PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sehingga aktivitas masyarakat lebih bersifat individual, mendorong masyarakat untuk melakukan aktivitas secara online, seperti melihat berbagai platform media sosial. Bahkan selama satu dekade terakhir, mengecek dan browsing media sosial menjadi aktivitas yang semakin populer. Berdasarkan hasil rangkuman yang diperoleh peneliti melalui observasi dan wawancara dengan beberapa siswa Sekolah Angkasa Pangkalan TNI AU Soewondo, hampir semua siswa merupakan pengguna media sosial.
Hal ini didukung dengan hasil penelitian sebelumnya (Nugroho, 2020) bahwa terdapat pengaruh layanan informasi terhadap dampak negatif penggunaan media sosial pada siswa yang dibuktikan dengan taraf signifikansi 5% yang berarti penggunaan media sosial pada siswa berkurang dengan adanya layanan informasi tersebut.
Identifikasi Masalah
Pembatasan Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Terutama pengaruh layanan informasi melalui media film dokumenter untuk mengurangi adiksi media sosial di kalangan pelajar. Bagi peneliti sebagai salah satu rencana pentingnya pendidikan karakter dalam layanan informasi untuk mengurangi adiksi siswa terhadap media sosial. Bagi mahasiswa, proses penelitian ini memberikan kontribusi pengetahuan mahasiswa tentang kecanduan media sosial agar dapat mengurangi penggunaannya guna meminimalisir dampak negatif yang akan timbul akibat kecanduan media sosial.
Bagi sekolah sebagai bahan pengantar bagi kepala sekolah dan guru pembimbing dalam upaya mengurangi adiksi media sosial.
LANDASAN TEORITIS
Kerangka Teoritis
- Kecanduan Media Sosial
- Pengertian Kecanduan Media Sosial
- Aspek- aspek kecanduan media sosial
- Tahapan kecanduan internet
- Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecanduan Media Sosial
- Pengertian layanan informasi
- Tujuan layanan informasi
- Komponen layanan informasi
- Materi layanan
- Asas-asas layanan informasi
- Pendekatan Layanan Informasi
- Teknik layanan informasi
- Operasionalisasi Layanan Informasi
- Documentary Film
- Pengertian Documentary Film
- Film dokumenter Sebagai Sumber Belajar
Ketika pengguna lebih sering menggunakan media sosial, mereka secara bertahap meningkatkan jumlah waktu mereka menggunakan media sosial. Pengguna akan kesulitan untuk berhenti mengakses aktivitas media sosial bahkan menambah waktu penggunaan untuk mengakses media sosial. Hal ini semakin mempersulit pengguna media sosial untuk menarik diri dari lalai akses media sosial yang dinilai berlebihan.
Pengguna juga akan merasakan perubahan mood yang meningkat dan membaik saat mulai mengakses media sosial.
Kerangka Konseptual
Fungsi ini dapat menyoroti alasan dan pentingnya film dokumenter sebagai sumber pengajaran yang baik untuk memberi manfaat bagi proses dan pencapaian hasil belajar siswa. Oleh karena itu, dalam pengajaran diperlukan alternatif lain dalam pemilihan media yang digunakan, seperti film dokumenter. Film dokumenter merupakan salah satu media pembelajaran berbasis audio visual yang dapat digunakan guru untuk mendukung penyampaian materi pembelajaran.
Sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Film Cerita atau Film Dokumenter.
Hipotesis
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Populasi dan Sampel
Variabel Penelitian
Menurut Sugiyon, penelitian dilakukan dengan one group design pretest and posttest dengan perbandingan hasil pretest dan posttest.
Definisi Operasional Variabel
Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono, kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan kepada responden serangkaian pertanyaan atau pernyataan tertulis untuk dijawab Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang efektif jika peneliti mengetahui dengan pasti variabel mana yang akan diukur dan mengetahui apa yang diharapkan dari responden.
Pelaksanaan penelitian
Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi profil sekolah, EVL dan seluruh proses kegiatan penelitian. Berdasarkan jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini, dikembangkan alat pengumpul data berupa alat skala model Likert yang digunakan untuk mengurangi adiksi media sosial pada siswa sebelum dan sesudah mengikuti proses layanan informasi. Mereka menciptakan skala ini karena mereka melihat bukti empiris yang menunjukkan bahwa penggunaan media sosial secara kompulsif merupakan masalah kesehatan mental yang berkembang.
Tidak adanya definisi dan ukuran yang jelas tentang kecanduan media sosial menghambat penelitian tentang perilaku ini. 9-item menunjukkan validitas konstruk yang kuat, penelitian ini memberikan bukti bahwa 9-item pendek adalah instrumen yang valid untuk mengukur SMD dan hal yang sama berlaku untuk skala 27-item. Atau, tanggapan yang digunakan dalam alat penelitian ini terdiri dari lima tanggapan berdasarkan pernyataan yang ada.
Berdasarkan pernyataan di atas, instrumen ini akan menggunakan lima alternatif jawaban, yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Instrumen yang dibuat oleh peneliti akan ditimbang oleh pendidik ahli kemudian akan diuji sebelum digunakan untuk pengumpulan data. Jadi semakin tinggi validitas suatu alat ukur, maka alat ukur tersebut semakin tepat sasaran, atau semakin menunjukkan apa yang hendak diukur.
Yusuf, 2011) menjelaskan bahwa suatu instrumen dikatakan reliabel, jika alat ukur tersebut diuji secara berulang-ulang pada objek atau subjek yang sama maka hasilnya tidak akan jauh berbeda, konsisten dan stabil. Rumus Alpha Cronbach digunakan untuk semua alat ukur (instrumen penelitian) dalam penelitian ini.
Teknik Analisis Data
Untuk melihat perbedaan siswa mengenai adiksi media sosial sebelum dan sesudah diberikan perlakuan layanan informasi menggunakan media Film Dokumenter. Teknik analisis data melihat perubahan skor adiksi media sosial pada pretest dan posttest dengan bantuan SPSS (Statistical Product And Service Solution) versi 25.0.
Gambaran umum lokasi penelitian
Penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran agama untuk menghasilkan lulusan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran nasional untuk menghasilkan lulusan yang cinta tanah air, cinta lingkungan, cinta sesama dan cinta diri. Menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran iptek untuk menghasilkan lulusan yang cerdas intelektual, kinestetik dan estetis, mencintai ilmu pengetahuan, teknologi, dan keahlian sesuai dengan minat dan bakat peserta didik.
Deskripsi Data Penelitian
Korelasi product moment Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa dari 33 item dalam kuesioner, 27 dinyatakan valid dengan nilai rhitung > rtabel. Berdasarkan tabel di atas, data yang tidak valid dihilangkan dari item sehingga jumlah item yang dapat digunakan adalah 27 item. Uji normalitas dilakukan sebelum mengolah data berdasarkan model penelitian, data berdistribusi normal.
Berdasarkan tabel di atas, hasil uji normalitas dengan SPSS menunjukkan bahwa data berdistribusi normal karena data signifikansi yang diperoleh adalah 0,200 > 0,05, sehingga nilai berdistribusi normal. Tujuan dilakukannya pretest adalah untuk dapat mendeteksi adiksi media sosial sebelum diberikan layanan informasi melalui media film dokumenter. Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa terdapat perbedaan ketergantungan mahasiswa terhadap jejaring sosial sebelum dan sesudah memberikan layanan informasi melalui media film dokumenter.
Rata-rata adiksi media sosial siswa pada saat pre-test adalah 80,18, sedangkan hasil setelah pemberian informasi (post-test) berubah menjadi 72.
Pengujian Hipotesis
Berdasarkan tabel di atas, koefisien korelasi yang ditemukan adalah 0,960 dan berada dalam kategori sangat kuat antara layanan informasi melalui media film dokumenter dengan adiksi siswa terhadap jejaring sosial. Terdapat perbedaan adiksi media sosial siswa sebelum (pre-test) dan setelah diberikan layanan informasi melalui media film dokumenter (post-test). Dari hasil perhitungan di atas terlihat pengaruh layanan informasi terhadap adiksi media sosial terhadap penurunan adiksi sebesar 92,16%.
Pembahasan
Dengan demikian, terdapat hubungan yang cukup kuat antara layanan informasi melalui film dokumenter dengan adiksi media sosial. Untuk melihat besaran pengaruh layanan informasi media dokumenter terhadap adiksi media sosial digunakan uji t. Artinya terdapat perbedaan adiksi media sosial untuk Pre-Test dan Post-Test, sehingga dapat disimpulkan juga bahwa “ada pengaruh layanan informasi melalui media film dokumenter terhadap adiksi media sosial di SMP Angkasa Lanud Soewondo”, sedangkan ukuran efeknya adalah 92,16%.
Dalam memberikan layanan informasi melalui film dokumenter, mahasiswa sangat antusias mengikuti kegiatan agar mahasiswa mendapatkan informasi dan bermanfaat bagi dirinya sendiri. Kelebihan media audiovisual adalah indera penglihatan dan pendengaran khalayak ikut terlibat dalam pembelajaran media ini. Penggunaan film dokumenter dalam proses belajar mengajar sangat mendukung, karena apa yang dilihat melalui mata dan didengar melalui telinga lebih cepat dan mudah diingat dibandingkan dengan yang hanya dibaca atau didengar.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, dapat dipahami bahwa media sosial sangat efektif untuk mengurangi kecanduan siswa terhadap media sosial.
Keterbatasan Penelitian
Internet semakin berkembang, dan kini bermunculan media sosial yang dapat memperluas jaringan pertemanan dan relasi para penggunanya. Kecanduan media sosial didefinisikan oleh Nurfajri (dalam Nurmandia, 2013) sebagai gangguan psikologis dimana pengguna meningkatkan jumlah penggunaan sehingga dapat menciptakan kesenangan, yang dapat menyebabkan tremor, kecemasan dan perubahan suasana hati), gangguan afektif (depresi, kesulitan dalam menyesuaikan diri) dan gangguan kehidupan sosial (menurun atau hilang sama sekali, baik dari segi kualitas maupun kuantitas). Pengguna ringan (lebih dari 10 jam per bulan) atau kurang dari 3 jam per dag Young (1999) dalam Widiana memisahkan pengguna internet yang biasa menggunakan media sosial dan mereka yang kecanduan.
Sejak munculnya teknologi, perkembangan media sosial melalui smartphone telah muncul, menciptakan gaya baru dalam berkomunikasi sehari-hari. Komunikasi tatap muka mulai bergeser ke gaya komunikasi virtual melalui media sosial yang mengutamakan dan didukung kecanggihan teknologi. Komunikasi media sosial dapat menimbulkan salah tafsir makna karena tidak ada bantuan nonverbal.
Ini tidak berarti bahwa mengurangi aktivitas media sosial membuat media sosial menjadi hal yang buruk. Semakin tinggi ketergantungan pada media sosial, semakin sedikit komunikasi pribadi tatap muka mereka. Sebaliknya, semakin rendah ketergantungan pada media sosial, semakin tinggi komunikasi tatap muka yang efektif.
13 Apakah Anda dapat melakukan aktivitas lain (misalnya hobi, olahraga, dan pekerjaan rumah) tanpa menggunakan media sosial? 20 Apakah Anda pernah melewatkan pekerjaan rumah Anda karena Anda menggunakan media sosial larut malam?
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil kajian pengaruh layanan pendidikan melalui media film dokumenter terhadap adiksi media sosial di SMP Angkasa Lanud Soewondo kelas VIII A Tahun Pelajaran diperoleh hasil perhitungan thitung sebesar 9,315, bila dibandingkan dengan ttabel sebesar 2,052, maka thitung > tabel (9,315 > 2,052). Sebagai contoh, layanan informasi melalui media film dokumenter memiliki pengaruh sebesar 92,16% terhadap adiksi media sosial, sisanya sebesar 7,84% dipengaruhi oleh faktor lain.
Saran
Pengaruh Layanan Informasi Terhadap Dampak Negatif Penggunaan Media Sosial Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Matesih Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran. PD/konselor terlibat dalam pengalaman nyata secara berkelompok dengan mendiskusikan pengetahuan, persepsi dan pemikiran tentang adiksi media sosial (Social Media Addict). Media sosial merupakan tempat untuk menghubungkan banyak orang dalam lingkungan sosial secara online melalui penggunaan website (Doughlis, 2008) dalam Istiqomah, 2017).
Since We Are Social (dalam Damar, 2016) Pengguna media sosial rata-rata menghabiskan waktu 3 jam 33 menit untuk mengakses internet dalam sehari. Kehidupan sosial juga dibarengi dengan berkurangnya komunikasi tatap muka akibat masyarakat lebih memilih menggunakan media sosial yang lebih nyaman dan menarik. Batasi jumlah waktu yang Anda habiskan di media sosial setiap hari dengan menggunakan alarm atau stopwatch untuk mengontrol penggunaan media sosial.
Jika Anda terbiasa membatasi waktu yang Anda habiskan di media sosial, Anda sudah mengatur diri sendiri untuk tidak bergantung pada media sosial. Media sosial digunakan untuk mendapatkan informasi terbaru, jika Anda menggunakan media sosial untuk itu maka carilah alternatif lain untuk mendapatkan informasi.