• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh laba dan komponen arus kas - IBS Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh laba dan komponen arus kas - IBS Repository"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

Parameter kinerja perusahaan yang paling mendapat perhatian investor dan kreditor dari laporan keuangan adalah laba dan arus kas. Banyak penelitian telah dilakukan mengenai kandungan informasi komponen arus kas dan laba di Indonesia. Ali dan Pope (1994) sebagaimana dirangkum oleh Norhikmah (2007) melakukan penelitian untuk mengetahui kandungan informasi laba, modal kerja, dan arus kas.

Sedangkan laba, arus kas operasi dan pendanaan memiliki nilai relevansi yang lebih tinggi pada tahap pertumbuhan. Pada tahap kedewasaan, informasi yang memiliki nilai relevansi lebih tinggi adalah laba operasi dan arus kas. Sedangkan pada tahap penurunan, arus kas operasi dan pendanaan mempunyai nilai relevansi informasi yang tinggi.

Sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh komponen laba dan arus kas terhadap harga saham dalam kaitannya dengan kondisi pertumbuhan penjualan pada perusahaan konstruksi, real estate dan real estate yang terdaftar di BEI periode”. Dan perbedaan kondisi kehidupan perusahaan juga menjadi pertimbangan dalam menghitung nilai perusahaan dengan relevansi laba dan arus kas dari perusahaan seperti perusahaan konstruksi, properti dan real estate.

Gambar 2.2  Rerangka Pemikiran
Gambar 2.2 Rerangka Pemikiran

PENDAHULUAN

  • Masalah Penelitian
    • Identifikasi Masalah
    • Pembatasan Masalah
    • Perumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian
  • Sistematika Penulisan
    • Laporan Keuangan
    • Konsep Akrual
    • Laba Bersih
    • Laba per Lembar Saham
    • Arus Kas
    • Saham
  • Penelitian Terdahulu
  • Rerangka Pemikiran
  • Hipotesis

Penulis membagi penelitian ini ke dalam lima bab yang terdiri dari berbagai sub bab yang dirangkum sedemikian rupa. Bab pendahuluan ini memberikan gambaran umum mengenai arah penelitian yang memandu pembaca dalam memahami permasalahan dalam penelitian ini. Bab ini memuat teori-teori yang berkaitan dengan topik penelitian, khususnya variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, pemaparan penelitian terdahulu, kerangka analisis dan pemecahan masalah, serta hipotesis penelitian.

METODE PENELITIAN

Metode Pengumpulan Data

  • Populasi dan Sampel

Data sekunder meliputi data penelitian yang telah dipublikasikan di berbagai literatur yang berkaitan dengan topik penelitian. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini antara lain laporan keuangan perusahaan (yang terdiri dari laporan laba rugi dan laporan arus kas) dan data harga saham pada saat perusahaan tutup pada akhir bulan Desember, serta laporan yang memuat berbagai informasi terkait permasalahan tersebut. sedang dipelajari. . Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari studi literatur atau dokumen.

Data kuantitatif yang digunakan berasal dari laporan keuangan auditan yang diperoleh dari www.idx.co.id dan www.finance.yahoo.com. Sedangkan data kualitatif diperoleh dari berbagai sumber seperti buku, majalah, artikel, penelitian terdahulu dan situs internet yang berhubungan dengan tema penelitian ini. Jurnal penunjang dalam negeri yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Simposium Nasional Akuntansi, Jurnal Akuntansi dan dari situs internet.

Populasi dalam penelitian ini terdiri dari perusahaan konstruksi, real estate dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode penelitian tahun 2007 sampai dengan tahun 2011. Purposive sampling merupakan sampel yang diambil untuk maksud atau tujuan tertentu agar datanya lebih representatif ( Sekaran, 2010).

Operasionalisasi Variabel

  • Variabel Terikat
  • Variabel Bebas

Arus kas dari aktivitas operasi merupakan sumber utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan aktivitas pendanaan. Arus kas dari aktivitas investasi adalah aktivitas yang mencakup pembelian atau pelepasan aset jangka panjang (long-term assets) serta investasi lain yang tidak termasuk dalam setara kas. Arus kas dari aktivitas pendanaan merupakan aktivitas yang mengakibatkan perubahan jumlah, komposisi modal, dan pinjaman perusahaan.

Metode Analisis Data

  • Teknik Pengolahan Data
  • Uji Normalitas
  • Penentuan Model Regresi Data Panel
  • Uji Asumsi Klasik
  • Analisis Regresi Berganda
  • Uji Hipotesis

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Statistik Deskriptif

Variabel arus kas operasi memiliki nilai maksimum dan minimum sebesar Rp 356.960/saham dan Rp -70.900/saham. Variabel arus kas investasi memiliki nilai maksimum dan minimum sebesar Rp 43.890/saham dan Rp -385.080/saham. Artinya rata-rata perusahaan berinvestasi pada tahap dengan tingkat pertumbuhan penjualan lebih dari 20% dengan rata-rata nilai arus kas investasi sebesar Rp -25.289/saham.

Variabel arus kas pendanaan memiliki nilai maksimum dan minimum sebesar Rp 347.520/saham dan -Rp 301.900/saham. Artinya pada tahap dengan tingkat pertumbuhan penjualan lebih dari 20%, rata-rata perusahaan menerima arus kas pendanaan dengan nilai rata-rata arus kas pendanaan sebesar Rp 16.727/saham. Variabel arus kas operasi memiliki nilai maksimum dan minimum sebesar Rp 336.327/saham dan -Rp 82.007/saham.

Artinya pada perusahaan dengan kondisi pertumbuhan penjualan 8%-20%, perusahaan rata-rata menerima penerimaan atau pelanggan dengan rata-rata nilai arus kas operasi sebesar Rp 29.960/saham. Nilai mean variabel arus kas investasi sebesar Rp 32.062/saham dengan standar deviasi sebesar Rp 76.116/saham. Artinya pada perusahaan dengan kondisi pertumbuhan penjualan 8% -20%, rata-rata perusahaan melakukan investasi dengan rata-rata nilai arus kas investasi sebesar -32,062 Rp/saham.

Variabel arus kas pendanaan memiliki nilai maksimum dan minimum sebesar Rp 1012.553/saham dan Rp -253.141/saham. Artinya, pada perusahaan dengan pertumbuhan omzet 8%-20%, rata-rata perusahaan menerima arus kas pendanaan dengan rata-rata nilai arus kas pendanaan sebesar Rp41.899/saham. Variabel arus kas operasi memiliki nilai maksimum dan minimum sebesar Rp 181.061/saham dan Rp -86.548/saham.

Artinya pada perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjualan kurang dari 8%, perusahaan menerima rata-rata penerimaan kas atau pelanggan dengan rata-rata nilai arus kas operasi sebesar Rp 17.656/saham. Variabel arus kas pendanaan memiliki nilai maksimum dan minimum sebesar Rp 285.8130/saham dan Rp -264.082/saham. Artinya pada tahap perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjualan kurang dari 8%, rata-rata perusahaan memperoleh arus kas pendanaan dengan rata-rata nilai arus kas investasi sebesar Rp 3.590/saham.

Analisis Hasil Penelitian

  • Uji Normalitas
  • Penentuan Model Regresi Data Panel
  • Uji Asumsi Klasik
    • Uji Multikolinearitas
    • Uji Autokorelasi
    • Uji Heterokedastisitas
  • Analisis Regresi Berganda

Artinya ketika suatu perusahaan mempunyai tingkat pertumbuhan penjualan lebih dari 20% maka variabel arus kas investasi berhubungan negatif dan tidak signifikan secara parsial terhadap harga saham. Artinya ketika suatu perusahaan memiliki tingkat pertumbuhan penjualan kurang dari 8%, maka variabel arus kas operasi berhubungan negatif terhadap harga saham. Artinya ketika suatu perusahaan mempunyai tingkat pertumbuhan penjualan kurang dari 8% maka variabel arus kas investasi berhubungan negatif dan tidak signifikan secara parsial terhadap harga saham.

Artinya ketika suatu perusahaan memiliki tingkat pertumbuhan penjualan kurang dari 8%, maka variabel arus kas pendanaan berkorelasi negatif dengan harga saham. Oleh karena itu, laba berpengaruh signifikan terhadap harga saham ketika perusahaan mempunyai tingkat pertumbuhan penjualan lebih dari 20%. Dengan demikian, secara parsial laba berpengaruh signifikan terhadap harga saham ketika perusahaan mempunyai tingkat pertumbuhan penjualan sebesar 8%.

Jadi, secara parsial laba berpengaruh signifikan terhadap harga saham ketika perusahaan mempunyai tingkat pertumbuhan penjualan kurang dari 8%. Jadi secara parsial arus kas operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham ketika perusahaan mempunyai tingkat pertumbuhan penjualan lebih dari 20%. Jadi secara parsial arus kas operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham ketika perusahaan mempunyai tingkat pertumbuhan penjualan 8% sampai 20%.

Jadi secara parsial arus kas operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham ketika perusahaan mempunyai pertumbuhan penjualan kurang dari 8%. Jadi, secara parsial likuiditas investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham ketika perusahaan mempunyai pertumbuhan penjualan lebih dari 20%. Jadi secara parsial likuiditas investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham ketika perusahaan mempunyai pertumbuhan penjualan sebesar 8% sampai 20%.

Jadi arus kas investasi fraksional tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham ketika perusahaan memiliki tingkat pertumbuhan penjualan kurang dari 8%. Jadi secara parsial cash flow financing tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham jika perusahaan mempunyai tingkat pertumbuhan penjualan lebih dari 20%. Jadi secara parsial pembiayaan arus kas tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham jika perusahaan mempunyai tingkat pertumbuhan penjualan sebesar 8 sampai 20%.

Jadi secara parsial arus kas pendanaan tidak akan berpengaruh signifikan terhadap harga saham jika perusahaan mempunyai pertumbuhan pendapatan kurang dari 8%. Dan ketika perusahaan sedang terpuruk, arus kas pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Tabel 4.7  Hasil Uji Autokorelasi
Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi

Referensi

Dokumen terkait