• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh kecerdasan emosional, kebiasaan belajar dan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh kecerdasan emosional, kebiasaan belajar dan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KEBIASAAN BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA

MATA PELAJARAN IPS KELAS VIII DI SMPN 2 PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN AJARAN 2015/2016

JURNAL

Oleh:

ELIN NOVIANTI 11090196

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2016

(2)
(3)

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KEBIASAAN BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA

MATA PELAJARAN IPS KELAS VIII DI SMPN 2 PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN AJARAN 2015/2016

Oleh

,

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP-PGRI Sumbar

Jl. Gunung Panggilun No.1 Padang Sumatra Barat, Telp. (0751) 7053731–Fax (0751) 7053826 Email: Elinnovianti56@gmail.com, Desiareva@yahoo.co.id,

Rizkynatassia@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to determine the effect, emotional intelligence, habit learning and achievement motivation on learning achievement in social studies class VIII SMPN 2 Island Arbor.

The results of this study indicate that:(1) Emotional intelligence obtained path coefficient value of 0.522. The coefficient value is significant because tcount amounted to 10.602> ttable 0.05 (1.663).

That is emotional intelligence significantly influence achievement motivation; (2) learning habits acquired path coefficient value of 0.544. The coefficient value is significant because tcount amounted to 11.045> ttable 0.05 (1.663). This means learning habit significant effect on achievement motivation;

(3) Emotional intelligence obtained path coefficient value of 0.317. The coefficient value is significant because thitung 4.377> 0.05 ttable (1,663). That is emotional intelligence significantly influence learning achievement; (4) learning habits acquired path coefficient value of 0.347. The coefficient value is significant because the value thitung 4.681> 0.05 ttable (1,663). This means learning habits have a significant effect on learning achievement; (5) Achievement motivation path coefficient values obtained at 0.372. The coefficient value is significant because the value thitung 3.561> 0.05 ttable (1,663). That is a significant achievement motivation effect on learning achievement.

Keywords: Emotional Intelligence, Study Habits, Achievement Motivation ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh, kecerdasan emosional, kebiasaan belajar dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran IPS kelas VIII di SMPN 2 Pulau Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Kecerdasan emosional diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,522. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung sebesar 10,602 > tTabel 0,05 (1,663).

Artinya kecerdasan emosional berpengaruh signifikan terhadap motivasi berprestasi; (2) Kebiasaan belajar diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,544. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung

sebesar 11,045 > tTabel 0,05 (1,663). Artinya kebiasaan belajar berpengaruh signifikan terhadap motivasi berprestasi; (3) Kecerdasan emosional diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,317. Nilai koefisien ini signifikan karena thitung sebesar 4,377 > tTabel 0,05 (1,663). Artinya kecerdasan emosional berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar; (4) Kebiasaan belajar diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,347. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung sebesar 4,681 > tTabel 0,05 (1,663).

Artinya kebiasaan belajar berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar; (5) Motivasi berprestasi diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,372. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung sebesar 3,561 > tTabel 0,05 (1,663). Artinya motivasi belajar berpengaruh signifikan terhadap prestasi.

Kata Kunci: Kecerdasan Emosional, Kebiasaan Belajar, Motivasi Berprestasi

(4)

PENDAHULUAN

Pada hakikatnya, pendidikan adalah hal yang telah kita lalui dan telah berlangsung seumur hidup yang di jalani. Kemampuan- kemampuan yang ada di diri kita serta didikan-didikan yang telah berlangsung selama itu memberikan arahan untuk bersosialisasi di dalam bermasyarakat merupakan contoh pendidikan yang kita lalui. Segala yang berhubungan dengan kehidupan di dunia ini tak lepas dari pendidikan, seperti yang dijelaskaskan dalam Undang-Undang sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 bahwa:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara efektif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”. Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya, dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri, tidak dengan bantuan orang lain.

