• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh keputusan investasi keputusan pendanaan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh keputusan investasi keputusan pendanaan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI KEPUTUSAN PENDANAAN DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Pada Perusahaan Subsektor Konstruksi yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia)

Mila Erviana

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya milaerviana@student.ub.ac.id

Dosen Pembimbing Dr. Himmiatul Amanah JJ

ABSTRACT

This Study discusses the effect the investment decisions, funding decisions and dividend policy on firm value on Construction Subsector Companies Listed in Indonesia Stock Exchange (IDX). The sampling technique used in this research is purposive sampling. Samples are 8 companies listed in the Indonesia Stock Exchange (IDX) for five years from 2015 to 2019. The dependent variable in this study is the Investment Decisions, Funding Decisions , Dividend Policy. While the independent variable is the firm value. The method used in this research is multiple regression. The result show that there is a significant influence between investment decisions and dividend policy on firm value and there is no significant effect between funding decisions on firm value.

Keywords : Investment Decisions, Funding Decisions Dividend Policy , Firm Value

ABSTRAK

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan Subsektor konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Sampel penelitian sebanyak 8 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 5 tahun dari 2015 hingga 2019.

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keputusan investasi, keputusan pendaaan , kebijakan dividen. Sedangkan variabel independenya adalah Nilai Perusahaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang Signifikan antara Keputusan Investasi dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan serta tidak terdapat pengaruh signifikan antara Keputusan pendanaan terhadap Nilai Perusahaan.

Kata Kunci: Keputusan Investasi, keputusan pendanaan , kebijakan dividen, nilai perusahaan.

(2)

1. PENDAHULUAN

Pada Era ini Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu pilihan strategis dalam rangka mempercepat pertumbuhan dan pemerataan ekonomi Indonesia. Perhatian pemerintah di bidang infrastruktur pada beberapa tahun terakhir telah berkontribusi pada peningkatan kualitas infrastruktur di Indonesia. Studi yang dilakukan Biro Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sektor konstruksi berada di posisi ketiga sebagai sumber utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sektor konstruksi yang berkembang menjadikan perekonomian Indonesia pada tahun 2017 tumbuh sebesar 5.01% dan PDB sebesar 10.38% lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Industri ini berperan sebagai kebutuhan dasar yang penting untuk masyarakat dan vital untuk mempercepat proses pembangunan ekonomi nasional.

Kebutuhan sektor ini akan selalu ada bahkan bertambah setiap tahunnya. Indonesia Ekonomi Outlook 2018 menjelaskan salah satu program prioritas yang dicanangkan tahun 2019 diantaranya adalah percepatan infrastruktur dan pengembangan wilayah. Pertumbuhan berkelanjutan pada sektor ini dibuktikan dengan banyaknya proyek- proyek infrastruktur besar. Proyek tersebut diantaranya mencakup 2,600 km jalan raya, 5,500 km rel kereta, 49 bendungan dan 24 pelabuhan laut, 1,000 km jalan tol, dan pabrik listrik dengan total kapasitas sebesar 35,000 MW (Oxford Business Group, 2018). Hal ini menjadi kesempatan besar bagi investor untuk mendapat keuntungan dari sektor ini di Bursa Efek Indonesia. Selain program prioritas, sektor ini juga didukung oleh pemerintah guna memprospek sektor ini kedepannya. (Joshua Tanja, Head of Equitiesand Research UBS Indonesia) menjelaskan bahwa:

Keseriusan pemerintah di sektor infrastruktur yang terlihat sangat jelas membuat investor tampak memiliki ketertarikan yang tinggi sektor tersebut.

Banyak usaha baik yang berskala besar maupun kecil, akan sangat memperhatikan bagian keuangan. Karena berhasil atau tidaknya usaha sangat berkaitan dengan kualitas keputusan keuangan (Sartono, 2001:1).Oleh karena itu Perusahaan umumnya berupaya meningkatkan nilai perusahaan setiap periode .Hal ini memberi dampak para pemegang saham tetap mempertahankan investasinya dan calon investor tertarik menginvestasikan modalnya kepada perusahaan tersebut (Ilmiani dan Sutrisno, 2013). Menurut Atmaja (2003:4), teori-teori keuangan di bidang keuangan perusahaan memiliki satu fokus:

bagaimana memaksimumkan kemakmuran pemegangsaham atau pemilik perusahaan (wealth of the shareholders) Tujuan normatif ini dapat diwujudkan dengan memaksimumkan nilai

perusahaan (market value of the firm).

Pengambilan keputusan keuangan yang tepat akan membuat suatu perusahaan dapat mencapai tujuanya yaitu memaksimalkan kekayaan pemegang saham dan nilai perusahaan. Menurut Van Horne (2002 : 6) fungsi keuangan mencakup tiga keputusan utama yang harus diambil oleh perusahaan, yaitu keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen. Tiga keputusan tersebut saling beruhubungan karena keputusan investasi dapat dilakukan jika didukung dengan dana yang cukup, sedangkan untuk mendapatkan dana tersebut perlu dibuat suatu keputusan pendanaan yang tepat dan sesuai dengan kondisi perusahaan dan dipengaruhi oleh kebijakan dividen atau pembelian kembali saham. Suatu kombinasi yang optimal atas ketiganya akan memaksimalkan nilai perusahaan.

