• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh leverage, kepemilikan institusional, ukuran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh leverage, kepemilikan institusional, ukuran"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH LEVERAGE, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, UKURAN PERUSAHAAN, NILAI PERUSAHAAN DAN KEBIJAKAN DIVIDEN

TERHADAP MANAJEMEN LABA(PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

TAHUN 2014-2016)

Ra’aina1, Jack Febriand Adel2, Sri Ruwanti3 Email : [email protected] Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Maritim Raja Ali Haji 2019

ABSTRAK

Ra’aina, 2019 : Pengaruh Leverage, Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan, Nilai Perusahaan Dan Kebijakan Dividen Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2016.

Dosen Pembimbing : Jack Febriand Adel, SE.Ak., M.Si,CA dan Sri Ruwanti, SE., M.Sc

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh leverage, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, nilai perusahaan dan kebijakan dividen terhadap manajemen laba. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2014-2016. Metode Pengambilan Sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling terdapat 34 sampel yang memenuhi kriteria sampel dari 159 perusahan. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id. Data ini dianalisis menggunakan model analisis regresi berganda dan analisis regresi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya Leverage yang berpengaruh terhadap manajemen laba sedangkan kepemilikan Institusional, ukuran perusahaan, nilai perusahaan dan kebijakan dividen tidak memiliki pengaruh terhadap manajemen laba.Sedangkan hasil uji simultan Maka dapat disimpulkan bahwa Ha ditolak dan H0 diterima artinya leverage, Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan, Nilai Perusahaan dan Kebijakan Dividen secara simultan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2016. Hasil uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa variabel independen hanya bisa menjelaskan variabel dependen sebesar 6,5% sedangkan sisanya sebesar 93,5% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

Kata kunci : Leverage, Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan, Nilai Perusahaan Kebijakan Dividen dan Manajemen Laba

(2)

2

PENDAHULUAN

Perusahaan adalah suatu unit kegiatan tertentu yang mengubah sumber- sumber ekonomi menjadi bernilai guna berupa barang dan jasa dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan tujuan lainnya (Najmudin,2011). Dalam perusahaan besar maupun perusahaan kecil, pasti memiliki Laporan keuangan sebagai informasi bagi calon investor untuk mengambil keputusan agar mau bekerja sama dengan menanamkan modalnya dan mengetahui kinerja keuangan perusahaan dimana Sebelum berinvestasi, para investor akan mempertimbangkan perusahaan yang mana yang lebih baik untuk menginvestasikan atau menanamkan modal mereka.

Manajemen laba merupakan strategi akuntansi, para manajer perusahaan berusaha mempengaruhi informasi laba dari laporan keuangan perusahaan, agar terlihat stabil. Sebelum melakukan kerja sama dengan perusahaan para investor akan melihat kinerja perusahaan dan tingkat laba bersih perusahaan. Apabila perusahaan memiliki kinerja dan laba yang stabil, diharapkan investor mau bekerja sama dalam menginvestasikan dananya keperusahaan tersebut.

Leverage merupakan suatu rasio yang digunakan untuk menilai seberapa besar aset perusahaan yang dibiayai dengan menggunakan hutang. Perusahaan yang lebih banyak asetnya dibiayai oleh hutang cenderung akan melakukan tindakan menaikkan jumlah laba yang diperoleh akibat tingginya beban bunga (Agustia, 2018). Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif.

Adanya kepemilikan institusional dapat meningkatkan pengawasan terhadap kinerja pihak manajemen dan memberikan dorongan agar pihak manajemen melakukan tugasnya dengan baik (Pramudhita, 2017).

Faktor lain yang berhubungan dengan manajemen laba yaitu ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan Investor dalam menanam modal biasanya akan memilih perusahaan yang mampu menunjukkan kinerja yang baik agar modal yang ditanamkan nantinya memperoleh hasil yang menguntungkan (Selviani, 2017).

Silveira dan Baros (2007) dalam (Nuraina, 2012) mendefinisikan nilai perusahaan sebagai apresiasi atau penghargaan investor terhadap sebuah perusahaan. Nilai tersebut tercermin pada harga saham perusahaan. Menurut Kurniawati, dkk (2015), kebijakan dividen merupakan kebijakan yang harus diambil oleh manajemen untuk memutuskan apakah laba yang diperoleh perusahaan selama satu periode akan dibagi semua atau dibagi sebagian untuk dividen dan sebagian lagi tidak dibagi dalam bentuk laba ditahan.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti mengangkat judul : “Pengaruh Leverage, Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan, Nilai Perusahaan dan Kebijakan Dividen Terhadap Manajemen Laba (Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indoensia Tahun 2014-2016)”.