Pertolongan dan bimbingan yang

diberikan berupa bimbingan belajar sehinga menunjang perkembangan siswa. Pendidikan dilakukan agar peserta didik menyadari bahwa setiap peserta didik memiliki kemampuan untuk berprestasi, terencana dalam pendidikan. Karena dalam kehidupan bermasyarakat di pandang bahwa pendidikan dibutuhkan agar menjadi individu yang bermanfaat, bermatabat, serta berkepribadian sosial yang baik di lingkungan masyarakat. Dengan tujuan Negara kita mampu untuk memajukan, menyejahterakan, dan meratakan pendidikan di seluruh Indonesia dan mencapai tujuan Nasional Negara Indonesia.

Prestasi merupakan suatu hal yang penting, karna merupakan tolak ukur untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan seorang peserta didik dalam memahami dan mengusasi suatu mata pelajaran. Menurut Tu’u (2004:75) prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan oleh nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar juga menjadi pedoman untuk peserta didik dalam melajutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi, contohnya melalui proses evaluasi formatif atau nilai ujian tengah semester seperti yang ada pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1: Nilai Ulangan Harian 1 Semester 2 Mata Pelajaran IPS Siswa SMPN 2 Pulau Punjung

No Kelas Jumlah siswa

Rata-

rata KKM Tuntas % Tidak tuntas

%

1 VIII A 22 72 75 15 68,18 7 31,82

2 VIII B 23 59 75 5 21,74 18 78,26

3 VIII C 22 65 75 6 27,27 16 72,73

4 VIII D 24 63 75 4 16,67 20 83,33

5 VIII E 22 54 75 2 9,09 20 90,91

Sumber : Guru bidang studi IPS SMPN 2 Pulau Punjung, 2016

Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa prestasi belajar IPS siswa kelas VIII SMPN 2 Pulau Punjung masih kurang memuaskan dan belum sesuai dengan apa yang diharapkan karena masih ada yang berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang di tetapkan oleh sekolah SMPN 2 Pulau Punjung yaitu 75. Kelas yang memiliki tingkat ketuntasan tertinggi yaitu kelas VIII

A sebesar 45% dengan 10 orang siswa yang tuntas dari 22 siswa, sedangkan kelas yang terendah tingkat ketuntasannya yaitu kelas VIII E sebesar 9,09% dengan 2 orang siswa yang tuntas dari 22 siswa. Kondisi ini membuktikan masih rendahnya hasil belajar IPS siswa di sekolah di sebabkan oleh berbagai faktor diantaranya siswa yang tidak serius dalam proses belajar, kurangnya kecerdasan emosional, tidak konsentrasi saat

(5)

guru menerangkan pelajaran, pengaruh lingkungan atau pengaruh temen sebaya, kurangnya motivasi berprestasi siswa, kebiasaan belajar yang tidak baik dari siswa itu sendiri akan berdampak pada prestasi belajar siswa.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah Deskriptif dan Asosiatif. Menurut Arikunto (2010:105) penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan menjelaskan atau mendiskripsikan suatu hal seperti apa adanya. Selanjutnya Arikunto (2010:239) menjelaskan bahwa metode asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menentukan ada tidaknya hubungan antar variabel dan apabila ada, berapa erat hubungannya. Tempat dan waktu penelitian dilakukan pada siswa SMPN 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya.

Waktu yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah selama kurang lebih 1 (satu) bulan.

Polulasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMPN 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya yang terdaftar di tahun ajaran 2015/2016 sebanyak 113 orang.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Propotional Random Sampling dalam penelitian ini jumbah sampel adalah 88 orang. Kecerdasan emosional, Kebiasaan belajar dan Motivasi berprestasi, dan Prestasi belajar diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner yang telah diuji cobakan terlebih dahulu. Penyusunan angket atau kuesioner berpedoman kepada skala likert dengan beberapa alternatif jawaban dengan diberi bobot penilaian positif dan negatif. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif yang terdiri dari analisis jalur, kaulitas granger dan uji hipotesis.

Jenis Data Dan Sumber Data Jenis Data

1. Data primer

Data yang dikumpulkan secara langsung melalui pengisian kuesioner oleh sampel penelitian dalam kecerdasan emosional,

kebiasaan belajar dan moivasi berprestasi.

Data tersebut diperoleh dari siswa yang menjadi responden yang menjadi objek penelitian ini. Data primer dikumpulkan dari responden yang menjadi sampel.

2. Data sekunder

Data yang dikumpulkan melalui tata usaha dan guru bidang studi maupun dokumentasi serta catatan-catatan yang relevan dan berhubungan dengan penelitian yang penulis lakukan.