Mengoptimalkan keputusan keuangan membuat manajer perusahaan sebagai pemimpin perusahaan berupaya untuk selalu memperhatikan dampak dari ketiga keputusan tersebut agar dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Keputusan investasi merupakan kebijakan terpenting dari dua kebijakan lain dalam manajemen keuangan, yaitu kebijakan pendanaan dan kebijakan dividen. Keputusan investasi adalah sebuah keputusan tentang penanaman modal baik bersumber dari dalam maupun luar perusahaan. Investasi ada yang jangka pendek, menengah dan panjang. Namun jangka waktu yang ditentukan tergantung dari kebijakan perusahaan. Investasi modal sebagai aspek utama kebijakan manajemen keuangan karena investasi adalah bentuk alokasi modal yang realisasinya harus menghasilkan manfaat atau keuntungan di masa yang akan datang. Di sisi lain, manfaat investasi di masa yang akan datang diliputi oleh ketidakpastian, yang ada dalam konsep manajemen keuangan disebut risiko investasi.

Sebagai konsekuensi, dalam melakukan investasi harus melalui proses evaluasi secara cermat mengenai prediksi tingkat keuntungan dan risiko (Harmono 2009 : 9).

Keputusan pendanaan atau keputusan mengenai struktur modal merupakan masalah yang penting bagi perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi finansial perausahaan yang pada akhirnya akan memengaruhi nilai perusahaan.

Sumber pendanaan dalam perusahaan dapat diperoleh dari internal berupa laba ditahan dan dari eksternal perusahaan berupa hutang atau penerbitan saham baru. Suatu kombinasi yang optimal dalam penentuan pendanaan sangat penting karena dapat meningkatkan nilai perusahaan (Fenandar, 2012).

Kesalahan dalam menentukan struktur modal akan berdampak luas terutama apabila perusahaan terlalu

(3)

besar dalam menggunakan hutang, sehingga beban tetap yang harus ditanggung perusahaan semakin besar pula. Hal ini juga berarti akan meningkatkan risiko finansial, yaitu risiko saat perusahaan tidak dapat membayar beban bunga atau angsuran- angsuran hutangnya. Struktur modal yang optimal dapat meminimumkan biaya modal rata- rata (average cost of capital) dan memaksimumkan nilai perusahaan (Kusuma, 2010 dalam Fitriana, 2014)

Selain keputusan investasi dan keputusan pendanaan, keputusan pembagian dividen juga merupakan suatu masalah yang sering dihadapi oleh perusahaan. Dividen merupakan sebuah alasan bagi investor dalam menanamkan investasinya, dimana dividen merupakan pengembalian yang akan diterima atas investasinya dalam perusahaan. Nilai perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan membayar dividen. Para investor memiliki tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraannya dengan mengharapkan pengembalian dalam bentuk dividen atau capital gain, sedangkan pertumbuhan perusahaan diharapkan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus memberikan kesejahteraan kepada para pemegang saham. Seorang investor yang tidak bersedia berspekulasi akan lebih memilih dividen daripada capital gain. Besarnya dividen ini dapat memengaruhi harga saham. Apabila dividen yang dibayarkan tinggi, maka harga saham akan naik, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

II. LANDASAN TEORI

A. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan didefinisikan sebagai nilai pasar karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat.

Berbagai kebijakan yang diambil oleh manajemen dalam upaya untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik dan para pemegang saham yang tercermin pada harga saham (Bringham dan Daves, 2014:19).

Faktor yang mempengaruhi Nilai Perusahaan

Menurut (Sudana, 2011) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi usaha dalam meningkatkan nilai perusahaan, diantaranya adalah:

1. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Perusahaan Profit oriented, umumnya akan berfokus pada kegiatan untuk memaksimalkan nilai perusahaan melalui laba. Karena, besar kecilnya laba perusahaan akan sangat mempengaruhi nilai perusahaan

2. Tata kelola perusahaan yang baik mencerminkan bagaimana usaha manajemen dalam mengelola aset dan modalnya dengan baik agar menarik minat investor.

3. Investor umumnya cenderung menghindari risiko (risk averse). Mereka akan bersedia membayar lebih untuk saham yang arus kasnya relatif pasti, daripada saham yang arus kasnya beresiko

B. Keputusan Investasi

Keputusan investasi berkaitan dengan proses pemilihan satu atau lebih alternatif investasi yang dinilai menguntungkan dari sejumlah alternatif investasi yang tersedia bagi perusahaan”Sudana (2011:6)

Manajer keuangan harus mengalokasikan dana ke dalam bentuk-bentuk investasi yang akan dapat mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang. Bentuk, macam dan komposisi dari investasi. Ada beberapa hal yang mendasar dalam proses keputusan investasi, yaitu pemahaman hubungan antara return harapan dan risiko investasi.

Semakin besar return harapan suatu investasi, maka semakin besar pula risiko yang harus dipertimbangkan oleh investor (Van Horne dan Wachowicz, 2014:3).

Keputusan investasi menurut Sutrisno (2013:5) adalah masalah bagaimana manajer keuangan harus mengalokasikan dana ke dalam bentuk-bentuk investasi yang akan dapat mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang. Keputusan investasi sangat penting bagi sebuah perusahaan karena berpengaruh terhadap pencapaian visi dan misi perusahaan.

Dasar Keputusan Investasi

Dasar Keputusan Investasi terdiri dari tingkat return harapan, tingkat risiko serta hubungan antara return dan risiko. Berikut dasar-dasar yang digunakan pada keputusan investasi:

1. Return

Alasan utama seseorang berinvestasi adalah untuk memperoleh keuntungan. Dalam konteks manajemen investasi, tingkat keuntungan investasi ini disebut sebagai return.

