• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMPENSASI, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH KOMPENSASI, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kompensasi, motivasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai, yang dilakukan di UPTD Pusat Pengembangan Produksi dan Pengendalian Mutu Benih dan Ketahanan Tanaman Pertanian Dinas Pertanian Yogyakarta. Semoga anda selalu dalam lindungan Allah SWT dan penulis dapat membalas segala kebaikan yang telah anda berikan.

Latar Belakang

Menurut Nitisemito (1996), lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar pekerja, yang dapat mempengaruhinya dalam melaksanakan tugasnya. Menurut Sedarmayanti (2001), lingkungan kerja fisik adalah segala keadaan fisik yang ada di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Rumusan Masalah

Lingkungan kerja fisik adalah segala sesuatu yang bersifat fisik dan langsung mempengaruhi pekerjaan pegawai, misalnya meja kerja, kursi kerja, komputer kantor, dan lain-lain. Ketika lingkungan kerja fisik bermasalah, secara langsung akan menghambat kerja karyawan sehingga kinerja karyawan dapat menurun.

Tujuan Penelitian

Lingkungan kerja non fisik adalah segala kondisi yang timbul berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan antar pegawai, atau hubungan dengan bawahan (Sedarmayanti, 2001). Untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai pada UPTD Pusat Pengembangan Produksi dan Pengawasan Mutu dan Ketahanan Benih Tanaman Pertanian Dinas Pertanian Yogyakarta.

Manfaat Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai di UPTD Balai Pengembangan Produksi dan Pengendalian Mutu serta Ketahanan Benih Tanaman Pertanian Dinas Pertanian Yogyakarta.

Landasan Teori

Teori Kinerja ( Job Performance )

Hal ini dipengaruhi oleh perasaan karyawan yang merasa bahwa pekerjaan yang dilakukannya dapat dihargai oleh perusahaan dengan gaji yang sesuai. Dengan terciptanya rasa aman dan adil antar pihak, seharusnya hal ini dapat menimbulkan kinerja karyawan yang baik dalam perusahaan.

Teori Kompensasi

Melihat organisasi pekerja memperjuangkan hak pekerja untuk mendapatkan kompensasi yang layak juga dapat menjadi pertimbangan bagi perusahaan dalam memberikan kompensasi. Dengan memberikan kompensasi yang sejalan dengan usaha karyawan untuk diberikan kepada perusahaan, diharapkan kompensasi yang mereka terima dapat memotivasi mereka untuk bekerja sehingga kinerja karyawan dapat meningkat dan tujuan perusahaan dapat tercapai.

Kinerja Pegawai

Kinerja pegawai ini dinilai oleh perusahaan, seperti bagaimana pegawai dapat memenuhi tugasnya, misalnya pegawai dapat menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan deadline yang ada atau dalam waktu yang lebih singkat dari yang seharusnya, maka dapat dinilai bahwa kinerja pegawai baik. Terakhir, kinerja karyawan adalah keberhasilan dari segala upaya yang dilakukan karyawan atas pekerjaannya di perusahaan, kinerja karyawan ini dinilai dari perusahaan yang menerima imbalan. Kinerja pegawai juga dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor sehingga keberhasilan kerja pegawai tersebut tidak selalu stabil.

Kinerja karyawan merupakan hal yang sangat penting dalam perusahaan karena pekerjaan yang dilakukan karyawan bertujuan untuk mencapai tujuan perusahaan dan merekalah pelaksana dari segala sesuatu yang dirancang sehingga perlu untuk selalu menjaga hasil kerjanya.

Kompensasi

Kompensasi ini jelas diperhitungkan secara detail oleh perusahaan dan ini tidak merugikan, karena karyawan juga merupakan aset yang berharga. Tidak ada perusahaan yang ingin kehilangan asetnya yang paling berharga, sehingga kompensasi yang diberikan akan sepadan dengan yang diberikan karyawan. Kemudian ada kepuasan kerja, dengan imbalan yang ditawarkan kepada karyawan mereka akan dapat memuaskan kebutuhan fisik, status sosial dan egois mereka untuk mendapatkan kepuasan kerja.

Terakhir, pengaruh pemerintah adalah jika program kompensasi konsisten dengan undang-undang ketenagakerjaan yang berlaku (seperti batas upah minimum), maka intervensi pemerintah dapat dihindari.