PEMBAHASAN

Deskripsi Variabel Prestasi Belajar (Y) Dapat diketahui bahwa rata-rata prestasi belajar siswa yaitu sebesar 64,72, sedangkan prestasi belajar yang terendah diperoleh oleh siswa sebanyak 7 orang yaitu dengan nilai berkisar antara 50-54, dan prestasi belajar yang tertinggi diperoleh sebanyak 1 orang siswa yaitu dengan nilai yang berkisar antara 80-84. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari guru mata pelajaran IPS, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa siswa kelas VIII SMPN 2 Pulau Punjung Tahun Pelajaran 2015/2016 masih banyak yang memiliki prestasi belajar yang masih rendah yaitu sebanyak 50 orang siswa.

Deskripsi Variabel Kecerdasan Emosional (X1)

Dapat diperoleh informasi bahwa total rata-rata skor kecerdasan emosional yaitu sebesar 4,00 dengan TCR sebesar 80%

tergolong pada kategori baik. Pada variabel kecerdasan emosional tanggapan responden yang tertinggi terdapat pada indikator mengungkapkan dan memahami perasaan dengan rata-rata skor sebesar 4,27 dan TCR sebesar 85%, berada pada ketegori baik, sedangkan tanggapan responden yang terendah terdapat pada indikator kesetiakawanan dengan rata-rata skor sebesar 3,76 dan TCR sebesar 75% berada pada ketegori cukup baik

.

Deskriptif Variabel Kebiasaan Belajar (X2)

diperoleh informasi bahwa total rata- rata skor variabel kebiasaan belajar yaitu 3,33 dan TCR sebesar 67% tergolong pada

(6)

kategori cukub baik. Pada variabel kebiasaan belajar tanggapan responden yang tertinggi terdapat pada indikator membuat jadwal belajar dan melaksanakannya dengan rata- rata skor sebesar 3,73 dan TCR sebesar 75%, berada pada ketegori cukub baik, sedangkan tanggapan responden yang terendah terdapat pada indikator mengulang bahan pelajaran dengan rata-rata skor sebesar 2,97 dan TCR sebesar 59% berada pada ketegori kurang baik

.

Deskriptif Variabel Motivasi Berprestasi (X3)

Dapat diketahui bahwa rata-rata skor variabel motivasi berprestasi adalah sebesar

3,82 dan TCR sebesar 76% berada pada kategori cukup baik. Pada variabel motivasi berprestasi tanggapan responden yang tertinggi berada pada indikator kesediaan memikul tanggung jawab dan suka mengambil resiko dengan rata-rata skor sebesar 4,39 dan TCR sebesar 88% berada pada ketegori cukup baik, sedangkan tanggapan responden yang terendah berada pada indikator memperhitungkan kegagalan dan keberhasilan secara kreatif dengan rata- rata skor sebesar 3,39 dan TCR sebesar 68%

berada pada ketegori cukup baik.

Hasil Uji Kaulitas Granger

Pairwise Granger Causality Tests Date: 03/21/16 Time: 16:18 Sample: 1 88

Lags: 2

Null Hypothesis: Obs F-Statistic F tabel

Prob.

X2 does not Granger Cause X1 86 1.10097 3,11

0.3375 X1 does not Granger Cause X2 2.19688 3,11

0.1177 X3 does not Granger Cause X1 86 1.30922 3,11

0.2757 X1 does not Granger Cause X3 1.58073 3,11

0.2121 X3 does not Granger Cause X2 86 3.85582 3,11

0.0251 X2 does not Granger Cause X3 2.02952 3,11

0.1380 Y does not Granger Cause X1 86 0.96526 3,11

0.3852 X1 does not Granger Cause Y 0.97998 3,11

0.3797 Y does not Granger Cause X2 86 4.12830 3,11

0.0196 X2 does not Granger Cause Y 3.10338 3,11

0.0503

(7)

Y does not Granger Cause X3 86 0.05015 3,11

0.9511 X3 does not Granger Cause Y 0.14013 3,11

0.8695 Sumber: olah data primer 2016

Analisis Jalur (Part Analysis) Tahap 1

Dalam penelitian ini sub struktur pertama yang dilakukan adalah melihat pengaruh kecerdasan emosional, dan kebiasaan belajar terhadap motivasi berprestasi pada mata pelajaran IPS siswa kelas VIII SMPN 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya.