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Teori Agensi

Pada teori agensi yang disebut principal adalah pemegang saham dan yang dimaksut agent adalah manajemen yang mengelola perusahaan. Agen diasumsikan tidak hanya tertarik dengan kompensasi keuangan namun juga segala

(3)

3

sesuatu yang yang terlibat dalam hubungan suatu agensi, seperti waktu luang yang banyak, kondisi kerja yang menarik, maupun jam kerja yang fleksibel. Prinsipal diasumsikan hanya tertarik pada pengembalian keuangan yang diperoleh dari apa yang mereka investasikan di perusahaan (Anthony dan Govindarajan dalam Pujiati, 2015).

Signalling Theory

Signalling Theory atau teori sinyal yaitu menunjukkan adanya hubungan antara informasi manajemen perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi. Informasi tersebut berupa penerbitan laporan keuangan. Pada teori sinyal laporan keuangan dimanfaatkan oleh perusahaan untuk memberi sinyal yang positif berupa keberhasilan ataupun negatif berupa kegagalan dalam manajemen (agent) kepada pemakai atau pihak pemilik (Riyadhoh, dkk, 2016).

Manajemen Laba

Menurut Hery (2015:58) manajemen laba dilakukan oleh manajer atau penyusun laporan keuangan karena mereka mengharapkan suatu manfaat dari tindakan yang dilakukan. Manajemen laba dapat memberikan gambaran tentang perilaku manajer dalam melaporkan kegiatan usaha pada suatu periode tertentu, yaitu adanya kemungkinan motivasi tertentu yang mendorong mereka untuk merekayasa data keuangan. Manajemen laba semacam ini memiliki dampak negatif terhadap kualitas laba karena dapat mendistorsi informasi yang terdapat dalam laporan laba rugi.

Leverage

Menurut Fahmi (2015), leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang. Penggunan utang yang terlalu tinggi akan membahayakan perusahaan karena perusahaan akan masuk dalam kategori (Exireme leverage ) utang ekstrem yaitu perusahaan terjebak dalam tingkat utang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban utang tersebut. Karena itu sebaiknya perusahaan harus menyeimbang beberapa utang yang layak diambil dan dari man ari mana sumber-sumber yang dapat dipakai untuk membayar utang.

Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham suatu perusahaan oleh institusi atau lembaga seperti perushaan asuransi, bank, perusahaan investasi, dan kepemilikan institusi lainnya. Kepemilikan institusional dapat mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal sehingga keberadaannya memiliki arti penting bagi peminitor manajemen (Fransiska, 2014).

Ukuran Peusahaan

Menurut Makaombohe dkk,2014: 664 dalam Yatulhusna (2015) Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata total penjualan dan rata-rata total aktiva. Perusahaan yang besar mendapat perhatian lebih dari pihak eksternal seperti, investor, kreditor, maupun pemerintah. Oleh karena itu perusahaan yang berukuran besar lebih berhati-hati dalam melaporkan kondisi keuangannya,

(4)

4

sedangkan perusahaan yang berukuran lebih kecil cenderung melakukan manajemen laba dengan melaporkan laba yang lebih besar untuk menunjukkan kinerja keuangan yang memuaskan.

Nilai Perusahaan

Pernyataan nilai-nilai (values statement) perusahaan secara jelas akan memberikan kepercayaan bagi masyarakat akan perusahaan tersebut. Masyarakat akan selalu menilai perusahaan berdasarkan keberhasilannya mewujudkan nilai- nilai yang dinyatakannya. Pernyataan nilai itu sendiri akan membuat perusahaan terbuka bagi berbagai hujatan dan cemoohan karena nilai-nilai itu menjadi dasar bagi masyarakat untuk melakukan penilaian. Oleh sebab itu, apabila sudah membuat pernyataan nilai- nilai, perusahaan harus memastikan bahwa semua orang yang ada di dalamnya harus berusaha mewujudkan nilai-nilai tersebut.

Nilai-nilai ini harus tertanam di hati setiap pekerja sehingga apapun yang mereka lakukan dalam pekerjaan mereka akan menuju ke pencapaian nilai-nilai perusahaan (Pardede, 2011:107).

Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen merupakan hasil dari aktivitas bisnis yang dilakukan oleh manajemen yang bertujuan mencari keuntungan melalui efektivitas kegiatan yang dilakukan serta upaya efisiensi pembiayaan. Aktivitas itu dapat dilihat dari laporan Laba-Rugi. yang terdiri dari unsur: (1). Pendapatan (Revenue); (2). Beban (Expenses); dan Laba-Rugi (Profit- Loss). Pada dasarnya, kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh. perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang (Wiyono dan Hadri, 2017 :11-12)

KERANGKA PEMIKIRAN

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Keterangan :

: Uji Parsial : Uji Simultan

Leverage (X1) H 1

Kepemilikan Institusional (X2) H 2

Manajemen Laba Ukuran Perusahaan (X3) (Y)

H 3 Nilai Perusahaan (X4)

H 4 Kebijakan Deviden (X5)

H 6 H 5

(5)

5

Pengaruh Leverage Terhadap Manajemen Laba

Leverage mengukur besarnya aktiva perusahaan yang dibiayai oleh hutang.

Semakin tinggi nilai rasio ini menunjukkan semakin tingginya resiko pada kreditur berupa ketidakmampuan perusahaan dalam membayar semua kewajibannya. Dengan keadaan seperti itu, perusahaan cenderung akan menampilkan kinerja yang baik dengan melakukan manajemen laba untuk memberikan kepercayaan kepada kreditur akan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya (Pramudhita, 2017)

semakin besar utang yang dimiliki perusahaan maka semakin ketat pengawasan yang dilakukan oleh kreditor, sehingga fleksibilitas manajemen untuk melakukan manajemen laba semakin berkurang.

Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba

Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif. Adanya kepemilikan institusional dapat meningkatkan pengawasan terhadap kinerja pihak manajemen dan memberikan dorongan agar pihak manajemen melakukan tugasnya dengan baik. Kepemilikan institusional dapat menekan terjadinya praktek manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen (Pramudhita, 2017).

Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba

Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan Investor dalam menanam modal biasanya akan memilih perusahaan yang mampu menunjukkan kinerja yang baik agar modal yang ditanamkan nantinya memperolelh hasil yang menguntungkan. Namun perusahaan besar cendenng menjaga laporan posisi keuangannya dalam keadaan tertentu sehingga kinerjanya tidak terlalu baik, dengan cara menyajikan laba yang lebih rendah dari nila yang sebenarnya terutama selama periode kemakmuran tinggi (Selviani, 2017).

Pengaruh Nilai Perusahaan Terhadap Manajemen Laba

Silveira dan Baros (2007) dalam (Nuraina, 2012) mendefinisikan nilai perusahaan sebagai apresiasi atau penghargaan investor terhadap sebuah perusahaan. Nilai tersebut tercermin pada harga saham perusahaan. Investor yang menilai perusahaan memiliki prospek yang baik di masa depan akan cenderung membeli saham perusahaan tersebut. Akibatnya permintaan saham yang tinggi menyebabkan harga saham meningkat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa harga saham yang meningkat menunjukkan bahwa investor memberikan nilai yang tinggi terhadap perusahaan.

Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Manajemen Laba

Menurut Kurniawati, dkk (2015), kebijakan dividen merupakan kebijakan yang harus diambil oleh manajemen untuk memutuskan apakah laba yang diperoleh perusahaan selama satu periode akan dibagi semua atau dibagi sebagian untuk dividen dan sebagian lagi tidak dibagi dalam bentuk laba ditahan.

(6)

6

Nilai Coefficient bertanda negatif berarti bahwa semakin tinggi Dividend Payout Ratio (proksi kebijakan dividen) maka akan ada pengawasan yang dilakukan pihak investor pada pihak manajemen, hal ini menyebabkan pihak manajemen sulit melakukan tindakan manajemen laba.

Pengaruh Leverage, Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan, Nilai Perusahaan, dan Kebijakan Dividen Terhadap Manajemen Laba.

Untuk mengetahui pengaruh secara bersamaan (simultan) antara variabel leverage, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, nilai perusahaan dan kebijakan dividen terhadap manajemen laba.

Hipotesis

Adapun hipotesis yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut :

H1 : Diduga leverage berpengaruh terhadap Manajemen Laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2016.

H2 : Diduga Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap Manajemen Laba

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2016.