Motivasi Kerja

Motivasi dapat mempengaruhi karyawan dalam bekerja, sehingga motivasi dapat menjadi salah satu strategi yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan kinerja karyawan. Motivasi dapat mendorong karyawan untuk melakukan pekerjaannya, ketika motivasi yang mereka terima kurang dapat mempengaruhi kinerja yang buruk. Apabila motivasi tinggi maka dapat mendorong karyawan untuk bekerja keras guna mencapai kinerja yang baik.

Hal ini dapat terjadi ketika karyawan yang sebenarnya dapat melakukan pekerjaannya dengan baik tetapi tidak memiliki semangat untuk melakukannya, sehingga penting untuk memotivasi karyawan dalam melakukan pekerjaannya.

Lingkungan Kerja

Hasil analisis penelitian ini membuktikan bahwa motivasi dan lingkungan kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja, sedangkan kompetensi dan kompensasi berpengaruh signifikan. Penelitian dengan kompensasi bersama dan lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan, pengaruhnya kuat. Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Suluttenggo dan Maluku Utara di Manado.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan, motivasi dan lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Pegawai

Semakin tinggi gaji yang ditawarkan maka semakin tinggi pula kinerja karyawan, karena mereka akan termotivasi untuk bekerja keras dan akan lebih menyadari pentingnya pekerjaannya bagi perusahaan, diikuti dengan kedisiplinan karyawan terhadap peraturan di kantor. . Selain itu variabel motivasi dalam hasil penelitian Sidanti (2015) berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai. Dalam perusahaan, karyawan diberikan motivasi untuk mendorong semangat kerja, meningkatkan efisiensi karyawan dan mencapai tujuan perusahaan.

Dalam perusahaan motivasi negatif ini contohnya adalah jika seorang karyawan lalai dalam melaksanakan tugasnya atau melanggar peraturan perusahaan maka perusahaan akan memberikan sanksi berupa pengurangan gaji atau penurunan pangkat, maka dengan adanya tekanan inilah yang menimbulkan rasa takut. karyawan akan lebih giat dalam bekerja dan lebih teliti, dengan ini kinerja karyawan akan meningkat dengan sendirinya.

Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai

Lingkungan kerja fisik berarti segala sesuatu yang ada di sekitar tempat kerja karyawan, yang terlihat secara fisik dan sebagian besar mendukung langsung pekerjaan karyawan, seperti komputer, mesin fotokopi, meja kantor, dan lain-lain. Lingkungan kerja non fisik adalah sesuatu yang tidak terlihat secara fisik, tetapi dapat mempengaruhi karyawan dengan mempengaruhi suasana hati mereka dalam melakukan tugas mereka, seperti kebisingan, sirkulasi udara, pencahayaan kantor, dll. Karena lingkungan kerja dapat mempengaruhi kinerja karyawan maka dapat menjadi ide bagi perusahaan yang ingin memiliki karyawan yang loyal dan profesional, dengan menciptakan lingkungan kerja yang baik bagi para pekerjanya, untuk menghindari kemungkinan karyawan dari stress kerja, karyawan dapat lebih mudah fokus pada pekerjaannya, karena suasana kantor yang nyaman dan juga semangat kerja mereka tidak akan turun setelah lama bekerja di kantor, sehingga keinginan untuk pindah ke perusahaan lain akan kecil.

Kinerja karyawan sebagai variabel terikat, kemudian gaji, motivasi dan lingkungan kerja merupakan variabel bebas yang akan mempengaruhi kinerja karyawan.

Lokasi Penelitian

Populasi dan Teknik Penentuan Sampel

Jika sampel dibagi menjadi subsampel (laki-laki/perempuan, junior/senior, dll.), ukuran sampel minimal 30 untuk setiap kategori sudah sesuai. Dalam penelitian multivariat (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel harus 10 kali lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian. Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eksperimental yang ketat, penelitian yang sukses dimungkinkan dengan ukuran sampel kecil antara 10 dan 20.

Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

Uji Validitas

Uji Realibilitas

Suatu instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dalam membuktikan data dari variabel apabila diteliti dengan baik. Uji reliabilitas bertujuan untuk memastikan bahwa kuesioner yang dirancang dapat mengukur dengan baik apa yang telah diuji dalam penelitian.

Uji Asumsi Klasik .1 Uji Normalitas

  • Uji Heteroskedastitas
  • Analisis Regresi Berganda
  • Uji Parsial (Uji t)
  • Koefisien Determinasi ( 𝒓 𝟐 )

Uji multikolinieritas merupakan uji yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat interkorelasi/kolinearitas dalam model regresi antar variabel bebas. Uji-t digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Koefisien determinasi adalah seberapa besar kekuatan semua variabel independen menjelaskan varians dari variabel dependen, koefisien determinasi menunjukkan bagian mana dari varians dalam variabel yang bergantung pada variabel penduga.

Nilai koefisien determinasi adalah dari angka 0-1, jadi ketika hasil nilai koefisien determinasi mendekati nilai 1, maka pengaruh variabel independen.

Deskripsi Objek Penelitian

Analisis Karakteristik Responden

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa di antara pekerja UPTD Pusat Pengembangan Produksi dan Pengendalian Mutu Benih Tanaman Pertanian dan Keamanan Pangan di Daerah Istimewa Yogyakarta, tenaga kerja laki-laki lebih mendominasi dari segi usia, mayoritas pekerja berusia di atas 44 tahun. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar tenaga kerja adalah laki-laki, karena pekerjaan di UPTD Pusat Pengembangan Produksi dan Pengendalian Mutu Benih Tanaman Pertanian dan Keamanan Pangan di Daerah Istimewa Yogyakarta lebih dominan bekerja langsung di lokasi. seperti sawah, gudang benih dan lain sebagainya yang membutuhkan tenaga kerja lebih banyak dari sekedar pekerjaan kantoran. Mengenai usia dan masa kerja, hal ini mungkin terkait dengan perekrutan PNS yang lebih dibutuhkan untuk sektor lain daripada Kementerian Pertanian di Yogyakarta, dan juga karena usia pensiun PNS cukup panjang, sebagian besar pekerja dapat gunakan ini untuk bekerja sampai mereka cukup umur untuk pensiun.

Uji Asumsi Klasik .1 Uji Normalitas

Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antar variabel independen dalam model regresi. Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance (α). Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai tolerance > 0,10 atau nilai VIF < 10 artinya tidak terjadi multikolinearitas.

Dengan demikian, hasil dari semua variabel menunjukkan bahwa persamaan nilai Tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 0,10, sehingga tidak semua variabel memiliki multikolinearitas.

Uji Heteroskedasititas

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai probabilitas seluruh variabel lebih besar dari 0,05, sehingga variabel yang diajukan dalam penelitian tidak menunjukkan adanya heteroskedastisitas.

Uji Regresi Linear Berganda .1 Determinasi

Hasil pengujian analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa terdapat nilai signifikansi 0,009 < 0,05, nilai ini membuktikan bahwa hipotesis diterima yang berarti “Ada pengaruh positif dan signifikan secara parsial antara variabel lingkungan kerja terhadap kinerja”. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui apakah variabel lingkungan kerja dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan. Lingkungan kerja merupakan kondisi internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja, sehingga diharapkan pekerjaan dapat diselesaikan lebih cepat dan lebih baik (Nitisemito, 1992).

Menurut hasil penelitian ini, lingkungan kerja yang baik dapat membantu meningkatkan kinerja karyawan.

Kesimpulan

Untuk UPTD Pusat Pengembangan Produksi dan Pengawasan Mutu Benih Tanaman Pertanian dan Ketahanan Pangan Daerah Istimewa Yogyakarta: Jika ingin mendapatkan kinerja pegawai yang lebih baik lagi, dapat dilihat pada variabel remunerasi, lingkungan kerja dan motivasi. Bagi peneliti selanjutnya dapat menambahkan variabel independen lainnya karena masih banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan dan juga masih banyak tempat untuk melakukan penelitian ini yang belum pernah tersentuh.

Keterbatasan Penelitian

Bagi peneliti selanjutnya dapat mengubah skala angket penelitian pada kata TIDAK SETUJU menjadi NETRAL (dengan syarat tertentu), agar makna hasil tidak bias. Pengaruh Motivasi, Lingkungan Kerja, Kompetensi dan Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Pegawai Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali. Dampak Kompensasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pegawai Operasional Terminal PT. Persero) Terminal Peti Kemas PELINDO III Semarang).

New York: John Wiley & Sons, Inc. Pengaruh lingkungan kerja, disiplin kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja PNS di Sekretariat DPRD Kabupaten Madiun.

Referensi

Dokumen terkait

Uji determinan adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel kemampuan diri, lingkungan kerja, komitmen organisasi dan motivasi terhadap kinerja

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji menganalisis menginterprestasi Kompensasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Melalui Kinerja Pegawai di