1. Pada variabel kecerdasan emosional diperoleh nilai thitung sebesar 10,602 >

tTabel 0,05 (1,663). Artinya apabila kecerdasan emosional naik pada setiap satuanya, maka motivasi berprestasi akan naik sebesar 0,522 dalam setiap satu satuannya.

2. Pada variabel kebiasaan belajar diperoleh nilai thitung sebesar 11,045 >

tTabel 0,05 (1,663) artinya apabila kebiasaan belajar naik pada setiap satuanya, maka motivasi berprestasi akan naik sebesar 0,544 dalam setiap satu satuannya.

Tahap 2

Dalam penelitian ini untuk sub struktur kedua yang dilakukan adalah melihat pengaruh antara kecerdasan emosional, kebiasaan belajar, dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran IPS siswa kelas VIII SMP N 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya.

1. Pada variabel kecerdasan emosional diperoleh nilai thitung sebesar 4,377 >

tTabel 0,05 (1,663). Artinya apabila kecerdasan emosional naik pada setiap satuanya, maka prestasi belajar akan naik sebesar 0,317 dalam setiap satu satuannya. Pada variabel kebiasaan belajar diperoleh nilai thitung

sebesar 4,681 > tTabel 0,05 (1,663).

Artinya apabila kebiasaan belajar naik pada setiap satuanya, maka prestasi belajar akan naik sebesar 0,347 dalam setiap satu satuannya.

2. Pada variabel motivasi berprestasi diperoleh nilai thitung sebesar 3,561 >

tTabel 0,05 (1,663). Artinya apabila motivasi berprestasi siswa naik pada setiap satuanya, maka prestasi belajar akan naik sebesar 0,372 dalam setiap satu satuannya.

Hasil Uji t

1. Hipotesis pertama, terdapat pengaruh yang signifikan antara kecerdasan emosional terhadap motivasi berprestasi . Pada variabel kecerdasan emosional diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,522.

Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung sebesar 10,602 > tTabel

0,05 (1,663), berarti H0 ditolak dan Ha diterima, dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifkan antara kecerdasan emosional terhadap motivasi berprestasi.

2. Hipotesis kedua, terdapat pengaruh yang signifikan antara kebiasaan belajar terhadap motivasi berprestasi. Pada variabel kebiasaan belajar diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,544. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung sebesar 11,045 > tTabel 0,05 (1,663), berarti H0 ditolak dan Ha diterima, dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kebiasaan belajar terhadap motivasi berprestasi.

3. Hipotesis ketiga, terdapat pengaruh yang signifikan antara kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar.

Pada variabel kecerdasan emosional diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,317. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung sebesar 4,377 > tTabel 0,05 (1,663), berarti Ha

diterima dan H0 ditolak, dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar.

(8)

4. Hipotesis empat, terdapat pengaruh yang signifikan antara kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar.

Pada variabel kebiasaan belajar diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,347. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung sebesar 4,681 > tTabel 0,05 (1,663), berarti Ha

diterima dan H0 ditolak, dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar.

5. Hipotesis kelima, terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar.

Pada variabel motivasi berprestasi diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,372. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung sebesar 3,561 >

tTabel 0,05 (1,663), berarti Ha diterima dan H0 ditolak, dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar.

Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2) Berdasarkan hasil yang diperoleh nilai R square sebesar 0,854. Artinya 85,40%

perubahan pada variabel dependen (prestasi belajar) dapat dijelaskan oleh variabel independen (kecerdasan emosional, kebiasaan belajar, dan motivasi berprestasi) sedangkan sisanya sebesar 14,60%, dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk kedalam penelitian ini, seperti:

lingkungan sekolah, minat belajar, metode mengajar guru dan lain sebagainya.

Penutup

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Kecerdasan emosional berpengaruh terhadap motivasi berprestasi, dimana diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,522. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung sebesar 10,602 >

tTabel 0,05 (1,663). Artinya apabila kecerdasan emosional naik pada setiap satuanya, maka motivasi berprestasi akan naik sebesar 0,522 dalam setiap satu satuannya.

