• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Komitmen Organisasional Karyawan melalui Kepuasan Kerja

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Komitmen Organisasional Karyawan melalui Kepuasan Kerja"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

1

Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Komitmen Organisasional Karyawan melalui Kepuasan Kerja

Studi pada Karyawan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk

Disusun Oleh:

Yustina

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Dosen Pembimbing:

Noermijati

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya ABSTRACT

This research aims to analyse the influence of occupational safety and health on organizational commitment through job satisfaction at PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. The research is explanatory in nature and intended to explain the relation between variabels. The Population of this research involves regular employees of PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. The sample consists of 152 employees taken by using proportional random sampling. Further, the data were analysed with descriptive measure and path analysis using SPSS 23. It is found that (1) occupational safety and health directly influenced organizational commitment, (2) occupational safety and health directly influenced job satisfaction, (3) job satisfaction directly influenced organizational commitment, and (4) occupational safety and health indirectly influenced organizational commitment through job satisfaction

Keywords: Occupational Safety and Health, Organizational Commitment, Job Satisfaction

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap komitmen organisaional melalui kepuasan kerja di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian explanatory research untuk menjelaskan hubungan atau pengaruh antar variabel yang diteliti. Populasi pada penelitian ini adalah karyawan tetap PT Semen Indonesia. Sampel berjumlah 152 karyawan dengan menggunakan proportional random sampling. Proses pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan jawaban yang diukur dengan skala likert, sedangkan analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif dan analisis jalur yang dibantu dengan program SPSS versi 23. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh langsung terhadap komitmen organisasional (2) keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh langsung terhadap kepuasan kerja (3) kepuasan kerja berpengaruh langsung terhadap komitmen organisasional (4) keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh secara tidak langsung terhadap komitmen organisasional melalui kepuasan kerja.

Kata Kunci : Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasional

(2)

1.Pendahuluan

Persaingan industri yang semakin ketat membuat industri harus mengoptimalkan seluruh sumberdaya yang mereka miliki untuk meningkatkan daya saing dan mengahsilkan produk yang berkualitas tinggi. Untuk mencapai hal tersebut tidak lepas dari peranan sumberdaya manusia (SDM) yang dimiliki oleh perusahaan. Aset perusahaan yang berupa faktor- faktor produksi seperti mesin, modal, material dapat bermanfaat setelah diolah oleh sumberdaya manusia yang dimiliki. Sumberdaya manusia yang dimiliki tentunya tidak terlepas dari masalah-masalah yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja sewaktu bekerja. Masalah keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu masalah yang harus disikapi secara serius oleh setiap pelaku industri di Indonesia baik dari sisi pengusaha maupun pekerja.

Keselamtan dan Kesehatan Kerja merupakan salah satu syarat bagi perusahaan untuk dapat beroperasi, sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3) No. 1 tahun 1970 semua pihak harus mematuhi peraturan tersebut.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat pekerja maupun penguasaha sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tindakan antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Salah satu tujuan diterapkannya program K3 oleh perusahaan adalah untuk mengurangi biaya apabila timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Perlindungan tenaga kerja dari bahaya dan penyakit akibat kerja atau akibat lingkungan kerja sangat dibutuhkan oleh karyawan agar karyawan merasa aman dan nyaman dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dari rasa aman dan nyaman yang dimiliki karyawan kemudian akan timbul kapuasan dalam diri karyawan. Kepuasan kerja merupakan generealisasi sikap-sikap pekerja terhadap

(3)

3 pekerjaannya. Kepuasan yang

dirasakan secara terus-menerus oleh karyawan dapat menimbulkan komitmen organisasional pada diri karyawan dalam mengerjakan pekerjaannya.

Salah satu faktor penting yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah kepuasan hidup sebab sebagian besar hidup karyawan dihabiskan ditempat kerja. beberapa hal yang menyebabkan karyawan kurang puas adalah timbal balik dari perusahaan seperti: gaji yang tidak sesuai harapan kurangnya apresiasi dari perusahaan, kemampuaan yang kurang dimanfaatkan oleh perusahaan dan sedikitnya kesempatan bagi karyawan untuk ikut berpartisipasi dalam aktivitas perusahaan. Sedangkan komitmen organisasional yang dimiliki karyawan terhadap perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan, diantaranya adalah pengalaman kerja dan lingkungan kerja. Miner (1988) menyebutkan bahwa atau

berkurangnya komitmen

organisasional tergantung pada dua

hal yaitu sifat karyawan itu sendiri dana karakteristik organisasi tempat karyawan bekerja. Dewasa ini konsep komitmen organisasional menjadi isu yang sangat penting dalam dunia kerja, sehingga beberapa organisasi berani mamasukkan unsur komitmen organisasional sebagai salah satu syarat untuk memegang jabatan atau posisi dalam sebuah organisasi. Ada beberapa alasan mengapa organisasi harus melakukkan berbagai usaha untuk meningkatkan derajat komitmen organisasional dalam diri karyawan. Pertama, semakin tinggi komitmen organisasional, semakin besar pula usaha yang dilakukan karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. Kedua, semakin tinggi komitmen organisasional, maka semakin lama karyawan

mempunyai komitmen

organisasional yang tinggi, maka ia tidak berniat meninggalkan organisasi.

Penelitian mengenai keselamatan dan kesehatan kerja, kepuasan kerja dan komitmen organisasional telah dilakukan beberapa kali. Beberapa diantaranya

(4)

adalah Junaediet al (2013) menjelaskan keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh positif signifikan terhadap komitmen organisasional. Saputra (2012) mengemukakan keselamatan dan kesehatan kerja memiliki hubungan positif, kuat dan nyata terhadap kepuasan kerja. Kartika (2012) menyatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh postif signifikan terhadap komitmen organisasional karyawan. Lebih lanjut Indrawati et al (2017) keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh secara tidak langsung terhadap komitmen organisasional melalui kepuasan kerja.

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk merupakan salah satu perusahaan milik negara yang bergerak di bidang industri semen.

Sebagai perusahaan milik negara, tugas yang diemban tentunya juga besar. Tugas yang dimaksud adalah memenuhi kebutuhan semen masyarakat dalam negeri dan bahkan masyarakat luar negeri. Visi dari PT Semen Indonesia (Persero) Tbk adalah menjadi perusahaan persemenan internasional yang

terkemuka di Asia Tenggara. Untuk mencapai tugas dan mancapai visi tersebut tentunya dibutuhkan sumberdaya manusia yang berkualitas. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk menyadari untuk mencapai hasil yang maksimal dan terus meningkatkan kualitas perusahaan hanya akan akan didapat apabila karyawan memiliki kepuasan kerja yang tinggi sehingga

menumbuhkan komitmen

organisasional pada diri karyawan dan pada akhirnya akan menghasilkan produktivitas yang tinggi pula.

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk merupakan industri berat yang telah maju dengan hasil produksinya berupa bahan bangunan. Dalam proses produksinya, perusahaan tidak lepas dari penggunaan mesin-mesin berat yang hal ini dapat menimbulkan faktor dan potensi bahaya. Dengan demikian perlu adanya jaminan K3 pada karyawan, hal ini dikarenakan apabila pekerja merasa perusahaan tidak mampu memberikan ketenangan, keamanan, dan kenyamanan dalam bekerja maka

(5)

5 mereka pun akan bekerja dengan

perasaan khawatir, tidak mampu berkonsentrasi dengan baik dan pada akhirnya akan menghambat kepuasan dan komitmen organisasional yang dirasakan oleh karyawan Dengan demikian perlu adanya jaminan K3 pada karyawan, hal ini dikarenakan apabila pekerja merasa perusahaan tidak mampu memberikan ketenangan, keamanan dan kenyamanan dalam bekerja, maka mereka pun akan bekerja dengan perasaan khawatir, tidak mampu berkosentrasi dengan baik dan pada akhirnya akan menghambat kepuasan dan komitmen oragnisasional yang dirasakan oleh karyawan. Jika perusahaan mampu memberikan ketenangan dan keamanan berupa penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam bekerja maka karyawan akan mengikuti peraturan perusahaan termasuk menggunakan peralatan K3, sehingga kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dapat dicegah.

Selain itu, karyawan akan merasa aman dan nyaman yang pada akhirnya akan menimbulkan

kepuasan dan komitmen organisasional dalam diri karyawan, sehingga hal tersebut akan menguntungkan bagi perusahaan itu sendiri.

Berdasarkan uraian di atas, maka judul yang diambil untuk penelitian ini adalah“Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Komitmen Organisasional Karyawan melalui Kepuasan Kerja (Studi pada Karyawan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk)”

Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasional?

2. Apakah keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja?

3. Apakah kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasional?

(6)

4. Apakah keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh secara tidak langsung terhadap komitmen organisasional melalui kepuasan kerja?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menganalisis pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap komitmen organisasional.

2. Menganalisis pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kepuasan kerja.

3. Menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen organisasional.

4. Menganalisis pengaruh tidak langsungkeselamatan dan kesehatan kerja terhadap komitmen organisasional melalui kepuasan kerja.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini diantaranya yaitu:

1. Bagi Mahasiswa

Menambah pengetahuan dalam bidang sumber daya

manusia terutama dalam hal penerapan K3 yang berhubungan dengan kepuasan kerja dan komitmen karyawan .

2. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan rujukan dalam mengevaluasi penerapan K3 yang telah ada dalam meningkatkan kepuasan kerja dan komitmen organisasional karyawan

3. Bagi Perguruan Tinggi

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk pengetahuan dan informasi untuk penelitian selanjutnya.

2. Landasan Teori Dan Hipotesis Menurut Leon C Megginson dalam Mangkunegara (2004) keselamatan dan kesehatan kerja memiliki dua istilah yaitu risiko keselamatan dan kesehatan.

Keselamatan kerja mengindikasikan adanya suatu kondisi yang aman atau terbebas dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja. Sementara kesehatan kerja mengacu pada kondisi yang bebas dan aman dari gangguan fisik, mental emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja

(7)

7 Sedangkan menurut Abidin

(2008) merupakan suatu bentuk upaya untuk menciptakan suasana bekerja yang aman, nyaman guna mencapai produktivitas setinggi- tingginya.

Maka dapat disimpulkan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu program yang memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja guna memberikan rasa aman dan nyaman sehingga tercipta produktivitas yang tinggi.

Menurut Swasto (2011) variabel K3 dapat diukur dengan dua indikator yaitu sebagai berikut:

1. Keselamatan Kerja

Merupakan perlindungan yang diberikan kepada karyawan agar terhindar dari kecelakaan kerja ditempat kerja akibat kerja. Hal ini meliputi melengkapi mesin-mesin dengan alat pengaman, pengaturan penerangan dengan tepat, menyediakan alat pelindung diri, dan adanya pengawasan dan pemeliharaan alat-alat kerja

2. Kesehatan kerja

Kesehatan kerjaadalah suatu kodisi di tempat kerja yang

memungkinkan seseorang karyawan mempertahankan daya tahan tubuh serta kesehatannya dalam melakukan pekerjaan, hal ini meliputi kebersihan lingkungan kerja, ventilasi dan suhu udara di tempat kerja, tersedianya fasilitas kesehatan (klinik, dan baiknya fasilitas kesehatan yang diberikan.

Menurut Handoko (2009) kepuasan kerjaadalah suatu keadaan emosional yang mneyenangkan atau tidak menyenangkan sehingga akan mempengaruhi bagaimana cara karyawan memandang pekerjaan mereka.

Sedangkan menurut Mangkuprawira (2007), kepuasan kerja adalah perasaan yang timbul dalam diri individu terhadap pekerjaannya. Perasaan tersebut merupakan hasil penilaian tentang seberapa jauh pekerjaan itu secara keseluruhan mampu memuaskan kebutuhan karyawan.

Maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaanya.

Menurut Handoko dalam Cholik (2015) kepuasan kerja

(8)

seseorang karyawan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

1. Gaji, yakni segala bentuk bayaran yang diterima oleh seseorang sebagai akibat dari pelaksanaan tugas atau pekerjaan apakah sesuai dengan kebutuhan dan dirasa adil

2. Pekerjaan itu sendiri, dapat juga diartikan sebagai isi pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang dan apakah memiliki elemen yang memuaskan atau tidak.

3. Rekan sekerja, dapat diartikan juga sebagai setiap rekan kerja yang saling berinteraksi dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan

4. Atasan, seseorang yang senantiasa memberi perintah, petunjuk dan arahan dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan

5. Promosi, adalah kemungkinan seseorang untuk berkembang dengan mendapatkan kenaikan jabatan.

6. Lingkungan kerja, terdiri atas dua unsur meliputi lingkungan fisik dan linmgkungan psikologis

Robbins dan Coulter (2006) berpendapat bahwa komitmen organisasionalsuatu kondisi dimana karyawan akan memihak pada nilai dan tujuan-tujuan suatu organisasi tertentu dan berharap untuk dapat tetap menjadi bagian dalam organisasi tersebut.

SedangkanLuthans (2006) menjelaskan komitmen organisasi sebagai suatu sikap yaitu merupakan suatu motif dan hasrat yang kuat untuk selalu menjadi bagian dalam sebuah oragnisasi.

Maka dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasional merupakansikap loyal yang dimiliki karyawan terhadap organisasi dan kesediaan karyawan untuk tetap mengerjakan tugasnya sebbaik mungkin demi tercapainya nilai dan tujuan oragnisasi.

Menurut Meyer dan Allen (dalam Robbins, 2014) komitmen organisasional dapat diukur dengan tiga indikator yaitu sebagai berikut:

1. Komitmen Afektif (Affective Commitment),yaitu ikatan emosional dan keterlibatan karyawan dalam suatu organisasi. Karyawan akan

(9)

9 menetap dalam suatu oragnisasi

dengan pandangan, tujuan, serta nilai organisasi yang sesuai dengan dirinya.

2. Komitmen berkelanjutan (Continuance

Commitment),yaitu

pertimbangan mengenai nilai ekonomi yang harus dikorbankan bila akan meninggalkan organisasi. Karyawan akan menetap pada suatu oragnisasi sebagai suatu pemenuhan kebutuhan dan tidak adanya peluang bekerja di organisasi lainnya.

3. Komitmen normatif (Normative Commitmen),keyakinan

karyawan atas tanggung jawab untuk loyal dan tetap tinggal pada suatu organisasi. Hal ini didasarkan dengan adanya kewajiban moral, dimana karyawan akan merasa tidak nyaman dan bersalah jika tidak memberi balasan atas apa yang telah diberikan organisasi.

Kerangka Konsep Penelitian Gambar 2.1

Kerangka Kosep Penelitian

Sumber: Data Diolah 2018

Hipotesis

H1:Terdapat pengaruh signifikan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap komitmen organisasional.

H2:Terdapat pengaruh signifikan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kepuasan kerja.

H3:Terdapat pengaruh signifikan kepuasan kerja terhadap komitmen oragnisasional.

H4:Terdapat pengaruh tidak langsung keselamatan dan kesehatan kerja terhadap komitmen organisasional melalui kepuasan kerja.

3. Metode Penelitian

Sesuai dengan tujuan dari penelitian maka penelitian yang dilakukan termasuk jenis explanatory research.

Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan pada PT. Semen Indonesia (Persero)

H2

H1

H3 Kepuasan Kerja

(Z)

Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (X)

Komitmen Organisasional

(Y) H4

(10)

Tbk, yang beralamatkan di Desa Sumberarum Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban

Populasi dan Sampel

Pada penelitian ini, populasi yang digunakan adalah seluruh karyawan tetap PT Semen Indonesia (Persero) Tbk pada tingakatan eselon 2 sampai eselon 5 dengan jumlah 583 karyawan. Sementara untuk sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Proportional Random Sampling dengan jumlah sebesar 152 karyawan

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data menggunakan kuisioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2008). Kuesioner dibagikan kepada semua responden penelitian untuk diisi dan setelahnya dikembalikan kepada peneliti.

Metode Manalisis Data

Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan

atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2012).

Selain analisis deskriptif, penelitian ini juga menggunakan teknik analisis jalur untukmengetahui pengaruh antar variabel.

4. Hasil Penelitian

Hasil penyebaran 152 kuesioner diperoleh gambaran responden sebagai berikut:

Tabel 4.1

Komposisi Mayoritas Responden

Komposisi Responden

Mayoritas Responden

Jumlah %

Jenis Kelamin Laki-laki 136 89

Usia >35 Tahun 100 66

Pendidikan Terakhir

S1 70 46

Masa Kerja >20 Tahun 73 48 Sumber: Data primer diolah, 2017.

Mayoritas responden yang bekerja pada PT Semen Indonesia (Persero) Tbk adalah laki-laki.

Kemudian mayoritas karyawan berusia >35 Tahun. Mayoritas pendidikan karyawan yaitu S1 dan maryoritas karyawan memiliki masa kerja >20 Tahun.

(11)

11 Hasil Uji Instrument Penelitian

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu suatu kuesioner. Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana variabel yang digunakan benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur (Ghozali, 2016).

Penelitian ini menggunakan item dalam bentuk pernyataan sebagai instrumen pengukur. Uji validitas dilakukan membandingkan r hitung dengan r tabel. Jika r hitung

>

r tabel maka item kuesioner tersebut valid. Sedangkan jika r hitung < r tabel berarti item kuesioner tersebut tidak valid.

Uji Realibilitas sebenarnya adalah alat ukur untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2016).

Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Crobanch Alpha> 0,70 (Ghozali, 2016).

Pengertian umum menyatakan bahwa instrument penelitian harus reliabel.

Tabel 4.2 Hasil Analisis Jalur

Sumber: Data primer diolah, 2018.

Ket : *(signifikan)

Tabel 4.3

Hasil Uji Langsung dan Tidak Langsung

Pengaruh Variabel

Koef. P

value A (5%)

Ket

XY 0.198 0.029 0.05 Signifikan XZ 0.660 0,000 0,05 Signifikan ZY 0.411 0,000 0,05 Signifikan X→Z→Y 0.271 0,000 0,05 Signifikan Sumber: Data primer diolah, 2018.

Gambar 4.1

Diagram Hasil Analisis Jalur

Bebas Media si

Ter- ikat

Koefisien

Direct Indirect Total

X - Z 0.660* - 0.660

X Z Y 0.198

* 0.271* 0.469

Z - Y 0.411

* - 0.411

Kepuasan Kerja (Z)

Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (X)

Komitmen Organisasional

(Y) Koef. = 0.660

P value= 0.000

Koef. = 0.411 P value= 0.000

Koef. = 0.198 P value= 0.029

(12)

Sumber: Data primer diolah, 2018

PembahasanHasil Uji Hipotesis a.Hipotesis 1: Terdapat Pengaruh yang signifikan darikeselamatan dan kesehatan kerja (X) terhadap komitmen organisasional (Y).

Dari hasil uji statistik, pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja (X) terhadap komitmen organisasional (Y) menghasilkanp value sebesar 0.029. Hasil pengujian menunjukkan bahwa p value < alpha (5%). Hal ini berarti terdapat pengaruh signifikan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap komitmen organisasional.

Koefisien sebesar 0.198 menyatakan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja berpengaruh positif terhadap Komitmen Organisasional. Dengan demikian, pengujian ini dapat menjawab Hipetesis pertama (H1) yang telah dirumuskan.

Hipotesis 2: Terdapat pengaruh yang signifikan darikeselamatan dan kesehatan kerja (X) terhadap kepuasan kerja (Z).

Dari hasil uji statistik, pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja (X) terhadap kepuasan kerja (Z) menghasilkan p value sebesar 0.000. Hasil pengujian menunjukkan bahwa p value < alpha (5%). Hal ini berarti terdapat pengaruh signifikan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kepuasan kerja. Koefisien sebesar 0.660 menyatakan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja. Dengan demikian, pengujian ini menjawab hipotesis kedua (H2) yang telah dirumuskan.

Hipotesis 3: Terdapat pengaruh darikepuasan kerja (Z) terhadap komitmen organisasional (Y).

Dari hasil uji statistik, pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen organisasional menghasilkanp value sebesar 0.000.

Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa p value < alpha (5%). Hal ini berarti terdapat pengaruh signifikan kepuasan kerja terhadap komitmen organisasional.

Koefisien sebesar 0.411 menyatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap komitmen

Koef. = 0.271 P value= 0.000

(13)

13 organisasional. Dengan demikian,

pengujian ini dapat menjawab hipotesis ketiga (H3) yang telah dirumuskan.

Hipotesis 4 :Terdapat pengaruh tidak langsung dari keselamatan dan kesehatan kerja(X) terhadap komitmen organisasional(Y)melalui kepuasan kerja (Z). Hal ini dikarenakan terdapat pengaruh variabel (X) terhadap variabel (Z) signifikan dan pengaruh variabel (Z) terhadap variabel (Y) signifikan.

Kemudian untuk nilai pengaruh tidak langsung antara penilaian kinerja karyawan (X) dengan kinerja karyawan (Y) melalui motivasi kerja (Z) diperoleh dari hasil kali antara pengaruh langsung keselamatan dan kesehatan kerja (X) dengan kepuasan kerja kerja (Z) dan pengaruh langsung antara kepuasan kerja (Z) dengan komitmen organisasional (Y), sehingga pengaruh tidak langsung sebesar (0,660 x 0,411) = 0,271. Karena koefisien beta bertanda positif (0,271), artinya semakin tinggi peran dari keselamatan dan kesehatan kerja (X) semakin tinggi pula komitmen organisasional (Y),

jika kepuasan kerja karyawan (Z) juga tinggi.Maka dengan demikian secara statistik H4 diterima, yang berarti hipotesa yang menyatakan bahwa variabel keselamatan dan

kesehatan kerja (X)

berpengaruhsecara tidak langsung terhadap variabel komitmen organisasional (Y) melalui variabel kepuasan kerja (Z) dapat diterima dengan nilai pengaruh sebesar 0,271.

Pembahasan Hasil Penelitian Dengan hasil analisis jalur (path analysis) yang telah dilakukan, maka hasil penelitianini dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

Hasil temuan pertama yaitu keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh langsung terhadap komitmen organisasional.Pengujian hipotesis pertama menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikandari keselamatan dan kesehatan kerja terhadap komitmen organisasional. Hasil penelitianini sejalan dengan pendapat Miner (1988) yang menyatakan bahwa faktor yang mendukung terbentuknya komitmen karyawan pada perusahaan, misalnya: situasi

(14)

kerja rasa percaya dan keyakinan terhadap manajemen perusahaan, termasuk didalamnya program K3.

Hal ini menunjukkan bahwa penerapan K3 yang diterapkan PT Semen Indoneisa (Pesero) Tbk.

Memiliki keterkaitan erat dengan komitmen orgnisasionalkaryawan.

Semakin baik program K3 yang dijalankan oleh perusahaan maka akan semakin meningkatkan komitmen organisasional karyawan terhadap perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan Indrawati, et al (2017) yang mengemukakan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh positif signifikan terhadap komitmen organisasional.

Berdasarkananalisis

deskriptif kuesioner pada variabel keselamatan dan kesehatan kerja, indikator yang memiliki nilai rata- rata tertinggi adalah indikator keselamatan kerja. Merujuk pada hasil wawancara dengan salah satu pemimpin K3, diperoleh informasi bahwa keselamatan kerja pegawai benar-benar diperhatikan mulai dari karyawan masuk hingga pulang dari tempat kerja, sehingga keserlamatan

karyawan terjamin.Jaminan keselamatan yang diberikan berupa APD (Alat Pelindung Diri) yang diberikan secara cuma-cuma oleh perusahaan, mesin-mesin yang dilengkapi dengan alat pengaman

Hasil temuan kedua yaitu keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh langsung terhadap kepuasankerja. Pengujian hipotesis keduamenyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kepuasan kerja. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan program K3 PT Semen Indonesia (Persero) Tbk dapat berpengaruh terhadap kepuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan Novianto (2016) yang menyatakan bahwa kepuasan kerja dipengaruhi secara positif signifikan oleh K3.

Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Saputra (2012) yang menyatakan K3 memiliki hubungan positif, kuat dan nyata terhadap kepuasan kerja.

Hal ini sejalan dengan pendapat Arep dan Tanjung(2004) yang

(15)

15 mengemukakan bahwa program K3

yang diterapkan dapat meingkatkan kepuasan kerja. Sehingga semakin baik pelaksanaan program K3 maka tingkat kepuasan kerja karyawan juga akan semakin tinggi.

Sebaliknya jika pelaksanaan program K3 buruk, maka kepuasan kerja karyawan juga akan rendah.

Berdasarkan analisis deskriptif kuesioner pada keselamatan dan kesehatan kerja, indikator yang memiliki nilai rata- rata terendah adalah kesehatankerja.

Namun masih termasuk dalam kategori yang tinggi. Bedasarkan hasil wawancara dengan salah satu karyawan, perusahaan sangat memperhatikan kesehatan karyawan salah satunya adalah dengan memfasilitasi karyawan dengan kartu BPJS dan klinik kesehatan.

Hasil temuan ketiga yaitu kepuasan kerja berpengaruh langsung terhadap komitmen organisasional. Pengujian hipotesis ketiga menyatakan bahwa ada pengaruh yang positifdan signifikan kepuasan kerja terhadap komitmen organisasional.Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu

yang dilakukan Kartika (2012) yang menyatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif signifikan terhadap komitmen organisasional karyawan. Penelitian lain yang mendukung adalah penelitian Karambutet al (2012) yang menyatakan bahwa kepuasan kerja

berpenggaruh positif

terhadapkomitmen organisasional.

Lebih lanjut penelitian ini mendukung penelitian Prabowo et al (2016) yang mengemukakan kepuasan kerja kepuasan kerja memiliki hubungan signifikan terhadap komitmen organisasional.

Selanjutnya ada penelitian Yulianto et al (2016) juga mengemukakan kepuasan kerja berpengaruh

terhadap komitmen

organisasional.Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan

oleh Luthan(2006) yang

menyatakanjika jenis pekerjaan, atasan dan rekan kerja, upah dan gaji, kesempatan promosi dipenuhi oleh organisasi dan berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja maka akan menimbulkan komitmen organisasi pada diri karyawan.

Semakin tinggikepuasan kerja yang

(16)

dirasakan oleh karyawan maka akan semakin tinggi pula komitmen yang dirasakan oleh karyawan pada PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Berdasarkananalisis deskriptif kuesioner pada variabel kepuasan kerja, indikator yang memiliki nilai rata-rata tertinggi adalah indikator rekan kerja. Merujuk pada hasil wawancara salah satu karyawan muda yang memiliki masa kerja 1-2 tahun, diperoleh informasi bahwa karyawan tersebut telah merasa diterima didalam pergaulan kantor walaupun dia masih muda dan tergolong karyawan baru. Hal ini dapat diartikan bahwa hubungan sosial antar karyawan terjalin dengan baik.

Hasil temuan keempat yaitu keselamatan dan kesehatan kerjaberpengaruh secara tidak langsung terhadap komitmen organisasional melalui kepuasan kerja. Pengujian hipotesis keempat menyatakan bahwa ada pengaruh tidak langsung yang positif dan signifikan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap komitmen organisasional melalui kepuasan kerja. Keselamatan dan kesehatan

kerja yang diterapkan dapat menghasilkan umpan balik kepuasan

pada diri karyawan

sehinggakomitmen dalam diri karyawan meningkat.Sehingga dalam hal ini dapat disimpulkan bahwakeselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh secara tidak langsung terhadap komitmen organisasional melalui kepuasan kerja. Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan Indrawatiet al (2017) yang menyatakanbahwa variabel kepuasan kerja berperan sebagai variabel yang memediasi pengaruh penerapan K3 pada komitmen organisasional.

3. Kesimpulan Dan Saran a. Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh keselamtan dan kesehatan kerja terhadap komitmen organisasional karyawanmelalui kepuasan kerja karyawan di PT. Semen Indonesia(Persero) Tbk. Kesimpulan dari hasil penelitian adalah sebagai berikut:

(17)

17 1. Keselamatan dan kesehatan

kerja berpengaruh signifikan

terhadap komitmen

organisasional karyawan. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin baik penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja maka semakin tinggi pula komitmen organisasional karyawan.

2. Keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin baik pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja maka semakin tinggi pula kepuasan kerja.

3. Kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasional karyawan. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi tingkat kepuasan kerja maka semakin tinggi pula komitmen organisasional karyawan.

4. Keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh signifikan

terhadap komitmen

organisasional karyawan melalui kepuasan kerja. Hal ini

dapat diartikan semakin tinggi kepuasan kerja yang disebabkan oleh semakin baiknya keselamatan dan kesehatan kerja cenderung dapat menigkatkan komitmen organisasional karyawan.

b. Saran

1. Bagi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk

1) Kepuasan kerja memiliki pengaruh yang lebih besar untuk meningkatkan komitmen organisasional karyawan daripada pengaruh K3 terhadap komitmen organisasional. Oleh karena itu, perusahaan perlu meningkatkan kembali program keselamatan dan kesehatan kerja yang diterapkan.

2) Indikator kesehatan dari variabel keselamatan dan kesehatan kerja memiliki nilai rata-rata paling rendah.

Salah satu faktor penyebabnya dalah karyawan merasa kualitas suhu udara dan ventiilasi di

(18)

tempat kerja rendah dikarenakan suhu udara kota Tuban yang panas ditambah debu yang bertebaran dilingkungan pabrik. Oleh karena itu, sebaiknya

perusahaan perlu

memperhatikan vantilasi yang ada disetiap ruangan guna meningkatkan kualitas udara dan penerangan yang ada. Selain itu, karyawan

sebaiknya selalu

menggunakan masker yang telah disediakan oleh perusahaan bial beraktivitas di luar ruangan

3) Kepuasan kerja memiliki dua indikator dengan nilai rata- rata terendah, yaitu indikator pekerjaan itu sendiri dan indikator promosi.pertama, ada indikator penekerjaan itu sendiri pekerjaan itu sendiri.

Salah satu penyebabnya adalah karyawan merasa pekerjaan yang dikerjakan tidak sesuai dengan bidang atau kemampuannya. Olwh karena itu, sebaiknya

perusahaan rutin

memberikan pelatihan guna memperkenalkan pekerjaab dan melatih karyawan agar terbisa dan handal.

4) Selanjutnya ada indikator promosi dari variabel kepuasan kerja yang juga memiliki rata-rata terendah.

Sistem promosi jabatan yang diterapkan adalah dengan lelang jabatan. Tujuan menggunakan metode lelang untuk menemukan karyawan terbaik untuk mengisi kekosongan jabatan. Hal ini baik untuk dilakukan namun disisi lain mengabaikan loyalitas karyawan. oleh karena itu, perusahaan sebaiknya juga memberikan kenaikan jabatan kepada karyawan yang memiliki masa kerja yang lama di perusahaan.

2. Bagi Penelitian

Selanjutnya

Disarankan bagi penelitian selanjutnya untuk meneliti variabel lainnya selain keselamatan dan kesehatan kerja, kepuasan kerja, dan komitmen organisasional seperti

(19)

19 pelatihan, kompensasi, dan kinerja.

Peneliti juga dapat melakukan penelitian dengan metode yang berbeda. Selain itu, penelitian juga dapat dilakukan pada objek yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin. 2008. ‘Hubungan Perilaku Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan dosis Radiasi Pada Pekerja Reaktor Kartini’. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan- BATAN, Yogyakarta.

Arep, I dan Tanjung, H. 2004.

Pengembangan SDM. Penerbit Universitas Trisakt, Jakarta Cholik, M. 2015. ‘Pengaruh

Karakteristik Pekerjaan terhadap Prestasi Kerja melalui Kepuasan Kerja’.

Skripsi. Universitas Brawijaya, Malang.

Ghozali, I. 2016. Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23. Edisi 7.

Universitas Diponegoro, Semarang

Hardoko, T & Hani. 2009.

Manejemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Proyek Uji Coba Skala Penuh Jembatan Cable Stayed untuk Lalu Lintas Ringan. Puslitbang Jalan dan Jembatan, Bandung.

Indrawati, AD, Satriya, IGBH &

Dewi, SKS. 2017. ‘Pengaruh Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada Kepuasan Kerja

dan Komitmen

Organisasional’. Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis dan Kewirausahaan Vol. 11.

No. 2 Agustus 2017.

Karambut, CA, Troena, EA &

Noermijati. 2012. ‘Analisis Pengaruh Kesecerdasan Emosional, Stres Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Komitmen Organisasional (Studi pada Perawat Unit

(20)

Rawat Inap RS Panti Waluya Malang)’. Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol 10, No. 3 September 2012”

Kartika, RGWU. 2012. ‘Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Komitmen Organisasional pada Karyawan PT.

HelloMottion Korpora Indonesia’. Skripsi Universitas Indonesia, Jawa Barat

Luthans, F. 2006. Perilaku Organisasi, Edisi kesepuluh.

Andi Offset,Yogyakarta.

Mangkunegara, AAAP . 2004.

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Proyek Uji Coba Skala Penuh Jembatan Cable Stayed untuk Lalu Lintas Ringan. Puslitbang Jalan dan Jembatan, Bandung.

Mangkuprawira, S. & Vitayala.

2007. Manajemen Mutu Sumber Daya Manusia.

Ghalia Indonesia, Jakarta.

Miner, JB. 1988. Organizational Behavior: Performance and

Productivity. Random House Inc, New York

Prabowo, A, Alamsyah, A&

Noermijati. 2016. ‘Pengaruh Kompensasi dan Kepuasan Kerja terhadap Komitmen Organisasional Perawat dan Bidan Kontrak di RS Bhayangkara Hastra Brata Batu Malang’. Jurnal Aplikasi Manajemen. Vol. 14, No. 1 Maret 2016

Robbins, SP. 2006. Perilaku Organisasi.Indeks, Jakarta

Robbins, SP & Timothy, AJ. 2014.

Perilkau Organisasi. Salemba Empat, Jakarta

Saputra, Dody. 2012. ‘Analisis Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap Kepuasan Kerja Karyawan di PT Dystar Colours Indonesia’. Skripsi.

Institut Pertanian Bogor, Bogor

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. CV: Alfabeta, Bandung

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan

(21)

21 Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D. Alfabeta, Bandung Swasto, B. 2011. Manajemen

Sumber Daya Manusia. UB Press, Malang

Yulianto, NAB, Noermijati &

Sudiro, A. 2016. ‘Peran Komitmen Organisasional dalam Memediasi Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap OCB Islam (Studi pada BMT Maslahah Sidogiri)’. Jurnal Aplikasi Manajemen. Vol. 14, No.4, Desember 2016

Referensi

Dokumen terkait

According to Arkorful and Nelly 2015, there are seven advantages of adoption of e-learning in education: i flexibility of time and place; ii ease of access to a huge amount of