2. Risiko

Dalam berinvestasi, seorang investor harus mempertimbangkan berapa besar risiko yang harus ditanggung dari investasi yang dilakukannya. Investor yang lebih berani akan memilih risiko investasi yang lebih tinggi, yang diikuti oleh harapan tingkat return yang tinggi pula. Begitupun sebaliknya, investor yang tidak mau menanggung risiko yang terlalu tinggi, tentunya tidak akan bisa mengharapkan tingkat return yang terlalu tinggi.

3. Hubungan Tingkat Risiko dan Return yang diharapkan.

(4)

Hubungan antara risiko dan return yang diharapkan secara teoritis merupakan hubungan yang bersifat linear atau searah. Artinya, semakin tinggi risiko suatu investasi, maka semakin tinggi pula return yang diharapkan atas investasi tersebut dan begitu pula sebaliknya.

C. Keputusan Pendanaan

Keputusan pendanaan berkaitan dengan proses pemilihan sumber dana yang dipakai untuk membelanjai investasi yang direncanakan dengan berbagai alternatif sumber dana yang tersedia, sehingga diperoleh suatu kombinasi pembelanjaan yang paling efektif Sudana (2011:6). Alternatif pendanaan yang dilakukan oleh perusahaan dapat berasal dari beberapa sumber, seperti yang dijelaskan oleh Keown et al. (2011:39) “pembiayaan datang dari dua sumber utama : hutang (kewajiban- kewajiban) dan ekuitas. Hutang adalah uang yang telah dipinjam dan harus dibayar kembali pada tanggal yang telah ditentukan. Ekuitas, disisi lain, menunjukkan investasi pemegang saham dalam perusahaan”. Hal ini yang menjadi bahan pertimbangan nilai perusahaan, karena dengan keputusan pendanaan yang baik dan benar, maka akan menghasilkan nilai perusahaan yang baik.

D. Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen adalah keputusan tentang seberapa banyak laba saat ini yang akan dibayarkan sebagai dividen daripada ditahan untuk diinvestasikan kembali dalam perusahaan (Brigham dan Houston, 2001). Kebijakan Dividen berkaitan dengan penetapan berapa besar bagian laba bersih perusahaan akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai Dividen . keputusan Dividen merupakan bagian dari keputusan pembelanjaan perusahaan, khususnya berkaitan dengan pembelanjaan internal perusahaan. Hal ini karena besar kecilnya dividen yang dibagikan akan mempengaruhi besar kecilnya laba yang ditahan.

(Sudana 2011).

Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen menurut Van Horne dan Wachowicz (2010), diantaranya yaitu:

1. Aturan Hukum

Aturan- aturan hukum berkaitan dengan penurunan nilai modal, kebangkrutan, dan penahanan laba yang berlebihan.

2. Kebutuhan Pendanaan perusahaan

Perusahaan menentukan arus kas dan posisi kas perusahaan yang akan terjadi di tengah tidak adanya perubahan kebijakan dividen untuk menghindari risiko di masa depan.

3. Likuiditas Perusahaan

Likuiditas perusahaan menjadi salah satu faktor penting yang harus dipertimbangkan sebelum membuat keputusan dalam menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan pada pemegang saham. Sehingga, semakin kuat posisi likuiditas perusahaan maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Artinya, semakin kuat posisi likuiditas suatu perusahaan terhadap prospek kebutuhan dana di masa depan, maka rasio pembayaran dividennya semakin tinggi.

4. Kemampuan untuk meminjam

Semakin besar kemampuan perusahaan untuk meminjam, maka akan semakin besar fleksibilitas untuk meminjam, dan semakin besar kemampuan untuk membayar dividen. Akses yang mudah ke dana utang, pihak manajemen tidak perlu terlalu khawatir dengan pengaruh dividen tunai terhadap likuiditas perusahaan.

5. Batasan- batasan dalam kontrak hutang Batasan terhadap pihak manajemen ditentukan oleh pihak pemberi pinjaman untuk menjaga kemampuan perusahaan membayar utang. Pihak manajemen perusahaan menyambut baik larangan dividen yang dibebankan oleh pemberi pinjaman, karena pihak manjemen tidak perlu mempertimbangkan penahanan laba kepada para pemegang saham.

6. Pengendalian

Perusahaan yang membayar dividen dalam jumlah yang besar, maka perlu mengumpulkan modal dikemudian hari melalui penjualan saham agar dapat membiayai berbagai peluang investasi yang menguntungkan. Para pemegang saham mungkin lebih menginginkan pembayaran dividen dalam jumlah rendah dan melakukan pendanaan investasi melalui laba ditahan. Kebijakan dividen mungkin tidak akan memaksimalkan kesejahteraan seluruh pemegang saham, tetapi tetap paling meguntungkan bagi kepentingan pemegang saham mayoritas.

7. Bebeberapa Observasi akhir

Kurangnya kestabilan perusahaan yang digunakan untuk memprediksi pengaruh jangka panjang kebijakan dividen tertentu terhadap penilaian membuat pilihan dividen merupakan keputusan kebijakan yang paling sulit dilakukan .

E. Hipotesis

Berdasakan permasalah dan tujuan penelitian yang telah dirumuskan, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :

Keputusan Investasi Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan.

