• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI - repo unpas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI - repo unpas"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

Tujuan pendidikan adalah memuat gambaran nilai-nilai yang baik, luhur, patut, benar dan indah bagi kehidupan, oleh karena itu tujuan pendidikan mempunyai dua fungsi, yaitu memberi arahan pada seluruh kegiatan pendidikan dan sebagai sesuatu yang menunjang seluruh kegiatan pendidikan. ingin dicapai (Elfachmi, 2015, p.16). TPT merupakan indikator dasar yang digunakan untuk melihat akses penduduk terhadap fasilitas pendidikan, khususnya bagi penduduk usia sekolah,” dalam Karini (2018, hlm. 106). Menurut BPS pada tahun 2015 dalam Raymond (2017, p. 6) “indikator yang dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat pendidikan antara lain Angka Partisipasi Sekolah (SER)”.

Menurut Thamrin Nasution dkk dalam Kurnia Asih (2006, hal. 21), orang tua adalah semua orang tua yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau rumah tangga, biasa disebut ibu dan ayah dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan menurut Poerwodarmint (2002, p. 688), orang tua berarti ibu dan ayah kandung, orang yang sudah tua, orang yang dianggap tua (pintar, pandai). Poerwadarminto dalam Ahmad (2017, hlm. 14-15) menjelaskan bahwa “kondisi adalah kenyataan, keadaan atau pernyataan yang dapat dilihat atau dirasakan dan diukur dengan indra manusia”.

Menurut Sunendar dalam Haq dalam Arianah dkk (2019, p. 3) menyatakan bahwa kondisi sosial ekonomi orang tua menjadi latar belakang dari hasil prestasi orang tua di masyarakat, sehingga dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan anak di sekolah. Sedangkan menurut Ahmed (2017, p. 15), keadaan ekonomi orang tua dapat diartikan “sebagai keadaan keuangan keluarga, yang menjelaskan suatu keadaan yang dapat dilihat oleh indra manusia, dalam kaitannya dengan negara dan perekonomian. kemampuan orang tua, seperti pendapatan dan kekayaan yang dimilikinya untuk memenuhi kebutuhannya”. Menurut Sunardi dan Evers dalam Ahmad (2017, p. 16) disebutkan, “Pendapatan adalah segala penerimaan yang berupa barang atau uang, baik dari pihak lain maupun dari hasil sendiri, yang dinilai dengan sejumlah uang atau uang tertentu. harga yang berlaku saat itu."

Sedangkan menurut Tim Penyusunan Kamus Perbankan Indonesia dalam Kurnia Asih (2006, p. 26), pendapatan adalah setiap pendapatan yang diterima dalam bentuk barang atau nilai uang yang diperoleh dari pihak lain sebagai imbalan atas jasa yang telah diberikannya.

“Minat adalah perasaan lebih menyukai dan tertarik pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruhnya” (Slameto, 2010, p. 180). Menurut Abdul Hadis (2006, p. 44) menyatakan “Minat secara umum dapat diartikan sebagai perasaan ketertarikan yang ditunjukkan seseorang terhadap suatu benda, baik benda hidup maupun benda mati”. Sedangkan Sadirman (2006, p. 76) menyatakan “Minat adalah keadaan yang terjadi ketika seseorang melihat ciri-ciri atau makna sementara dari suatu keadaan yang berkaitan dengan keinginan atau kebutuhannya sendiri.”

Untuk mengetahui bagaimana minat berkembang, tidak hanya perlu diketahui saja, namun juga bagaimana aspek-aspek minat berkembang sehingga menunjukkan minat terhadap pendidikan. Dari pandangan di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu kecenderungan atau keinginan yang besar terhadap suatu hal atau kegiatan yang disertai perasaan senang. Tujuan melanjutkan pendidikan setelah lulus kuliah adalah untuk belajar meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, serta meningkatkan harga diri.

Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam kepribadian seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaan (afektif) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Tujuan adalah keinginan untuk mencapai kondisi yang lebih baik dari keadaan saat ini. Faktor lingkungan keluarga yang mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi adalah pendidikan orang tua, keuangan orang tua dan saudara kandung. Aktivitas disini adalah belajar, jadi bisa dikatakan faktor-faktor yang mempengaruhi minat melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi disamakan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.

Slameto mengelompokkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi belajar siswa menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Pengaruh Kondisi Ekonomi Orang Tua Terhadap Minat Siswa Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi

Hal inilah yang mendorong siswa untuk melanjutkan pendidikan setinggi-tingginya. Dengan menempuh pendidikan tinggi, peserta didik dapat mengembangkan bakat, keterampilan, dan pengetahuan yang dimilikinya sebagai persiapan untuk berprestasi dan mencapai tujuan yang diharapkannya. Fenomena yang terjadi adalah sebagian besar orang tua menginginkan anaknya menjadi orang yang sukses, baik dalam bidang pendidikan maupun karir, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya menjadi lebih baik. Namun keadaan ekonomi orang tua yang kurang mendukung akan menghambat minat anak dalam meraih cita-citanya.

Semakin tinggi tingkat pendapatan orang tua maka semakin besar minat siswa untuk melanjutkan pendidikannya, karena tingkat pendapatan orang tua akan berperan dalam menunjang pendanaan, menyediakan sarana dan prasarana bagi kelancaran pendidikan anaknya. Tugas orang tua yang dimaksud adalah kemampuan orang tua dalam membiayai pengeluaran dan memenuhi kebutuhan hidup, baik jasmani maupun rohani. Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa kondisi keuangan orang tua yang baik akan mempengaruhi minat anak (siswa) untuk melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah atas.

“Bagi orang tua yang mempunyai kondisi sosial dan ekonomi yang kuat atau tinggi, tentu tidak akan sulit untuk membiayai pendidikan anaknya hingga jenjang tertinggi.” Orang tua dapat lebih memperhatikan pendidikan anaknya apabila ia tidak merasa kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar hidup manusia”.

Hal ini dipengaruhi oleh faktor biaya melanjutkan studi ke perguruan tinggi yang relatif mahal. Biaya tersebut tidak hanya digunakan untuk membiayai pendidikan tinggi tetapi juga fasilitas lain seperti transportasi dan fasilitas pembelajaran lainnya. Sehingga diduga tingkat sosial ekonomi orang tua mempunyai pengaruh yang besar terhadap siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi atau tidak, karena segala kebutuhan anak yang berkaitan dengan pendidikan akan memerlukan biaya.

Penelitian Terdahulu

Penelitian ini menggunakan metode kuesioner dan pengumpulan data. hubungan positif antara pendapatan orang tua dan. hubungan positif antara prestasi belajar dan minat. Terdapat pengaruh yang signifikan tingkat pendapatan orang tua terhadap minat melanjutkan studi di universitas 2.

Kerangka Pemikiran

Dari penelitian-penelitian terdahulu dapat diketahui adanya persamaan dan juga perbedaan dengan penelitian yang akan kami lakukan dan teliti. Berbeda dengan orang tua yang menanggung beban permasalahan ekonomi, hal ini menyebabkan berkurangnya perhatian dan keinginan orang tua terhadap pendidikan anak. Menurut Karini (2018, p. 107), faktor penyebab tingkat keterlibatan di sekolah yaitu kesulitan ekonomi menjadi faktor utama penyebab rendahnya tingkat keterlibatan di sekolah (APS) dan tingginya angka putus sekolah pada kelompok masyarakat miskin. .

Masyarakat dengan kemampuan ekonomi rendah tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk menyekolahkan anak karena biaya pendidikan relatif tinggi. Menurut Berlian (2011, p. 43), faktor yang mempengaruhi rendahnya partisipasi sekolah adalah kemiskinan penduduk, kesulitan bersekolah, kurangnya layanan pendidikan, rendahnya tingkat pendidikan siswa dan rendahnya motivasi orang tua, kurangnya dukungan terhadap pendidikan. dari pemerintah daerah dan masyarakat, serta faktor sosial budaya. Badan Pusat Statistik menjelaskan dalam Ahmad (2014, p. 16) bahwa tingkat pendapatan adalah banyaknya pendapatan berupa uang atau barang yang dihasilkan oleh seluruh orang, yang merupakan imbalan atas faktor-faktor produksi.

Pendapatan adalah segala penerimaan yang berupa barang atau uang, baik yang berasal dari pihak lain maupun yang berasal dari hasil sendiri, yang dinilai dengan sejumlah uang tertentu atau menurut harga yang berlaku pada saat itu.” Menurut Badan Pusat Statistik, Indeks Gini didasarkan pada Kurva Lorenz, yaitu kurva pengeluaran kumulatif yang membandingkan sebaran suatu variabel tertentu (misalnya pendapatan) dengan sebaran seragam yang mewakili persentase kumulatif penduduk.Seseorang yang mempunyai minat terhadap suatu hal akan mengeluarkan perhatian yang besar. karena itu menarik baginya.

Jika keadaan ekonomi orang tua kurang menggembirakan, anak akan sering berpikir untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Dengan demikian, keadaan ekonomi orang tua mempunyai pengaruh besar terhadap apakah siswa akan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi (universitas).

Identifikasi Masalah

  • Hipotesis

Peneliti berhipotesis bahwa kondisi ekonomi orang tua mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, karena minat siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi masih rendah karena berbagai faktor ekonomi orang tua. Kondisi sosial ekonomi orang tua merupakan syarat kemampuan orang tua dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Minat anak untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi masih terkendala oleh keadaan keuangan orang tuanya.

Menurut Sugiyono (2016, p. 96), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap suatu rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya. Menurut Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (FKIP, Unpas, 2023, hal. 23) menjelaskan bahwa “hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah atau submasalah yang secara teoritis ditetapkan dalam kerangka pemikiran dan masih perlu diuji secara empiris untuk itu. adalah kebenarannya."

Gambar

Tabel 2.2   Penelitian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

By combining VR and android accelerometer sensor, we were able to create an application where user can jog at home without any other equipment but the cellphone itself and a cardboard