• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODAL DAN OMSET TERHADAP PENDAPATAN BUM DESA DI KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PENGARUH MODAL DAN OMSET TERHADAP PENDAPATAN BUM DESA DI KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Setiap usaha yang dilakukan BUM Desa akan mempengaruhi pendapatan BUM Desa itu sendiri. Oleh karena itu berdasarkan latar belakang tersebut peneliti mengambil judul “Pengaruh Modal dan Lalu Lintas Terhadap Kemunduran Desa di Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap”.

Gambar 1.1 Proses Pendirian BUM Desa.
Gambar 1.1 Proses Pendirian BUM Desa.

Rumusan Masalah

Berdasarkan tabel diatas hasil observasi pra penelitian di Dispermades Kabupaten Cilacap, Kecamatan Adipala merupakan kabupaten yang mempunyai administrasi BUM desa terlengkap dibandingkan BUM desa pada 20 kecamatan lainnya di wilayah Kabupaten Cilacap. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan BUM desa di kecamatan Adipala dan untuk memaksimalkan potensi desa agar unit usaha yang dipilih sesuai.

Tujuan Penelitian

Ruang Lingkup Penelitian

Manfaat Penelitian

Penelitian ini mampu memberikan masukan dan pertimbangan kepada pemangku kepentingan dalam menentukan kebijakan terkait BUM Desa.

TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Telaah Pustaka

  • Kajian Teori
  • Penelitian Terdahulu

RKP desa disusun oleh pemerintah desa berdasarkan informasi dari pemerintah daerah kabupaten/kota mengenai pagu indikatif desa dan rencana kegiatan pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota. Desa menjelaskan bahwa “Badan Usaha Milik Desa yang selanjutnya disebut BUM Desa adalah badan hukum yang didirikan oleh desa dan/atau bersama-sama dengan desa untuk mengelola usaha, menggunakan aset, mengembangkan penanaman modal dan produktivitas, memberikan pelayanan dan/atau menyediakan jenis lainnya. usaha, demi sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa.” Desa tersebut berasal dari penyertaan modal desa yang dialokasikan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa).

Desa juga dapat menerima Partisipasi Masyarakat Desa, dijelaskan dalam Pasal 17 PDT Mention dan Transmigrasi No. 4 Tahun 2015 bahwa “Penyertaan modal masyarakat desa berasal dari simpanan masyarakat dan/atau simpanan masyarakat. BUM Desa dapat langsung menghimpun dana dari masyarakat secara individu dan/atau kelompok, yang tentunya harus diatur dalam perjanjian atau perjanjian formal antara masyarakat dengan BUM Desa.” Menurut Smartco (2019) pendapatan adalah sejumlah uang yang diterima. dari suatu perusahaan atau organisasi dari kegiatannya seperti menjual produk dan/atau jasa kepada pelanggan.

Menurut Aan Zeni K, Andala RP Barusman dan Defrizal (2019), penyertaan modal berarti pemerintah desa melakukan penanaman modal jangka panjang yaitu dengan menarik sejumlah uang atau harta lain untuk membentuk atau menambah modal BUM Desa. . . Penelitian yang dilakukan oleh Aan Zeni Kristian, Andala RP Barusman, Defrizal (2019) dengan judul “Analisis Pengaruh Kompetensi Pengelola Bumkam dan Penyertaan Modal terhadap Peningkatan Pendapatan Awal Desa”. Melalui perhitungan statistik dan analisis regresi linier berganda diketahui bahwa penyertaan modal berpengaruh terhadap pendapatan awal desa Kecamatan Dente Teladas Kabupaten Tulang Bawang yang terbukti dari hasil uji hipotesis variabel penanaman modal (X1) dan peningkatan pendapatan asli desa.

Kerangka Berfikir

Pengembangan Hipotesis

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

  • Jenis Penelitian
  • Tempat dan Waktu Penelitian
  • Populasi dan Sampel
  • Jenis dan Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyon, populasi adalah suatu wilayah umum yang terdiri atas: obyek/benda yang mempunyai sifat dan ciri tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan darinya. Berdasarkan survei tersebut, yang dimaksud dengan populasi adalah jumlah seluruh BUM desa yang ada di Kabupaten Adipala. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dispermades Cilacap, terdapat 15 BUM desa di Kecamatan Adipala.

Menurut Sugiyono, sampling jenuh adalah teknik pengambilan sampel yang menggunakan seluruh anggota populasi sebagai sampel. Menurut Nariawati (dalam Iskandar 2012:10), data sekunder adalah data yang sudah tersedia, sehingga kita tinggal mencari dan mengumpulkan data. Data sekunder diperoleh dari dokumen, buku dan majalah, baik internal maupun eksternal perusahaan atau organisasi.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data BUM Desa di Kecamatan Adipala yang terdiri dari data pendapatan, omset dan modal BUM Desa pada tahun 2018-2020. Cara tersebut dilakukan dengan mengumpulkan data dari Dispermades Cilacap mengenai proses pembentukan BUM Desa untuk membantu pelaksanaan BUM Desa. Data yang dikumpulkan adalah data BUM Desa di Kecamatan Adipala yang terdiri dari data pendapatan, omzet, dan modal BUM Desa.