Signaling theory yang dikemukakan oleh Miller dan Modigliani (1961:414) teori ini menyatakan bahwa:

“values there are determined solely by "real"

considerations in this case the earning power of the firm's assets and its investment policy and not by how the fruits of the earning power are "packaged"

for distribution”. Berdasarkan pernyataan tersebut

(5)

maka dapat diketahui bahwa investasi merupakan faktor yang penting untuk menghasilkan laba perusahaan, sehingga pada akhirnya nilai perusahaan akan meningkat. Teori ini telah dibuktikan secara empiris dalam penelitian yang dilakukan oleh (wawan dan fadlil 2020, lalu Aditya 2016,noval dan wahyu (2017). keputusan investasi sangat mempengaruhi para investor untuk melakukan investasi ke perusahaan konstruksi karena jenis investasi tersebut akan memberikan sinyal tentang pertumbuhan pendapatan perusahaan yang diharapkan di masa yan akan datang dan mampu meningkatkan harga saham yang digunakan sebagai indikator nilai perusahaan (Wawan dan Fadlil 2020).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menjelaskan pengaruh keputusan investasi terhadap nilai perusahaan dari perusahaan- perusahaan yang ada di Subsektor Infrastruktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga peneliti berasumsi pada hipotesis pertama sebagai berikut:

H1 : Keputusan Investasi Berpengaruh Signifikan Terhadap Nilai Perusahaan

Keputusan pendanaan berpengaruh Signifikan terhadap nilai perusahaan.

Pecking Order Theory (Brealey dkk,2008) adalah teori yang menyatakan bahwa perusahaan dengan kinerja keuangan yang baik justru tingkat hutangnya rendah. Perusahaan yang kurang profitable akan cenderung mempunyai hutang yang besar karena pendanaan internal yang tidak mencukupi. Teori ini telah dibuktikan secara empiris dalam penelitian yang dilakukan oleh Nur dan Deden (2019), Sabila Almiranda (2018),Danang Firmansyah (2016).

Semakin tinggi hutang perusahaan semakin tinggi risiko yang didapatkan perusahaan. Hal ini akan berpotensi mengalami kebangkrutan. Kondisi tersebut akan dilihat bahwa perusahaan memiliki prospek yang buruk oleh investor sehingga akan menurunkan nilai perusahaan (Sabila Almiranda 2018). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menjelaskan pengaruh keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan dari perusahaan- perusahaan yang ada di Subsektor Infrastruktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga peneliti berasumsi pada hipotesis kedua sebagai berikut:

H2: Keputusan pendanaan berpengaruh Signifikan terhadap nilai perusahaan.

Kebijakan Dividen berpengaruh Signifikan terhadap nilai perusahaan.

Teori Bird in Hand dikemukan oleh Myron Gordon dan John Lintner. teori ini menyatakan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap harga pasar saham. Artinya, jika dividen yang dibagikan perusahaan semakin besar, harga pasar saham perusahaan tersebut akan semakin tinggi dan

sebaliknya. Teori ini telah dibuktikan secara empiris dalam penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Romadhoni (2020), Sabila Almiranda (2018), Danang firmansyah (2016), Lalu aditya (2016).

Tingginya pembayaran dividen kepada pemegang saham yang dilakukan oleh perusahaan dapat memberikan signal positif kepada investor maupun calon investor sehingga dapat menaikkan harga saham karena tingginya jumlah dividen memberikan padangan bahwa perusahaan memiliki prospek yang baik di masa mendatang sehingga dapat memberikan dividen yang besar kepada pemegang saham Danang firmansyah (2016). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menjelaskan pengaruh kebijakan Dividen terhadap nilai perusahaan dari perusahaan- perusahaan yang ada di Subsektor Infrastruktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga peneliti berasumsi pada hipotesis kedua sebagai berikut:

H3 :Kebijakan Dividen Berpengaruh Signifikan Terhadap Nilai Perusahaan

III METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian penjelasan (explanatory research) dengan pendekatan deskriptif kuantitatif.

Singarimbun dan Effendi (2006:4) menjelaskan explanatory research yaitu penelitian yang digunakan untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesa yang dirumuskan atau sering kali disebut sebagai penelitian penjelas. Kemudian Menurut Sugiyono (2018:29) metode penelitian deskriptif adalah:

Metode penelitian deskriptif ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada sat variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri atau variabel bebas) tanpa membuat perbandingan variabel itu sendiri dan mencari hubungan dengan variabel lain. Sedangkan Metode Penelitian Kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menggambarkan dan menguji hipotesis yang telah ditetapkan Sugiyono (2018:15).

Adapun penelitian deskriptif kuantitatif merupakan penelitian yang menekankan pada pengujian variabel dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik.

Sifat penelitian ini adalah penelitian replikasi yaitu penelitian yang mengulang dan mendukung penelitian-penelitian sebelumnya yang berupaya menjawab masalah penelitian yang sama.

Dimana dalam bentuk penelitian ini menggunakan objek dan periode penelitian yang berbeda.

Populasi dalam penelitian ini adalah

(6)

perusahaan Subektor infrastruktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2015 – 2019. Terdapat 34 Perusahaan Subsektor Konstruksi yang menjadi populasi awal yaitu.

Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel penelitian ini adalah non probability sampling. Sugiyono (2017) menjelaskan yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih manjedi sampel.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Menurut Sugiyono (2018), Purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Pertimbangan atau kriteria yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1. Perusahaan memiliki periode laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember.