Sedangkan pengaruh langsung kecerdasan emosional terhadap motivasi berprestasi yaitu sebesar 27,30%.

2. Kebiasaan belajar berpengaruh terhadap motivasi berprestasi, dimana diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,544. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung sebesar 11,045 >

tTabel 0,05 (1,663) artinya apabila kebiasaan belajar naik pada setiap satuanya, maka motivasi berprestasi akan naik sebesar 0,544 dalam setiap satu satuannya. Sedangkan pengaruh langsung kebiasaan belajar terhadap motivasi berprestasi yaitu sebesar 29,60%.

3. Kecerdasan emosional berpengaruh terhadap prestasi belajar, dimana diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,317. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung sebesar 4,377 >

tTabel 0,05 (1,663). Artinya apabila kecerdasan emosional naik pada setiap satuanya, maka motivasi berprestasi akan naik sebesar 0,317 dalam setiap satu satuannya.

Sedangkan pengaruh langsung kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar yaitu sebesar 10,10%, dan pengaruh tidak langsung kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar melalui motivasi berprestasi yaitu sebesar 5,90%. Jadi dapat disimpulkan pengaruh keceradasan emosional terhadap prestasi belajar meningkat setelah adanya motivasi berprestasi dari 10,10% menjadi 16,00%.

4. Kebiasaan belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar, dimana diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,347. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung sebesar 4,681 >

tTabel 0,05 (1,663). Artinya apabila kebiasaan belajar naik pada setiap satuanya, maka prestasi belajar akan naik sebesar 0,347 dalam setiap satu satuannya. Sedangkan pengaruh langsung kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar yaitu sebesar 12,00%, dan pengaruh tidak langsung kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar melalui motivasi berprestasi yaitu sebesar 10,20%. Jadi dapat

(9)

disimpulkan pengaruh kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar meningkat setelah adanya motivasi berprestasi dari 12,00% menjadi 22,20%

5. Motivasi berprestasi berpengaruh terhadap prestasi belajar, dimana diperoleh koefisien jalur sebesar 0,372. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung sebesar 3,561 >

tTabel 0,05 (1,663). Artinya apabila motivasi berprestasi siswa naik pada setiap satuanya, maka prestasi belajar akan naik sebesar 0,372 dalam setiap satu satuannya. Sedangkan pengaruh langsung motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar yaitu sebesar 13,80%.

Saran 1. Bagi guru

Setelah dilakukan penelitian di SMPN 2 Pulau Punjung, dijelaskan bahwa guru harus lebih memperhatikan siswa-siswi.

Menanamkan emosi dan menumbuhkan nilai-nilai positif kepada siswa agar timbul rasa memiliki sesama teman seperti kemampuan dalam mengendalikan diri, mampu memecahkan masalah, dan mampu menjaga tali persahabatan agar siswa memiliki rasa kesetiakawanan.

Selain kecerdasan emosional, kebiasaan belajar juga sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Oleh sebab itu guru harus mengulang kembali bahan atau materi pelajaran kepada siswa-siswi yang telah dipelajari yaitu pada mata pelajaran IPS Terpadu yang diselenggarakan di sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa yang lebih efektif.

Selanjutnya motivasi berprestasi siswa juga mempengaruhi prestasi belajar siswa seperti mengajak dan menanamkan jiwa mandiri dan menumbuhkan keberanian siswa dalam mengambil keputusan dengan memberikan tugas-tugas yang berhubungan dengan materi pelajaran IPS Terpadu.

2. Bagi siswa

Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu menyarankan kepada siswa agar mampu meningkatkan kesetiakawanan sesama teman, diri sendiri maupun terhada guru, karena dengan meningkatkan kesetiakawanan akan mampu mengendalikan kecerdasan emosional, karena kecerdasan emosional akan berdampak terhadap motivasi berprestasi dan akan berpengaruh terhadap prestasi belajar untuk kedapannya.

Siswa juga harus mempunyai kebiasaan belajar yang baik, maka dari itu penulis menyarankan kepada siswa agar selalu mengulang pelajaran yang dipelajari disekolah, agar otak akan selalu terlatih.

