PENGARUH LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAN DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA
(Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2011)
Oleh:
Doan Tegar Prastyawan, Dr. Erwin Saraswati, Ak.,CPMA.,CSRS.,CA.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian asosiatif/hubungan yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh leverage keuangan perusahaan, ukuran perusahaan dan kualitas audit terhadap praktek earning management (manajemen laba). Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat leverage keuangan perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba. Adanya pengaruh antara leverage keuangan terhadap manajemen laba dapat menunjukkan bahwa dengan adanya peningkatan leverage keuangan, maka kebijakan manajemen laba akan mengalami peningkatan. Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba. Adanya pengaruh dapat memberikan gambaran bahwa perusahaan besar yang memiliki total aktiva yang banyak akan lebih berani untuk menggunakan modal dari pinjaman (debt financing) dalam membelanjai seluruh aktiva, baik aktiva tetap maupun aktiva lancar yang digunakan untuk perluasan usaha, dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil ukurannya.
Penelitian berhasil menemukan adanya pengaruh kualitas audit terhadap manajemen laba. Hal tersebut menunjukkan bahwa kualitas audit yang digunakan oleh perusahaan akan memberikan dukungan atas upaya perusahaan untuk melakukan manajemen laba.
Kata Kunci: Leverage, Ukuran Perusahan, Kualitas Audit dan Manajemen Laba
PENDAHULUAN
Manajemen laba pada dasarnya adalah campur tangan manajemen dalam proses pelaporan keuangan dengan tujuan untuk menguntungkan pihak tertentu, namun demikian manajemen laba dapat menambah bias laporan keuangan dan dapat mengganggu pemakai laporan keuangan, apabila angka laba merupakan hasil dari rekayasa. Apabila perusahaan melakukan manajemen laba akan memberikan informasi yang dapat memberikan nilai tambah terhadap keberadaan perusahaan dan dapat menarik minat para investor untuk melakukan investasi di perusahaan.
Leverage keuangan menunjukkan besarnya beban tetap keuangan (financial) yang digunakan oleh perusahaan. Beban tetap keuangan tersebut biasanya berasal dari pembayaran bunga untuk utang yang digunakan oleh perusahaan, karena itu leverage keuangan berkaitan dengan struktur modal perusahaan. Perusahaan yang menggunakan beban tetap (bunga) yang tinggi berarti menggunakan utang yang tinggi. Perusahaan dikatakan mempunyai leverage keuangan yang tinggi, berarti degree of financial leverage (DFL) perusahaan tersebut juga tinggi. Pengendalian atas leverage perusahaan akan memberikan dukungan atas penerapan manajemen laba yang perusaahaan. Hasil penelitian Ferdinand A., Sidney and Bin Srinidhi., (2003) menujukkan bahwa leverage perusahaan mempunyai hubungan yang positif signifikan dengan praktik manajemen laba. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa leverage perusahaan akan menentukan kebijakan atau manajemen laba pada perusahaan.
Ada beberapa faktor-faktor penyebab terjadinya praktek manajemen laba yang terdiri dari praktik peningkatan laba dan praktik penurunan laba (Dewi, 2007). Praktik peningkatan laba merupakan tindakan manajer untuk meningkatkan laba dengan tujuan kesepakatan kredit, memaksimalkan kompensasi apabila kompensasi didasarkan pada kinerja akuntansi, memperoleh atau mempertahankan kendali perusahaan, pertimbangan pasar modal pada saat penawaran perdana, serta pertimbangan memperbaiki kinerja yang dilaporkan pada stakeholder. Praktek penurunan laba dilakukan manajer untuk memperoleh penghematan pajak, menyiasati peraturan pemerintah misalnya untuk
meminimalkan jumlah denda atau menurunkan discretionary accrual untuk mendapatkan fasilitas pemerintah, dan pertimbangan kondisi persaingan untuk mencegah masuknya pesaing baru.
Hubungan antara leverage perusahaan dengan manajemen laba telah diteliti oleh Ferdinand, et,.al (2003) dan Halim, Meiden dan Tobing (2005). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif signifikan antara leverage perusahaan dengan praktik manajemen laba. Sejalan dengan debt covenant hypothesis, perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi termotivasi untuk melakukan manajemen laba, agar terhindar dari pelanggaran perjanjian utang.
Hasil penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Lobo dan Zhou (2001) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif signifikan antara leverage perusahaan dan manajemen laba. Adanya hubungan yang negatif signifikan menunjukkan bahwa dengan semakin tingginya leverage perusahaan maka kebijakan manajemen laba akan mengalami penurunan.
Kualitas audit dapat menunjukkan peran audit dalam menjalankan profesinya. Auditor dituntut untuk dapat bersikap independen dalam mendeteksi kemungkinan perilaku menyimpang atau kecurangan yang dilakukan oleh pihak manajemen dalam menyusun laporan keuangannya. Menurut hasil penelitian Luhgiatno (2010) menunjukkan bahwa KAP Big Four tidak berpengaruh secara signifikan terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan. Dengan demikian menunjukkan bahwa status KAP tidak memberikan pengaruh atau dampak terhadap manajemen laba pada perusahaan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2007) dan Sri Handayani &
Agustono (2009), menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan manajemen laba. Selajutnya hasil penelitian yang dilakukan Halim, dkk (2005) dan Veronica dan Bachtiar (2003) yang menemukan bahwa ukuran perusahaan berkorelasi secara positif dengan manajemen laba atau dapat diartikan perusahaan besar mempunyai insentif yang cukup besar untuk melakukan manajemen laba, karena salah satu alasan utamanya perusahaan besar harus mampu memenuhi ekspektasi dari investor atau pemegang sahamnya.
RUMUSAN MASALAH PENELITIAN
Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Apakah tingkat leverage, ukuran perusahaan dan kualitas audit berpengaruh terhadap manajemen laba?
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menguji pengaruh:
1. Tingkat leverage perusahaan terhadap manajemen laba.
2. Ukuran perusahaan terhadap manajemen laba.
3. Kualitas audit terhadap manajemen laba.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk jenis penelitian asosiatif/hubungan yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh leverage keuangan perusahaan, ukuran perusahaan dan kualitas audit terhadap praktek earning management (manajemen laba). Penelitian yang dilakukan ini berupa rancangan korelasional yang bertujuan untuk menguji pengaruh leverage keuangan perusahaan (X1), ukuran perusahan (X2) dan kualitas audit (X3), sedangkan untuk variabel terikat adalah praktik earning management (manajemen laba).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang listing di BEI periode 2009-2011. Alasan digunakan perusahaan yang listing di BEI sebagai sampel penelitian, karena jumlah sub populasinya yang cukup besar, sehingga dianggap cukup representatif dalam mewakili kondisi perusahaan yang ada di Indonesia. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling atau juga dikenal dengan Judgment Sampling. Teknik Purposive Sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan khusus sehingga layak dijadikan sampel ( Juliansyah Noor, 2011:155).
Berdasarkan pertimbangan atau kriteria penentuan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Perusahaan yang terdaftar di BEI berturut-turut selama periode 2010-2011. 2) Perusahaan yang melaporkan Laporan keuangan berturut-turut selama periode 2010-2011. 3) Data-data
mengenai variabel-variabel yang akan diteliti tersedia dengan lengkap dalam Laporan Keuangan perusahaan.
Data (datum) artinya sesuatu yang diketahui. Sekarang diartikan sebagai informasi yang diterimanya tentang suatu kenyataan atau fenomena empiris, wujudnya dapat merupakan seperangkat ukuran (kuantitatif, berupa angka-angka) atau berupa ungkapan kata-kata (verbalize) atau kualitatif (Noor, 2011:137). Jenis data dalam penelitian akan menentukan penerapan teknik analisis data yang akan digunakan.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif, yaitu data berupa angka. Dalam penelitian ini jenis data yang dimaksud adalah laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai tahun 2010-2011. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Indonesian Capital Market Directory dan 2) Annual Report atau Laporan Tahuan Perusahaan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi dilakukan dengan cara mengkategorikan (mengklasifikasikan), kemudian mempelajari bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian dan mengambil data atau informasi yang dibutuhkan. Data dalam penelitian ini merupakan data eksternal yang disusun oleh suatu entitas atau organisasi lain yang bersangkutan.
Metode analisis data merupakan cara yang digunakan untuk menganalisis data sehingga diharapkan dapat mencapai suatu hasil yang dapat menjawab pertanyaan yang diajukan. Analisis regresi berganda digunakan sebagai alat analisis statistik karena penelitian ini dirancang untuk meneliti variabel-variabel yang berpengaruh dari variabel independent terhadap variabel dependent. Dimana variabel dependent (bebas) yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari satu.