2. Perusahaan tidak memiliki laba negatif selama periode penelitian.

3. Perusahaan membagikan dividen selama periode penelitian.

Penggunaan purposive sampling dengan kriteria tersebut bertujuan agar sampel yang terpilih merupakan sampel perusahaan yang baik untuk investasi, perusahaan yang menghasilkan laba setiap tahunya dan perusahaan yang rutin membagikan dividen setiap periode sehingga dapat dilihat bagaimana keputusan keuangan yang optimal dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Dengan demikian, maka daftar perusahaan Sub Sektor konstruksi di Bursa Efek Indonesia Periode tahun 2015 -2019 yang masuk kriteria sampel untuk penelitian ini adalah berjumlah 8 perusahaan dari total 34 perusahaan Sub Sektor Konstruksi.

A. METODE ANALISIS DATA

Dalam Penelitian ini, metode analisis yang digunakan yaitu :

1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).” Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika tidak tetap maka disebut

heterokedastisitas.

c. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji data variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen) pada persamaan regresi yang dihasilkan, apakah berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Jika distribusi data normal, maka analisis data dan pengujian hipotesis digunakan statistik parametrik

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi

2. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis Statistik Deskriptif ditujukan untuk melihat profil dari penelitian tersebut dan memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel dan membuat kesimpulan yang berlaku umum. Statistik deskriptif digunakan untuk mendiskripsikan suatu data yang dilihat dati mean, median, deviasi standar, nilai minimum, dan nilai maksimum (Ghozali, 2007). Pengujian ini dilakukan untuk mempermudah memahami variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.

Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda merupakan analisis untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (independen) yang jumlahnya lebih dari satu terhadap satu variabel terikat (dependen). Model analisis regresi linier berganda digunakan untuk menjelaskan hubungan dan seberapa besar pengaruh variabel-variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen) Ghazali (2018:95).

Y = α + β1 X1 + β2 X2 + βn Xn + e 3. Uji Hipotesis

a. Uji F

Menurut Ghozali (2013:98), Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat.

Uji F dilakukan untuk melakukan uji terhadap hipotesis, maka harus ada kriteria pengujian yang ditetapkan. Kriteria pengujian ditetapkan dengan membandingkan nilai t atau Fhitung dengan t atau Ftabel dengan menggunakan tabel harga kritis ttabe dan Ftabel dengan tingkat signifikansi yang telah ditentukan tadi sebesar 0,05 (α = 0,05). Pada pengujian secara simultan akan diuji pengaruh kedua variabel independen secara

(7)

bersama-sama terhadap variabel dependen.

b. Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Ghozali (2013;97) koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antar nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel- variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi.

c. Uji t

Menurut Ghozali (2013:98) uji t digunakan untuk: “Menguji hipotesis secara parsial guna menunjukkan pengaruh tiap variabel independen secara individu terhadap variabel dependen.Uji t adalah pengujian koefisien regresi masing-masing variabel independen 79 terhadap variabel dependen untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Cara mendeteksi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah dengan melihat tabel coefficients dapat dilihat dari koefisien regresi dan hubungan antara variabel tersebut.

Jika tanda (-) maka variabel independen berpengaruh negatif terhadap variabel dependen dan jika tidak ada tanda (-) maka variabel independen berpengaruh positif terhadap variabel dependen.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif

- Variabel keputusan investasi

Di dalam penelitian keputusan investasi menggunakan data rasio PBV sebagai berikut :

Dari keseluruhan hasil dilihat dari PBV Bisa memperhatikan rata rata PBV Subsektor Konstruksi memiliki nilai lebih dari satu. Rasio PBV yang kecil dari 1 dianggap Undervalued atau saham murah.

Sedangkan Rasio PBV yang lebih besar dari 1 dianggap overvalued atau saham mahal. Maka berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa harga saham pada subsektor konstruksi adalah overvalued atau saham mahal.

- Keputusan pendanaan

Di dalam penelitian keputusan pendanaan menggunakan data Dept To Equity Ratio (DER) pada perusahaan Sektor Infrastruktur sebagai berikut :

Rata – rata DER perusahaan Subsektor Konstruksi selama tahun 2015-2019 adalah sebesar 1,80. Perusahaan yang memiliki DER dibawah 1 berarti bahwa perusahaan pada sub sektor konstruksi dalam hal pendanaan lebih besar menggunakan ekuitas dari perusahaan sendiri dibandingkan dengan hutang. Semakin rendah rasio DER maka semakin bagus Hal ini berarti bahwa nilai DER yang rendah menunjukan bahwa hutang/kewajiban perusahaan lebih kecil daripada seluruh aset yang dimilikinya, sehingga dalam kondisi yang tidak diinginkan (misalnya bangkrut), perusahaan masih dapat melunasi seluruh hutang/kewajibannya

- Kebijakan dividen

Di dalam penelitian keputusan dividen menggunakan data Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan Sektor Infrastruktur sebagai berikut:

(8)

Perusahaan yang memiliki DPR di atas rata – rata adalah JKON dan NRCA . Perusahaan Pada Subsektor Konstruksi sebagian besar memiliki DPR dibawah rata rata. Ini menunjukkan bahwa perusahaan mengambil keputusan untuk menahan laba yang diperoleh dalam bentuk laba ditahan untuk menambah saldo laba serta dapat mengembangkan bisnis dengan cara menambah ekuitas perusahaan yang nantinya dapat digunakan untuk melakukan investasi di masa yang akan datang dengan cara melakukan pembelian aset aset tetap atau aset lainnya yang nantinya dapat digunakan untuk meningkatkan proses produksi sehingga akan meningkatkan laba dan harga saham perusahaan setiap tahunya. Apabila perusahaan mempunyai proyek dengan pertumbuhan yang tinggi di kemudian hari. Dengan begitu, dalam jangka panjang, perusahaan dapat memberi pengembalian yang lebih besar daripada dividen yang diterima saat ini.

- Nilai Perusahaan

Di dalam penelitian nilai perusahaan menggunakan data Price Earning Ratio (PER) pada perusahaan Sektor Infrastruktur sebagai berikut:

Berdasarkan pemaparan infromasi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan dengan Nilai PER tertinggi adalah PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk.

Sehingga, hal tersebut mengindikasikan

bahwa nilai perusahaan yang diukur dari membandingkan Harga saham terhadap laba perusahaan pada PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk. Mempunyai nilai yang tinggi jika dibandingkan dengan perusahaan subsektor konstruksi lain selama periode 2015-2019. Artinya, PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk.

Mempunyai nilai yang digambarkan melalui saham perusahaan yang tinggi di mata investor

B. Analisa Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Klasik

- Uji Normalitas

Dari Hasil perhitungan didapat nilai sig.

Sebesar 0,08 (dapat dilihat pada tabel 4.6) atau lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal dan asumsi normalitas terpenuhi.

Hasil tersebut juga didukung oleh hasil dari grafik Normal P-Plot yang terlihat pada gambar berikut :

Dari hasil diagram Normal P-P Plot diatas menunjukkan bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal , maka data di atas dinyatakan memenuhi asumsi normalitas.

(9)

- Uji Heteroskedastisitas

Hasil diagram scatterplot diatas menunjukkan bahwa tidak membentuk suatu pola tertentu dan titik-titik menyebar diatas maupun dibawah 0 pada sumbu y.Berdasarkan hasil Analisa tersebut, maka data di atas dinyatakan homoskesdastisitas, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskeskedastisitas.

- Uji

Multikolinearitas

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh hasil bahwa masing- masing variabel independent memiliki nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada korelasi antara variabel independen yang diteliti.

Hal tersebut menunjukkan bahwa uji asumsi tidak adanya multikolinearitas dapat dipenuhi.

- Uji

Autokorelasi

Berdasarkan hasil Uji Durbin-Watson diatas maka diketahui nilai dw sebesar 1,1917.

Jumlah sampel sebesar 40 (n= 40) dan jumlah variabel bebas adalah 3 (k=3), maka batas atas (du) adalah sebesar 1,6589 dan batas bawah (dl) 1,3384 . Untuk mengukur ada atau tidaknya autokorelasi yaitu dengan ketentuan du < dw < 4-du, sehingga diperoleh hasil 1,6589 < 1,917 < 4 –

1,6589 atau 1,6589 < 1,917 < 2,341, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi

C. Analisa regresi linear berganda

Persamaan regresi dalam penelitian ini Menggunakan unstandardized beta koefissien karena satuan ukuran masing masing variabel adalah sama yaitu menggunakan rasio. Berikut hasil persamaan sebagai berikut :

Y = 0,689 + 6,423 X1 – 0,033 X2 + 20,786 X3

- Pengujian model regresi (Uji F)

Berdasarkan Tabel 4.10 nilai F hitung sebesar 1181,962 Sedangkan F tabel (α = 0.05 db regresi = 3 : db residual = 36) adalah sebesat 2,87. Karena F hitung > F tabel yaitu 1181,962

> 2,87 atau nilai Sig. F (0,000) < α 0.05. maka model analisis regresi adalah sudah baik. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan sudah baik untuk pendugaan

D. Pengujian Hipotesis (Uji T)

Berdasarkan hasil Uji T yang terlah dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

a. Uji hipotesis 1, Variabel Keputusan Investasi mempunyai nilai signifikan 0,000 yaitu lebih Kecil dari taraf signifikansi yaitu 0,05. Hal ini menunjukan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, artinya keputusan investasi berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

b. Uji hipotesis 2, Variabel keputusan pendanaan mempunyai nilai signifikan 0,985 yaitu lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05. Hal ini menunjukan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak, artinya keputusan pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

(10)

c. Uji hipotesis 3, Variabel keputusan Dividen mempunyai nilai signifikan 0,037 yaitu lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 0,05. Hal ini menunjukan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, artinya keputusan dividen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

- Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh atau kombinasi variabel bebas terhadap variabel terikat. Dari analisis pada tabel 4.9

diperoleh Adjusted R2 (koefisien

determinasi) sebesar 0,536. Artinya, bahwa 53,6% variabel.

E. Pembahasan

- Pengaruh Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel keputusan investasi yang di proksikan dengan rasio Price to Book Value secara signifikan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan yang di proksikan dengan Price Earning Ratio. Rasio Price to Book Value menggambarkan rasio harga pasar suatu saham terhadap nilai bukunya.

Jika rasio Price to Book Value tinggi maka perusahaan tersebut memiliki laba dan arus kas yang aman serta terus mengalami pertumbuhan dijual dengan rasio nilai buku yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan dengan pengembalian yang rendah. Rasio Price to Book Value suatu perusahaan tinggi maka Keputusan Investasinya bagus sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan. Begitu juga sebaliknya jika rasio Price to Book Value suatu perusahaan rendah berarti bahwa perusahaan memiliki laba dan arus kas yang rendah berarti bahwa keputusan investasi perusahaan tersebut kurang bagus sehingga nilai perusahaanya rendah. Oleh karena itu, dapat diambil kesimpulan bahwa Keputusan Investasi Berpengaruh Signifikan Terhadap Nilai Perusahaan.

- Pengaruh Keputusan Pendanaan terhadap Nilai Perusahaan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel keputusan pendanaan yang di proksikan dengan rasio DER tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan. Hal ini berarti bahwa komposisi pendanaan dari Ekuitas sendiri ataupun dari hutang tidak menjadi hal yang menyebabkan nilai perusahaan meningkat karena investor lebih memperhatikannya Bagaimana manajemen perusahaan menggunakan dana tersebut Secara efektif dan efisien sehingga dapat menambah nilai perusahaan.

Keputusan pendanaan yang ada pada perusahaan subsektor konstruksi menggunakan sebagian komposisi pendanaan yang berasal dari hutang eksternal karena orientasi perusahaan adalah jangka panjang sehingga perlu waktu yang lama untuk mendapat pengembalian dari investasinya oleh karena itu perusahaan membutuhkan dana dari hutang eksternal agar perusahaan dapat tetap beroperasi dengan baik. Investor lebih fokus kepada bagaimana perusahaan pada subsektor konstruksi memenuhi kewajibanya untuk membayar hutang dan memperhatikan profit yang diperoleh perusahaan.

- Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kebijakan dividen yang di proksikan dengan Dividend Payout Ratio (DPR) secara signifikan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan yang di proksikan dengan Price Earning Ratio. Dividend Payout Ratio (DPR) menggambarkan persentase laba dibayarkan kepada para pemegang saham dalam bentuk kas . Jika Dividend Payout Ratio (DPR) tinggi maka perusahaan tersebut lebih besar membagikan labanya dalam bentuk Dividen tunai kepada pemegang saham dibandingkan menahanya sebagai laba ditahan. Investor merasa lebih aman untuk memperoleh pendapatan berupa pembayaran dividen saat ini dibandingkan dengan pendapatan berupa capital gain yang tidak pasti. Selain itu, Tingginya pembayaran dividen kepada pemegang saham yang dilakukan oleh perusahaan dapat memberikan signal positif kepada investor maupun calon investor sehingga dapat menaikkan harga saham karena tingginya jumlah dividen memberikan padangan bahwa perusahaan memiliki prospek yang baik di masa mendatang.

Pengelolahan kebijakan dividen yang baik akan meningkatkan nilai perusahaan artinya jika pembagian dividen tinggi akan menaikkan harga saham yang menggambarkan nilai perusahaanya meningkat begitu juga sebaliknya jika

(11)

Dividen yang dibagikan rendah maka harga sahamnya rendah yang menggambarkan nilai perusahaan rendah. Oleh karena itu, dapat diambil kesimpulan bahwa Kebijakan Dividen Berpengaruh Signifikan Terhadap Nilai Perusahaan

F. Implikasi

- Hasil penelitian ini adalah keputusan investasi berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Implikasi terhadap praktik terkait dengan keputusan investasi perusahaan perlu memperhatikan Pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan manajemen di masa yang akan datang, merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar. efek langsung keputusan investasi terhadap nilai perusahaan merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi itu sendiri melalui pemilihan proyek atau kebijakan lainnya seperti menciptakan produk baru, penggantian mesin yang lebih efisien, pengembangan research dan development.

Apabila perusahaan memaksimumkan keputusan investasi maka akan memberikan sinyal positif di masa depan yang akan meningkatkan nilai perusahaan. Hal ini sesuai dengan information Signallyng Theory (teori hipotesis kandungan infromasi atau persyaratan) menyatakan bahwa jenis investasi yang dipilih perusahaan mengakibatkan laba dan arus kas yang aman serta terus mengalami pertumbuhan sehingga dapat memberikan sinyal pada investor untuk melakukan keputusan investasi pada perusahaan subsektor konstruksi

- Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan yaitu melihat pengaruh keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan didapatkan hasil yaitu Keputusan pendanaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Implikasi terhadap praktik terkait keputusan pendanaan perusahaan bahwa investor tidak memperhatikan komposisi pendanaan perusahaan dari hutang atau dari ekuitas perusahaan itu sendiri. Hal ini berarti, besar kecilnya hutang perusahaan tidak terlalu diperhatikan oleh investor karena investor lebih memperhatikannya Bagaimana manajemen perusahaan menggunakan dana tersebut Secara efektif dan efisien menambah nilai perusahaan. Dengan demikian nilai perusahaan tidak terpengaruh walaupun keputusan

pendanaan berubah. Hal ini sesuai dengan teori Modigliani dan Miller mereka berepndapat bahwa struktur modal tidak relevan atau tidak mempengaruhi nilai perusahaan.

- Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan yaitu melihat pengaruh keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan didapatkan hasil yaitu Kebijakan Dividen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Implikasi terhadap praktik terkait Kebijakan Dividen adalah Investor merasa lebih aman untuk memperoleh pendapatan berupa pembayaran dividen saat ini dibandingkan dengan pendapatan berupa capital gain yang tidak pasti. Selain itu, Tingginya pembayaran dividen kepada pemegang saham yang dilakukan oleh perusahaan dapat memberikan signal positif kepada investor maupun calon investor sehingga dapat menaikkan harga saham karena tingginya jumlah dividen memberikan padangan bahwa perusahaan memiliki prospek yang baik di masa mendatang. Pengelolahan kebijakan dividen yang baik akan meningkatkan nilai perusahaan, sehingga perusahaan harus mengoptimalkan dividen yang ada agar nilai perusahaan dapat meningkat. Hal ini sesuai dengan Bird in Hand the hand Teori ini dikemukan oleh yang menyatakan kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap harga pasar saham. Artinya, jika dividen yang dibagikan perusahaan semakin besar, harga pasar saham perusahaan terseburt akan semakin tinggi dan sebaliknya.