Dengan sering mengulang kembali pelajaran dirumah akan membuat kita terbiasa terhadap pelajaran tersebut, dan akan mudah diingat, dengan demikian akan berpengaruh terhadap prestasi belajar untuk kedepannya.

Siswa juga harus mempunyai motivasi yang sangat besar dalam belajar serta menumbuhkan sikap ingin mencapai suatu tujuan dalam belajar yang lebih baik.

Apabila siswa memiliki motivasi yang baik, maka akan tumbuh semangat untuk belajar dan berusaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan penelitian lanjutan untuk menambahkan variabel yang berbeda seperti minat, kreativitas belajar, percaya diri, pengelolaan kelas dan lain-lain. Tujuannya adalah agar peneliti selanjutnya lebih bagus lagi dan kreatif.

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

PT Rineka Cipta: Jakarta

Ardiansyah Pratama Putra. 2008. Pengaruh lingkungan keluarga dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas VIII SMP Negeri 13 Malang.

Universitas Negeri Malang: Fakultas Ekonomi. Skripsi

(10)

Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. ALFABETA:

Bandung

Baharuddin dan Wahyudi, nur. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran, Ar-ruz Media Group: Yogyakarta

Djaali. 2009. Psikologi Pendidikan. PT Bumi Aksara: Jakarta

Djalal, M.F. 2009. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa Asing. P3T IKIP Malang: Malang

Golemen, Daniel. 2002. Kecerdasan Emosional (terjemahan). PT.

Gramedia Pustaka: Jakarta

Inayah. 2007. Pengaruh motivasi belajar, kedisiplinan siswa, dan kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar pendidikan agama islam siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Purwokerto Pekalongan. IAIN Walisongo : Skripsi

Infirul Tati’ah. 2009. Pengaruh kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VIII SMPN 2 Rejotangan Tulung agung tahun ajaran 2009/2010. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) : Program Studi Tadris Matematika.

Skripsi

Irianto, Agus. 2004. Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya. Kencana: Jakarta Lindra Listyo Dwi Wulansari. 2009.

Pengaruh motivasi berpresatasi dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas IX pada mata pelajaran ekonomi di SMP Negeri 1 Malang. Universitas Negeri Malang : Fakultas Ekonomi: Skripsi

Mudjiono, Dimyati. 2010. Belajar dan Pembelajaran. PT Abadi Mahasatya:

Jakarta.

Nasrudin, Endin.2010. Psikologi

Manajemen. Pustaka Setia: Bandung Priyatno, Dwi. 2009. Mandiri Belajar SPSS.

PT Buku Kita: Jakarta

Riduwan. 2007. Cara Mengunakan dan Memaknai Analis Jalur (Path Analysis). Alfabeta: Bandung Saifudin, Azwar. 2004. Pengantar Psikologi

Intelegensi. Pustaka Belajar:

Jogjakarta

Sardiman, A.M. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Siti Ngatipoh. 2008. Pengaruh motivasi berprestasi dan kreativitas berpikir terhadap prestasi belajar ipa (fisika) kelas VIII SMP Negeri se-Kabupaten Purworejo tahun pelajaran

2011/2012. Universitas

Muhammadiyah Purworejo. Jurnal Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. PT Rineka Cipta: Jakarta

Sudjana, Nana. 2007. Penelitian dan Penilaianan Pendidikan. Sinar Baru Algesindo: Bandung

Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan:

Teori dan Aplikasi dengan SPSS.

ANDI: Yogyakarya

Suryabrata, Sumadi. 2007. Psikologi Pendidkan. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta: Bandung Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009.

Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Remaja Rosdakarya:

Bandung

Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Belajar.

Raja Gravindo Pustaka: Jakarta Tulus, Tu’u. 2004. Peran Disiplin Pada

Perilaku dan Prestasi Siswa.

Grasindo: Jakarata

Uno, Amzah B. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya:Analisis di Bidang Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta.

Witherington. 2005. Psikologi Pendidikan.

PT Remaja Rosdakarya: Bandung

Referensi

Dokumen terkait

The energy levels of this system are called Landau levels there several works are made noncommutative geometry to explain the Landau problem charged particle moving in magnetic field ,