H3 : Diduga Ukuran Peusahaan berpengaruh terhadap Manajemen Laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2016.

H4 : Diduga Nilai Perusahaan berpengaruh terhadap Manajemen Laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2016.

H5 : Diduga Kebijakan Dividen berpengaruh terhadap Manajemen Laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2016.

H6 : Diduga Leverage, Kepemilikan Institusional, Ukuran Prusahaan, Nilai Perusahaan dan Kebijakan Deviden berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2016.

METODELOGI PENELITIAN Variabel Dependen

Manajemen Laba

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah manajemen laba yang diproksi dengan discreationarry accrual dengan mengunakan model Jones yang dimodifikasi Dechow et.al (1995) dalam Almadara (2017), dengan langkah sebagai berikut :

1. Total accrual sesungguhnya TAC = NIit - CFit

Keterangan :

TAC = Total accruals

NIit = laba bersih ( net income ) perusahaan I pada periode t

CFit = arus kas operasi ( cash flow of operation ) perusahaan I pada periode t

(7)

7

2. Total accrual yang diestimasi dengan persamaan regresi OLS ( Ordinary Least Square )

TACt / TAt-1 = (β)1 (1/TAt-1) + (β)2 (∆ REVt/TAt-1) + (β)3 (PPEt/TAt-1) + e Keterangan :

TACt = total accrual dalam periode t

TAt-1 = total aset periode t-1

(∆) REVt = perubahan pendapatan dalam periode t PPEt = property, plan, and equipment periode t (β)1, (β)2, (β)3 = koefisiensi regresi

E = error term ( Galat ) 3. Non accrual discreationary

NDTACt = (β)1 (1/TAt-1) + (β)2 [ ( ∆ REVt - ∆ RECt ) / TAt-1 ] + (β)3 ( PPEt/TAt-1) + e

Keterangan :

NDTACt = non akrual diskresioner pada tahun t TAt-1 = total aset periode t-1

∆ REVt = perubahan pendapatan dalam periode t

∆ RECt = perubahan piutang usaha dalam periode t PPEt = property, plan, and equipment periode t

(β)1, (β)2, (β)3 = fitted coefisient yang diperoleh dari hasil regresi pada perhitungan total akrual

e = error term (Galat) 4. Discreatinare Total Accrual

DTACt = TACt/TAt-1 – NDTACt

Keterangan :

DTACt = diskresioner total akrual tahun t TACt = total akrual tahun t

TAt-1 = total aset periode t-1

NDTACt = non akrual diskresioner pada tahun t Variabel independen

Leverage(X1)

Leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang. Penggunan utang yang terlalu tinggi akan membahayakan perusahaan karena perusahaan akan masuk dalam kategori (Exireme leverage ) utang ekstrem yaitu perusahaan terjebak dalam tingkat utang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban utang tersebut (Fahmi,2015). Rumus yang digunakan untuk menghitung debt to equity ratio dalam penelitian ini sebagai berikut :

𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =Total utang (𝐷𝑒𝑏𝑡) Ekuitas (𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦) Sumber : Fahmi ,2015

Kepemilikan Institusional (X2)

Kepemilikan Institusional Menurut Susanti dan Arfianti (2015:122) kepemilikian institusional merupakan kepemilikan saham oleh pihak institusi atau lembaga, seperti perusahaan bank, asuransi, dana pensiun, assets management,

(8)

8

dan kepemilikan institusi lainnya. Adapun proksi kepemilikan institusional dari penelitian ini yaitu:

𝐾𝐼 =Saham yang dimiliki oleh Institusi atau Perusahaan Lain Total Jumlah Saham yang Beredar Ukuran Perusahaan(X3)

Ukururan perusahaan menggambarkan besar atau kecilnya suatu perusahaan. Perusahaan yang lebih besar biasanya akan menghasilkan performa yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil. Karena perusahaan yang lebih besar dipandang telah mampu melakukan efisiensi yang lebih baik dalam kegiatan operasional sehingga akan dapat menghasilkan performa yang lebih baik pula. Dalam penelitian ini pengukuran ukuran perusahaan dilakukan dengan menggunakan total aset yang dimiliki perusahaan (Yatulhusna,2015) rumusnya sebagai berikut :

Firm Size = Total Aset Sumber : Yatulhusna,2015 Nilai Perusahaan(X4)

Dalam penelitian ini nilai perusahaan diukur dengan menggunakan rasio Tobin’s Q. Adapun alasan menggunakan rasio Tobin’s Q adalah karena rasio Tobin’s Q merupakan rasio yang dapat memberikan informasi terbaik dalam mencerminkan nilai perusahaan sebab dalam perhitungannya rasio ini melibatkan seluruh unsur dari hutang dan modal saham perusahaan, yang tidak hanya meliputi saham biasa akan tetapi seluruh asset yang dimiliki oleh perusahaan (Dewi, dkk, 2014).

Rumus Tobin’s Q yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan membandingkan nilai pasar ekuitas dan nilai buku dari total hutang dengan nilai buku dari total aset dan total hutang.

Sumber : Dewi, dkk, 2014

Sumber : Dewi, dkk, 2014 Dimana:

Q = Nilai perusahaan

EMV = (Nilai pasar ekuitas) :closing price x jumlah saham yang beredar D = Nilai buku dari total hutang

EBV = Nilai buku dari total asset Kebijakan Deviden (X5)

Kebijakan dividen diproksikan dengan Dividen Payout Ratio (DPR).

Martono dan Harjito (2010: 4) dalam Dahayani (2017) menjelaskan bahwa Dividen Payout Ratio adalah rasio persentase laba perusahaan yang dibayarkan

𝑄 = 𝐸𝑀𝑉 + 𝐷 𝐸𝐵𝑉 + 𝐷

(9)

9

kepada pemegang saham biasa perusahaannya berupa dividen kas. Dividen Payout Ratio diukur dengan formulasi berikut:

DPR =Dividen per lembar saham

Laba per lembar saham 𝑥100%

Sumber : Dahayani, 2017 Metode Penentuan Populasi dan Sampel

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumetasi dan studi pustaka dengan menggunakan dari buku-buku, internet, dan jurnal yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu laporan keuangan perusahaaan yang telah diaudit untuk periode 2014- 2016 yang diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).

Prosedur Pengumpulan Data Populasi

Populasi iyalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016:80).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016 yaitu sebanyak 159 perusahaan.

Sampel

Menurut Sugiyono (2016:81) metode penentuan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik oleh populasi tersebut. sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu kriteria tertentu (Sugiyono, 2016:85).Adapun kriteria penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2014-2016.

2. Perusahaan manufaktur yang mempublikasikan laporan keuangan dan laporan tahunann secara konstan selama tahun 2014-2016.

3. Perusahaan yang memperoleh laba secaraberturut- turut secara periode 2014-2016.

4. Perusahaan manufaktur yang laporan keuangan dinyatakan dalam mata uang Rupiah

5. Perusahaan yang membagikan dividen berturut-turut selama priode 2014- 2016.

6. Perusahaan yang memiliki kepemilikan institusional selama priode 2014- 2016.

(10)

10 Tabel 3.2

Teknik Pemilihan Sampel Penelitian

No Kriteria Sampel Pelanggaran

Kriteria

Jumlah 1. Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia selama periode tahun 2014- 2016.

159

2. Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap selama periode penelitian

(22) 137

3. Perusahaan yang mengalami kerugian selama periode 2014-2016.

(62) 75

4. Perusahaan yang laporan keuangannya tidak dinyatakan dalam satuan mata uang Rupiah

(13) 62

5. Perusahaan yang tidak membagikan dividen berturut-turut selama priode 2014-2016.

(25) 37

6. Perusahaan yang tidak memiliki kepemilikan institusional selama priode 2014-2016.

(3) 34

Jumlah sampel perusahaan 34

Periode Pengamatan 3

Jumlah Data 102

Sumber: data dikelola peneliti 2019

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Table 4.2.Hasil Pengujian Descriptive Statistik

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

LEVERAGE 102 ,15348 5,15242 ,8710114 ,87431632

KEPEMILIKAN

INSTITUSIONAL 102 ,22478 ,99413 ,6817564 ,19402861

UKURAN PERUSAHAAN 102 25,61948 33,19881 28,9238540 1,69467796 NILAI PERUSAHAAN 102 ,39501 11,00957 2,2057445 2,41249208 KEBIJAKAN DIVIDEN 102 ,07570 1,45863 ,3831329 ,22802186 MANAJEMEN LABA 102 -,83410 ,34158 -,0060616 ,10874457 Valid N (listwise) 102

Sumber : data sekunder diolah peneliti, 2019

Table 4.3. Hasil Pengujian Descriptive Statistik Data Setelah Outlier

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

LEVERAGE 90 ,15348 2,12409 ,6789574 ,44493104

KEPEMILIKAN

INSTITUSIONAL 90 ,22478 ,99413 ,6719430 ,19611325

UKURAN PERUSAHAAN 90 25,61948 33,19881 28,8663548 1,72872005

NILAI PERUSAHAAN 90 ,39501 7,29895 1,7412280 1,49185756

KEBIJAKAN DIVIDEN 90 ,07570 ,93853 ,3514214 ,18625369

MANAJEMEN LABA 90 -,14322 ,16964 ,0004344 ,05592050

Valid N (listwise) 90

Sumber : data sekunder diolah peneliti, 2019

(11)

11 Tabel 4.4. Hasil Pengujian Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 102

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation ,10181327 Most Extreme Differences

Absolute ,174

Positive ,124

Negative -,174

Kolmogorov-Smirnov Z 1,758

Asymp. Sig. (2-tailed) ,004

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber : Data sekunder yang diolahpeneliti, 2019

Hasil pengujian One Sampel Kolmogorov-Smirnov Test pada table 4.4.

diatas menunjukkan bahwa model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai Asymp.Sig (2-tailed) sebesar 0,004 lebih kecil dari tarif signifikan yaitu 0,05 (p > 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini tidak terdistribusi normal. Maka, dalam penelitian ini penulis melakukan pembuangan data sebanyak 12 data dikarenakan data outlier. Menurut Ghozali (2016 : 41), Outlier adalah kasus atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi. Deteksi terhadap data outlier dilakukan dengan melihat stem dan leaf plot.

Tabel 4.5.Hasil Pengujian Normalitas (Setelah Dilakukan Outlier)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 90

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation ,05252304 Most Extreme Differences

Absolute ,100

Positive ,100

Negative -,046

Kolmogorov-Smirnov Z ,950

Asymp. Sig. (2-tailed) ,327

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber : Data sekunder yang diolahpeneliti, 2019

Setelah dilakukan outlier,hasil pengujian One Sampel Kolmogorov- Smirnov Test pada table 4.5. diatas menunjukkan bahwa model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai Asymp.Sig (2-tailed) sebesar 0,327 lebih besar dari tarif signifikan yaitu 0,05 (p > 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa data setelah dilakukan outlier yang digunakan dalam penelitian ini telah terdistribusi normal.

(12)

12 Tabel 4.6. Hasil Pengujian Multikolinieritas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardize d Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics B Std.

Error

Beta Tolerance VIF

1

(Constant) -,049 ,106 -,466 ,643

LEVERAGE -,043 ,014 -,344 -3,136 ,002 ,874 1,145 KEPEMILIKAN

INSTITUSIONAL ,018 ,031 ,062 ,564 ,574 ,868 1,152 UKURAN

PERUSAHAAN ,003 ,004 ,082 ,746 ,458 ,863 1,159 NILAI

PERUSAHAAN ,003 ,004 ,073 ,628 ,532 ,773 1,293 KEBIJAKAN

DIVIDEN -,041 ,036 -,137 -1,140 ,258 ,729 1,373 a. Dependent Variable: MANAJEMEN LABA

Sumber : Data sekunder yang diolahpeneliti, 2019

Berdasarkan hasil uji multikolinieritas pada tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa semua variabel memenuhi syarat multikolinieritas dengan nilai tolerance diatas 0.10 dan nilai VIF dibawah 10. Dan dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian ini tidak terjadi multikolinieritas.

Tabel 4.7. Hasil Pengujian Autokorelasi

Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea -,01006

Cases < Test Value 45 Cases >= Test Value 45

Total Cases 90

Number of Runs 40

Z -1,272

Asymp. Sig. (2-tailed) ,203 a. Median

Sumber : data sekunder diolah peneliti, 2019

Berdasarkan pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai hasil autokorelasi pada nilai sig 0.203 dimana nilai tersebut besar dari 0.05, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terjadi masalah autokorelasi dalam penelitian ini.