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

1. Keputusan Investasi yang di proksikan dengan Price to Book Value (PBV) Berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan yang diproksikan oleh Price to Earning Ratio (PER) pada perusahaan subsektor konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Keputusan Pendanaan yang di proksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER) tidak Berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang diproksikan oleh Price to Earning Ratio (PER) pada perusahaan subsektor konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Kebijakan Dividen yang di proksikan dengan Divident Payout Rtatio (DPR) Berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan yang diproksikan oleh Price to Earning Ratio (PER) pada perusahaan subsektor konstruksi

(12)

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

B. SARAN

1. Bagi perusahaan Subsektor konstruksi dalam meningkatkan nilai perusahaan hendaknya dapat membuat keputusan keuangan meliputi keputusan Investasi dan kebiajakan Dividen yang optimal akan memakasimumkan harga saham yang mencerminkan nilai perusahaan yang selanjutnya akan meningkatkan kemakmuran pemegang saham.

2. Bagi investor yang memiliki minat investasi dana pada perusahaan – perusahaan subsektor konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sebaiknya memperhatikan variabel keputusan investasi suatu perusahaan karena akan menentukan laba dan pengembalian di masa yang akan datang serta memiliki resiko yang kecil sehingga dapat meningkatkan harga saham yang mencermintan Nilai perusahaan.

3. Penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan subsektor konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2015-2019, sehingga belum mencerminkan kondisi industri secara keseluruhan di Indonesia. Oleh karena itu, bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian pada sektor lainnya.

Selain itu, bagi peneliti selanjutnya yang serupa diharapkan menggunakan proksi pengukuran yang berbeda dari penelitian ini karena memungkinkan ditemukanya hal yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. jakarta: Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Bappenas.go.id, 2021. Bappenas.go.id. [Online]

Available at:

https://www.bappenas.go.id/files/rpjmn/Nar asi%20RPJMN%20IV%202020-

2024_Revisi%2014%20Agustus%202019.p df [Accessed 2 1 2021].

Brigham, E. F. &. D. P. R., 2014. Intermediate Financial Management. s.l.:Cengage Learning.

Christiawan, Y. J. d. J. T., 2007. Kepemilikan Manajerial : Kebijakan Hutang, Kinerja

dan Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. s.l.:s.n.

Eugene F. Brigham, d. J. F. H., 2012. Dasar- dasar Manajemen Keuangan Essentials of Financial Management. 11 ed. jakarta:

Salemba Empat.

Eugene F. Brigham, d. J. F. H., 2014. Dasar- dasar Manajemen Keuangan Essentials of Financial Management. 11-2 ed. jakarta:

Salemba Empat .

Ghozali, I., 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi. semarang: Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi.

Ghozali, I., 2018. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi. Semarang: Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi.

Indonesia, B. E., 2015. Bursa Efek Indonesia.

[Online] Available at:

http://www.idx.co.id[Accessed 2 1 2021].

Indonesia, B. E., 2016. Laporan Keuangan Tahunan 2016. [Online] Available at:

http://www.idx.co.id [Accessed 2 1 2021].

Indonesia, B. E., 2017. Laporan Keuangan Tahunan 2017. [Online] Available at:

http://www.idx.co.id [Accessed 2 1 2021].

Indonesia, B. E., 2018. Laporan Keuangan

Tahunan 2018. [Online]

Available at: http://www.idx.co.id

[Accessed 2 1 2021].

(13)

Jones, C. P., 2014. Investment Principles and Concepts. 12 ed. singapura: John Wiley and Sons Singapore Pte. Ltd.

Manurung, A. H., 2012. Teori Perilaku Keuangan.

Sudana, I. M., 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik. jakarta:

Erlangga.

Tandelilin, E., 2017. Pasar Modal Manajemen Portofolio & Investasi. Depok: PT.

Kanisius. .

I Made Sudana. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik. Jakarta:

Erlangga

James C. Van Horne, dan John M. Wachowicz, Jr. 2014. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan (Fundamentals of Financial Management). Edisi 13 Buku 2. Jakarta:

Salemba Empat

Keown, Arthur J.; John D. Martin; J. William Petty dan David F. Scott. 2010. Manajemen Keuangan: Prinsip dan Penerapan. Edisi Kesepeluh, Jilid 2. Jakarta: PT Indeks Moeljadi. (2006). Manajemen Keuangan

Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif. Edisi 1. Bayumedia Publishing. Malang

Ryp Tiba. 2020 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Pada Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi STIE PERBANAS.

Safira Kifara. 2020 Pengaruh Keputusan Investasi Keputusan Pendaan dan Kebijakan Dividen Perusahaan terhadap

Nilai Perusahaan. Skirpsi Universitas Airlangga.

Sekaran, Uma. 2014. Metodologi Penelitian untuk Bisnis (Research Methods for Business). Buku 1 Edisi 4. Jakrta: Salemba Empat

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES, 2008.

Sugiyono.2017. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,kualitatif dan R&D . Bandung. Alfabet

Sugiyono.2018. Metode Penelitian Pendidikan

Pendekatan Kuantitatif,kualitatif dan R&D .

Bandung. Alfabet

Referensi

Dokumen terkait

Come un moderno alienista Niccolò Ammaniti disseziona la mente di una donna, ne esplora le paure, le ossessioni, i desideri inconfessabili in un romanzo che unisce spericolata

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Keputusan Investasi berpengaruh signifikan terhadap Nilai perusahaan; Keputusan Pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan;