• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMUNIKASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM (RSU) MUHAMMADIYAH SITI AMINAH BUMIAYU DENGAN DIMEDIASI OLEH KEPUASAN KERJA - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH KOMUNIKASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM (RSU) MUHAMMADIYAH SITI AMINAH BUMIAYU DENGAN DIMEDIASI OLEH KEPUASAN KERJA - repository perpustakaan"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

Sedangkan pendapat lain mendukung bahwa, secara khusus Mangkunegara dalam Watiningsih (2018) komunikasi dapat diartikan sebagai proses perpindahan informasi, gagasan, pemahaman dari seseorang ke orang lain dengan harapan orang lain dapat memaknainya sesuai dengan tujuan yang dimaksudkan. Komunikasi dengan menggunakan lambang-lambang atau kata-kata, baik yang diungkapkan secara lisan, lisan maupun tulisan. Membuat dan bertukar pesan tanpa menggunakan kata-kata seperti komunikasi gerak tubuh, gerak tubuh, vokal bukan kata, kontak mata, ekspresi wajah, kedekatan dan sentuhan.

Sekumpulan individu yang dapat mempengaruhi satu sama lain, memperoleh kepuasan satu sama lain, berinteraksi untuk tujuan tertentu, menempati peran, terikat satu sama lain, dan berkomunikasi secara tatap muka. Seorang komunikator dituntut memiliki kredibilitas yang tinggi dalam komunikasinya, mempunyai kemampuan berkomunikasi, mempunyai pengetahuan yang luas dan mempunyai daya tarik dalam arti mampu membentuk sikap/pikiran kepada komunikator. Umpan balik dengan demikian merupakan kebalikan dari proses komunikasi dan dapat dilihat sebagai proses komunikasi baru, yaitu penerima menjadi pengirim dan pengirim menjadi penerima.

Pada tahun 1948 ia mengemukakan model komunikasi sederhana dan masih digunakan sampai sekarang sebagai model komunikasi dasar. Sikap dapat berinteraksi secara terbuka dan jujur ​​dengan orang lain, hal ini dimaksudkan agar seseorang tidak tertutup dalam menerima dan menyampaikan informasi. Karyawan memiliki empati, yang mencakup kemampuan memahami baik secara emosional maupun intelektual tentang apa yang dirasakan orang lain.

Dukungan verbal dan nonverbal mencakup kemampuan menerima pandangan orang lain dan bersedia mengubah diri jika perubahan dirasa perlu.

Disiplin Kerja

Disiplin pegawai sangat penting dan berpengaruh positif terhadap perilaku pegawai yang nantinya juga akan mempengaruhi hasil kerja dan kinerja. Disiplin merupakan fungsi operasional Manajemen Sumber Daya Manusia yang paling penting, karena semakin baik kedisiplinan pegawai maka semakin tinggi pula prestasi kerja yang dapat dicapai. Dan disiplin merupakan sifat seorang pegawai yang secara sadar menaati peraturan dan ketentuan organisasi tertentu.

Berdasarkan pendapat tersebut, disiplin kerja bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan mewujudkan kemampuan kerja pegawai guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan organisasi. Karyawan akan mematuhi seluruh peraturan yang berlaku jika mereka merasa mendapat jaminan kompensasi yang sepadan dengan usaha yang mereka sumbangkan kepada perusahaan. Keteladanan kepemimpinan sangatlah penting, karena dalam lingkungan perusahaan seluruh karyawan akan selalu memperhatikan bagaimana pemimpin dapat menjaga kedisiplinan diri dan bagaimana cara mengendalikan diri dari perkataan, tindakan dan sikap yang dapat merugikan aturan kedisiplinan yang telah ditetapkan.

Dengan adanya penindakan terhadap pelanggaran disiplin, sesuai dengan sanksi yang ada, maka seluruh pegawai akan merasa terlindungi, dan berjanji dalam hati untuk tidak melakukan hal serupa. Dalam setiap kegiatan yang dilakukan perusahaan pasti ada pengawasan yang akan membimbing karyawan agar dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan sesuai dengan yang telah ditentukan. Seorang karyawan tidak hanya puas menerima kompensasi yang tinggi, pekerjaan yang penuh tantangan, namun juga masih memerlukan perhatian besar dari pimpinannya sendiri.

Berikan pujian sesuai tempat dan waktunya sehingga karyawan pun akan merasa bangga atas pujian tersebut. Sering-seringlah mengikutsertakan karyawan dalam rapat, terutama rapat yang berkaitan dengan nasib dan pekerjaannya.

Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja didefinisikan oleh “sejauh mana individu merasakan secara positif atau negatif perbedaan faktor atau dimensi tugas dalam pekerjaannya” (Hariandja dalam Ardiansyah (2016). Menurut Robbins (2013) dalam Ardiansyah (2016) mengemukakan “tinjauan yang komprehensif literatur menunjukkan bahwa faktor yang lebih penting yang mendorong kepuasan kerja adalah pekerjaan yang menantang secara mental, imbalan yang memadai, kondisi kerja yang mendukung dan karyawan yang mendukung.” Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah tingkat kenikmatan yang dimiliki seseorang dalam pekerjaannya. bekerja.

Menurut Sinambela, beberapa penelitian jangka panjang di tingkat nasional menunjukkan bahwa kepuasan kerja secara umum relatif tinggi dan stabil di negara maju. Namun sejak tahun 1970-an, terdapat banyak perubahan sosial yang menyebabkan pernyataan luas bahwa kepuasan kerja telah menurun secara signifikan, dan ekspektasi karyawan meningkat secara dramatis. Meskipun ekspektasi tenaga kerja meningkat, kualitas praktik manajemen juga meningkat, dengan beberapa penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 80% tenaga kerja masih melaporkan kepuasan kerja.

Faktor psikologis merupakan faktor yang berhubungan dengan psikologi karyawan antara lain minat, ketenangan dalam bekerja, sikap kerja, bakat dan terapi. Faktor sosial merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial antara rekan kerja, dengan atasannya, dan karyawan dengan jenis pekerjaan yang berbeda. Faktor fisik adalah faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik pekerja, meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja dan istirahat, peralatan kerja, kondisi ruangan, suhu, pencahayaan, pertukaran udara, status kesehatan pekerja, umur dan sebagainya.

Faktor keuangan adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan jaminan dan kesejahteraan pekerja, yang meliputi sistem dan tingkat pengupahan, jaminan sosial, berbagai tunjangan, tunjangan, promosi, dan lain-lain. Kepuasan karyawan dapat ditingkatkan dengan adanya perhatian dan hubungan baik antara manajer dan bawahan, sehingga karyawan dapat ditingkatkan dengan adanya perhatian dan hubungan baik antara manajer dan bawahan sehingga karyawan merasa menjadi bagian penting dalam organisasi kerja.

Hasil Penelitian Terdahulu

Hubungan Antara Variabel

  • Pengaruh Komunikasi Terhadap Kepuasan Kerja
  • Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kepuasan Kerja
  • Pengaruh Komunikasi Terhadap Kinerja
  • Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja
  • Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja

Hal ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Azhar dkk (2020), Supriyadi (2017), Simoes dkk (2027) menyatakan bahwa disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wandi dkk (2019), Rialmi (2020), As'ad (2018), Ernika (2016), Nisa dkk (2018) yang menyatakan bahwa komunikasi berpengaruh positif dan signifikan per karyawan . pertunjukan. Berdasarkan hasil tersebut disebutkan bahwa pegawai dengan komunikasi yang baik akan mampu meningkatkan kinerja pegawai secara optimal.

Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Simatupang dkk (2020), Afianto dan Utami (2017), Husain (2018) menyatakan bahwa disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Hal ini didukung dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Changgriawan (2017), Saputra dkk (2016), Wijaya (2018), Kartika dkk (2019) yang menyatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Kerangka Pemikiran

Gambar

Tabel 2.1  Penelitian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Jurnal ARISTO Sosial, Politik, Humaniora, merupakan salah satu terbitan jurnal, yang dikelola oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Ponorogo, untuk