PENDAHULUAN
Latar Belakang
Unsur-unsur tersebut antara lain pemberian kompensasi yang sesuai, analisis pekerjaan yang jelas, dan sistem pengembangan karir yang dapat diikuti oleh setiap karyawan. Pemberian kompensasi yang sesuai, analisis pekerjaan dan pengembangan karir yang jelas berdampak besar terhadap kinerja karyawan.
Identifikasi Masalah
Adanya persyaratan tingkat pendidikan dan masa kerja hendaknya memberikan peluang bagi setiap pegawai yang ingin mengembangkan karirnya. Berdasarkan fenomena tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kompensasi, Analisis Jabatan Dan Pola Pengembangan Karir Terhadap Kinerja Karyawan PT.
Batasan dan Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
LANDASAN TEORI
Uraian Teori
- Kinerja
- Kompensasi
- Analisis Jabatan
- Pola Pengembangan Karir
Keupayaan pegawai menyiapkan kerja yang diberikan oleh syarikat/agensi adalah penilaian untuk menentukan sama ada pegawai tersebut mempunyai jumlah kerja yang baik atau tidak. Dengan sistem pampasan yang baik, ia akan mengurangkan kekerapan pengambilan pekerja, yang merupakan hasil daripada peningkatan bilangan pekerja yang keluar dan mencari pekerjaan yang lebih menguntungkan di tempat lain. Analisis kerja yang baik berpotensi menyediakan pangkalan data maklumat yang berfungsi untuk beberapa tujuan, beberapa daripadanya diterangkan di bawah.
Dari sudut pandang SDM, pola kan'er merupakan bagian dari pekerjaan yang dilakukan untuk mencapai tujuan pribadi dan karir.
Kerangka Konseptual
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Catherina Nathania (2016) dengan judul jurnal “Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan PD Damai Motor Bandar Lampung” menyimpulkan bahwa. Hal ini juga berlaku pada hasil penelitian Yuli Suwati (2013) dalam jurnalnya yang berjudul 'Pengaruh Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Begitu pula dengan temuan penelitian Ririvega Kasenda (2013) yang menyatakan bahwa berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa kompensasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan di PT.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Shinta Tanumihardjo (2013) dengan judul jurnal “Pengaruh Analisis Jabatan Terhadap Kinerja Pegawai pada Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Malang)”. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nita Ayu Irmayani (2018) dengan judul jurnal “Pengaruh Pendidikan dan Pengembangan Karir Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Barat” menyimpulkan bahwa pola pengembangan karir mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pegawai. pertunjukan . pertunjukan. Keperdataan pada Pemerintah Kabupaten Tabolang di Tanjung Kalimantan Selatan” menyatakan bahwa pengembangan karir berpengaruh secara parsial nyata terhadap kinerja pegawai.
Begitu pula dengan temuan penelitian Ita Rifiani Permatasari (2006) dalam jurnal ekonomi yang berjudul “Pengaruh Pengembangan Karir Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada PT. Telkom Malang)”. Pengaruh Kompensasi, Analisis Jabatan, dan Pola Pengembangan Karir Terhadap Kinerja Karyawan Karir terhadap Kinerja Karyawan. Katidjan (2017) menyimpulkan bahwa kompensasi, analisis pekerjaan dan pola pengembangan karir berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
Hipotesis
Pengembangan karir yang baik yang dilakukan suatu perusahaan melalui perencanaan yang baik juga dapat meningkatkan prestasi kerja seorang karyawan dan dengan adanya jenjang karir maka karyawan akan semakin menunjukkan loyalitasnya terhadap perusahaan tempat mereka bekerja. Kompensasi, analisis jabatan dan model pengembangan karir secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT.
METODE PENELITIAN
Pendekatan Penelitian
Angkasa Pura II (Persero) Kantor Cabang Kualanamu memberikan kontribusi sebesar 8,7% dari pola pengembangan karir terhadap kinerja pegawai dilihat dari koefisien yang tidak terstandarisasi pada Tabel 4.11 di atas. Pada tabel 4.14 diatas dapat dilihat variabelnya. Dapat disimpulkan bahwa pola pengembangan karir (X3) secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja (Y) pada PT.
Berdasarkan tabel uji F diketahui terdapat nilai signifikan sebesar 0,000. Nilai signifikansi tersebut kurang dari 0,05 yang berarti kompensasi, analisis pekerjaan, dan pola pengembangan karir berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada pabrik listrik dan mekanik. Departemen PT. Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh pola pengembangan karir terhadap kinerja karyawan Divisi Fasilitas Listrik dan Mekanik PT. Hal ini sejalan dengan temuan penelitian sebelumnya oleh Dini Pratiwi (2017) yang menunjukkan bahwa pola pengembangan karir tidak berpengaruh terhadap kinerja.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara kompensasi, analisis pekerjaan dan pola pengembangan karir terhadap kinerja. Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh kompensasi, analisis jabatan dan model pengembangan karir terhadap kinerja karyawan di PT. Karena Fhitung lebih besar dari Ftabel maka H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat pengaruh antara kompensasi, analisis pekerjaan dan pola pengembangan karir terhadap kinerja karyawan Divisi Peralatan Listrik dan Mekanik PT.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Surya Wardani (2018) yang menunjukkan bahwa kompensasi, analisis pekerjaan dan pola pengembangan karir berpengaruh terhadap kinerja. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan peneliti mengenai pengaruh kompensasi, analisis pekerjaan dan pola pengembangan karir terhadap kinerja karyawan pada PT.
Defenisi Operasional
Waktu dan Tempat Penelitian
Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyon (2012, p. 115), sampel adalah sebagian dari keseluruhan populasi dan ciri-ciri yang dimiliki populasi tersebut. Karena penelitian hanya terfokus pada sebagian kecil pegawai Divisi Sarana Elektrikal dan Mekanikal, maka sampel dalam penelitian ini digunakan untuk seluruh populasi yang ada yaitu 60 pegawai dengan sampling jenuh. Menurut Sugiyon (2012, p. 122), sampling jenuh adalah teknik pengambilan sampel yang seluruh anggota populasi dijadikan sampel.
Teknik Pengumpulan Data
Uji validitas ini dilakukan untuk menganalisis apakah isi item instrumen angket yang disusun benar-benar sesuai untuk mengukur valid atau tidaknya variabel yang digunakan dalam penelitian. Menurut Sugiyon (2012, p. 182), teknik korelasi product moment akan digunakan untuk mengukur validitas setiap item pertanyaan. Untuk menentukan valid atau tidaknya suatu item instrumen perlu melihat nilai probabilitas koefisien korelasinya.
Menurut Imam Ghozali (2005, p. 45), dilakukan uji signifikan untuk membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel. Apabila r hitung lebih besar dari r tabel dan nilainya positif, maka item pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid. Seluruh item pertanyaan pada setiap variabel (imbalan, lingkungan kerja, motivasi kerja dan kepuasan kerja) terbukti mempunyai status valid atau valid yang artinya setiap item pertanyaan valid untuk dijadikan instrumen penelitian. Untuk mengetahui kelayakan dan tingkat reliabilitas kuesioner/angket yang digunakan dalam penelitian ini digunakan uji validitas dan reliabilitas yang artinya layak digunakan dalam penelitian dan dapat dipercaya, sehingga mampu menghasilkan hasil yang akurat. data untuk tujuan pengukurannya.
Terlihat dari tabel diatas bahwa seluruh kuesioner valid karena nilai koefisien korelasi (Pearson Correlation) lebih besar dari r tabel. Dapat disimpulkan bahwa pertanyaan-pertanyaan pada setiap variabel menjelaskan atau memberikan gambaran terhadap variabel yang diteliti.
Uji Asumsi Klasik
Ghozali (2005) Ada dua cara untuk mengetahui apakah residu berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafis dan uji statistik. Analisis grafis dilakukan dengan melihat histogram dan normal plot, sedangkan analisis statistik dilakukan dengan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smimov. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi menemukan adanya korelasi antar variabel independen.
Untuk menguji multikolinearitas dengan melihat nilai VIF masing-masing variabel independen, jika nilai VIF <. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terdapat ketimpangan variance dari residual satu observasi ke observasi lainnya dalam model regresi. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk melakukan uji heteroskedastisitas yaitu uji grafik plot, uji Park, uji Glaiser dan uji White.
