• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, kompetensi

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, kompetensi"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPETENSI GURU DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA GURU

DI SMA N 3 LUBUK BASUNG

JURNAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)

YULIANIS 12090108

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2017

(2)

v

HALAMAN PENGESAIIAN JURNAL

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPETENSI GTIRU DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KTNERJA GURU

DI SMA NEGERI3 LI]BUK BAST]NG

OIeh:

Nama

: Yuhams

NPM

:12090108

Program Studi : Pendidikan Ekonomi

Institusi

: Sekolah Tinggi Keguruan

dan

Ilmu Pendidikan

( STKIP) PGRISumatera Barat

Padang, Maret 2017

Disetujui

Pembimbing I

r

(Mona Amelia,

(3)

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPETENSI GURU DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA GURU

DI SMA NEGERI 3 LUBUK BASUNG Oleh :

, Ansofino,2Mona Amelia,3

1,Mahasiswa dan2,3Dosen program studi pendidikan ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat

yuliyulianis0812@gmail.com,ansofino2001@yahoo.com,monaamelia8625@gmail.com ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, kompetensi guru dan disiplin kerja terhadap kinerja guru di SMA N 3 Lubuk Basung.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan asosiatif. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh guru di SMA N 3 Lubuk Basung sebanyak 44 orang guru. Pengambilan sampel menggunakan teknik Cluster Sampling yaitu seluruh guru yang berjumlah 44 orang. Jenis data adalah data primer (menyebarkan angket) dan data sekunder. Teknik analisis data adalah Analisis Regresi Berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru yang belum sertifikasi dengan nilai koefisien sebesar 0,630 dan nilai thitung=7,641> ttabel=2,019, 2) Kompetensi guru berpengaruh terhadap kinerja guru yang belum sertifikasi dengan nilai koefisien sebesar 0,423 dan nilai thitung= 4,299> ttabel= 2,019, 3) Disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja guru yang belum sertifikasi dengan nilai koefisien sebesar 0,331 dan nilai thitung=2,697> ttabel =2,019, 4) kepemimpinan kepala sekolah, kompetensi guru dan disiplin kerja secara bersamaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru. Nilai Koefisien dengan sig 0,000 < 0,05 dengan nilai Fhitung= 64,126 > dan FTabel(2,84), Besarnya pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, kompetensi guru dan disiplin kerja terhadap kinerja guru yaitu 82,8% dan sisanya 17,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukan dalam penelitian.

Kata kunci: kepemimpinan, kompetensi, disiplin, kinerja ABSTRACT

This study aims to determine how much influence the leadership of the principal, teacher competence, and discipline the performance of teachersin SMA N 3 Lubuk Basung.This research type is descriptive and associative. The population of this research is all teachers in SMA N 3 Lubuk cone as many as 44 teachers. Cluster sampling using sampling that all teachers who numbered 44 people. This type of data is primary data (distributing questionnaires) and secondary data. The data analysis technique is the Multiple Regression Analysis. The results of this study indicate that the leadership the principal influence on the performance of teachers who have not been certified by the coefficient value of 0.630 and the value of t = 7.641> table = 2.019, 2) competence of teachers affect the performance of teachers who have not been certified by the coefficient value of 0.423 and the value of t = 4.299> table = 2.019, 3) discipline influential work on teacher performance that has not been certified by the coefficient value of 0.331 and the value of t = 2.697> table = 2,019, 4) school leadership, teacher competence and discipline at the same time a significant effect on the performance of teachers , The coefficient value with sig 0.000 <0.05 with a value of F = 64.126> and F table (2.84), amount of influence school leadership, teacher competence and discipline the performance of teachers is 82.8% and the remaining 17.2% influenced by other factors not included in the research.

Keywords: leadership, competence, discipline, performance

(4)
(5)

PENDAHULUAN

Guru merupakan profesi profesional di mana ia dituntut untuk berupayasemaksimal mungkin menjalankan profesinya sebaik mungkin. Sebagai seorang guru profesional, maka tugas guru sebagai pendidik, pengajar dan pelatih hendaknya dapat berimbas kepada siswanya.Dalam hal ini guru hendaknya dapat meningkatkan terus kinerjanya yang merupakan modal bagi keberhasilan pendidikan.

Yang dimaksud dengan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi. Tugas tersebut dilakukan terhadap semua peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Selanjutnya yang dimaksud dengan professional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pend idikan profesi. Kinerja guru menjadi salah satu penentu dalam mencapai hasil proses belajar mengajar yang berkualitas, dimana kinerja merupakan hal yang penting dalam organisasi agar tujuan organisasi tersebut tercapai.

