Para petani di Indonesia menganggap menanam mentimun hanya sekedar renungan saja, padahal tanaman mentimun membutuhkan unsur hara untuk menunjang pertumbuhan dan mempengaruhi hasil produksi tanaman. Mikroba yang terkandung dalam MOL berfungsi sebagai pengurai untuk menyediakan unsur hara dalam tanah yang dapat digunakan oleh tanaman (Sastrahidayat, 2014). Manfaat MOL yang telah dirasakan antara lain penguraian tanah dan sisa-sisa hewan, stimulasi dan pengaturan laju mineralisasi unsur hara dalam tanah, fiksasi unsur hara, pengaturan siklus unsur N, P, K dalam tanah. dan penguraian bahan organik dari limbah pertanian, limbah rumah tangga, dan limbah industri (Hadinata, 2008).
Karena kulit nanas masih banyak mengandung karbohidrat dan gula serta nutrisi, maka kulit nanas dapat digunakan sebagai bahan baku produksi MOL. Pemanfaatan urine sapi sebagai pupuk organik cair harus difermentasi terlebih dahulu untuk menambah jumlah unsur hara yang dikandungnya. Kandungan unsur hara urin sapi terutama unsur N, P dan K merupakan unsur hara yang berperan dalam pertumbuhan daun.
Karena mengandung beberapa unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh kembangnya, urine sapi menjadi solusi murah untuk memenuhi kebutuhan pupuk. Menurut Said (2014), pupuk organik cair yang berasal dari urin sapi mempunyai manfaat antara lain berbagai unsur hara seperti nitrogen yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan bagian vegetatif tanaman sehingga membuat daun tanaman menjadi lebih hijau. Unsur hara kalium membantu dalam pembentukan protein dan karbohidrat, mempercepat proses pertumbuhan pada tanaman serta meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan dan penyakit.
Menurut Yuanita (2010), urin yang difermentasi mempunyai keunggulan dalam meningkatkan ketersediaan unsur hara dalam tanah, biourin mudah diserap tanaman karena unsur hara yang ada di dalamnya terurai.
Penggunaan Pupuk Kandang Sapi pada Budidaya Tanaman
Karena kotoran sapi merupakan pupuk yang tidak akan berdampak buruk pada tanaman atau lingkungan alam. Beberapa peranan utama kotoran sapi antara lain memperbaiki sifat fisik, sifat kimia, dan sifat biologi tanah. Hasil penelitian Lumbanraja & Harahap (2015) menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang setara 20 ton/ha setelah inkubasi selama 30 hari pada tanah berpasir dapat meningkatkan kapasitas retensi air tanah 72 jam setelah jenuh, sedangkan pemberian dibawah dan sampai setara 50 ton/ha dan waktu inkubasi 15 hari atau 30 hari tidak memberikan pengaruh nyata terhadap peningkatan kapasitas tukar kation tanah.
Perbandingan kandungan unsur hara pupuk kandang padat/segar dari berbagai sumber pupuk kandang disajikan pada Tabel Lampiran 28. Terlihat bahwa kotoran sapi mempunyai kandungan air yang sangat tinggi dibandingkan dengan pupuk kandang lainnya dan rasio C/N yang cukup tinggi yaitu . 20-25 dan bisa lebih tinggi lagi. Pemupukan dilakukan dua minggu sebelum tanam, hal ini memungkinkan terjadinya dekomposisi lebih lanjut sehingga nilai rasio C/N pupuk kandang akan turun dan diharapkan mencapai nilai konstan (Mul Mulyanto, 1995).
Kotoran sapi merupakan pupuk sebagai sumber bahan organik yang dapat memperbaiki struktur tanah, meningkatkan daya ikat air, menambah unsur hara, meningkatkan kapasitas tukar kation, dan meningkatkan mikroorganisme tanah karena mengandung C organik tinggi, unsur hara lengkap, mudah didapat dan murah. (Jeksen, 2014). Mutu kotoran sapi dipengaruhi oleh kandungan unsur hara, kondisi cuaca, jenis pakan, jenis ternak, sistem peternakan, kesehatan dan umur ternak, kandungan komponen lain (alas kandang dan sisa makanan yang tidak tercerna), serta cara pengolahannya. (misalnya penyimpanan sebelum digunakan). Kotoran sapi dapat memperbaiki sifat-sifat tanah seperti sifat fisik, sifat kimia dan sifat biologi tanah.