(13)

13

Tabel 4.8. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas

Correlations

Unstandardized Residual

Spearman's rho

LEVERAGE

Correlation Coefficient ,082

Sig. (2-tailed) ,440

N 90

KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL

Correlation Coefficient -,061

Sig. (2-tailed) ,570

N 90

UKURAN PERUSAHAAN

Correlation Coefficient -,013

Sig. (2-tailed) ,905

N 90

NILAI

PERUSAHAAN

Correlation Coefficient -,047

Sig. (2-tailed) ,658

N 90

KEBIJAKAN DIVIDEN

Correlation Coefficient -,052

Sig. (2-tailed) ,629

N 90

Unstandardized Residual

Correlation Coefficient 1,000

Sig. (2-tailed) .

N 90

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Sumber : data sekunder diolah peneliti, 2019

Berdasarkan hasil output diatas diketahui nilai signifikan semua variabel lebih besar dari 0.05, maka dapat di katakana bahwa model penelitian yang digunakan terbebas dari masalah heteroskesdastisitas.

Tabel 4.9. Hasil Pengujian Regresi Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -,049 ,106 -,466 ,643

LEVERAGE -,043 ,014 -,344 -3,136 ,002

KEPEMILIKAN

INSTITUSIONAL ,018 ,031 ,062 ,564 ,574

UKURAN

PERUSAHAAN ,003 ,004 ,082 ,746 ,458

NILAI PERUSAHAAN ,003 ,004 ,073 ,628 ,532

KEBIJAKAN DIVIDEN -,041 ,036 -,137 -1,140 ,258

a. Dependent Variable: MANAJEMEN LABA

Sumber : data sekunder diolah peneliti, 2019

Berdasarkan pada tabel pengujian regresi berganda diatas antara independen terhadap variabel dependen dapat di transformasikan dalam model persamaan berikut ini :

EM =-0,049 - 0,043Lev + 0,018KI + 0,003UP +0,003NP -0,041KD + E

(14)

14 Tabel 4.10 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression ,033 5 ,007 2,244 ,057b

Residual ,246 84 ,003

Total ,278 89

a. Dependent Variable: MANAJEMEN LABA

b. Predictors: (Constant), KEBIJAKAN DIVIDEN, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, NILAI PERUSAHAAN

Sumber : data sekunder diolah peneliti, 2019

Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan (uji F) pada tabel 4.10 dapat di ketahui bahwa tingkat signifikansi yaitu 0,057 > 0.05, maka dapat dikatakan bahwa Ha ditolak H0 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa Ha ditolak dan H0 diterima artinya leverage, Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan, Nilai Perusahaan dan Kebijakan Dividen secara simultan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2016.

Tabel 4.11 Uji Signifikansi (Uji Statistik t)

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -,049 ,106 -,466 ,643

LEVERAGE -,043 ,014 -,344 -3,136 ,002

KEPEMILIKAN

INSTITUSIONAL ,018 ,031 ,062 ,564 ,574

UKURAN

PERUSAHAAN ,003 ,004 ,082 ,746 ,458

NILAI PERUSAHAAN ,003 ,004 ,073 ,628 ,532

KEBIJAKAN DIVIDEN -,041 ,036 -,137 -1,140 ,258

a. Dependent Variable: MANAJEMEN LABA

Sumber : data sekunder diolah peneliti, 2019

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya Leverage yang berpengaruh terhadap manajemen laba yang memiliki nilai signifikansi 0,002<0,05 sedangkan kepemilikan Institusional, ukuran perusahaan, nilai perusahaan dan kebijakan dividen tidak memiliki pengaruh terhadap manajemen laba dengan nilai signifikansi >0,05.

Tabel 4.12 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summary Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 ,343a ,118 ,065 ,05406363

a. Predictors: (Constant), KEBIJAKAN DIVIDEN, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, NILAI PERUSAHAAN

Sumber : data sekunder diolah peneliti, 2019

(15)

15

Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi pada tabel 4.12 diatas dapat di lihat bahwa nilai adjusted R square sebesar 0.065 atau 6,5%. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel dependen yaitu Manajemen Laba dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu leverage, Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan, Nilai Perusahaan dan Kebijakan Dividen sebesar 6,5% sedangkan sisanya sebesar 93,5% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penelitian ini memiliki kesimpulan sebagai berikut :

1. Leverage memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di Bursa efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2016.

2. Kepemilikan Institusional tidak memiliki pengaruh terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang Tercatat di Bursa efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2016.

3. Ukuran Perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di Bursa efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2016.

4. Nilai Perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di Bursa efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2016.

5. Kebijakan Dividen tidak memiliki pengaruh terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di Bursa efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2016.

6. Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan (uji F) dapat di ketahui bahwa tingkat signifikansi yaitu 0,058 > 0.05, maka dapat dikatakan bahwa Ha

ditolak H0 diterima, artinya leverage, Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan, Nilai Perusahaan dan Kebijakan Dividen secara simultan tidak berpengaru terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2016.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat di rekomendasikan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Menambah periode pengamatan, serta menambah proksi lain agar dapat dirasakan lebih dalam mendeteksi manajemen laba.

2. Menambah sampel dan jenis penelitian yang lebih besar lagi agar dapat menggambarkan jenis perusahaan yang ada di Indonesia tentang manajemen laba .

3. Menambah variabel independen (bebas) lainnya.

4. Bagi perusahaan hendaknya mampu mempertahankan dan meningkatkan kinerja perusahaan.

5. Mengecek kelengkapan data Sebelum melakukan penelitian sehingga tidak menemui kendala saat penelitian.

(16)

16

DAFTAR PUSTAKA

Agustia, Yofi P., Suryani, Elly. (2018). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Leverage, dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba (Studi Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2016). E-Journal Akuntansi Riset. Program Studi Akuntansi. Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis. Universitas Pendidikan Indonesia, 10(1)

Almadara, Hafidza Ulfa. 2017. Pengaruh Leverage Terhadap Manajemen Laba Dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI. Skripsi. Universitas Negeri Yogjakarta. Dipublikasikan

Dahayani, Ni Ketut S. Dkk. (2017). Pengaruh Kebijakan Dividen pada Manajemen Laba Dengan Good Corporate Governance Sebagai Moderasi pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007–2014. E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana. 6.4 (2017):1395-1424

Dewi, Inggi Rovita, Siti Ragil Handayani dan Nila Firdausi. 2014. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Sektor Pertambangan Yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2012). Jurnal Administrasi Bisnis. Universitas Brawijaya,vol 17. no. 1.

Fahmi, I. (2015). Analisis laporan keuanagan. bandung: Alfabeta, bandung

Fransiska, Y. (2014). Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, dan Kebijakan Dividen Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014, 20,1-15

Hery. 2015. Analisis Laporan Keuangan (Pendekatan Rasio Keuangan.

Yogyakarta: CAPS

Kurniawati L., Manalu S., Dan Octavianus R.J.N., (2015). Pengaruh kepemilikan institusional terhadap kebijakan dividen, dan harga saham, Jurnal Manajemen, Vol.15, No.1.

Najmudin . 2011. Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syariyyah Modern.

Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET

Nuraina, E. (2012). Pengaruh Kepemilikan Institusional dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang dan Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan manufaktur yang Terdaftar di BEI). Akrual Jurnal Akuntansi 4 (1),51-70

Pardede, pontas M. (2011) manajemen strategik dan kebijakan perusahaan.

cetakan ke delapan. Jakarta : mitra wacana media

Pramudhita, Yusuf Adhi. 2017. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba

(17)

17

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2012-2014

Pujiati. 2015. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen pada Sektor Industri Barang Konsumsi .Jurnal Nominal / Volume IV Nomor 1 / Tahun 2015, Hlm.1-20.

Riyadhoh, Siti, Andini Rita dan Paramita,D.P, 2016. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional dan Kesempatan Investasi terhadap Kebijakan Dividen sebagai variabel moderating pada Sektor Industri Barang Konsumsi tahun 2011-2016. Universitas pendanaran Semarang.

Selviani, Alesia Heni. 2017. Pengaruh profitabilitas, leverage dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI Indonesia tahun 2014-2016).

Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta

Sugiyono, 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Edisi 23 Bandung : Alfabeta.

Susanti, Evy dan Arfianti, Rizka Indri. 2015. Peran Mekanisme Corporate Governance pada Pengaruh Konservatisme Terhadap Reaksi Pasar.

Jurnal Akuntansi Manajemen, Vol 4, No 2.

Wiyono, gendro dan hadri kusuma (2017) manajemen keuangan lanjutan.

Yogyakarta : UPP STIM YKPM

Yatulhusna, Najmi. 2015. Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Umur Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2010-2013).

Jakarta. Universitas Islam Nengeri Syarif Hidayatullah www.idx.co.id

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, LEVERAGE, UKURAN DEWAN KOMISARIS DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL PENGARUH ROA, EPS DAN

Pengaruh Leverage, Kepemilikan Institusional, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) Pada Perusahaan Sektor Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek