukarela. Variabel profitabilitas tidak berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan sukarela, karena perusahaan memiliki mekanisme penyebaran informasi pengungkapan sukarela dengan cara yang berbeda dibandingkan melalui laporan tahunan, misalnya melalui siaran pers. Dari sini terlihat bahwa H0 tidak dapat ditolak atau dengan kata lain variabel persentase saham publik tidak mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap publikasi sukarela laporan tahunan perusahaan.
Uji Koefisien Regresi Simultan (Uji F)
Nilai koefisien variabel persentase saham publik sebesar 0,000 dengan tingkat signifikansi probabilitas sebesar 0,632 jauh di atas alpha sebesar 0,05. Hal ini mungkin terjadi karena perusahaan merasa pengungkapan sukarela tidak memberikan manfaat yang cukup besar dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan, sehingga hanya mengungkapkan informasi yang diwajibkan BAPEPAM untuk memenuhi kebutuhan informasi pemegang saham publik.
Implikasi Manajerial
Kesimpulan
Saran