93 Pengaruh Knowledge Sharing, Kompetensi dan Manajemen Pengetahuan Terhadap
Kinerja Anggota pada Polresta Kota Banda Aceh
Rizky Ardiansyah Muchtar, M. Bakri Samsul Ikhbar Fakultas Ekonomi Universitas Serambi Mekkah
Email. [email protected] Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengaruh secara simultan berbagi pengetahuan, kompetensi dan manajemen pengetahuan terhadap kinerja anggota pada Polresta Kota Banda Aceh. Penelitian ini dilakukan pada Polresta Kota Banda Aceh, sedangkan objek penelitian ini adalah 532 orang, jumlah sampel terpilih sebanyak 148 orang. Peralatan analisis data dalam penelitian ini menggunakan skala likert dan analisis data regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berbagi pengetauan, kompetensi dan manajemen pengetahuan secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja anggota pada Polresta Kota Banda Aceh dengan diperoleh Fhitung > Ftabel (31.234 > 2,737) pada tingkat signifikansi 0.000, kemudian hasil penelitian juga membuktikan bahwa berbagi pengetauan secara individu berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja anggota pada Polresta Kota Banda Aceh dengan nilai koefisien regresi sebesar 0.167 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000. Hasil penelitian juga membuktikan bahwa kompetensi, secara individu berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja anggota pada Polresta Kota Banda Aceh dengan nilai koefisien regresi sebesar 0.138, dengan tingkat signifikan sebesar 0,004 dan manajemen pengetahuan secara individu berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja anggota dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,120 dengan nilai signifinaksi sebesar 0,000 pada 5.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Polresta Kota Banda Aceh untuk dapat lebih meningkatkan kinerja anggotanya dimasa yang akan datang.
Kata Kunci: Berbagi Pengetauan, Kompetensi, Manajemen Pengetahuan dan Kinerja Anggota
PENDAHULUAN
Kepolisian Resor Kota Banda Aceh atau yang biasa disebut sebagai Polresta merupakan sebuah institusi yang berada di bawah struktur komando Kepolisian Daerah (Polda). Kepolisian Resor mempunyai tugas sebagai struktur komando Kepolisian Republik Indonesia di daerah kabupaten/kota. Kepolisian Resor di wilayah perkotaan biasa disebut
"Kepolisian Resor Kota" (Polresta). "Kepolisian Resor Kota Besar" (Polrestabes) biasanya digunakan untuk ibukota provinsi. Kepolisian Resor dikepalai oleh seorang Kepala Kepolisian Resor (Kapolres), Kepolisian Resort Kota dikepalai oleh seorang Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta) dan Kepolisian Resor Kota). Polres memiliki satuan tugas Besar dikepalai oleh seorang Kepala Kepolisian Resort Kota Besar (Kapolrestabes kepolisian yang lengkap, layaknya Polda, dan dipimpin oleh seorang Komisaris Besar Polisi (Kombes) (untuk Polrestabes) atau Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) (untuk Polres/Polresta).
Saat ini kinerja anggota pada Polresta Kota Banda Aceh masih menjadi perbincangan masyarakat karena dinilai masih kurang berhasil dalam memberikan perlindungan, keamanan dan kenyaaman kepada masyarakat, sehingga pelayanan yang diberikan masih belum memuaskan. Hal ini berkaitan dengan faktor berbagi pengetahuan atau knowladge sharing yang masih rendah dari para anggota, tingkat kompetensi yang dimiliki oleh anggota juga
94 masih relatif rendah serta manajemen pengetahuan dari masing-masing anggota yang juga belum begitu baik dalam mengelola pengetahuan yang dimiliki.
Knowledge sharing memiliki peran penting untuk meningkatkan kemampuan dari masing-masing individu didalam organisasinya, karena melalui knowledge sharing, pengetahuan yang bersifat tacit maupun explicit dapat disebarkan, di implementasikan, dan di kembangkan. Trivellas et al., (2015: 244) mengungkapkan bahwa budaya knowledge sharing dapat mengembangkan kemampuan secara umum baru dalam individu atau mempertajam tingkat kompetensi yang sudah ada dalam dirinya, seperti menciptakan ide-ide baru dalam menjalankan tugas, mampu berkomunikasi dengan baik, menjaga hubungan antar anggota (interpersonal), mampu memprioritaskan berbagai hal, meningkatkan kreativitas, membuat perencanaan, maupun mampu memecahkan masalah, dan kerjasama tim.
Selain adanya knowledge sharing diperlukan juga adanya kompetensi dari masing- masing anggota. Seorang anggota dituntut untuk memiliki kompetensi yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dari masing-masing anggota. Dengan demikian seorang anggota harus mempunyai kompetensi dalam bidang tugasnya yakni kompetensi dalam bidang administrasi pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat. Kompetensi adalah spesifikasi dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dimiliki seseorang serta penerapannya di dalam pekerjaan, sesuai dengan standar kinerja yang dibutuhkan oleh lapangan.
