• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MEDIA VIDEO DAN LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PERNIKAHAN USIA DINI PADA REMAJA DI SMK NEGERI 4 KABUPATEN BANTAENG TAHUN 2023 - UMI Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH MEDIA VIDEO DAN LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PERNIKAHAN USIA DINI PADA REMAJA DI SMK NEGERI 4 KABUPATEN BANTAENG TAHUN 2023 - UMI Repository"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

Berdasarkan Tabel 5.3 distribusi pengetahuan responden tentang pernikahan dini sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test) menurut intervensi (poster) di SMK Negeri 4 Bantaeng tahun 2023. Distribusi peningkatan pre-test dan tingkat pengetahuan post test responden tentang pernikahan dini pada remaja. Berdasarkan tabel 5.5 hasil penelitian media video menunjukkan sikap siswi sebelum intervensi yaitu nomor 3 dipengaruhi oleh keadaan teman pergaulan saya yang menikah di usia muda dan akhirnya saya juga menikah di usia muda. tertarik. Ada 8 orang (24,2%) yang menjawab tidak setuju sama sekali, dan 12 orang yang menjawab tidak setuju (36,4%).

Pada nomor 5 walaupun saya kurang mengetahui dampaknya terhadap pernikahan dini, namun saya tetap setuju dengan pernikahan dini, 8 orang menjawab sangat tidak setuju (24,2%) dan 19 orang menjawab tidak setuju (57,6%). Pada nomor 6, pernikahan remaja umumnya dilakukan karena saling mencintai atau takut kehilangan pasangan, 1 orang menjawab sangat tidak setuju (3,0%) dan 17 orang menjawab tidak setuju (51,5%). Pada nomor 7 orang tua saya menginginkan cucu yang banyak agar saya segera menikah padahal usia saya masih sangat muda (nikah dini), 3 orang menjawab sangat tidak setuju (9,1%) dan yang menjawab tidak.

Dan untuk nomor 10 saya setuju jika orang tua saya melakukan perjodohan karena menurut saya akan lebih baik walaupun umur saya masih < 18 tahun, 10 orang menjawab tidak setuju sama sekali (30,3%), 12 orang tetapi mereka menjawab bahwa mereka tidak setuju. (30,3%) 36,4%). Berdasarkan tabel 5.6 hasil penelitian media video menunjukkan sikap siswi sebelum intervensi yaitu nomor 3 dipengaruhi oleh keadaan teman pergaulan saya yang menikah di usia muda dan akhirnya saya juga menikah di usia muda. tertarik. Ada 8 orang (24,2%) yang menjawab tidak setuju sama sekali, dan 22 orang yang menjawab tidak setuju (66,7%). Untuk yang nomer 5, walaupun saya belum banyak mengetahui dampak dari pernikahan dini, namun saya tetap setuju dengan pernikahan dini, jawabannya sangat positif.

Pada nomor 6, pernikahan muda umumnya dilakukan karena saling mencintai atau takut kehilangan pasangan hidup, 4 orang menjawab kurang setuju (12,1%) dan 27 orang menjawab kurang setuju (81,8%). Dan pada nomor 10 saya setuju jika orang tua saya dijodohkan karena menurut saya akan lebih baik walaupun saya masih <18 tahun 13 orang menjawab sangat tidak setuju (39,4%) dan 16 orang menjawab tidak setuju (39,4 %) 48,5%). Berdasarkan tabel 5.7 hasil penelitian pada media pamflet menunjukkan sikap siswi sebelum dilakukan intervensi yaitu nomor 3 dipengaruhi oleh kondisi teman pergaulan saya yang menikah di usia muda dan terakhir saya juga tertarik untuk melakukan hal tersebut, yang menjawab tidak setuju sebanyak 13 orang (39,4%) dan yang menjawab tidak setuju sebanyak 10 orang (30,3%).

Pada nomor 5 walaupun saya kurang mengetahui dampak pernikahan dini namun saya tetap setuju dengan pernikahan dini, 14 orang menjawab sangat tidak setuju (42,4%) dan 13 orang menjawab tidak setuju (39,4%). Pada nomor 6 pernikahan baru umumnya dilakukan karena saling mencintai atau takut kehilangan pasangan, 4 orang menjawab sangat tidak setuju (12,1%) dan 9 orang menjawab tidak setuju (27,3%). Dan pada nomor 10 saya setuju jika orang tua saya melakukan perjodohan karena lebih baik menurut saya walaupun umur saya masih <18 tahun, 13 orang menjawab sangat tidak setuju (39,4%) dan 8 orang menjawab sangat tidak setuju (39,4%). % ) 24,2%).

Berdasarkan tabel 5.8 hasil penelitian pada media pamflet menunjukkan sikap siswi sebelum intervensi yaitu nomor 3 dipengaruhi oleh kondisi teman pergaulan saya yang menikah di usia muda dan akhirnya saya juga mempunyai minat. menyatakan Dengan demikian, yang menjawab kurang setuju sebanyak 10 orang (30,3%) dan yang menjawab kurang setuju sebanyak 21 orang (63,6%). Pada nomor 6, pernikahan muda umumnya dilakukan karena saling mencintai atau takut kehilangan pasangan hidup, 6 orang menjawab kurang setuju (18,2%) dan 18 orang menjawab kurang setuju (54,5%). Dan pada nomor 10 yaitu saya setuju jika orang tua saya melakukan perjodohan karena lebih baik menurut saya walaupun umur saya masih < 18 tahun, 10 orang menjawab tidak setuju (30,0%) dan 16 orang menjawab setuju tidak bersama (30,0%). ) 48,5%).

Perbandingan hasil pre-test dan post-test tes perilaku siswi terkait pernikahan remaja usia dini.

Pengetahuan Siswa Tentang Pernikahan Usia Dini Pada Remaja Melalui Media Video

Dengan memberikan pengetahuan tentang pernikahan dini, minat dan perhatian remaja terhadap materi berarti informasi dapat terserap dengan baik. Pertanyaan yang mengalami perubahan pengetahuan sangat drastis adalah pertanyaan nomor 3 yaitu menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKN), usia ideal menikah adalah laki-laki, sebelum intervensi hanya 3 responden yang menjawab benar (9.1 %) dan setelah dilakukan intervensi sebanyak 27 responden menjawab benar (81,8%). Lalu jawaban nomor 2 menurut undang-undang no 16 tahun 2019, pada usia berapa boleh menikah, sebelum dilakukan intervensi hanya 11 responden yang menjawab benar (33,3%) dan setelah dilakukan intervensi pengetahuan responden meningkat menjadi 28 orang (84,8 orang). %). . ).

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji Wilcoxon diperoleh p-value = 0,000 yang berarti terdapat pengaruh pemberian video terhadap pengetahuan siswa sebelum dan sesudah intervensi menggunakan media video. Dimana siswa mulai mengingat konten atau informasi tentang pernikahan dini pada remaja setelah menonton video yang diputar. Kemudian tingkat pemahaman yaitu siswa mulai memahami segala sesuatu yang berhubungan dengan pernikahan dini pada remaja seperti dampak pernikahan dini, penyebab pernikahan dini dll.

Media video merupakan salah satu bagian dari media audiovisual yang artinya dapat menampilkan gambar, suara, dan gerakan dalam waktu yang bersamaan. Keunggulan video adalah gambarnya jernih dan dapat dilihat secara bersamaan (Nanlohy et al., 2021). Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Lestari & Sundayani, 2020a) dengan judul “Pengaruh Konseling dengan Media Video dan Leaflet Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Mengenai Risiko Pernikahan Dini” yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh pendidikan pernikahan dini pada remaja. lingkungan Gerung Butun dengan.

Edukasi dengan menggunakan media video dapat meningkatkan pengetahuan siswa tentang pernikahan dini karena memudahkan dalam menyampaikan informasi dan materi yang diberikan.

Sikap Siswa Tentang Pernikahan Usia Dini Pada Remaja Melalui Media Video

88 Sikap siswi terhadap pernikahan dini di kalangan remaja berada pada tahap penerimaan, dimana siswi bersedia menerima informasi yang diberikan melalui media video, menghargai pilihannya dan bertanggung jawab, seperti mengetahui dampaknya terhadap pernikahan dini. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji Wilcoxon diperoleh p-value = 0,000 yang berarti terdapat pengaruh pemberian video terhadap sikap siswa sebelum dan sesudah intervensi menggunakan media video. Hasil survei pra intervensi menunjukkan pengetahuan 18 siswi (54,5%) kurang. Hal ini dapat disebabkan karena siswa belum pernah mendapatkan informasi tentang pernikahan dini di kalangan remaja.

Hal ini terjadi karena siswi tertarik untuk mencari tahu tentang pernikahan dini remaja melalui pamflet karena berisi penjelasan singkat yang mudah dipahami serta ilustrasi gambar dan warna yang mendukung. 90 Setelah mendapat penyuluhan menggunakan pamflet yang berisi informasi tentang batasan usia pernikahan dini, dampak pernikahan dini, penyebab pernikahan dini dan pencegahan pernikahan dini, pengetahuan siswa bertambah. Edukasi dilakukan dengan cara memberikan pamflet kepada setiap siswa untuk dibaca berulang kali.

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji Wilcoxon diperoleh p-value = 0,000 yang berarti terdapat pengaruh pembagian leaflet terhadap pengetahuan siswa sebelum dan sesudah intervensi menggunakan media leaflet. 92 (mengerti), yaitu siswi mulai memahami segala sesuatu yang berkaitan dengan pernikahan dini pada remaja, seperti dampak pernikahan dini, penyebab terjadinya pernikahan dini, dan lain-lain. Rotua Lenawati Tindaon, 2018).

Penentuan metode ini diawali dengan melakukan analisis situasi agar informasi yang ingin diberikan dapat diterima dengan baik oleh siswa dan efektif dalam mengubah pengetahuan tentang pernikahan dini. Media leaflet mempunyai keunggulan salah satunya adalah dapat disesuaikan dengan waktu siswa, dapat dilipat, dan siswa dapat belajar secara mandiri. Hasil penelitian sebelum dilakukan intervensi dengan menggunakan media leaflet terdapat 26 siswi yang mempunyai sikap positif (78,8%). Setelah mendapat intervensi menggunakan media leaflet, siswa yang mempunyai sikap positif meningkat menjadi 32 orang (97,0%).

Hal ini dikarenakan siswi ingin mengetahui lebih jauh tentang pernikahan dini dan siswi antusias dengan materi yang ada di brosur pernikahan dini karena menggunakan bahasa yang sederhana dan dilengkapi gambar untuk mempertegas pesan di dalam brosur agar siswi memahami isi pesan dan penyampaiannya. . Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji Wilcoxon diperoleh p-value = 0,000 yang berarti pembagian leaflet mempengaruhi sikap siswa sebelum dan sesudah intervensi menggunakan media leaflet. Sikap dipengaruhi oleh terpaan media massa atau informasi yang memberikan informasi tentang pernikahan dini.

Oleh karena itu diperoleh pengetahuan yang akan mempengaruhi sikap seseorang, dalam hal ini setelah dilakukan penyuluhan dengan menggunakan leaflet, mayoritas siswa berpendapat awal tidak setuju tidak memerlukan informasi tentang pernikahan dini yaitu sebanyak 90,9%. Media mempunyai pengaruh yang besar terhadap pengetahuan dan sikap siswa tentang pernikahan dini pada remaja SMK Negeri 4 Kabupaten Bantaeng.

Keterbasan Penelitian

Seseorang memperoleh ilmu pengetahuan melalui panca inderanya, sebagian besar diperoleh melalui indera penglihatan (mata) sebesar 83% dan indra pendengaran (telinga) sebesar 11%, sedangkan sisanya melalui indra perasa sebesar 1%. . , indera peraba 2% dan indra penciuman 3% (Arisani dkk., 2017).

Referensi

Dokumen terkait

Ten percent of the adult population in the United States has gallstones and 35% of them requiring cholecystectomy.33 The US has been used as the first line imaging study for evaluation

PENGARUH PEMBERIAN MEDIA VIDEO TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU REMAJA DALAM PENCEGAHAN ANEMIA SMA NEGERI 1 MAOS DI KABUPATEN CILACAP AULIA NUR FADILLA-25000118130173