Perumusan model analisis statistik yang digunakan (Gujarati:1995) adalah sebagai berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + λ Di mana:
Y = praktik earning management (manajemen laba) X1= leverage keuangan perusahaan
X2= ukuran perusahan X3= kualitas audit
α = Konstanta dari persamaan regresi β = Koefisien Regresi
λ = Standard Error
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bagian ini disajikan hasil statistik mengenai pengaruh antara variabel bebas yang meliputi variabel leverage perusahaan, ukuran perusahaan dan kualitas audit terhadap variabel terikat yang dalam hal ini adalah praktik earning management (manajemen laba).Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui hasil analisis regresi linier berganda (multiple regression) secara parsial dan simultan yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Variabel Koefisien
Leverage keuangan perusahaan 0,153
Ukuran perusahaan 0,197
Kualitas audit 0,220
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan hasil analisis regresi pada tabel 1, maka dapat dirumuskan suatu persamaan regresi berganda sebagai berikut:
Y = -0,051 + 0,153 X1 + 0,197 X2 + 0,220 X3 +e
Berdasarkan persamaan garis regresi linier berganda tersebut, maka dapat diartikan bahwa:
a = -0,051 merupakan nilai konstanta, yaitu estimasi dari praktik earning management (manajemen laba), jika variabel bebas yang terdiri dari variabel leverage perusahaan, ukuran perusahaan dan kualitas audit mempunyai nilai sama dengan nol.
b1= 0,153 merupakan slope atau koefisien arah variabel leverage perusahaan (X1) yang mempengaruhi praktik earning management (manajemen laba), koefisien regresi (b1) sebesar 0,153 dengan tanda positif. Dengan hasil tersebut berarti bahwa praktik earning management (manajemen laba) akan
1-3
naik sebesar 0,153, dengan sifat hubungan yang searah dengan asumsi variabel ukuran perusahaan dan kualitas audit mempunyai nilai sama dengan nol.
b2= 0,197 merupakan slope atau koefisien arah variabel ukuran perusahaan (X2) yang mempengaruhi praktik earning management (manajemen laba), koefisien regresi (b2) sebesar 0,197 dengan tanda positif. Hal ini berarti bahwa praktik earning management (manajemen laba) akan naik sebesar 0,197, dengan sifat hubungan yang searah dengan asumsi variabel leverage perusahaan dan kualitas audit mempunyai nilai sama dengan nol.
b3= 0,220 merupakan slope atau koefisien arah variabel corporate governance (X3) yang mempengaruhi praktik earning management (manajemen laba), koefisien regresi (b3) sebesar 0,220 dengan tanda positif. Praktik earning management (manajemen laba) akan naik sebesar 0,220, dengan sifat hubungan yang searah dengan asumsi variabel leverage perusahaan dan ukuran perusahaan mempunyai nilai sama dengan nol.
e = merupakan nilai residu atau kemungkinan kesalahan dari model persamaan regresi, yang disebabkan karena adanya kemungkinan variabel lainnya yang dapat mempengaruhi praktik earning management (manajemen laba) tetapi tidak dimasukkan dalam model persamaan.
4.3.2 Nilai Koefisien Determinasi (R2)
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi linier berganda yang telah dilakukan menunjukkan pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent adalah kecil, hal tersebut dapat dilihat pada nilai koefisien determinasi (R2) yaitu sebesar 0,233. Dengan demikian berarti bahwa pengaruh leverage perusahaan, ukuran perusahaan dan kualitas audit terhadap variabel praktik earning management (manajemen laba) dapat dijelaskan sebesar 23,3%, sedangkan sisanya sebesar 76,7% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
Koefisien korelasi berganda R (multiple corelation) menggambarkan kuatnya hubungan antara variabel independent yang meliputi variabel leverage perusahaan, ukuran perusahaan dan corporate governance secara bersama-sama
terhadap variabel dependent yaitu praktik earning management (manajemen laba) adalah sebesar 0,483. Hal ini berarti hubungan antara keseluruhan variabel adalah lemah karena nilai R tersebut tidak mendekati 1.
4.2.3 Hasil Uji Hipotesis a. Hasil Uji F
Pengujian berikutnya dengan menggunakan uji F, untuk mengetahui variabel leverage perusahaan, ukuran perusahaan dan kualitas audit secara simultan berpengaruh signifikan terhadap praktik earning management (manajemen laba). Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2 Hasil Analsis Uji F Model Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
Rgression Residual Total
0,327 1,077 1,405
3 293 296
0,109 0,004
29,655 0,000
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan hasil analisis uji F pada tabel 2 dengan menggunakan df1 = 3 dan Df2 = 293, dengan signifikansi 0,000, sehingga dapat diketahui bahwa tingkat signifikansi lebih kecil dari . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel leverage perusahaan, ukuran perusahaan dan kualitas audit secara simultan berpengaruh signifikan terhadap praktik earning management (manajemen laba).
b. Hasil Uji t
Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independent, yaitu leverage perusahaan, ukuran perusahaan dan kualitas audit berpengaruh terhadap praktik earning management (manajemen laba), maka digunakan uji t (t- test) dua arah (two side atau 2 – tail test) dengan cara membandingkan nilai signifikansinya dengan , dengan derajat kebebasan (degree of freedom) sebesar 95% ( = 5%).
Secara lengkap hasil uji t dapat disajikan pada tabel 3
Tabel 3 Hasil Analisis Uji t
Variabel Sig. (p Value)
Leverage keuangan perusahaan 0,016**
Ukuran perusahaan 0,017**
Kualitas audit 0,002**
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan uji t pada tabel 3 secara statistik analisis regresi secara parsial dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Variabel leverage perusahaan(X1)
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel leverage perusahaan (X1) yaitu sebesar 0,016 < , (5%) hasil tersebut menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan variabel leverage perusahaan (X1) terhadap praktik earning management (manajemen laba) dengan asumsi variabel ukuran perusahaan dan kualitas audit konstan.
2. Variabel ukuran perusahaan (X2)
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel ukuran perusahaan (X2) yaitu sebesar 0,017 < , (5%) hasil tersebut menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan variabel ukuran perusahaan (X2) terhadap praktik earning management (manajemen laba) dengan asumsi variabel leverage perusahaan dan kualitas audit konstan.
3. Variabel kualitas audit (X3)
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel kualitas audit (X3) yaitu sebesar 0,002 < , (5%) hasil tersebut menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan variabel kualitas audit (X3) terhadap praktik earning management (manajemen laba) dengan asumsi variabel leverage perusahaan dan ukuran perusahaan konstan.
Adapun untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independent, yaitu variabel leverage perusahaan, ukuran perusahaan dan kualitas audit terhadap praktik earning management (manajemen laba) dapat dilihat dari
koefisien regresi masing-masing. Berdasarkan hasil standardized coefficients masing-masing variabel, maka dapat diketahui bahwa variabel kualitas audit memiliki pengaruh dominan apabila dibandingkan dengan variabel leverage perusahaan dan ukuran perusahaan terhadap praktik earning management (manajemen laba).
Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa variabel leverage perusahaan, ukuran perusahaan dan kualitas audit secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap praktik earning management (manajemen laba).
Kualitas audit memiliki pengaruh dominan apabila dibandingkan dengan variabel leverage perusahaan dan ukuran perusahaan terhadap praktik earning management (manajemen laba). Hasil tersebut menunjukkan bahwa dengan adanya perubahan dari leverage perusahaan, ukuran perusahaan dan kualitas audit maka akan mempengaruhi perubahan dari earning management (manajemen laba). Adapun pembahasan masing-masing variabel dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pengaruh leverage perusahaan Terhadap Earning Management (Manajemen Laba)
Leverage adalah hutang sumber dana yang digunakan perusahaan untuk membiayai asetnya diluar sumber dana modal atau ekuitas. Berdasarkan hasil uji regresi menunjukkan bahwa variabel leverage dengan menggunakan level signifikan α= 5% berpengaruh signifikan terhadap earning management (manajemen laba). Hasil ini menunjukkan bahwa variabel leverage mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap praktik earning management (manajemen laba). Hal ini bermakna bahwa semakin tinggi leverage, maka semakin tinggi pula earning management (manajemen laba).
Tingkat leverage perusahaan telah diuji oleh Guenther (1994).
Leverage perusahaan mempunyai hubungan yang positif signifikan dengan praktek manajemen laba atau dapat diartikan bahwa semakin tinggi tingkat leverage perusahaan semakin tinggi kemungkinan terjadinya manajemen laba. Besarnya leverage perusahaan akan menyebabkan perusahaan
meningkatkan discretionary accrual dengan tujuan untuk mempertahankan kinerja yang baik di hadapan kreditur. Dengan kinerja yang baik tersebut, maka diharapkan kreditur tetap memiliki kepercayaan terhadap perusahaan, tetap mengucurkan dana dan memperoleh kemudahan dalam proses pembayaran, hasil penelitian ini sesuai dengan h a s i l p e n el i t i a n ya n g d i l a ku k a n ol e h Gul et al., (2003).
2. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Earning Management (Manajemen Laba).
Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan. Pada perusahaan besar dengan total aktiva yang banyak akan lebih berani untuk menggunakan modal dari pinjaman (debt financing) dalam membelanjai seluruh aktiva baik aktiva tetap maupun aktiva lancar yang digunakan untuk perluasan usaha, dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil ukurannya.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa variabel ukuran perusahaan dengan menggunakan level of significant = 5% berpengaruh signifikan terhadap earning management (manajemen laba).
Hasil ini menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap earning management (manajemen laba). Hal ini bermakna bahwa semakin tinggi ukuran perusahaan, maka semakin tinggi praktik earning management (manajemen laba).
Ukuran perusahaan berpengaruh positif signinfikan yang artinya semakin besar suatu perusahaan, maka semakin besar pula kesempatan manajer untuk melakukan manajemen laba dimana perusahaan besar memiliki aktivitas operasional yang lebih kompleks selain itu perusahaan besar juga lebih dituntut untuk memenuhi ekspektasi investor yang lebih tinggi. Hasil tersebut dapat membuktikan bahwa pada perusahaan yang mempunyai aset tinggi akan terdapat konflik antara manajemen dengan pemilik perusahaan.
Apabila terdapat aliran kas bebas, pemilik perusahaan akan cenderung untuk menuntut deviden dan hal ini bertentangan dengan manajemen, karena pembayaran deviden dianggap akan menurunkan aset perusahaan.
3. Pengaruh Kualitas Audit terhadap earning management (manajemen laba)
Berdasarkan hasil uji regresi dapat diketahui bahwa variabel kualitas audit dengan menggunakan level of signifikan = 5% berpengaruh signifikan terhadap earning management (manajemen laba). Hasil ini menunjukkan bahwa variabel kualitas audit mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap earning management (manajemen laba). Hal ini bermakna bahwa semakin tinggi kualitas audit, maka semakin tinggi earning management (manajemen laba) dengan asumsi variabel independen lain tidak berubah.
Semakin tinggi earning management (manajemen laba) menunjukkan semakin tingginya tingkat pengawasan yang diberikan audit sehingga manajemen laba dapat dilakukan pengawan yang lebih baik.
Yuliati (2004) menyebutkan bahwa semakin besar ukuran KAP akan semakin baik kualitas audit perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Gul et al. (2005) ada beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mendeteksi manajemen laba. Salah satu indikator tersebut adalah ukuran KAP tempat auditor bekerja. Pada KAP yang lebih besar diasumsikan audit yang dilaksanakan lebih berkualitas dibandingkan dengan KAP yang lebih kecil karena adanya kecenderungan untuk lebih berhati-hati dalam melaksanakan audit, termasuk menjalankan prosedur-prosedur audit yang baku (Siregar dan Utama 2002).
KESIMPULAN DAN SARAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh leverage, ukuran perusahan dan kualitas audit terhadap manajemen laba (Studi empiris pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2011).
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil pengujian hipotesis penelitian adalah sebagai berikut :
1. Tingkat leverage keuangan perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Gul et al., (2003). Adanya pengaruh antara leverage keuangan terhadap manajemen laba dapat menunjukkan bahwa dengan adanya peningkatan leverage keuangan, maka kebijakan manajemen laba akan mengalami peningkatan.
2. Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba. Adanya pengaruh dapat memberikan gambaran bahwa perusahaan besar yang memiliki total aktiva yang banyak akan lebih berani untuk menggunakan modal dari pinjaman (debt financing) dalam membelanjai seluruh aktiva, baik aktiva tetap maupun aktiva lancar yang digunakan untuk perluasan usaha, dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil ukurannya. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Halim, Meiden dan Tobing (2005).
3. Penelitian berhasil menemukan adanya pengaruh kualitas audit terhadap manajemen laba. Hasil penelitian ini konsisten dengan Yohana (2010) yang menunjukkan bahwa kualitas auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba. Hal tersebut menunjukkan bahwa kualitas audit yang digunakan oleh perusahaan akan memberikan dukungan atas upaya perusahaan untuk melakukan manajemen laba.
Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya agar, mendapatkan hasil yang lebih baik. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Adanya keterbatasan penelitian yang dilakukan terkait dengan waktu dan biaya, maka periode penelitian yang digunakan selama 3 tahun (2009 dan
2011). Hal ini menyebabkan kesulitan untuk melihat konsistensi perusahaan dalam penerapan manajemen laba.
2. Pengukuran manajemen laba hanya ditinjau melalui leverage, ukuran perusahan dan kualitas audit. Melalui analisis ketiga variabel dalam penelitian ini, maka dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam proses pengelolaan kegiatan operasionalnya, sehingga menjadikan pertimbangan dalam penerapan manajemen laba.
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka beberapa saran yang dapat diajukan dari hasil penelitian ini khususnya kepada penelitian selanjutnya yaitu diharapkan untuk menggunakan variabel lain yang mempengaruhi manajemen laba, misalnya: kepemilikan institusi, komposisi komisaris independen, ukuran dewan direksi, dan lain-lain serta menambah jangka waktu (periode) penelitian agar hasil penelitian berikutnya lebih berkembang.