Selain dari faktor knowledge sharing dan kompetensi seorang anggota juga harus memiliki manajemen pengetahuan dalam meningkatkan kinerjanya. Manajemen Pengetahuan mencakup pengumpulan, penyusunan, penyimpanan, dan pengaksesan informasi untuk membangun pengetahuan, pemanfaatan dengan tepat teknologi informasi, seperti komputer yang dapat mendukung Manajemen Pengetahuan, namun teknologi informasi tersebut bukanlah Manajemen Pengetahuan. Manajemen Pengetahuan terkait dengan peningkatan efektivitas organisasi. Kita berkonsentrasi dengan Manajemen Pengetahuan karena dipercaya bahwa manajemen pengetahuan dapat memberikan kontribusi kepada vitalitas dan kesuksesan organisasi.
Pengetahuan manajemen yang dimiliki oleh anggota Polresta Kota Banda Aceh sangat berguna dalam meningkatkan kinerja anggota terutama karena setiap anggota di tuntut memiliki pengetahuan manajemen yang memadai dalam rangka menjalankan tugas pokok kepolisian di tengah masyarakat. Sehingga pengetahuan manajemen sangat mutlak diperlukan oleh setiap anggota Polres Kota Banda Aceh.
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Knowledge Sharing, Kompetensi dan Manajemen Pengetahuan Terhadap Kinerja Anggota pada Polresta Kota Banda Aceh”.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh knowledge sharing terhadap kinerja anggota pada Polresta Kota Banda Aceh.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kompetensi terhadap kinerja anggota pada Polresta Kota Banda Aceh.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh manajemen pengetahuan terhadap kinerja anggota pada Polresta Kota Banda Aceh.
95 4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh knowledge sharing kompetensi dan manajemen pengetahuan secara simultan terhadap kinerja anggota pada Polresta Kota Banda Aceh.
TINJAUAN KEPUSTAKAAN Kinerja Anggota
Kinerja pegawai yang mengacu pada prestasi seseorang yang diukur berdasarkan standar dan kriteria yang ditetapkan oleh perusahaan. Pengelolaan untuk mencapai kinerja sumber daya manusia tinggi dimaksudkan guna meningkatkan perusahaan secara keseluruhan (Mas’ud, 2014:121). Menurut Waldman (2012:76) kinerja merupakan gabungan perilaku dengan prestasi dari apa yang diharapkan dan pilihannya atau bagian syarat-syarat tugas yang ada pada masing-masing individu dalam organisasi. Sedangkan menurut Mangkunegara (2010:132) kinerja adalah sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Soeprihantono (2011:61) mengatakan bahwa kinerja merupakan hasil pekerjaan seorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misalnya standard, target/sasaran/kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.
Berbagi Pengetahuan (Knowladge Sharing)
Berbagi pengetahuan (knowledge sharing) memiliki peran penting dalam meningkatkan kompetensi individu dalam organisasi, karena melalui knowledge sharing, pengetahuan yang bersifat tacit maupun explicit dapat disebarkan, diimplementasikan, dan dikembangkan. Trivellas, (2015:244) mengungkapkan bahwa budaya knowledge sharing dapat mengembangkan general competencies baru dalam individu atau mempertajam kompetensi yang sudah ada, seperti menciptakan ide-ide baru, berkomunikasi, hubungan interpersonal, memprioritaskan suatu hal, kreativitas, perencanaan, pemecahan masalah, dan team working. Permasalahan manajemen yang sering terjadi justru karena kurangnya informasi yang diperlukan karyawan untuk menjalankan tugasnya. Penerapan knowledge sharing diharapkan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan informasi dan pengetahuan karyawan agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Model Pengelolaan Kompetensi
Pengelolaan SDM karyawan berasaskan Competency Based Human Resources Management (CBHRM) yang merupakan suatu sistem pengelolaan SDM berbasis kompetensi.
CBHRM merupakan kombinasi dari keterampilan, pengetahuan, sikap, dan perilaku (skill, knowladge, attitude and behavior) yang dimiliki pegawai agar dapat melaksanakan tugas dan peran pada posisi yang diduduki secara produktif dan profesional, Wibowo, (2013:109-134).
Oleh karena esensi CBHRM adalah value driven strategies, maka aspek personal qualities mendapat perhatian khusus di dalam pengelolaannya, disamping perhatian terhadap skill dan knowledge. Sistem CBHRM menjadikan kompetensi sebagai pijakan yang mampu mengintegrasikan proses-proses SDM mulai dari proses perencanaan SDM, rekrutasi dan seleksi, pelatihan dan pengembangan, manajemen kinerja, iklim organisasi, sistem imbal jasa dan penghargaan sampai pada proses pengembangan karir.
96 METODE PENELITIAN
Lokasi dan Objek Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan pada Polresta Kota Banda Aceh yang berlokasi di H848+RRF, Kampung Baru, Baiturrahman, Banda Aceh, Aceh 23116. Sedangkan yang objek penelitian ini adalah mengenai pengaruh berbagi pengetahuan, kompetensi dan manajemen pengetahuan terhadap kinerja anggota Polresta Kota Banda Aceh.
