• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH FAKTOR NON KEUANGAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PADA TAHUN 2019-2021

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH FAKTOR NON KEUANGAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PADA TAHUN 2019-2021"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

Opini audit going concern merupakan opini yang dikeluarkan oleh auditor untuk menentukan apakah perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidup IAPAI (Suci Rahmadona, Sukartini 2019). Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pengadopsian opini audit terhadap kelangsungan usaha. Beberapa hal yang dipertimbangkan sebagai faktor non-keuangan dalam menyatakan opini audit terhadap kelangsungan usaha antara lain ukuran perusahaan, durasi audit dan lag Audi.

Studi sebelumnya telah menunjukkan hasil yang beragam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengesahan audit kelangsungan usaha. Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin melakukan penelitian lain untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan, periode audit dan audit delay berpengaruh terhadap kesimpulan audit going concern. Oleh karena itu, penulis menulis penelitian ini dengan judul “Pengaruh Faktor Non Keuangan Terhadap Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2019-2021.

Penelitian ini memfokuskan pada variabel penelitian yaitu variabel independen tenur audit, ukuran perusahaan, audit delay dan variabel dependen yaitu opini audit going concern. Memberikan tambahan pengetahuan tentang pengaruh ukuran perusahaan, audit term dan audit delay terhadap opini audit going concern perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2019-2021. Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi pengetahuan dan pemahaman mengenai penerapan pengaruh ukuran perusahaan, audit term dan audit delay terhadap opini audit going concern yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2019-2021.

Opini Audit

Untuk memperoleh pendapat tersebut, pastikan bahwa laporan keuangan memenuhi kriteria berikut. Laporan keuangan auditan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yang secara konsisten dituangkan dalam laporan keuangan sebelumnya. Tidak ada ketidakpastian material tentang peristiwa masa depan yang tidak dapat diprediksi atau diselesaikan secara memuaskan.

Pendapat ini diberikan jika terdapat keadaan yang mengharuskan auditor untuk menambahkan suatu paragraf penjelasan dalam laporan audit, walaupun hal tersebut tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian yang diungkapkan oleh auditor. Pendapat wajar dengan pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas adalah tepat. Pernyataan tidak memberikan pendapat menyatakan bahwa laporan keuangan tidak secara wajar menggambarkan posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas.

Auditor tidak boleh menyatakan suatu kesimpulan jika auditor tidak dapat merumuskan atau tidak merumuskan suatu kesimpulan tentang kewajaran laporan tahunan.

Going concern

Opini Audit Going Concern

Saat mengaudit laporan keuangan, auditor akan menilai kewajaran penyajian laporan keuangan, apakah mengandung laporan palsu atau tidak. Jenis laporan ini, yaitu laporan audit dengan perubahan mengenai batas waktu operasi perusahaan, menunjukkan bahwa menurut pertimbangan auditor terdapat risiko auditee tidak akan dapat mempertahankan operasinya. Auditor harus menilai apakah terdapat keraguan serius atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya selama jangka waktu yang wajar, dengan mempertimbangkan beberapa kondisi yang dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam menerbitkan opini audit atas kelangsungan usaha (seksi SPAP yaitu tren negatif, tanda-tanda lain dari kemungkinan masalah keuangan, masalah internal dan masalah peristiwa eksternal yang telah terjadi.

Ukuran Perusahan

Opini kelangsungan usaha dapat dimuat dalam laporan keuangan dengan tambahan paragraf penjelasan di bawah paragraf opini yang menjelaskan dampak keadaan terhadap kemampuan unit usaha untuk mempertahankan kelangsungan usaha ke depan. Dalam standar laporan, auditor harus menginformasikan kepada pengguna laporan informasi yang menurut auditor harus diungkapkan (Difa dan Suryono, 2015). Auditor dituntut untuk tidak hanya melihat hal-hal yang tercermin dalam laporan keuangan, tetapi juga lebih menyadari kemungkinan hal-hal yang dapat mengganggu kelangsungan usaha, dan ketika auditor menemukan keraguan tentang kemampuan perusahaan untuk melanjutkan. bisnisnya mengharuskan auditor untuk memberikan opini audit yang disesuaikan atas kelangsungan usaha entitas (Rahmat, 2016).

Audit Tenure

Ketika akuntan telah berhubungan dengan klien selama bertahun-tahun, klien dipandang sebagai sumber pendapatan akuntan, yang dapat mengurangi independensi. Akuntan memiliki hubungan yang lebih dekat dengan manajemen klien, akibatnya akuntan kehilangan skeptisisme profesionalnya. Auditor dapat memandang pengujian yang dilakukan sebagai pengulangan penugasan sebelumnya, sehingga auditor merasa mengetahui hasil pengujian terlebih dahulu.

Auditor mungkin ingin menyelesaikan masalah perusahaan klien demi menjaga hubungan baik dengan klien, memenuhi keinginan klien mungkin menjadi prioritas auditor dibandingkan memenuhi standar profesional.

Audit Report Lag

Semakin lama waktu yang digunakan oleh auditor untuk melaksanakan tugas auditnya, maka semakin lama pula waktu publikasi laporan keuangannya. Perusahaan dihimbau untuk menyampaikan informasi laporan keuangan auditan tepat waktu atau mempersingkat tingkat keterlambatan laporan audit untuk mendapatkan kepercayaan publikasi sehingga menambah nilai perusahaan, dan informasi yang disampaikan tepat waktu dapat relevan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pengguna laporan keuangan audit. laporan keuangan. Menurut KEP-43/BL/2012 Peraturan Nomor X.K.6, bahwa laporan keuangan tahunan wajib disampaikan kepada Bapepam dan laporan keuangan wajib diumumkan kepada publik paling lambat pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan.

Telaah Penelitian Terdahulu

Penelitian dari (Endiana dan Suryandari 2021) berjudul Opini audit going concern ditinjau dari teori keagenan dan pemicunya. Variabel dependen menggunakan opini audit going concern dan variabel independen menggunakan ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, debt to equity ratio, kualitas audit, opini audit tahun sebelumnya. Dimana variabel ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif terhadap opini audit going concern, sedangkan kualitas audit dan opini audit periode sebelumnya berpengaruh positif terhadap opini audit going concern.

Variabel dependen yang digunakan adalah opini audit operasional perusahaan dan variabel independen yang digunakan adalah holding audit, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, reputasi KAP, opinion shopping, opini audit sebelumnya. Dimana variabel audit mandat, pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif terhadap opini audit going concern dan variabel reputasi KAP, belanja opini berpengaruh positif terhadap opini audit going concern, sedangkan firm size dan opini audit sebelumnya tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern. . Penelitian (Zulfikar dan Syafruddin 2013) berjudul Pengaruh Faktor Non Keuangan Terhadap Pemberian Opini Audit Terhadap Kelangsungan Hidup.

Dimana variabel reputasi auditor, masa audit, pengungkapan, opini audit sebelumnya berpengaruh positif signifikan terhadap opini audit going concern, sedangkan ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap opini audit going concern. Penelitian oleh (Suci Rahmadona, Sukartini 2019) dengan judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Opini Audit Going Concern Pada Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode. Variabel dependen menggunakan opini audit going concern dan variabel independen menggunakan pertumbuhan perusahaan, solvabilitas, opini audit tahun sebelumnya.

Dimana variabel ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, solvabilitas berpengaruh negatif terhadap pernyataan kontinuitas, sedangkan audit sebelumnya berpengaruh positif signifikan terhadap pernyataan kontinuitas.

Kerangka Teoritis dan Pengembangan Hipotesis .1 Kerangka Teoritis

Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Opini audit going concern

Semakin besar total aset perusahaan menunjukkan ukuran perusahaan besar, semakin kecil total aset perusahaan menunjukkan ukuran perusahaan kecil. Semakin besar total aset yang dimiliki, maka dianggap semakin besar pula perusahaan tersebut, sehingga dapat mempertahankan kelangsungan operasinya. Perusahaan dengan pertumbuhan positif menunjukkan bahwa size meningkat dan kecenderungan bangkrut menurun (Nurpratiwi, 2014).

Pengaruh Audit Tenure terhadap opini audit going concern

Pengaruh audit report lag terhadap opini audit going concern

Ketika auditor memiliki keraguan tentang kelangsungan usaha perusahaan, maka dalam proses auditnya akan lebih skeptis dan harus mempertimbangkan berbagai hal yang disebutkan dalam SA 341 untuk dapat memperkuat keraguan tersebut, sehingga proses audit akan memakan waktu lebih lama dibandingkan ketika auditor tidak memiliki keraguan sehubungan dengan kelangsungan bisnis pelanggan. Semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan audit, semakin besar kemungkinan perusahaan memperoleh laporan audit going concern. Menurut penelitian Panaditya dan Rahadjo (Yolangga 2019) bahwa audit report delay berpengaruh positif terhadap kesimpulan audit going concern.

METODE PENELITIAN

  • Desain Penelitian
  • Populasi dan sampel penelitian .1 Populasi
  • Data Teknik Pengumpulan Data .1 Jenis dan Sumber Data
    • Teknik Pengumpulan
  • Defenisi Operasional dan pengukuran Variabel
    • Variabel dependen
    • Variabel Independen
  • Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis
    • Teknik Pengujian Hipotesis
  • Uji Hosmer and Lemeshow’s ( Menilai Kelayakan Model Regresi)
  • Menilai Overall Fit Model (Menilai Model Keseluruhan)
  • Uji Nagelkerke’s R Square ( Koefesien Determinasi)
  • Tabel Klasifikasi
    • Analisis Regresi Logistik
    • Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini menentukan sampel dengan menentukan kriteria tertentu yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga dapat menjawab permasalahan penelitian. Perusahaan yang terdaftar secara berurutan di bursa efek Indonesia dari tahun 2019-2021 dan telah menerbitkan laporan keuangan. Penelitian ini memanfaatkan data sekunder yaitu data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung dan dengan dokumen yaitu dengan menelusuri data melalui jurnal atau hasil penelitian yang relevan dengan masalah terkait yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi pernyataan kesinambungan.

Variabel operasional dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen yang diproksikan dengan opini audit going concern, dan variabel independen yang terdiri dari ukuran perusahaan, masa kerja jasa audit, dan audit report delay. Opini audit going concern merupakan opini audit modifikasian yang dikeluarkan oleh auditor untuk menentukan apakah perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidup SPAP (Putrady 2014). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah variabel dummy, dimana kategori 1 untuk auditee yang menerima opini audit going concern dan kategori 0 untuk auditee yang menerima opini audit non going concern (qualified opinion without exception) diberi kode 0 .

Ukuran perusahaan adalah skala dimana perusahaan dapat diklasifikasikan menjadi perusahaan besar, menengah dan kecil. Semakin besar total aset perusahaan menunjukkan ukuran perusahaan besar, sebaliknya semakin besar total aset perusahaan menunjukkan ukuran perusahaan kecil. Keterlambatan laporan audit diukur dengan jumlah hari antara akhir periode akuntansi dan penerbitan laporan audit.

Pengukuran laporan audit menggunakan jumlah hari yang diperlukan untuk publikasi laporan auditor independen dihitung dari tahun buku perusahaan, yaitu 31 Desember, Minerva et al (Putri 2022) setelah tanggal 31 Desember. Diperlukan penelitian untuk menguji hipotesis yang bertujuan untuk melihat pengaruh faktor non keuangan yaitu firm size, audit duration dan audit report delay terhadap non going concern audit judgments, dimana hipotesis diuji dengan alpha (α) = 5 %. Jika nilai statistik uji kecocokan Hosmer dan Lemeshow lebih besar dari 0,05 maka model diterima.

Pengujian model secara keseluruhan menguji apakah penggunaan variabel dalam penelitian ini dapat lebih baik untuk menjelaskan atestasi audit going concern. Angka blok = 1, hal ini menunjukkan model regresi yang baik, dengan kata lain model yang dihipotesiskan sesuai dengan data (Ghozali, 2013). Regresi logistik digunakan untuk menguji apakah variabel ukuran perusahaan, periode audit, dan audit report lag berpengaruh terhadap pernyataan audit going concern.

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah opini audit going concern yang diukur dengan menggunakan variabel dummy.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan hasil pengujian regresi linier berganda variabel covid-19 tidak berdampak dan tidak signifikan secara parsial terhadap audit report lag.Hasil pengujian

Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh kondisi keuangan dan insolvensi perusahaan terhadap pemberian opini audit going concern dengan studi kasus pada perusahaan