Guru juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan .guru yang berprofesional diharapkan menghasilkan lulusan yang berkualitas (Saondi, 2010:18).

Kinerja guru (prestasi kerja) merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai denagan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Mangkunegara (2010:76).

penulis tertarik melakukan penelitian di SMA N 3 Lubuk Basung yang mana bisa dilihat dari Akreditasi sekolah masih B dan jumlah guru yang sertifikasi dan non sertifikasi masih sediktit dan siswa yang masuk kesekolah pun masih sedikit, serta kalau dilihat dari prestasi yang diraih kepala sekolah pun belum ada dari dia menjabat menjadi kepala lebih kurang enam tahun dan prestasi guru serta siswanya masih tergolong rendah, jika dibandingkan dari sekolah SMA N 1 dan SMA N 2 Lubuk Basung kecamatan lubuk basung. Serta kalau dilihat dari nilai kelulusan UN SMA N 3 Lubuk Basung juga mengkhwatir yang mana nilai kelulusan UN nya masih peringkat 3 dari sekolah SMA N 1 Lubuk Basung dan SMA N 2 Lubuk Basung kecamatan Lubuk Basung. Seperti yangterlihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1. Data Perbandingan Nilai UN SMA N Terakreditasi Se- Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam

No Sekolah

Ak- redi-

tasi

Mata Pelajaran

Total Peringkat B.ind B.ing MTK Fisika Kimia Biologi

1

SMA N 2 Lubuk Basung

A 79.76 53.44 60.08 82.81 71.48 70.18 417.75 1

2

SMA N 1 Lubuk Basung

A 78.46 48.82 55.94 78.55 69.10 66.93 397.8 2

3

SMA N 3 Lubuk Basumg

B 75.37 47.19 56.35 69.35 65.79 67.88 381.93 3

Sumber:

www.referensi.data.kemendikbud.go.id

(6)

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa peringkat pertama Ujian Nasional SMA N yang terakreditasi se-Kecamatan Lubuk Basung diperoleh oleh SMA N 2 Lubuk Basung dengan total nilai yaitu 417.75, peringkat kedua SMA N 1 Lubuk Basung dengan total nilai 397.8, peringkat ketiga SMA N 3 Lubuk Basung dengan total nilai 381.93. Dari tabel diatas terlihat jelas rendahnya nilai UN SMA N 3 Lubuk Basung dibandingkan 3 sekolah yang terakreditasi, hal ini diduga disebabkan rendahnya kualitas kinerja guru.

Masih belum maksimalnya kinerja guru di SMA N 3 Lubuk Basung, diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja guru adalah faktor kepemimpinan kepala sekolah. Menurut Sari dan Wardi (2012) mengemukakan bahwa kepemimpinan kepala sekolah adalah seseorang guru yang mempunyai kemampuan untuk memimpin segala sumber daya yang ada pada suatu sekolah, sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan bersama. Apabila kepemimpinan kepala sekolah bagus maka kinerja guru juga akan bagus.

Selain kepemimpinan kepala sekolah mempengaruhi kinerja guru maka kompetensi guru juga mempengaruhi kinerja guru. Sebagaimana dijelaskan dalam pasal 10 Undang Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 kompetensi guru meliputi kompetensi pendagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional. Jadi standar kompetensi guru dikembangkan secara utuh dari empat kompetednsi tersebut, yang mana keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru (Permen,No 16:2007). Jadi seorang guru harus menguasai keempat kompetensi tersebut.

Selain kepemimpinan kepala sekolah, kompetensi guru faktor lain yang mempengaruhi kinerja guru adalah disiplin kerja. Hal ini dapat dilihat dari data absensi guru untuk data kesekolah setiap harinya.

Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja guru adalah disiplin kerja. Menurut Barnawi & Arifin (2014:111) menyatakan bahwa disiplin adalah kepatuhan atau tindakan menertibkan orang-orang pada

suatu organisasi agar sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kehadiran guru di suatu sekolah sangat penting, kerena hal tersebut akan berpengaruh terhadap kinerja guru itu sendiri,

KAJIAN PUSTAKA A. Kinerja Guru

Menurut Supardi (2013:45) kinerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk melaksanakan, menyelesaikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan harapan dan tujuan yang telah ditetapkan . Dilhat dari kata kinerja berasal dari kata performance, yang memberikan tiga arti, yaitu: (1) “ prestasi “ seperti dalam konteks atau kalimat “ high performance car”, atau mobil yang sangat cepat”, (2) “pertunjukan

“ seperti dalam konteks atau kalimat “ folk dance performance “, atau “ pertunjukan tari-tarian rakyat”, (3) “ pelaksanaan tugas”

seperti dalam konteks atau kalimat “ in performing his/her duties”.

Kinerja guru adalah prestasi yang dicapai sebagai hasil kerja seorang guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya, sesuai kewenangan dan kemampuan yang dimiliki”. Sedangkan, Rabiyah, dkk (2012:4), mengemukakan bahwa “kinerja guru pada dasarnya merupakan kegiatan guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai seorang pengajar dan pendidik di sekolah”. Sementara, Rusman (2012:50), mengemukakan bahwa “kinerja guru adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran, yaitu bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan menilai hasil belajar”,(S. Wardi, 2012).

B. Kepemimpinan Kepala Sekolah Menurut Kartono (2011:51) berpendapat bahwa kepemimpinan adalah seseorang pribadi yang memiliki superioritas tertentu, sehingga dia memiliki kewibawaan dan kekuasaan untuk menggerakkan orang lain melakukan usaha bersama guna mencapai satu sasaran tertentu. Jadi, pemimpin itu harus mempunyai atau memiliki satu atau beberapa kelebihan, sehingga dia mendapat pengakuan dan respek dari para pengikutnya,serta dipatuhi segala

(7)

perintahnya. Menurut Purwanto (2009:27) menyatakan kepemimpinan kepala adalah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan suatu kelompok yang diorganisasikan menuju kepada penentuan dan pencapaian tujuan.

C. Kompetensi Guru

Menurut Musfah (2011:27), Kompetensi adalah kumpulan pengetahuan, prilaku, dan keterampilan yang harus dimiliki guru untuk mencapai tujuan pembelajran dan pendidkan. Sedangkan Kompetensi Guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial dan spritual yang membentuk standar kompetensi profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalitas.

Agung (2014:39) kompetensi guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

Berdasarakan peraturan pemerintah (PP) No.18/2007 tentang guru, dinyatakan bahwasannya kompetensi yang harus yang harus dimiliki oleh guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

D. Disiplin Kerja

Menurut Rivai (2009:825) Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manejer untuk berkomonikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesedian seseorang mentaati semua peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku.

Sementara menurut (Gusti, 2012), mendefinisikan disiplin kerja sebagai suatu sikapmenghormati,menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidaak tertulis.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah berupa deskriptif dan asosiatif. Menurut Sugiyono (2013:10) penelitian deskriptif adalah penelitian yang menerangkan suatu gejala, peristiwa, dan kejadian yang telah terjadi serta menentukan ada tidaknya pengaruh suatu variabel bebas dan variabel terikat.

Selanjutnya Sugiyono (2013:11) penelitian asosiatif adalah penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan antar dua variabel atau lebih yaitu pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, kompetensi guru, dan disiplin kerja terhadap kinerja guru di SMA N 3 Lubuk Basung.

Populasi merupakan keseluruhan jumlah dari subjek peneliti yaitu individu yang mempunyai satu sifat yang sama yang terdapat pada wilayah penelitian. Adapun yang ditetapkan sebagai populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru di SMA Negeri 3 Lubuk Basung yaitu sebanyak 44 orang.

Sugiyono (2013:116) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

pengambilan sampel dalam penelitian yaitu dengan menggunakan sampel jenuh.

Sampel jenuh adalah dimana pengambilan sampel tersebut diambil dari semua populasi. Teknik pengampil sampel mengunakan Cluster Sampling , karena dalam penelitian dilakukan berdasarkan kelompok guru sertifikasi dan non sertifikasi. maka peneliti mengambil sampel semua guru yang ada di SMA N 3 Lubuk Basung yang mana jumlah guru sertifikasi yaitu sebanyak 25 orang sedangkan jumlah guru non sertifikasi yaitu 19 orang.

Menurut Siregar (2011:138) skala likert adalah skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapatan dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau fenomena tertentu. Skala likert memiliki dua bentuk penyataan yaitu pernyataan positif dan negatif. Angket yang disusun dalam kontinum yang terdiri lima kategori, dengan pernyataan angket bersifat positif dan negatif.

(8)

Teknis Analisis Data

1. Analisis Deskriptif 2. Analisis Induktif 3. Uji Asumsi Klasik

Pengujian hipotesis dilakukan dengan mengunakan model analisis regresi variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun persamaan regresi, yaitu:

Y = a +

1

X

1

+

2

X

2

+

3

X

3 +

e Dimana:

Y = Kinerja Guru

X

1

= Kepemimpinan Kepala Sekolah

X

2

= Kompetensi Guru X

3

= Disiplin Kerja a = Nilai konstanta

1,2,3

= Koefisien regres e = Standar Error

Sebelum melakukan penelitian terhadap responden, terlebih dahulu dilakukan uji coba penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui Validitas dan Realibilitas.

Menurut Arikunto (2010:211) “sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan .” sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Untuk mengukur validitas dapat dilakukan dengan melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel.

Suatu instrument dinyatakan valid (sah) jika pernyataan pada suatu angket mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh angket tersebut. Pernyataan dinyatakan valid jika corrected item total correlation> 0,361.Uji reliabilitas adalah suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik, (Arikunto 2010:221).

Variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha> 0.60.

Untuk mengukur reliabilitas dari suatu instrument dalm penelitian ini, peneliti melihat nilai Cronbach Alpha dengan mengunakan bantuan SPSS Versi 16.0.

Tabel 2. Hasil Uji Validitas

Variabel Keterangan

Valid Tidak Valid

Y 13 2

X1 13 2

X2 11 1

X3 8 1

Sumber : olahan data SPSS (Peneliti),2016

Tabel 3. Hasil Analisa Uji Reliabilitas Uji Coba Angket Variabel Cronbach's

Alpha

Batas

Nilai Keterangan

Kinerja Guru 0,825 0,60 Reliabel

Kepemimpinan Kepala

Sekolah 0,841 0,60 Reliabel

Kompetensi Guru 0,853 0,60 Reliabel

Disiplin Kerja 0,867 0,60 Reliabel

Sumber: Olahan Data Primer Bulan November 2016

(9)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil TCR Variabel Kinerja Guru

Dari hasil TCR diperoleh rata-rata Skor perindikator pada variabel kinerja guru antara lain: kemampuan membuat perencanaan dan persiapan mengajar dengan TCR 84.55% dengan kategori baik, kemampuan melaksanakan pelajaran dengan TCR 84.70% kategori baik, kemampuan penilaian hasil belajar dengan TCR 83.79% kategori baik, kemampuan melaksanakan program pengayaan dengan TCR 83.79% kategori baik, kemampuan melaksanakan program remedial dengan TCR 86,97% dengan kategori baik.

B. Hasil TCR Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah

Dari hasil TCR diperoleh rata-rata skor perindikator pada variabel kepemimpinan kepala sekolah antara lain: Menerapkan pendekatan kemampuan partisipasi dalam proses pengambilan keputusan dengan TCR 86.21% kategori baik, Memiliki gaya kepemimpinan yang Demokratis,lugas dan Terbuka dengan TCR 85.76% kategori baik, Membimbing dan mengarahkan guru dalam memecahkan masalah - masalah kerjanya dengan TCR 88.33% kategori baik, Menunjukan sikap dan perilaku teladan yang dapat menjadi panutan bagi guru,peserta didik dan seluruh warga sekolah dengan TCR 88.48% kategori baik, Menjamin kebutuhan peserta didik,guru staf,orang tua dan masyarakat sebagai pusat kebijakandengan TCR 86.36% kategori

baik.

C. Hasil TCR Variabel Kompetensi Guru

Dari hasil TCR diperoleh rata-rata skor perindikator pada variavel kompetensi guru antara lain: Kompetensi Pedagogik dengan TCR 85.45% kategori baik, Kompetensi Kepribadian dengan TCR 86.21% dengan kategori baik, Kompetensi Sosial dengan TCR 85.15% kategori baik, Kompetensi Profesional dengan TCR 86.97% kategori baik.

D. Hasil TCR Variabel Disiplin Kerja

Dari hasil TCR diperoleh rata-rata skor perindikator pada variabel disiplin kerja antara lain:

Disiplin terhadap tugas kedinasan dengan TCR 90.61% dengan kategori sangat baik, Disiplin terhadap waktu dengan TCR 91.82% kategori sangat baik, Disiplin terhadap sikap dan tingkah laku dengan TCR 93.79%

kategori sangat baik.

HASIL UJI ASUMSI KLASIK 1. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas menurut Suliyanto (2011:69) digunakan untuk melihat apakah nilai residual berdistribusi normal atau tidak.

pengujian jika nilai JB < X2 tabel maka nilai redidualnya dikatakan normal.

Begitu juga sebaliknya jika JB > X2 tabel maka nilai residualnya tidak berdistribusi normal. Adapun hasil pengujian dapat dilihat pada tabel bawah ini:

Tabel 4. Hasil Uji Normalitas

Descriptive Statistics

N Skewness Kurtosis

Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error Unstandardized

Residual 44 -1.555 .357 6.469 .702

Valid N (listwise) 44

Sumber: Olahan Data Primer (Peneliti) SPSS, Desember 2016

(10)

2. Hasil Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinieritas Menurut Ghozali (2011:105) bertujuan melihat apakah ada atau tidaknya korelasi antara variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda.

Untuk menguji ada atau tidaknya Multikolinieritas maka dapat dideteksi dengan uji Variance Inflation Factor (VIF

dengan metode auxiliary regression,).

Dimana jika nilai VIF < 10 maka tidak ada gejala multikolinearitas. Sebaliknya jika nilai VIF > 10 maka terjadi gejala Heteroskedastisitas. Berikut ini hasil uji multikolinearitas yang diperoleh dari analisa data penelitian.

Tabel 5. Hasil Uji Multikolinearitas

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate X

1

=x

2

-x

3

.339

a

.115 .072 6.69037 X

2

=x

1

-x

3

.339

a

.115 .072 5.46752 X

3

=x

1

-x

2

.251

a

.063 .017 3.42303 Sumber: Hasil Olahan Data Primer (Peneliti) SPSS, Desember 2016

3. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas Menurut Ghozali (2012:139) bertujuan untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Metode yang digunakan dalam

pengujian ini adalah WHITE. Gejala heteroskedastisitas ditunjukan jika nilai X2 hitung> nilai X2tabel. Sebaliknya jika X2 <

nilai X2 tabel maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Untuk lebih jelas terlihat pada tabel sebagaai berikut:

Tabel 6.Hasil Uji Heteroskedastisitas Model Summary

b

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .232

a

.054 -.017 1.94355

a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1 b. Dependent Variable: abresid

Sumber: Olahan Data Primer (Peneliti) SPSS Desember 2016

4. Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi Menurut Ghozali (2011:110)bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.

Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu

sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan penganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.

Menurut Ansofino,dkk (2016) Kriteria pengujianya LM adalah bila nilai probability X2> nilaiα 5% maka tidak ada autokorelasi atau nilai X2hitung < X2 tabel tidak ada autokorelasi jdi artinya Ha diterima dan H0 ditolak.

(11)

Tabel7. Hasil Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 1.202267 Prob. F(2,38) 0.3117

Obs*R-squared 2.618505 Prob. Chi-Square(2) 0.2700

Test Equation:

Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 02/07/17 Time: 13:21 Sampl e: 1 44

Included observations: 44

Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.680607 6.383567 -0.106619 0.9157

X1 0.006532 0.065783 0.099298 0.9214

X2 0.025658 0.081771 0.313774 0.7554

X3 -0.026063 0.129032 -0.201988 0.8410

RESID(-1) -0.189026 0.163637 -1.155155 0.2552

RESID(-2) 0.137585 0.165168 0.833000 0.4101

R-squared 0.059511 Mean dependent var -1.32E-14

Adjusted R-squared -0.064237 S.D. dependent var 2.717600 S.E. of regression 2.803526 Akaike info criterion 5.025757 Sum squared resid 298.6709 Schwarz criterion 5.269056 Log likelihood -104.5667 Hannan-Quinn criter. 5.115984

F-statistic 0.480907 Durbin-Watson stat 1.959251

Prob(F-statistic) 0.788234

Sumber: Olahan Data Primer (Peneliti) Eviews 6 2016

HASIL UJI HIPOTESIS

1. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Di SMA N 3 Lubuk Basung Kab.

Agam.

Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa Kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh signifikan terhadap Kinerja guru di SMA N 3 Lubuk Basung Kabupaten Agam. Hal ini dapat dilihat dari nilai hasil koefisien sebesar 0,624. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung9,492 > ttabel 2,019 dengan taraf signifikan sebesar 0,000 < = 0,05. Selain itu, berdasarkan analisis koefisien determinasi diperoleh nilai R Square sebesar 0,828 yang artinya 82,8%

perubahan pada variabel dependen (kinerja guru) dapat dijelaskan oleh variabel independen, termasuk didalamnya variabel Kepemimpinan kepala sekolah (X1). Hal ini

dapat dikatakan terdapat pengaruh antara guru non sertifikasi terhadap kinerja guru dan variabel kepemimpinan kepala sekolah sangat berpengaruh pada kinerja guru terutama guru yang belum sertifikasi karena koefisiennya adalah 0,630 dan nilai thitung

sebesar 7.641. kepemimpinan kepala sekolah yang belum sertifikasi akan meningkat dibandingkan guru yang sudah sertifikasi, guru yang belum sertifikasi lebih berpengaruh dibandingkan dengan guru yang sertifikasi.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Reski Enggla Putra) dengan judul “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Iklim Sekolah, dan Motivasi Kerja Guru Terhadap KinerjaGuru di SMA Pertiwi 2 Padang.” Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa analisis regresi variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1),

(12)

variabel Iklim Sekolah (X2), variabel Motivasi Kerja (X3) dan kinerja guru di SMA Pertiwi 2 Padang (Y).

2. Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap kinerja guru di SMA N 3 Lubuk Basung Kabupaten Agam.

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil, bahwa kompetensi guru berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru di SMA N 3 Lubuk Basung Kabupaten Agam.Hal ini dapat dilihat dari nilai hasil koefisien sebesar 0,408. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung5,066 > ttabel

2,019 dengan taraf signifikan sebesar 0,000

< = 0,05. Selain itu, berdasarkan analisis koefisien determinasi diperoleh nilai R Square sebesar 0,828 yang artinya 82,8%

perubahan pada variabel dependen (kinerja guru) dapat dijelaskan oleh variabel independen, termasuk didalamnya variabel kompetensi guru (X2). Hal ini dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara guru yang belum sertifikasi terhadap kinerja guru dan variabel kompetensi guru sangat berpengaruh pada kinerja guru terutama guru yang belum sertifikasi karena dengan koefisien adalah 0,423 dan nilai thitung

sebesar 4,299. Kompetensi guru yang belum sertifikasi akan meningakat dibandingkan guru yang sudah sertifikasi.

Pada sisikompetensi guru, guru yang belum sertifikasi lebih berpengaruh dibandingkan guru yang sudah sertifikasi.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Pratiwi Indah Sari, dan Prof Yunia Wardi 2012) dengan judul “Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan Kompetensi Guru Terhadap Kinerja Guru Bidang Produktif Jurusan Manajemen Bisnis”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa analisis regresi variabel kepmimpinan kepala sekolah (X1), variabel kompetensi guru(X2), dan kinerja guru di SMK Kota Jambi (Y).

3. Pengaruh Disiplin Kerja TerhadapKinerja Guru Di SMA N 3 Lubuk Basung Kabupaten Agam.

Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa disiplin kerja guru berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru di SMA N 3 Lubuk

Basung Kabupaten Agam. Hal ini dapat dilihat dari nilai hasil koefisien sebesar 0,376. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung, 2,925>ttabel sebesar 2,019 dengan taraf signifikan sebesar 0,000 < = 0,06.

Selain itu, berdasarkan analisis koefisien determinasi diperoleh nilai R Square sebesar 0,828 yang artinya 82,8%

perubahan pada variabel dependen (kinerja guru) dapat dijelaskan oleh variabel independen, termasuk didalamnya variabel disiplin kerja (X3). Hal ini dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara disiplin kerja terhadap kinerja guru dan variabel disiplin kerja sangat berpengaruh pada kinerja guru terutama guru yang belum sertifikasi karena nilai koefisiennya adalah 0 ,331 dan nilai thitung sebesar 2,697.

Disiplin guru ysng belum sertifikasi akan meningkat dibandingkan disiplin guru yang sudah sertifikasi. Pada sisi disiplin guru, guru yang belum sertifikasi lebih berpengaruh dibandingkan denga guru yang sudah sertifikasi.

Sesuai dengan teori Menurut Hasibuan (2008:193) mengartikan kedisiplinan sebagai kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku.Jadi disiplin kerja adalah suatu keadaan tertib dimana seseorang atau sekelompok yang tergabung dalam organisasi tersebut berkehendak mematuhi dan menjalankan peraturan yang ada, baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Sementara menurut Siswanto Sastrohadiwiryo(2005:291) mendefenisikan disiplin kerja sebagai suatu sikap menghormati,menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankanya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Messa Media Gusti,2012)dengan judul “Pengaruh kedisiplinan, motivasi dan persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah terhad kinerja guru SMK 1 purworejo pasca sertifikasi’.

4. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kompetensi Guru dan

(13)

Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Guru Di SMA N 3 Lubuk Basung Kabupaten Agam.

Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa Kepemimpinan kepala sekolah, kompetensi guru dan disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru di SMA N 3 Lubuk Basung Kabupaten Agam. Hal ini dapat dilihat pada Tabel f yang menyatakan bahwa Fhitung 64,126>Ftabel 2,84 dengan taraf signifikan 0,000 < = 0,05.

Selain itu, berdasarkan hasil analisis koefisien determinasi diperoleh nilai R Square sebesar 0,828 yang artinya 82,8%

perubahan pada variabel dependen (kinerja guru) dapat dijelaskan oleh variabel independen (kepemimpinankepala sekolah, kompetensi guru dan disiplin kerja) sedangkan sisanya sebesar 17,8%

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Hal ini berarti bahwa semakin baikkepemimpinan kepala sekolah, kompetensi guru dan disiplin kerja maka akan semakin baik pula kinerja guru, begitu juga sebaliknya apabila Kepemimpinankepala sekolah, kompetensi guru dan disiplin kerja kurang baik, maka kinerja guru juga tidak akan baik.

Dari hasil penelitian Kepemimpinan kepala sekolah, kompetensi guru dan disiplin kerja kategori baik, dilihat dari frekuensi Kepemimpinankepala sekolah, kompetensi guru dan disiplin kerja yaitu rata rata variabel kepemimpinan kepala sekolah sebesar 87,03%, rata-rata variabel kompetensi guru sebesar 85,95% , dan rata- rata variabel disiplin kerja sebesar 92,07%, Hal ini berarti menunjukkan bahwa kepemimpinankepala sekolah berada dalam kategori baik, kompetensi guru berada dalam kategori baik, dan motivasi guru berada dalam kategori sangat baik. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kepemimpinankepala sekolah, kompetensi guru dan disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru di SMA N 3 Lubuk basung Kabupaten Agam.

Menurut Supardi (2013) kegunaan penilaian kinerja pada umumnya memenuhi dua tujuan, yaitu: 1) meningkatkan kinerja guru dengan cara membantu mereka menyadari dan menggunakan potensi

mereka sepenuhnya dalam menjalankan misi-misi organisasi, serta; 2) menyediakan informasi kepada guru dan kepala madrasah yang akan dipakai dalam keputusan- keputusan pekerjaan terkait mendorong orang atau pun karyawan agar berperilaku positif atau memperbaiki tindakan mereka yang di bawah standar dan kinerja guru dipengaruhi oleh faktor-faktor yang melingkupinya dan masing-masing individu berbeda satu sama lain.

PENUTUP

Berdasarkan kepada permasalahan dan pertanyaan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh besar terhadap kinerja guru yang belum sertifikasi. Dimana ditunjukan nilai koefisien regresi variabel kepemimpinan kepala sekolah berdasarkan guru sertifikasi sebesar 0,615 dan nilai thitungsebesar 6,071> ttabelsebesar 2,019. sedangkan berdasarkan guru yang belum sertifikasi koefisien kepemimpinan kepala sekolah sebesar 0,630 dan nilai thitung sebesar 7,641> ttabel

sebesar 2,019. Jadi dapat disimpulkan bahwa berdasarkan perbandingan kepemimpinan kepala sekolah yang mana berpengaruh paling tinggi terhadap kinerja guru yang belum sertifikasi.

2. Kompetensi guru berpengaruh besar terhadap kinerja guru yang belum sertifikasi. Dimana ditunjukan Nilai koefisien regresi variabel kompetensi guru berdasarkan guru sertifikasi sebesar 0,379 dan nilai thitung sebesar 2,863> ttabel sebesar 2,019.

sedangkan berdasarkan guru belum sertifikasi koefisien kompetensi guru sebesar 0,423 dan nilai thitung sebesar 4,299> ttabel sebesar 2,019. disini dapat disimpulkan bahwa perbandingan kinerja guru pada kompetensi guru mempengaruhi kinerja guru yang belum sertifikasi yang paling tinggi.

3. Disiplin kerja berpengaruh besar terhadap kinerja guru yang belum

(14)

sertifikasi.Dimana ditunjukkan oleh nilai koefisien regresi variabel disiplin kerja berdasarakan guru sertifikasi sebesar 0,357 dan nilai thitung sebesar 1,181< ttabel sebesar 2,019. sedangkan guru belum sertifikasi koefisien disiplin kerja sebesar 0,331 dan nilai thitung sebesar 2,697> ttabel sebesar 2,019. disini dapat disimpulkan bahwa berdasarkan perbandingan kinerja guru pada disiplin kerja mempengaruhi kinerja guru yang belum sertifikasi yang paling tinggi.

4. Kepemimpinan kepala sekolah, kompetensi guru dan disiplin kerja secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Dimana diperoleh nilai Fhitung64,126 > Ftabel2,84dengan taraf signifikansi sebesar 0,000 < α = 0,05.

Hal ini berarti Ha diterima dan H0

ditolak.

Berdasarkan hasil penelitian, penulis mengemukakan saran diantaranya:

1. Variabel kepemimpinan kepala sekolah dengan indikator terendah yaitu memiliki gaya kepemimpinan yang demokratis,lugas dan terbuka.

Disarankan kepada kepala sekolah untuk meningkatkan lagi gaya kepemimpinan yang demokratis, lugas dan terbuka, karena hal terseburt adalah indikator utama dari kepemimpinan kepala sekolah, dengan kepemimpinan yang baik maka akan menghasilkan kinerja guru berkualitas.

2. Variabel kompetensi guru dengan indikator terendah yaitu kompetensi sosial . Disarankan kepada para guru untuk meningkat kompetensi sosial, karena hal tersebut adalah bagian dari indikator dari kompetensi guru, dengan sosial yang baik maka guru tersebut akan mudah berinteraksi atau berkomonikasi dengan lingkungan sekitar.

3. Variabel disiplin kerja dengan indikator terendah yaitu tugas kedinasan. Disarankan kepada pihak sekolah untuk lebih memperhatikan lagi para guru yang tidak mematuhi

aturan dalam berpakain seragam sekolah dalam bekerja, Apabila ada guru yang melanggar aturan tersebut maka akan diberi sanksi bagi guru yang melanggarnya.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan rujukan dalam melakukan penelitian yang sejenis yang lebih mendalam di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Agung. (2014). Mengembangkan Profesionalitas Guru.Jakarta: Bee Media Indonesia

Ansofino,dkk. (2016). Buku Ajar Ekonometrika.Yogyakarta:Deepublis h.

Arikunto, S. (2010). ProsedurPenelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta:

Rineka Cipta.

Barnawi& Arifin, M. (2014). Instrument Pembinaan dan Peningkatan Kinerja Guru Profesional.

Yogyakarta: AR-Ruzz Media.

Ghozali, Imam. (2011). In Aplikasi Multivarian Dengan Program IBM SPSS 19 (edisi kelima) Semarang:

Penerbit Universitas Diponegoro.

Gusti, M. M. (2012). Pengaruh Kedisiplinan, Motivasi Kerja dan

Persepsi Guru Tentang

Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru SMKN 1 Purworejo Pasca Sertifikasi,Vol 2, 1–12.

kartono,Kartini.(2011). pemimpin dan kepemimpinan. Jakarta: Rajawali.

Musfah. (2011). Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktek.

Jakarta:Kencana

Putra Reski Engla. (2013). Pengaruh

Kepemimpinan Kepala

Sekolah,Iklim Sekolah dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru SMA N 2 Padang: Skripsi.

Rivai.(2009). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dan Teori ke Praktek. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Saondi. (2010). Etika Profesi Keguruan.

(15)

Bandung: PT Refika Aditama.

Sastrohadiwiryo, B Siswanto. 2003.

Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, edisi 2. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Siregar,Syofian.(2013). Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17 Jakarta: Bumi Aksara.s

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif,dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Supardi. (2013). Kinerja Guru. Jakarta:

Raja Grafindo.

Wardi, S. (2012). Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kompetensi Guru terhadap Kinerja Guru Bidang produktif Jurusan Manajemen Bisnis di SMK Kota Jambi.Jurnal Pendidikan, SMK N KotaJambi, Vol.1,No. , 1–10.

Referensi

Dokumen terkait

Berkaitan dengan masalah penyajian kepemimpinan Kepala Sekolah dalam peningkatan efektivitas kinerja guru dan tata usaha, menjadi persoalan yang yang penting, kepemimpinan Kepala