Populasi dan Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini populasi yang dimaksudkan adalah seluruh anggota Polresta Kota Banda Aceh yang berjumlah 532 orang anggota. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari anggota pada Polresta Kota Banda Aceh. Penarikan sampel dilakukan berdasarkan cluster sampling method untuk masing-masing bagian.
Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang akurat dan relevan dengan penelitian ini, maka dilaksanakan serangkaian teknik pengumpulan data, yaitu kuesioner, wawancara, dan observasi.
Metode Analisis Data
Untuk mengukur kinerja anggota maka dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan analisis kualitatif deskriptif yaitu data-data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif berdasarkan pendapat para ahli sedangkan data yang diperoleh dari penggunaan pertanyaan (penyebaran kuisioner) diolah dengan menggunakan program SPSS (The Statistical Product and Service Solution), dengan menggunakan model regresi linier berganda (Arikunto, 2012), dengan rumus sebagai berikut:
Y a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Persepsi Terhadap Berbagi Pengetahuan
Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa variabel berbagi pengetahuan anggota pada Polresta Kota Banda Aceh diperoleh nilai rerata sebesar 3.89, atau responden menyatakan setuju bahwa variabel berbagi pengetahuan anggota pada Polresta Kota Banda Aceh sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari beberapa item pernyataan responden mengenai Saya nemiliki dan memperoleh pengetahuan dari rekan anggota, pengetahuan pribadi yang saya peroleh dari senior dapat meningkatkan pengetahuan dalam menjalankan tugas, Saya selalu berusaha berbagi pengetahuan dengan rekan kerja dalam rangka memecahkan setiap masalah dalam organisasi, Saya berusaha berbagi pelajaran yang dirasa sulit untuk dipecahkan dengan sesama rekan kerja, untuk keperluan organisasi dan rekan anggota dapat berbagi laporan dan dokumen, berbagi prosedur dalam lingkungan organisasi sangat diperlukan untuk menciptakan kebersamaan dalam tugas, berbagi peraturan dalam lingkungan kerja dapat membantu meningkatkan kinerja, berbagi petunjuk yang diberikan oleh atasan dalam mempermudah dalam mencapai tujuan organisasi.
Berdasarkan nilai rata-rata yang tertinggi berada pada pernyataan untuk keperluan organisasi dan rekan anggota dapat berbagi laporan dan dokumen dengan nilai rata-rata 4.36.
Dari nilai rata-rata terendah pada pernyataan pengetahuan pribadi yang saya peroleh dari
97 senior dapat meningkatkan pengetahuan dalam menjalankan tugas dengan nilai rata-rata sebesar 3,36 pada satuan skala likert.
Persepsi Terhadap Kompetensi
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dijelaskan bahwa variabel kompetensi yang dimiliki oleh anggota diperoleh nilai rerata sebesar 3.89, maka dapat dikatakan bahwa anggota pada Polresta Kota Banda Aceh menyatakan setuju terhadap kompetensi yang dimiliki oleh setiap anggota sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari beberapa pernyataan responden mengenai Anggota mempunyai pengetahuan sesuai dengan tugas dan fungsinya, kemampuan kerja setiap anggota sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan, anggota mempunyai kemampuan berkomunikasi dengan sesama rekan anggota, anggota mempunyai ketrampilan dalam penyelesaian setiap permasalahan di lapangan, anggota mempunyai kemampuan dalam penguasaan informasi teknologi (IT) dan pernyataan mengenai sikap yang ditunjukkan oleh anggota dapat membangun kebersamaan sesama rekan anggota.
Berdasarkan nilai rata-rata yang tertinggi berada pada pernyataan sikap yang ditunjukkan oleh anggota dapat membangun kebersamaan sesama rekan anggota dengan nilai rata-rata 4.34. Dari nilai rata-rata terendah pada pernyataan mengenai kemampuan kerja setiap anggota sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan dengan nilai rata-rata sebesar 3,57 pada satuan skala likert.
Persepsi Terhadap Manajemen Pengetahuan
Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa variabel manajemen pengetahuan yang dimiliki oleh anggota diperoleh nilai rerata sebesar 4,26, menyatakan bahwa manajemen pengetahuan yang dimiliki oleh anggota Polresta Kota Banda Aceh dapat dikelola dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan responden mengenai penggunaan pengetahuan yang saya miliki dapat memberikan manfaat bagi organisasi Polrestas Kota Banda Aceh, berbagi pengetahuan tentang kepemimpinan dari masing-masing unit dapat memberikan manfaat bagi peningkatan kinerja anggota, refleksi pengetahuan yang dilakukan oleh setiap anggota dapat menjadi acuan bagi perbaikan manajemen operasional organisasi dan pernyataan mengenai setiap anggota Polrestas Kota Banda Aceh mampu melakukan identifikasi terhadap setiap pengetahuan yang diterimanya
Berdasarkan nilai rata-rata yang tertinggi berada pada pernyataan berbagi pengetahuan tentang kepemimpinan dari masing-masing unit dapat memberikan manfaat bagi peningkatan kinerja anggota dengan nilai rata-rata 4.52, dan nilai rata-rata terendah pada pernyataan penggunaan pengetahuan yang saya miliki dapat memberikan manfaat bagi organisasi Polrestas Kota Banda Aceh dengan nilai rata-rata sebesar 4,11 pada satuan skala likert.
Persepsi Terhadap Kinerja Anggota
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dijelaskan bahwa variabel kinerja anggota anggota diperoleh nilai rerata sebesar 4.29, maka dapat dikatakan bahwa kinerja anggota pada Polresta Kota Banda Aceh sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari beberapa pernyataan mengenai kualitas kerja yang dihasilkan oleh anggota selalu memenuhi tujuan yang diharapkan dari pekerjaan tersebut, jumlah beban pekerjaan yang dihasilkan atau jumlah kegiatan dapat diselesaikan sesuai dengan target, anggota mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, anggota mampu menyelesaikan pekerjaan dengan efektif dan dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan setiap anggota
98 memiliki komitmen dalam menjaga integritas diri dan organisasi
Berdasarkan nilai rata-rata yang tertinggi berada pada pernyataan jumlah beban pekerjaan yang dihasilkan atau jumlah kegiatan dapat diselesaikan sesuai dengan target dengan nilai rata-rata 4.50, dan nilai rata-rata terendah pada pernyataan mengenai kualitas kerja yang dihasilkan oleh anggota selalu memenuhi tujuan yang diharapkan dari pekerjaan tersebut dengan nilai rata-rata sebesar 4,14 pada satuan skala likert.
Hasil Pengujian Instrumen
Menurut Arikunto (2005) kualitas data yang diperoleh dari penggunaan instrumen penelitian dapat dievaluasi melalui uji validitas dan uji reliabilitas (uji kehandalan) berdasarkan koefisien Cronbach Alpha yang lazim digunakan dalam penelitian ilmu-ilmu sosial.
Pengujian Validitas
Pengujian validitas data dalam penelitian ini dilakukan secara statistik, yaitu dengan menggunakan uji Pearson product-moment coefficient of correlation dengan bantuan SPSS version 15.0. Berdasarkan output komputer seluruh pernyataan dinyatakan valid karena memiliki tingkat signifikansi di bawah 5. Sedangkan jika dilakukan secara manual maka nilai korelasi yang diperoleh masing-masing pernyataan harus dibandingkan dengan nilai kritis korelasi product moment dimana hasilnya menunjukkan bahwa semua pernyataan mempunyai nilai korelasi diatas nilai kritis 5 yaitu diatas 0,235 (Lihat Tabel Nilai Kritis Korelasi r Product–Moment untuk n 72 pada lampiran), sehingga pernyataan-pernyataan tersebut adalah signifikan dan memiliki validitas konstrak. Atau dalam bahasa statistik terdapat konsistensi internal (internal consistence) yang berarti pernyataan-pernyataan tersebut mengukur aspek yang sama. Ini berarti bahwa data yang diperoleh adalah valid dan dapat dipergunakan untuk penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini semuanya dinyatakan valid, karena mempunyai koefisien korelasi di atas dari nilai kritis korelasi product moment yaitu sebesar 0,235 sehingga semua Pernyataan yang terkandung dalam kuesioner penelitian ini dinyatakan valid untuk dilanjutkan penelitian yang lebih mendalam, dengan demikian semua instrumen dalam penelitain ini sudah dunyatakan valid dan dapat dilanjutkan dalam bentuk penelitian.
Pengujian Reliabilitas
Untuk menilai kehandalan kuesioner yang digunakan, maka dalam penelitian ini digunakan uji reliabilitas berdasarkan Cronbach Alpha yang lazim digunakan untuk pengujian kuesioner dalam penelitian ilmu sosial. Analisis ini digunakan untuk menafsirkan korelasi antara skala yang dibuat dengan skala variabel yang ada.
Pengujian reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten juga dilakukan secara statistik yaitu dengan menghitung besarnya Cronbach Alpha dengan bantuan program SPSS version 15.0. Hasilnya seperti yang terlihat di tabel dibawah yang menunjukkan bahwa instrumen dalam penelitian ini reliabel (handal) karena nilai alphanya lebih besar dari 0,60 (Frederick dan Forzano, 2008).
Berdasarkan analisis reliabilitas dapat diketahui bahwa alpha untuk masing-masing variabel dapat dilihat dari beberapa variabel yaitu variabel berbagi pengetahuan (X1) diperoleh nilai alpha sebesar 78,1 persen, variabel kompetensi (X2) diperoleh nilai alpha
99 sebesar 87,9 persen, variabel manajemen pengetahuan (X3) diperoleh nilai alpha sebesar 71,2 persen, dan variabel kinerja anggota (Y) diperoleh nilai alpha sebesar 75,7 persen. Dengan demikian pengukuran reliabilitas terhadap variabel penelitian menunjukkan bahwa pengukuran keandalan memenuhi kredibilitas Cronbach Alpha dimana nilai alphanya lebih besar dari Alpha 0.60 persen.
Hasil Uji Asumsi Klasik
Dengan menggunakan model regresi linier berganda pada pembahasan analisa data, maka dilakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu, dimana dalam hal ini ada 3 jenis asumsi yang digunakan yaitu :
Normalitas
Asumsi klasik yang pertama diuji adalah normalitas. Residual variabel yang terdistribusi normal akan terletak disekitar garis horizontal (tidak terpencar jauh dari garis diagonal). Berdasarkan dari gambar normal P–P Plot pada lampiran menunjukkan sebaran standarrized residual berada dalam kisaran garis diagonal. Seperti terlihat pada gambar berikut.
Gambar Normalitas Kinerja Anggota
Pengujian Multikolinearitas
Pengujian berikut ini akan menguji mengenai multikulinearitas yaitu diuji dengan melihat VIF dari masing-masing variabel independent terhadap variabel dependent. Bila VIF
< 5 maka tidak terjadi multikulinearitas atau non multikulinearitas (Santoso, 2000).
Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa nilai VIF untuk variabel berbagi pengetahuan diperoleh nilai sebesar 1,391, kemudian variabel kompetensi diperoleh nilai sebesar 1,168 dan variabel manajemen pengetahuan diperoleh nilai sebesar 1,231. Dengan demikian hasil pengujian semua variabel diperoleh nilai VIF diperoleh nilai VIF kurang dari 5, dengan demikian semua variabel penelitian tidak ditemukan adanya multikolinieritas.
Uji Heterokesdasitas
Heteroskedastisitas merupakan indikasi bahwa varian antar residual tidak homogen yang mengakibatkan nilai taksiran yang diperoleh tidak lagi efisien. Salah satu cara yang
100 dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heterokesdasitas dapat dilakukan dengan uji Glejser seperti tampak pada gambar berikut ini:
Gambar Scatterplot Kinerja Anggota
Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas artinya data dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai indikator pengukuran variabel, (Ghozali, 2014).
Analisis Pengaruh Berbagi Pengetahuan, Kompetensi dan Manajemen Pengetahuan Terhadap Kinerja Anggota pada Polresta Kota Banda Aceh
Berdasarkan perumusan masalah dan hipotesis yang telah diajukan pada bab sebelumnya, maka penelitian ini menganalisis pengaruh berbagi pengetahuan (X1), kompetensi (X2) dan manajemen pengetahuan (X3) sebagai variabel bebas (independen variabel) terhadap kinerja anggota pada Polresta Kota Banda Aceh sebagai variabel terikat (dependent variabel) baik secara simultan maupun parsial.
Dalam rangka meningkatkan kinerja anggota pada Polresta Kota Banda Aceh maka perlu diketahui pengaruh variabel bebas yaitu berbagi pengetahuan (X1), kompetensi (X2), manajemen pengetahuan (X3), terhadap kinerja anggota pada Polresta Kota Banda Aceh (Y).
Pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat secara terinci dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel Pengaruh Masing-Masing Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat
Nama Variabel
Standardized
Coefficients thitung ttabel Sig B Std. Error
Konstanta (a) 2,277 0,187 12,195 1,993 0.000
Berbagi pengetahuan (X1) 0,167 0,038 4,454 1,993 0.000
Kompetensi (X2) 0,138 0,046 3,000 1,993 0.004
Manajemen pengetahuan (X3) 0,120 0,031 3,856 1,993 0.000 Sumber: Data Primer, 2022 (diolah)
Dari hasil perhitungan statistik dengan menggunakan bantuan program SPSS seperti terlihat pada tabel di atas, maka diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut:
Y 2.277 + 0.167X1 + 0.138X2 + 0.120X3 + e
Dari persamaan regresi di atas dapat diketahui hasil penelitian sebagai berikut:
Koefisien Regresi ():
101 1. Konstanta sebesar 2.277 artinya jika berbagi pengetahuan (x1) kompetensi (x2) dan manajemen pengetahuan kerja (x3), dianggap konstan, maka besarnya kinerja anggota pada Polresta Kota Banda Aceh adalah sebesar 2.277 pada satuan skala likert atau kinerja anggota yang dirasakan oleh anggota masih relatif rendah.