Definisi Konseptual dan Operasional Variabel

  • Definisi Konseptual
  • Definisi Operasional

Pendapatan BUM Desa (Y) merupakan besarnya pendapatan yang diperoleh dari usaha yang dilakukan setelah dibagi dengan hasil usaha.

Teknik Analisis Data

  • Uji Asumsi Klasik
  • Teknik Analisis Regrasi Linear Berganda
  • Uji Hipotesis

Teknik analisis berganda ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel penyertaan modal (Xₗ), omzet (X₂) dan pendapatan BUM desa (Y). Teknik analisis ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara modal dan omzet terhadap pendapatan BUM desa di kecamatan Adipala. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh modal dan omzet terhadap pendapatan BUM desa di kecamatan Adipala.

Oleh karena itu dapat diartikan bahwa besarnya pengaruh modal dan omzet terhadap pendapatan BUM Desa di Kecamatan Adipala adalah sebesar 88,9%, sedangkan sebesar 11,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam variabel penelitian. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Utari dan Dewi (2014), Wahyono (2017) dan Rosadi (2019) yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh modal terhadap pendapatan BUM Desa. Besarnya pengaruh modal dan omset terhadap pendapatan BUM Desa di Kecamatan Adipala diukur dengan menggunakan koefisien determinasi R² yaitu sebesar 0,889.

Berdasarkan hasil analisis regresi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa modal berpengaruh terhadap pendapatan BUM desa di kecamatan Adipala. Berdasarkan hasil analisis regresi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa omset berpengaruh terhadap pendapatan BUM desa di kecamatan Adipala. Modal dan omzet secara bersama-sama berpengaruh terhadap pendapatan BUM Desa di Kecamatan Adipala, hal ini dibuktikan dengan hasil uji F dengan nilai sig 0,000 < 0,05 yang berarti Ho ditolak.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Data Penelitian

  • Kecamatan Adipala
  • Deskrisi Hasil Penelitian

Menurut LKj IP Kabupaten Adipala (2019:2), berdasarkan Laporan Monograf Semester II, per 31 Desember 2019, jumlah penduduk Kecamatan Adipala mencapai 102.078 jiwa, terdiri dari laki-laki sebanyak 51.811 jiwa dan perempuan sebanyak 50.267 jiwa. Kecamatan Adipala berbatasan langsung dengan pantai Sodong dan Bunton di sebelah selatan, Kecamatan Binangun di sebelah timur, Kecamatan Maos di sebelah utara, dan Kecamatan Kesugihan di sebelah barat. Kecamatan Adipala merupakan salah satu kecamatan yang maju diantara kecamatan lain di Kabupaten Cilacap karena memiliki fasilitas yang lengkap.

Kecamatan Adipala terbagi menjadi 16 desa antara lain Adipala, Adireja Kulon, Adireja Wetan, Adiraja, Karangbenda, Glemamppasir, Pedasong, Welahan Wetan. Berdasarkan tabel di atas terlihat sebaran penduduk menurut desa/kelurahan dengan jumlah penduduk terbesar adalah Desa Adipala sebanyak 13.227 jiwa (12,96% dari total penduduk Kecamatan Adipala) dan jumlah penduduk terkecil adalah Desa Adireja Kulon dengan 1.991 jiwa (1,66% dari total penduduk Kabupaten Adipala). 4 Tahun 2015, bahwa dalam upaya meningkatkan PAD dan mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat desa, semua pihak baik pemerintah pusat maupun daerah mendorong terciptanya BUM Desa.

Namun proses pendirian BUM Desa menemui beberapa kendala, antara lain kesiapan pembiayaan dan sumber daya manusia. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi yaitu dengan observasi data perkembangan BUM Desa sampai dengan Dispermades Cilacap sebagai data awal. Kemudian, untuk memenuhi kebutuhan data periode, dilakukan observasi langsung ke BUM Desa di 16 desa di Kecamatan Adipala. Sampel yang direncanakan dalam proposal penelitian ini terdiri dari 16 BUM desa berdasarkan jumlah desa yang ada di wilayah kecamatan Adipala. Namun saat dilakukan observasi lapangan, BUM Desa Sumber Makmur Desa Adireja Wetan menolak melakukan observasi lapangan. bahwa keadaan BUM Desa hanya dalam tahap berjalan, dan dari segi regulasi terdapat perubahan dasar hukum mengacu pada PP 11.

Gambar 4.1 Peta Wilayah Kecamatan Adipala
Gambar 4.1 Peta Wilayah Kecamatan Adipala

Analisis Data

  • Teknik Analisis Regresi Linear Berganda

Berdasarkan hasil pengujian di atas diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,501 yang menunjukkan bahwa residu berdistribusi normal karena nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05. Berdasarkan hasil uji multikolinearitas terlihat bahwa tidak terdapat gejala multikolinearitas antara masing-masing variabel independen dalam model regresi, jika dilihat dari hasil perhitungan VIF yang kurang dari 10, dan hasil uji multikolinearitas. perhitungan toleransi menunjukkan tidak ada variabel bebas yang mempunyai nilai toleransi kurang dari 0,1 sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi korelasi atau multikolinearitas antar variabel bebas. Apabila nilai signifikansi (Sig) antara variabel bebas dengan variabel mutlak lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa masing-masing variabel penjelas dikatakan tidak signifikan karena mempunyai nilai lebih besar dari 0,05 yaitu 0,057 dan 0,056. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antara variabel-variabel dalam model prediksi dengan perubahan waktu. Regresi linier berganda ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dua variabel independen terhadap variabel dependen.

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen (Modal dan Omset) secara terpisah dalam menjelaskan variabel dependen (Pendapatan BUM Desa), dengan tingkat validitas signifikan sebesar 5%. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen (Modal dan Omset) terhadap variabel dependen (Pendapatan BUM Desa) secara simultan (bersama-sama). Hasil uji determinasi menggunakan model ringkasan dari analisis regresi berganda menghasilkan nilai R-squared sebesar 0,889.

Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas

Pembahasan

  • Pengaruh Modal Terhadap Pendapatan BUM Desa di Kecamatan
  • Pengaruh Omset terhadap Pendapatan BUM Desa di Kecamatan
  • Pengaruh Modal dan Omset terhadap Pendapatan BUM Desa di

Besaran modal usaha BUM Desa berbeda-beda sesuai dengan peraturan desa masing-masing desa. Hampir seluruh BUM Desa di Kabupaten Adipala mempunyai unit usaha komersial karena hal ini dapat membantu program pemerintah lainnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dalam hal ini penyaluran BPNT. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji statistik F yang dilakukan peneliti dan diperoleh nilai F hitung sebesar 11,550 > F tabel sebesar 3,214 dan nilai sig sebesar 0,000 < 0,05 yang dapat diartikan secara simultan menunjukkan bahwa modal (X1) dan omzet Variabel (X2) berpengaruh terhadap pendapatan BUM desa di kecamatan Adipala.

Namun dari segi pendapatan tidak bisa ditingkatkan hanya dengan menambah jumlah modal yang disalurkan, kecuali dibarengi dengan maksimalisasi pengelolaan kelembagaan, dalam hal ini BUM desa di kecamatan Adipala. Untuk itu komunikasi antara BUM Desa dan Pemerintah Desa perlu lebih ditingkatkan lagi dalam menentukan kebijakan apa saja yang akan diambil untuk memajukan BUM Desa di Kecamatan Adipala. Hampir seluruh BUM Desa di Kabupaten Adipala mempunyai unit usaha komersial yang sebagian diantaranya merupakan pemasok e-warung, namun banyak pula yang membantu penyaluran BPNT berupa sembako.

Hal ini merupakan hal yang baik untuk terus dilakukan karena juga meningkatkan omzet BUM Desa. Namun, akan lebih baik jika pengelola BUM desa lebih inovatif dalam menentukan unit usaha mana yang akan digunakan. Data modal dan omzet merupakan data sekunder yang diperoleh melalui observasi dari Dispermades berupa data pembangunan BUM desa.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Modal merupakan bagian penting yang harus dimiliki oleh BUM Desa, sehingga setiap peningkatan modal sebesar 1% maka pendapatan meningkat sebesar 14,4. Besarnya pengaruh modal dan perputaran terhadap pendapatan sebesar 88,9%, sedangkan 11,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam variabel penelitian.

Saran

Maka sebaiknya Pemerintah Desa dan BUM Desa melakukan evaluasi mengenai hal tersebut, hal ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah pendapatan BUM Desa, karena pendapatan BUM Desa tergolong tidak seimbang dengan besarnya penyaluran modal.

Keterbatasan Penelitian

“Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja dan Jumlah Modal Terhadap Pendapatan Industri Daur Ulang Rumah Tangga di Desa Seketi”. “Pengaruh Modal, Lama Usaha dan Pemberian Kredit Terhadap Pendapatan UMKM di Desa Pageraji Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas”. “Pengaruh Modal, Tingkat Pendidikan Dan Teknologi Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil Menengah (Mumkm) Di Kawasan Imam Bonjol Denpasar Barat”.

Referensi

Dokumen terkait