Beberapa sifat kimia tanah yang dapat diperbaiki dengan penambahan pupuk organik pada tanah antara lain: (1) meningkatkan KTK tanah, (2) meningkatkan kandungan unsur hara tanah, (3) meningkatkan KB tanah, (4) meningkatkan pH tanah dan, (5) menurunkan kandungan Al dalam tanah. Selain itu penambahan kotoran sapi juga dapat memperbaiki sifat biologis tanah, termasuk meningkatkan aktivitas mikroorganisme atau mikroorganisme tanah (Lumbanraja & Harahap, 2015). Ciri-ciri pupuk kandang organik yang baik dari segi fisik maupun kimia adalah ciri fisiknya berwarna coklat tua, cukup kering, tidak menggumpal dan tidak berbau menyengat.
Dalam pemberian pupuk kandang sapi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman, antara lain dosis pupuk, cara pemberian pupuk, dan waktu pemberian pupuk. Selain karena kandungan unsur hara yang rendah, pupuk kandang juga diberikan sebelum tanaman dipindahkan ke lahan, hal ini dilakukan karena untuk dijadikan pupuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang sapi memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman (cm), diameter batang (cm), jumlah daun (helai) dan berat segar tongkol yang ditanam (g) pada tanaman jagung manis. . .
Morfologi Tanaman Mentimun Jepang
Mentimun jepang termasuk tanaman tak tentu, sehingga pertumbuhan mentimun memerlukan tiang penyangga sebagai tempat berdiri tegak dan tanaman tidak terhambat atau terhambat pembuahannya. Dengan kondisi pertumbuhan seperti ini maka persentase buah yang normal (merata) akan lebih besar dibandingkan dengan buah yang tidak normal (Sumpena, 2001). Batang mentimun lunak dan berair tetapi cukup kuat, bulat dan pipih, beruas-ruas, licin, bengkok dan berwarna hijau.
Fungsi batang selain sebagai tempat tumbuhnya daun dan organ lainnya, juga sebagai tempat pengangkutan unsur hara (makanan) dari akar ke daun dan sebagai tempat penyaluran zat-zat hasil asimilasi ke seluruh bagian tanaman. tubuh tumbuhan. (Wijaya, 2016). Tanaman mentimun jepang mempunyai daun berbentuk bulat dengan ujung runcing ganda, berwarna hijau muda dan hijau tua. Mentimun jepang memiliki bunga berwarna kuning berbentuk terompet. Tanaman ini mempunyai bunga jantan dan betina yang terpisah namun masih dalam satu tanaman.
Bunga betina mempunyai ovarium yang lonjong dan bengkok, sedangkan bunga jantan tidak memiliki ovarium yang bengkok. Mentimun jepang atau biasa disebut “Kyuri” mempunyai ciri warna buah hijau tua, rasa agak manis, daging padat, tekstur renyah dan kadar air rendah, sehingga cocok untuk asinan, salad dan asinan (Lista, 2016).
Syarat Tumbuh Tanaman Mentimun Jepang
Tanaman mentimun memerlukan kelembaban tanah yang cukup agar hasil panennya baik, pada musim hujan kelembaban tanah cukup untuk menanam mentimun. Pada prinsipnya pertumbuhan tanaman akan lebih baik dan hasil lebih tinggi apabila dilakukan penambahan penyiraman pada musim tanam. Pada daerah beriklim kering, dibutuhkan sekitar 400 mm air selama musim tanam mentimun untuk mencapai pertumbuhan dan produksi yang baik (Zulkarnain & Prasetya, 2013).
Manfaat dan Kandungan Tanaman Mentimun Jepang
Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan tanaman sayuran yang mempunyai banyak kegunaan, yaitu selain digunakan sebagai sayuran, lalapan, rujak atau asinan, mentimun juga bermanfaat bagi kesehatan sebagai salah satu jenis produk makanan, obat-obatan dan kosmetik. . Khasiat timun untuk kesehatan antara lain menurunkan darah tinggi, melawan kanker, mengobati diare, tipus, memperlancar buang air kecil, menguatkan kulit, dan sebagai obat sariawan.
BAHAN DAN METODE
- Tempat dan Waktu Penelitian
- Alat dan Bahan Penelitian
- Metode Penelitian
- Metode Analisis
- Pelaksanaan Penelitian
- Pembuatan MOL kulit Nenas Plus
- Persiapan Lahan
- Persemaian Benih Mentimun
- Aplikasi Perlakuan
- Pemeliharaan .1 Penyiraman
- Penyulaman
- Penyiangan dan Pembumbunan
- Pembuatan Lanjaran/Ajir
- Pengendalian Hama dan Penyakit
- Pemangkasan
- Panen
- Parameter Pengamatan
- Parameter Pertumbuhan
- Parameter Produksi
2021), bahwa pemberian MOL kulit nanas dengan konsentrasi 50 ml/liter air memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah. Dosis pupuk kandang sapi yang dianjurkan untuk tanaman mentimun (Cucumis sativus L.) adalah 15 ton/ha (Rahma dan Masrury, 2021). Yijk = Hasil pengamatan pada faktor konsentrasi mikroorganisme lokal tingkat ke-i dan faktor takaran kotoran sapi tingkat ke-j pada ulangan ke-k. αi = Jumlah mikroorganisme lokal dari kulit nanas ditambah kadar i. βj = Jumlah kotoran sapi yang diberikan pada j. tingkat. αβ)ij = Besaran interaksi mikroorganisme lokal dari kulit nanas ditambah kotoran sapi tingkat ke-i dan tingkat ke-j.
Mikroorganisme lokal yang dihasilkan pada penelitian ini berasal dari 10 kg limbah kulit nanas dan 2 liter urin sapi. Langkah pertama dalam pembuatan MOL kulit nanas adalah dengan menyiapkan 10 kg limbah kulit nanas, kemudian dihaluskan dengan blender lalu dimasukkan ke dalam ember plastik. Tanah yang diambil dari lapisan atas tanah dicampur dengan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1 sebagai media tanam benih mentimun.
Kotoran sapi yang sudah matang diaplikasikan bersamaan dengan pengolahan tanah yaitu 14 hari sebelum pindah tanam, yang dilakukan dengan cara menabur dan mencampurkan kotoran sapi secara merata pada petak percobaan sesuai dengan takaran perlakuan, agar kotoran sapi yang telah diberikan dapat berfungsi dengan baik. reaksi. dengan baik dan membusuk. seluruhnya di dalam tanah. MOL diberikan sebanyak 4 kali dengan cara disemprotkan pada tanah tempat dilakukan penanaman masing-masing dimulai 10 hari sebelum tanam (HSPT), 10 hari setelah tanam (HSPT), 20 hari setelah tanam (HSPT) dan 30 hari setelah tanam (HSPT). . Penanaman kembali dilakukan paling lambat 7 hari setelah tanam dengan mengganti benih yang mati atau sakit yang pertumbuhannya buruk dengan benih baru yang pertumbuhannya baik.
Penyiangan ini dilakukan ketika muncul gulma atau tanaman pengganggu, dimulai pada umur 14 HSPT (Hari Setelah Pindah Tanam). Pemangkasan tanaman mentimun dilakukan setelah tinggi tanaman 30-60 cm yaitu pada umur 21 HSPT, 28 HSPT dan 35 HSPT. Waktu pemangkasan yang paling baik adalah pada pagi atau sore hari, yaitu pada saat tanah cukup air sehingga tidak menyebabkan tanaman mentimun rusak.
Parameter dilakukan sebanyak tiga kali yaitu 14 hari setelah transplantasi, 21 hari setelah transplantasi, dan 28 hari setelah transplantasi. Jumlah bunga betina dihitung dengan menjumlahkan seluruh bunga betina yang muncul pada tanaman.Kegiatan ini dilakukan terhadap seluruh sampel pada setiap lahan penelitian. Penghitungannya dilakukan pada setiap panen dari awal sampai akhir, sehingga jumlah ketimun per tanaman uji diperoleh.
Jumlah buah per plot dihitung dengan menjumlahkan semua buah yang dihasilkan oleh semua tanaman pusat secara bersamaan. Berat seluruh buah dari tanaman ditimbang, yang dilakukan pada saat panen atau pada saat tanaman berumur ± 33 hari.