2. Koefisien regresi berbagi pengetahuan (X1) sebesar 0.167. Artinya bahwa setiap 100
perubahan (perbaikan, karena tanda +) dalam variabel berbagi pengetahuan yang dilakukan oleh pimpinan atau masing-masing kepala bagian terhadap anggota, maka secara relatif akan meningkatkan kinerja anggota pada Polresta Kota Banda Aceh sebesar 16.7, dengan demikian semakin tinggi berbagi pengetahuan yang dilakukan oleh anggpta pada Polresta Kota Banda Aceh, maka akan semakin meningkatkan kinerja anggota pada Polresta Kota Banda Aceh. Jadi dengan adanya berbagi pengetahuan yang dilakukan anggota pada Polresta Kota Banda Aceh akan berpengaruh dalam meningkatkan kinerja anggota pada Polresta Kota Banda Aceh
3. Koefisien regresi kompetensi (X2) sebesar 0.138. Artinya setiap 100 perubahan (perbaikan, karena tanda +) dalam variabel kompetensi, maka secara relatif akan meningkatkan kinerja anggota pada Polresta Kota Banda Aceh sebesar 13.8, jadi dengan adanya kompetensi yang tinggi yang dimiliki oleh anggota, maka secara relatif akan dapat meningkatkan kinerja anggota pada Polresta Kota Banda Aceh. Jadi dengan adanya kompetensi anggota, maka akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja anggota pada Polresta Kota Banda Aceh.
4. Koefisien regresi manajemen pengetahuan (X3) sebesar 0.120. Artinya setiap 100
perubahan (perbaikan, karena tanda +) dalam variabel manajemen pengetahuan, maka secara relatif akan meningkatkan kinerja anggota pada Polresta Kota Banda Aceh sebesar 12.0, jadi dengan adanya pengelolaan manajemen pengetahuan yang baik pada diri anggota Polresta Kota Banda Aceh, maka akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja anggota tersebut menjadi lebih baik. Dengan adanya manajemen pengetahuan yang terkontrol dengan baik, maka akan berdampak terhadap peningkatan kinerja anggota pada Polresta Kota Banda Aceh.
Berdasarkan hasil analisis di atas dapat diketahui bahwa dari ketiga variabel yang diteliti, ternyata variabel berbagi pengetahuan (X1) mempunyai pengaruh dominan terhadap kinerja anggota pada Polresta Kota Banda Aceh, dengan nilai koefisien regresi sebesar 0.167, kemudian diikuti oleh variabel kompetensi (X2) dengan koefisien sebesar 0.138 dan variabel manajemen pengetahuan (X3) dengan nilai koefisien sebesar 0.120. Hal ini mengindikasikan bahwa berbagi pengetahuan, kompetensi dan manajemen pengetahuan pada Polresta Kota Banda Aceh, dapat meningkatkan kinerja anggota secara nyata.
Koefisien Korelasi dan Determinasi
Sedangkan untuk melihat hubungan dan pengaruh dari variabel berbagi pengetahuan, kompetensi, manajemen pengetahuan, terhadap kinerja anggota (Y) berdasarkan korelasi dan determinasi seperti dijelaskan pada tabel berikut ini :
Tabel Tabel Model Summary
R RSquare Adjusted R2 Std. Error of
the estimate
Durbin
Watson Keterangan
0,789 0,622 0,602 0,155 2,247 Korelasi
Sangat Kuat Sumber: Data Primer, 2022 (diolah)
102 1. Koefisien korelasi (R) 0.789 yang menunjukkan bahwa derajat hubungan (korelasi) antara variabel bebas dengan variabel terikat sebesar 78.9. Artinya kinerja anggota pada Polresta Kota Banda Aceh sangat erat hubungannya dengan faktor berbagi pengetahuan (X1), kompetensi (X2), manajemen pengetahuan (X3). Dengan demikian variabel berbagi pengetahuan, kompetensi dan manajemen pengetahuan dapat dijadikan indikator untuk mengukur hubungan ketiga variabel tersebut terhadap peningkatan kinerja anggota pada Polresta Kota Banda Aceh.
2. Koefisien Determinasi (R²) sebesar 0.622. Artinya sebesar 62.2 perubahan-perubahan dalam variabel terikat (kinerja anggota pada Polresta Kota Banda Aceh) dapat dijelaskan oleh perubahan-perubahan dalam faktor berbagi pengetahuan (X1), kompetensi (X2), manajemen pengetahuan (X3). Sedangkan selebihnya yaitu sebesar 46.7 dijelaskan oleh variabel lain diluar daripada penelitian ini, artinya masih ada 37.8 lagi kinerja anggota pada Polresta Kota Banda Aceh dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam model penelitian ini.
Pengujian Secara Simultan
Untuk menguji hipotesis mengenai pengaruh berbagi pengetahuan, kompetensi, manajemen pengetahuan, dalam hubungan dengan kinerja anggota pada Polresta Kota Banda Aceh, maka dapat dijelaskan pada tabel berikut ini :
Tabel Analisis Of Variance (Anova) Model Sum of
Squares df Mean
Squares Fhitung Ftabel Sig.
Regresi 2,249 3 0,750 31,234 2,737 0.000
Sisa 1,368 69 0,024
Total 3,616 71
Sumber : Data Primer, 2022 (diolah)
Hasil pengujian secara simultan diperoleh Fhitung sebesar 31.234, sedangkan Ftabel pada tingkat signifikansi 5 adalah sebesar 2,737. Hal ini memperlihatkan bahwa Fhitung >
Ftabel, dengan tingkat probabilitas 0.000. Dengan demikian hasil perhitungan ini dapat di ambil suatu keputusan bahwa menerima hipotesis alternatif dan menolak hipotesis nol, artinya bahwa variabel berbagi pengetahuan (X1), kompetensi (X2) dan manajemen pengetahuan (X3), secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja anggota pada Polresta Kota Banda Aceh.
Dengan demikian terbukti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara berbagi pengetahuan (X1) kompetensi (X2), dan manajemen pengetahuan (X3) terhadap kinerja anggota pada Polresta Kota Banda Aceh (Y), dengan demikian hipotesis alternatif (Ha) yang diajukan diterima dan menolak hipotesis nol (Ho), karena diperoleh nilai Fhitung > Ftabel, dengan tingkat probabilitas 0.000 atau tingkat signifikansi dibawah 5. Oleh karena itu hasil pengujian secara keseluruhan (simulan) membuktikan bahwa semua variabel yang diteliti memiliki pengaruh dalam meningkatkan kinerja anggota secara nyata.
Hasil Uji-t (Secara Parsial)
Untuk menguji faktor-faktor yang mempunyai pengaruh terhadap kinerja anggota pada Polresta Kota Banda Aceh secara parsial (setiap variabel) dapat dilihat dari hasil uji-t. Hasil perhitungan yang diperlihatkan pada tabel 4.9, dimana dapat diketahui besarnya thitung untuk masing-masing variabel dengan tingkat kepercayaan atau signifikansi sebesar 5.
103 1. Hasil penelitian terhadap variabel berbagi pengetahuan diperoleh thitung sebesar 4,454, sedangkan ttabel sebesar 1,993, hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel dengan signifikansi sebesar 0.000 atau probabilitas jauh dibawah 5. Dengan demikian hasil perhitungan statistik menunjukkan bahwa secara parsial variabel berbagi pengetahuan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja anggota pada Polresta Kota Banda Aceh.
2. Hasil penelitian terhadap variabel kompetensi diperoleh thitung sebesar 3.000 sedangkan ttabel sebesar 1,993, hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel, dengan tingkat signifikansi sebesar 0.004 atau probabilitas jauh dibawah 5. Berdasarkan hasil perhitungan statistik menunjukkan bahwa secara parsial variabel kompetensi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja anggota pada Polresta Kota Banda Aceh .
3. Hasil penelitian terhadap variabel manajemen pengetahuan pada Polresta Kota Banda Aceh diperoleh thitung sebesar 3.856 sedangkan ttabel sebesar 1,993, hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel, dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000 atau probabilitas jauh dibawah 5. Berdasarkan hasil perhitungan statistik menunjukkan bahwa secara parsial variabel manajemen pengetahuan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja anggota pada Polresta Kota Banda Aceh.
Pembahasan
Untuk membuktikan hipotesis alternatif bahwa terdapat pengaruh secara langsung antara variabel berbagi pengetahuan kerja yang dilakukan oleh pimpinan, kemudian kompetensi yang dimiliki oleh masing-masing anggota dan pengelolaan manajemen pengetahuan yang dilakukan oleh anggota akan mampu memberikan pengaruh dalam meningkatkan kinerja anggota pada Polresta Kota Banda Aceh. hal ini dapat dilihat dari nilai thitung > ttabel dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000 atau probabilitas jauh dibawah 5, hal ini mengindikasikan bahwa ketiga variabel yang diteliti baik secara simultan maupun secara parsial berpengaruh terhadap peningkatan kinerja anggota pada Polresta Kota Banda Aceh.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa semua variabel yang diteliti berpangaruh dalam meningkatkan kinerja anggota pada Polresta Kota Banda Aceh, dimana berbagi pengetahuan (X1), kompetensi (X2), dan manajemen pengetahuan (X3) sangat berpengaruh terhadap kinerja anggota pada Polresta Kota Banda Aceh.
Implikasi penelitian ini mengindikasikan bahwa berbagi pengetahuan yang dimiliki oleh Polresta Kota Banda Aceh maupun kompetensi dan juga manajemen pengetahuan dari masing-masing anggota mempunyai dampak terhadap peningkatan kinerja anggota baik secara langsung maupun tidak langsung. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Kompetensi merupakan salah satu faktor yang harus dimiliki oleh setiap anggota baik itu kompetensi yang bersifat internal maupun kompetensi eksternal yang berasal dari keluarga, maupun dari lingkungan kerja akan berdampak. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad, (2019) menyatakan bahwa berbagi pengetahuan mengacu pada berbagai praktik dan teknik yang digunakan oleh organisasi untuk menciptakan, berbagi dan memanfaatkan pengetahuan untuk mencapai tujuan organisasi.
Pandangan mengenai pengetahuan sebagai sumber keunggulan kompetitif berasal dari perspektif berbasis sumber daya organisasi yang berasal terutama dari teori sumber daya dan kemampuan internal.
104 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa jika pengetahuan adalah sumber daya kognitif maka mungkin dipengaruhi oleh gaya kognitif manajer senior yang bertanggung jawab untuk penciptaan dan penyebaran pengetahuan di seluruh organisasi. Lebih khusus, Jain and Jeppensen mengungkapkan bahwa manajemen pengetahuan mengacu pada berbagai praktik dan teknik yang digunakan oleh organisasi untuk mengidentifikasi dan mendistribusikan pengetahuan, know-how, keahlian, modal intelektual, dan bentuk lain pengetahuan untuk memanfaatkan, menggunakan kembali dan mentransfer pengetahuan dan pembelajaran di seluruh organisasi.
Berkaitan dengan kompetensi yang dimiliki oleh anggota juga berdampak pada peningkatan kinerja anggota. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Mugiyarti (2017) yang menyatakan bahwa kompetensi berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Semakin tinggi kompetensi yang dimiliki oleh karyawan dan sesuai dengan tuntutan peran pekerjaan maka kinerja karyawan akan semakin meningkat. Karyawan yang kompeten biasanya memiliki karakter sikap dan perilaku atau kemauan dan kemampuan kerja yang relatif stabil ketika menghadapi suatu situasi di tempat kerja yang terbentuk dari sinergi antara watak, konsep diri, motivasi internal, dan kapasitas pengetahuan kontekstualnya sehingga ia dengan cepat dapat mengatasi permasalahan kerja yang dihadapi, melakukan pekerjaan dengan tenang dan penuh dengan rasa percaya diri, memandang pekerjaan sebagai suatu kewajiban yang harus dilakukan secara ikhlas, dan secara terbuka meningkatkan kualitas diri melalui proses pembelajaran.
Setiap manusia mempunyai potensi untuk bertindak dalam berbagai bentuk aktivitas.
Kemampuan bertindak itu dapat diperoleh manusia baik secara alami (ada sejak lahir) atau dipelajari. Walaupun manusia mempunyai potensi untuk berperilaku tertentu tetapi perilaku itu hanya diaktualisasi pada saat-saat tertentu saja. Potensi untuk berperilaku tertentu itu disebut Ability (kemampuan), sedangkan ekspresi dari proses ini dikenal sebagai Performance (kinerja). Employee performance atau kinerja karyawan merupakan hasil kerja atau karya yang dihasilkan oleh masing-masing karyawan untuk membantu badan usaha dalam mencapai dan mewujudkan tujuan badan usaha. Pada dasarnya kinerja dari seseorang merupakan hal yang bersifat individu karena masing-masing dari karyawan memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Kinerja seseorang tergantung pada kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang diperoleh.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh secara simultan berbagi pengetahuan, kompetensi dan manajemen pengetahuan terhadap kinerja anggota pada Polresta Kota Banda Aceh dengan nilai Fhitung > Ftabel (31.234 > 2,737) pada tingkat signifikansi 0.000.
Hal ini mengindikaskan bahwa faktor berbagi pengetahuan, kompetensi, dan manajemen pengetahuan berpengaruh positif terhadap peningkatan kinerja anggota pada Polresta Kota Banda Aceh.
3. Hasil pada variabel berbagi pengetahuan (X1) berpengaruh terhadap kinerja anggota pada Polresta Kota Banda Aceh dengan nilai thitung > ttabel (4,454 > 1,993) pada tingkat signifikansi 0.000.
105 4. Kemudian hasil pada variabel kompetensi (X2) berpengaruh terhadap kinerja anggota Polresta Kota Banda Aceh dengan nilai thitung > ttabel (3,000 > 1,993) pada tingkat signifikansi 0.004.
5. Sedangkan hasil pada variabel manajemen pengetahuan (X3) berpengaruh terhadap kinerja anggota Polresta Kota Banda Aceh, dengan nilai thitung > ttabel (3,856 > 1,993) pada tingkat signifikansi 0.000.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi, (2016), Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik) Jakarta PT.
Rineka Cipta.
Mangkunegara Anwar Prabu, (2017), Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Jakarta, PT. Remaja Rosdakarya.
Mas’ud Fuad, (2017), Survai Diagnosis Organisasional, Semarang Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Soeprihantono (2018), Metode statistika Untuk Bisnis dan Ekonomi, penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.
Trivellas dan Roya Yousefi. (2015), The Effect Of Knowledge Management On Organizational Learning And Performance Of Education Department Of Abhar County. Kuwait Chapter of Arabian Journal of Business and Management Review Vol 3. No.12a; August. 2017
Waldman David A. (2016). The Contribution of Total Quality Management to A Theory of Work Performance. Academy of Management Review, Vol. 19
Wibowo, (2018), Manajemen Kinerja, Jakarta Rineka Cipta.