• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Komposisi Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Pakcoy (Brassica Rapa L.)

N/A
N/A
NONTON ANIME

Academic year: 2025

Membagikan "Pengaruh Komposisi Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Pakcoy (Brassica Rapa L.) "

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 3 No. 1, Bulan Februari Tahun 2023 DOI: http://dx.doi.org/10.35138/orchidagro.v3.i1.511

Pengaruh Komposisi Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Pakcoy (Brassica Rapa L.)

Sambas Nugraha1, Ai Komariah2, Roni Assafaat Hadi2

1*Mahasiswa Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian-Universitas Winaya Mukti, Jl. Raya Bandung-Sumedang Km.29 Tanjungsari 45362, Kab. Sumedang, Jawa Barat, Indonesia.

2Dosen Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian-Universitas Winaya Mukti, Jl. Raya Bandung-Sumedang Km.29 Tanjungsari 45362, Kab. Sumedang, Jawa Barat, Indonesia.

Korespondensi: [email protected] (Received: 19--01-23; Published: 28-02-23)

ABSTRACT

This experiment aims to study the composition of the best plant media for the growth and yield of pakcoy plants.

This experiment was carried out from August to September 2020, at the Experimental Field at Winaya Mukti University, Sumedang. The design used in this experiment was a simple randomized block design, consisting of soil planting media composition versus chicken bio-fertilizer and sheep bio-fertilizer with 5 treatment levels repeated 5 times so that there were 25 treatment units, namely A = (Control), B = 1: 1: 1, C = 2: 1: 1, D = 3: 1:

1, and E = 4: 1: 1. The treatment of the composition of the planting medium D = 3: 1: 1 gave the best effect on growth and yield parameters.

Keywords: Pakcoy, Composition, Planting medium, Fertilizer.

ABSTRAK

Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari komposisi media tanaman paling baik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy. Percobaan ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2020, di Lahan Percobaan Universitas Winaya Mukti, Sumedang. Rancangan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Acak Kelompok sederhana, terdiri dari Komposisi Media Tanam tanah berbanding pupuk kandang ayam berbanding pupuk kandang domba dengan 5 taraf perlakuan yang diulang sebanyak 5 kali sehingga terdapat 25 unit perlakuan, yaitu A = (Kontrol), B = 1:1:1, C = 2:1:1, D = 3:1:1, dan E = 4:1:1. Perlakuan komposisi media tanam D = 3:1:1 memberikan pengaruh paling baik terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah dan bobot kering.

Kata kunci: Tanaman Pakcoy, Komposisi, Media Tanam, Pupuk Kandang.

(2)

6 | O r c h i d A g r o : V o l 3 . N o 1 . B u l a n F e b r u a r i T a h u n 2 0 2 3 PENDAHULUAN

Salah satu sayuran daun yang cukup banyak digemari yaitu Pakcoy (Brassica rapa L.). Pakcoy merupakan tanaman salah satu sayuran yang masa produksinya relatif lebih cepat yang diintroduksi dari Tiongktok.

Kebutuhan masyarakat terhadap sayuran yang memiliki potensi meningkatkan pendapatan petani, meminimalisir impor dan meningkatkan kemampuan ekspor, perluasan lapangan pekerjaan serta perbaikan gizi masyarakat (Barokah, 2017).

Tanaman pakcoy termasuk dalam jenis sayuran pakcoy yang mudah diperoleh dan cukup ekonomis (Prasasti et al., 2014). Saat ini pakcoy dimanfaatkan oleh masyarakat dalam berbagai masakan, hal ini cukup meningkatkan kebutuhan masyarakat akan tanaman pakcoy.

Tanaman pakcoy termasuk tanaman yang berumur pendek dan memiliki kandungan gizi yang diperlukan tubuh. Pakcoy mengandung protein, lemak, Karbohidrat, Ca, P, Fe, vitamin A, B, C, E dan K yang sangat baik untuk kesehatan dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi (Barokah, 2017).

Di Indonesia, kebutuhan pasar sayuran terutama pakcoy dari tahun ke tahun meningkat.

Hal ini tercermin dari angka produksi pakcoy berturut - turut pada tahun 2015 sampai dengan 2017 mengalami fluktuasi yang dapat dilihat secara berturut - turut mulai dari tahun 2015 sebanyak 565.636 t, pada tahun 2016 sebanyak 562.838 t, dan pada tahun 2017 sebanyak 583.770 t (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2018).

Dalam upaya pemenuhan kebutuhan harian sayuran skala rumah tangga, tanaman sayuran dapat dibudidayakan di lahan perkebunan maupun lahan terbatas seperti pekarangan rumah. Alternatif yang sering dijumpai untuk budidaya di lahan terbatas yaitu menggunakan polybag. Untuk menghasilkan sayuran sehat dan bermutu tinggi diperlukan penanganan yang baik di setiap proses budidaya termasuk di budidaya sayuran menggunakan polybag.

Dimulai dari persiapan benih, media tanam, penanaman, pemupukan dan pemeliharaan.

Salah satu proses yang paling penting yaitu pemupukan dan komposisi media tanam.

Dalam proses budidaya sayur diantaranya menggunakan pupuk organik dari pupuk kandang seperti pupuk kandang ayam, pupuk kandang domba, pupuk kandang sapi dan lainnya. Kelebihan dari pupuk kandang itu sendiri dapat memperbaiki sifat-sifat tanah seperti porositas tanah, struktur tanah, dan daya menahan air, membantu menetralkan racun akibat adanya logam berat dalam tanah (Wijayanti et al., 2013).

Berdasarkan uraian diatas, maka Penulis mengusulkan penelitian yang berjudul Pengaruh Komposisi Media Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.).

METODE

Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Winaya Mukti, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang pada ketinggian 850 m diatas permukaan laut. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai September 2020. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih tanaman pakcoy, polibag ukuran 15 cm x 30 cm sebanyak 150 lembar, tanah top soil, pupuk kandang (ayam dan domba), arang sekam. Air yang digunakan selama pemeliharaan tanaman adalah air sumur. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan digital dengan ketelitian 0,1 g, meteran pita (dengan ketelitian 0,1 cm), paranet, pottray, gunting, penggaris, geals ukur 500ml., kertas label, sarung tangan, cangkul, ember, gembor, alat tulis, alat hitung dan berbagai peralatan lainnya yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

Terdapat satu faktor yang diteliti yaitu komposisi media tanam. Faktor komposisi media tanam tanah berbanding pupuk kandang ayam berbanding pupuk kandang domba yang terdiri dari 5 taraf perlakuan yaitu: A = Kontrol (tanah top soil saja), B = 1:1:1 (tanah : pupuk kandang ayam : pupuk kandang domba), C = 2:1:1 (tanah : pupuk kandang ayam : pupuk

(3)

7 | O r c h i d A g r o : V o l 3 . N o 1 . B u l a n F e b r u a r i T a h u n 2 0 2 3 kandang domba), D = 3:1:1 (tanah : pupuk

kandang ayam : pupuk kandang domba), E = 4:1:1 (tanah : pupuk kandang ayam : pupuk kandang domba).

Dengan 5 taraf perlakuan, dimana masingmasing taraf perlakuan diulang sebanyak 5 kali, sehingga terdapat 25 petak percobaan.

Setiap satuan percobaan terdapat 6 unit polybag sehingga diperoleh 150 unit polybag.

Rancangan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) sederhana yang diulang 5 kali. Data hasil pengamatan dianalisis dengan analisis ragam (ANOVA). Apabila berpengaruh nyata maka diuji lanjut menggunakan Uji Duncan taraf 5 %.

Pelaksanaan penelitian meliputi: persiapan media tanam. Media tanam yang digunakan yaitu campuran antara tanah, pupuk kandang ayam dan pupuk kandang domba yang dicampurkan dan dimasukan kedalam polybag yang berukuran 15x30 cm sebanyak 150 polybag dengan perbandingan komposisi media tanam sesuai dengan perlakuan. Berikutnya yaitu persemaian yang dilakukan pada pottray dengan media tanah dan pupuk kandang ayam kompisisi volume (1:1), dilakukan selama 14 hari baru kemudian dipindahkan pada media tanam yang telah disiapkan sebelumnya.

Berikutnya dilakukan pemeliharaan yang meliputi penyiraman, penyiangan, pengendalian hama dan penyakit tanaman.

Penyiraman dilakukan sebanyak dua kali sehari

setiap pagi dan sore hari sebanyak 75 ml untuk satu kali siram per tanaman atau 150 ml per hari untuk satu taman (atau menyesuaikan dengan kondisi cuaca). Penyiangan dilakukan ketika gulma mulai tumbuh di lingkungan percobaancdengan cara mencabut dan membuang gulma. Pengendalian OPT dilakukan secara mekanik dengan cara membuang OPT. Proses selanjutnya yaitu pemanenan yang dilakukan ketika tanaman sudah memasuki 25 HST dan matang secara fisiologis.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan Penunjang

Suhu dan kelembapan rata-rata harian selama penelitian berlangusng yaitu 26oC dan 56,8%. Suhu dan kelembaban tersebut sudah sesuai dengan syarat tumbuh tanaman pakcoy.

Sekain itu, dibuat pula naungan menggunakan paranet 50% sebagai naungan dan penyiraman setiap pagi dan sore hari untuk mencukupi kebutuhan air dan menjaga kelembaban tanah dalam polybag.

Pengamatan Utama 1. Tinggi Tanaman (cm)

Hasil analisis lanjutan pengaruh komposisi media tanam terhadap tinggi tanaman pakcoy varietas Nauli F1 pada usia 5 HST, 10 HST, 15 HST, 20HST dan 25 HST dapat dilihat pada Tabel 1.

Berdasarkan Tabel 2, pemberian perlakuan komposisi media tanam memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap tinggi tanaman pada pengamatan kedua, yaitu pada usia

tanaman 10 HST sampai umur tanaman 25 HST dengan hasil tertinggi ditunjukan oleh perlakuan D = 3:1:1.

Tabel 1. Pengaruh Komposisi Media Tanam terhadap Tinggi Tanaman Pakcoy Varietas Nauli F1

Perlakuan Pengamatan

5 HST 10 HST 15 HST 20 HST 25 HST

A = 0 6,05 a 11,05 a 14,42 a 18,49 a 20,53 a

B = 1:1:1 6,34 a 12,77 c 16,29 c 22,87 c 24,55 d

C = 2:1:1 6,38 a 12,90 cd 16,59 c 23,34 c 25,28 c

D = 3:1:1 6,51 a 13,25 d 17,67 d 24,44 d 27,79 e

E = 4:1:1 6,17 a 11,77 b 15,11 b 20,05 b 23,30 b

Ket: Angka rata-rata yang diikuti huruf yang sama berbeda tidak nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf nyata 5%.

(4)

8 | O r c h i d A g r o : V o l 3 . N o 1 . B u l a n F e b r u a r i T a h u n 2 0 2 3 Berdasarkan hasil analisa uji statistik

pemeberian komposisi media tanam yang berbeda menunjukan hasil yang berbeda nyata pada parameter pertumbuhan tanaman, yaitu tinggi tanaman dan jumlah mulai dari tanaman umur 10 HST. Perlakuan D (3:1:1) memberikan hasil tertinggi pada tinggi tanaman rata-rata yaitu 27,99 cm. Hal ini diduga karena pupuk kendang mampu menyediakan kebutuhan hara dan membantu pertumbuhan tanaman. Unsur hara nitrogen pada pupuk organik memacu tanaman pakcoy dalam pembentukan asamasam amino menjadi protein. Protein yang terbentuk digunakan untuk membentuk hormon pertumbuhan, yakni hormon auksin, giberelin, dan sitokinin (Sari et al., 2016).

Unsur Nitrogen tersebut banyak terkandung dalam pupuk kendang ayam, seperti yang diutarakan oleh (Rodiah, 2013), bahwa

Kotoran ayam mengandung N tiga kali lebih besar daripada pupuk kendang sapi, kuda, babi dan domba. Dalam semua pupuk kandang P selalu terdapat dalam kotoran padat, sedangkan sebagian besar K dan N terdapat dalam kotoran cair (urine). Kandungan K dalam urine adalah lima kali lebih banyak daripada dalam kotoran padat, sedangkan kandungan N adalah dua sampai tiga kali lebih banyak. Kandungan unsur hara dalam kotoran ayam adalah yang paling tinggi, karena bagian cair (urine) tercampur dengan bagian padat.

2. Jumlah Daun (helai)

Hasil analisis lanjutan pengaruh komposisi media tanam terhadap jumlah daun tanaman pakcoy varietas Nauli F1 pada usia 5 HST, 10 HST, 15 HST, 20HST dan 25 HST dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Pengaruh Komposisi Media Tanam terhadap Jumlah Daun tanaman Pakcoy varietas Nauli F1

Perlakuan Pengamatan

5 HST 10 HST 15 HST 20 HST 25 HST

A = 0 2,17 a 2,40 a 2,77 a 3,26 a 3,35 a

B = 1:1:1 2,20 a 2,46 ab 2,83 ab 3,40 b 3,57 c

C = 2:1:1 2,21 a 2,47 b 2,90 bc 3,46 c 3,63 d

D = 3:1:1 2,23 a 2,48 b 2,96 c 3,54 d 3,76 e

E = 4:1:1 2,18 a 2,43 ab 2,82 a 3,29 a 3,47 b

Ket: Angka rata-rata yang diikuti huruf yang sama berbeda tidak nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf nyata 5%.

Berdasarkan Tabel 2, pemberian perlakuan komposisi media tanam memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap jumlah daun pada pengamatan kedua, yaitu pada usia tanaman 10 HST sampai umur tanaman 25 HST dengan hasil tertinggi ditunjukan oleh perlakuan D = 3:1:1.

Perlakuan D (3:1:1) memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan B dan C, dimana komposisi pupuk pada perlakuan B dan C lebih banyak dari perlakuan D. Hal ini diduga karena kelebihan pupuk dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat, kelebihan N menyebabkan tanaman menjadi sukulen (awet muda) sehingga lebihmudah terserang hama penyakit, rapuh dan rontoknya bunga, buah, daun, dan cabang.

Perlakluan A dan E memiliki kandungan pupuk yang rendah dibandingkan perlakuan D sehingga perlakuan D memberikan hasil yang lebih tinggi terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun dibanding perlakuan A dan E. Kekurangan hara dapat menyenyebabkan pertumbuhan tanaman kurang optimal. Tanaman pakcoy pada perlakuan K0 = tanah tanpa penambahan kompos mengalami hambatan dalam pembentukan daun dan panjang tanaman. Hal ini disebabkan karena tidak terpenuhinya kebutuhan unsur hara terutama N yang berperan dalam pertumbuhan vegetatif tanaman.

pembentukan daun oleh tanaman sangat dipengaruhi oleh ketersedian unsur hara nitrogen dan fosfor pada medium dan yang

(5)

9 | O r c h i d A g r o : V o l 3 . N o 1 . B u l a n F e b r u a r i T a h u n 2 0 2 3 tersedia bagi tanaman (Augustien &

Suhardjono, 2017).

3. Volume akar (cm3)

Hasil analisis lanjutan pengaruh komposisi media tanam terhadap volume akar tanaman pakcoy varietas Nauili F1 pada umur tanaman 25 HST. dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Penagruh Komposisi Media Tanam terhadap Volume Akar Tanaman Pakcoy varietas Nauli F1 pada Umur 25 HST.

Perlakuan Rata-rata Volume akar (ml)

A = 0 10,93 d

B = 1:1:1 9,10 c

C = 2:1:1 8, 42 b

D = 3:1:1 8,18 a

E = 4:1:1 10,71 d

Ket: Angka rata-rata yang diikuti huruf yang sama berbeda tidak nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf nyata 5%.

Berdasarkan Tabel 4, pemberian perlakuan komposisi media tanam memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada umur tanaman 25 HST dengan hasil tertinggi ditunjukan oleh perlakuan A =. Kontrol dengan rata-rata volume sebesar 10.93 cm3.

Hasil pengamatan dan analisa data pengaruh komposisi media tanam terhadap volume akar tanaman pakcoy menunjukan bahwa perlakuan A memberikan hasil tertinggi.

Ini diduga karena media tanam pada perlakuan A hanya terdiri dari tanah saja, sehingga dalam kondisi lembab dan cukup air, tanah akan tetap gembur dan membantu pertumbuhan akar lebih baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Augustien dan Suhardjono (2017) bahwa Pertumbuhan perakaran baik jumlah akar maupun panjang akar sangat di pengaruhi oleh struktur fisik tanah. Tanah yang gembur, remah dan berpori, mendukung perkembangan akar menjadi lebih optimal dan distribusi perakaran lebih baik.

4. Bobot basah (g)

Hasil analisis lanjutan pengaruh komposisi media tanam terhadap bobot basah tanaman pakcoy varietas Nauili F1 pada umur tanaman 25 HST. dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Pengaruh Komposisi Media Tanam terhadap Bobot Basah Tanaman Pakcoy Varietas Nauli F1 pada Umur 25 HST

Perlakuan Rata-rata Bobot Basah Tanaman (g)

A = 0 120,56 a

B = 1:1:1 210,85 bc C = 2:1:1 239,28 c D = 3:1:1 291,31 d E = 4:1:1 192,03 b

Ket: Angka rata-rata yang diikuti huruf yang sama berbeda tidak nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf nyata 5%.

Berdasarkan Tabel 4, pemberian perlakuan komposisi media tanam memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada umur tanaman 25 HST dengan hasil tertinggi dengan rata-rata bobot mencapai 291,31 g ditunjukan oleh perlakuan D

= 3:1:1. Pengaruh komposisi media tanam terhadap bobot basah tanaman pakcoy hasil dari analisa menunjukan bahwa perlakuan D memberikan hasil tertinggi yaitu rata-rata 291,31 g. Hal ini diduga karena pada perlakuan D = 3:1:1 dapat memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman pakcoy.

Berat basah sangat dipengaruhi oleh tersedianya unsur hara dalam tanah serta keseimbangan hara tanah yang berpengaruh terhadap hasil tanaman. Parameter pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun terpanjang, dan lebar daun terlebar dapat mempengaruhi bobot basah tajuk tanaman, semakin besar angka yang didapat pada parameter prtumbuhan, maka semakin meningkat bobot basah yang didapat pada tanaman pakcoy (Annisava, 2013).

5. Bobot kering (g)

Hasil analisis lanjutan pengaruh komposisi media tanam terhadap bobot basah tanaman

(6)

10 | O r c h i d A g r o : V o l 3 . N o 1 . B u l a n F e b r u a r i T a h u n 2 0 2 3 pakcoy varietas Nauili F1 pada umur tanaman

25 HST. dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Pengaruh Komposisi Media Tanam terhadap Bobot Kering Tanaman Pakcoy Nauli F1 pada Umur 25 HST Perlakuam Rata-rata Bobot

Kering Tanaman (g)

A = 0 5,67 a

B = 1:1:1 11,17 c

C = 2:1:1 12,79 d

D = 3:1:1 14,42 e

E = 4:1:1 8,55 b

Ket: Angka rata-rata yang diikuti huruf yang sama berbeda tidak nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf nyata 5%.

Berdasarkan Tabel 5, pemberian perlakuan komposisi media tanam memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada umur tanaman 25 HST dengan hasil tertinggi ditunjukan oleh perlakuan D = 3:1:1 dengan rata-rata bobot kering sebesar 14,24 g. Hasil analisa bobot

kering tanaman pakcoy menujukan bahwa perlakuan D memberikan hasil tertinggi sebesar 14,24 g. Hal ini diduga karena tanaman pakcoy dengan perlakuan D = 3:1:1 menyerap unsur hara dengan baik. Sesuai dengan pernyataan bahwa berat kering tanaman berkaitan dengan proses fotosintesis yang menunjukan berlangsung dengan baik (Nugroho & Handoko, 2017). Berat kering tanaman mencerminkan hasil asimilat yang digunakan untuk pembentukan bagian tanaman meliputi akar, batang dan daun (Kholifah & Maghfoer, 2019).

Meningkatnya bobot kering berkaitan dengan adanya kondisi pertumbuhan tanaman yang lebih baik bagi berlangsungnya aktifitas metabolisme tanaman seperti fotosintesis.

Proses fotosintesis yang berlangsung secara efisien mengakibatkan produktivitas serta perkembangan sel-sel jaringan semakin tinggi dan cepat, sehingga pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik (Sarif et al., 2015).

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan mengenai pengaruh komposisi media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy varietas Nauli F1 dapat disimpulkan bahwa:

1. Komposisi media tanam memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tamanan pakcoy.

2. Perlakuan dengan komposisi media tanam 3:1:1 memberikan hasil tertinggi pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah dan bobot kering tanaman.

Saran

1. Untuk mendapatkan hasil paling baik mengenai pengaruh kompisisi media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy Nauli F1, disarankan menggunakan perbandingan 3:1:1 antara tanah, pupuk kandang ayam dan pupuk kandang domba.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai komposisi media tanam menggunakan perbandingan dan pupuk

kandang hewan lain untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Annisava, A. R. (2013). Optimalisasi pertumbuhan dan kandungan vitamin C kailan (Brassica alboglabra L.) menggunakan bokashi serta ekstrak tanaman. Jurnal Agroteknologi, 3(2), 1–10.

https://doi.org/http://dx.doi.org/10.24 014/ja.v3i2.82

Augustien, N., & Suhardjono, H. (2017).

Peranan Berbagai Komposisi Media Tanam Organik Terhadap Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.) Di Polybag.

Agritrop : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian (Journal of Agricultural Science),

14(1), 54–58.

https://doi.org/10.32528/agr.v14i1.41 0

Barokah, R. (2017). L .) akibat pemberian berbagai jenis pupuk kandang.

1(October), 120–125.

Direktorat Jenderal Hortikultura. (2018).

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun 2017. In Kementrian Pertanian (Vol. 53, Issue

(7)

11 | O r c h i d A g r o : V o l 3 . N o 1 . B u l a n F e b r u a r i T a h u n 2 0 2 3

9, pp. 1689–1699).

https://hortikultura.pertanian.go.id/wp -content/uploads/2021/07/LAKIN- HORTI-2017-1.pdf

Kholifah, S., & Maghfoer, M. D. (2019).

Respon Tanaman Kubis Bunga ( Brassica oleracea var . Botrytis L . ) terhadap Aplikasi Pupuk Nitrogen dan Pupuk Kandang Kambing. Jurnal Produksi Tanaman, 7(8), 1451–1460.

Nugroho, W. S., & Handoko, Y. A. (2017).

Pengaruh Berbagai Konsentrasi Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi Pagoda (Brassica narinosa L.) (pp. 159–165). Prosiding Seminar Nasional Fakultas Pertanian UNS.

Prasasti, D., Prihastanti, E., & Izzati, M.

(2014). Perbaikan Kesuburan Tanah Liat Dan Pasir Dengan Penambahan Kompos Limbah Sagu Untuk Pertumbuhan Dan Produktivitas Tanaman Pakcoy (Brassica rapa var.chinensis). Buletin Anatomi Dan Fisiologi, 22(2), 33–46.

Sari, R. M. P., Maghfoer, M. D., &

Koesriharti. (2016). The Influence Of Watering Frequency And Dose Chicken Manure On Growth And Yield Of Pakchoy (Brassica rapa L.

var. chinensis). Jurnal Produksi Tanaman, 4(5), 342–351.

Sarif, P., Hadid, A., & Wahyudi, I. (2015).

Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.) Akibat Pemberian Berbagai Dosis Pupuk Urea. Jurnal Agrotekbis, 3(5), 585–

591.

https://media.neliti.com/media/public ations/249324-pertumbuhan-dan- hasil-tanaman-sawi-brass- 5e12b59f.pdf

Wijayanti, M., Hadi, M. S., & Pramono, E.

(2013). Pengaruh Pemberian Tiga Jenis Pupuk Kandang dan Dosis Urea Pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai. Jurnal Agrotek Tropika, 1(2), 172–178.

http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/J A/article/view/2028

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi jumlah tanaman per polybag dan komposisi media tanam, berpengaruh nyata terhadap panjang tanaman, jumlah daun

Pada perlakuan berbagai komposisi media tanam memberikan pengaruh nyata terhadap komponen tinggi tanaman, jumlah daun, dan berat segar tanaman.Media tanam pasir +

Pada 28 Hari Setelah Tanam (HST) konsentrasi urin domba 20 ml/liter air menghasilkan tinggi tanaman dan jumlah daun tertinggi, masing-masing 26,13 cm dan 17,25 helai berbeda nyata

Perlakuan komposisi media tanam yang berbeda, memberikan pengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman dan jumlah daun, tetapi tidak berpengaruh nyata pada

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) terdapat pengaruh yang nyata antara jarak tanam dan umur bibit terhadap rata-rata tinggi tanaman umur 7, 14, dan 21 HST, jumlah daun umur 7

Perlakuan komposisi media tanam yang berbeda, memberikan pengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman dan jumlah daun, tetapi tidak berpengaruh nyata pada

Perlakuan pupuk organik cair Nasa terhadap rata-rata lebar daun tanaman pakcoy umur 20 hari setelah tanam menunjukkan pengaruh yang berbeda sangat nyata karena pada

Kesimpulan Pemberian pupuk organik cair daun lamtoro berbeda nyata pada umur 45 HST terhadap luas daun 39,38 cm2, berat kering tanaman 2,840 g dan kadar klorofil daun tanaman pakcoy