Heteroskedastisitas tidak terjadi apabila tidak terdapat pola yang jelas dan titik-titiknya tersebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y.
Teknik Analisis Data
Angkasa Pura II Cabang (Persero) Kualanam sebesar 10,1% kontribusi kompetensi terhadap kinerja pegawai seperti terlihat pada koefisien yang tidak terstandarisasi pada Tabel 4.11 di atas. Angkasa Pura II (Persero) cabang Kualanam sebesar 80,3% kontribusi analisis jabatan terhadap kinerja pegawai terlihat pada koefisien yang tidak terstandarisasi pada Tabel 4.11 di atas.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil
- Deskriptif Data Penelitian
- Analisis Data Penelitian
- Regresi Linier Berganda
- Uji Hipotesis
Pembahasan
- Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja
- Pengaruh Analisis Jabatan Terhadap Kinerja
- Pengaruh Pola Pengembangan Karir Terhadap Kinerja
- Pengaruh Kompensasi, Analisis Jabatan dan Pola Pengembangan Karir
Angkasa Pura II (Persero) Cabang Kualanamu menyatakan thitung > ttabel yaitu berada pada daerah penolakan H0 sehingga H0 diterima, hal ini menyatakan bahwa kompensasi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja karyawan pada PT. Sesuai dengan hasil penelitian Usman Fauzi (2014) dan Ririvega Kasenda (2013) disimpulkan bahwa kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Menurut Fustino Cardoso Gomes dalam Hamali (2016, p. 34), analisis jabatan dalam suatu perusahaan mempengaruhi kinerja sehingga tercapai penempatan sumber daya manusia yang sesuai dengan keahliannya.
Kantor Cabang Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu yang menyatakan thitung > ttabel yaitu 9,614 > 1,672 berada pada daerah penerimaan Ha, sehingga H0 ditolak, dinyatakan analisis jabatan berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja. kinerja pegawai pada bagian Fasilitas Listrik dan Mekanikal PT. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Meryance (2014) yang menunjukkan bahwa analisis pekerjaan berpengaruh terhadap kinerja. 7.571 > 1.672 berada pada daerah penolakan H0 maka H0 diterima. Hal ini menyatakan bahwa pola pengembangan karir berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja karyawan pada Departemen Fasilitas Listrik dan Mekanik PT.
Hasil penelitian Ni Made Candra Megita Atma Negara (2014) juga menunjukkan bahwa pengembangan karir berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Pola pengembangan karir yang terstruktur akan memotivasi pegawai untuk meningkatkan kinerjanya guna mencapai suatu jabatan di masa depan. Pengaruh disiplin kerja, motivasi dan pengembangan karir terhadap kinerja pegawai negeri sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabolang Tanjung Kalimantan Selatan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
Guna mewujudkan penempatan sumber daya manusia yang sesuai dengan kemampuannya, sebaiknya perusahaan melakukan evaluasi analisis jabatan untuk menempatkan orang-orang yang tepat agar kinerja perusahaan lebih efektif dan memberikan motivasi diri untuk bersaing secara positif dalam perusahaan. Dari seluruh variabel yang peneliti gunakan dalam penelitian ini, terdapat satu variabel yang paling banyak memberikan jawaban responden pada pilihan tidak setuju dan tidak setuju, yaitu variabel bebas X3 (Model Pengembangan Karir). Dimana terdapat tanggapan responden terbanyak terhadap pilihan tidak setuju dan tidak setuju pada pernyataan kuesioner yaitu karyawan merasa puas terhadap sistem promosi yang ada di perusahaan.
Angkasa Pura II (Persero) Kantor Cabang Kualanamu khususnya Divisi Peralatan Listrik dan Mekanik merasa puas dengan sistem promosi yang ada di perusahaan. Untuk itu diharapkan pimpinan perusahaan terus memperbaiki sistem promosi di perusahaannya. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian dapat mencari referensi lain untuk menambah variasi pada dimensi dan indikator variabel yang telah dilakukan pada penelitian sebelumnya.