• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh model pembelajaran connecting organizing

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh model pembelajaran connecting organizing"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

Almamaterku tercinta, UIN Raden Intan Lampung yang telah memberikan pengalaman berharga untuk membuka pintu kehidupan. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala nikmat agama, Islam, kesempatan dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Ilmu Pendidikan (khususnya Jurusan Pendidikan Agama Islam) yang telah mendidik dan memberikan ilmu kepada penulis selama menempuh pendidikan di Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Ilmu Pendidikan UIN Raden Intan lampung.

Sambutan UIN Raden Intan Lampung yang banyak mengajarkan saya untuk berpikir dan bertindak lebih baik. Fairozi, M.Pd.I selaku kepala MA Negeri 1 Lampung Barat yang memberi wewenang kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut. Siswa kelas XI MA Negeri 1 Lampung Barat yang telah membantu dan bekerja sama dengan baik selama proses penelitian.

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis berharap semoga Allah SWT membalas segala amal baik atas segala bantuan dan peran serta semua pihak yang telah membantu.

PENUTUP

PENDAHULUAN

Pendidikan di dalamnya pasti mempunyai komponen atau tempat yang terdiri atas pendidik dan peserta didik, dan di dalamnya berlangsung proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut.

لا

ب ُمور بَخ

Maksudnya: Maha tinggi Allah, Raja yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al-Quran sebelum diwahyukan kepadamu, dan berkatalah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmuku." (K.S. Taha ayat 11) 7. Dalam surah ini boleh disebutkan bahawa untuk mempelajari sesuatu hendaklah belajar dengan bersungguh-sungguh dan tidak tergesa-gesa. Dengan adanya pendidikan diharapkan manusia akan berilmu luas, berakhlak mulia, beradab dan berguna dalam masyarakat sekitar.

Pendidikan Hadits Al-Qur’an Madrasah Aliyah diharapkan dapat menjadi landasan peserta didik dalam mencari ilmu pendidikan Islam yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari yang dituangkan melalui tingkah laku dengan tindakan yang langsung dilakukan. Fakta yang sering terjadi setelah observasi lapangan yaitu siswa kurang aktif dalam belajar, tidak serius memperhatikan pelajaran, banyak siswa yang menyerah terlebih dahulu dalam belajar dengan alasan pelajaran sulit, pusing karena belajar karena pelajaran. dalam Al-Qur'an Hadits harus dihafal. Ketika guru selesai menjelaskan pelajaran, siswa jarang bertanya, hal ini terjadi karena rasa ingin tahu sangat rendah, ilmu yang didapat dalam pembelajaran dianggap hanya kurang serius, misalnya pada saat ulangan siswa kebanyakan menghafal. materi yang ada di buku tersebut. yang akan diuji terhadap ilmu yang diperoleh selama belajar ini.

ن هو

هها َا

Identifikasi Masalah

Pembelajaran biasanya terfokus pada guru (Teacher Centered), kegiatan belajar mengajar hanya berlangsung dalam komunikasi satu arah, antara guru dan siswa tidak ada timbal balik diantara keduanya. Komunikasi harus bersifat dua arah antara guru dengan siswa dan siswa dengan gurunya. Model pembelajaran Coordinating, Organizing, Reflecting, Extending (CORE) belum pernah digunakan sebelumnya, terbukti dari hasilnya.

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

  • Manfaat Penelitian

Bagi para guru khususnya guru mata pelajaran dapat menggunakan model pembelajaran Connecting Organizing Reflective Expanding (CORE) sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Bagi peneliti memberikan wawasan ilmu dan tawaran bagi guru mata pelajaran Al-Quran Hadits yang profesional dalam merancang kegiatan pembelajaran.

Ruang Lingkup Penelitian

CORE

  • Pengertian Model CORE
  • Langkah Langkah Model CORE
  • Keunggulan dan Kelemahan Model CORE

Calfee dkk juga mengemukakan bahwa pembelajaran CORE diartikan sebagai model pembelajaran yang mengharapkan siswa mampu mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dengan cara menghubungkan dan mengorganisasikan pengetahuan baru dengan pengetahuan lama kemudian memikirkan kembali konsep yang dipelajari (Thinking). ) dan diharapkan siswa mampu memperluas ilmunya selama proses belajar mengajar (ekstensi). Menurut Calfee dalam bukunya Yulia Artasari, “model pembelajaran yang menggunakan metode diskusi untuk mempengaruhi pengembangan pengetahuan dengan melibatkan siswa disebut model pembelajaran CORE”. 18 Santi Yuniarti, Dampak Model CORE Berbasis Konteks Terhadap Kemampuan Pemahaman Matematika Siswa, Jurnal Prodi PMT STKIP Siliwangi, Bandung: Unpublished, 2013, h.

19 Yulia Artasari, “Pengaruh Model Pembelajaran Connecting Organizing Reflective Expanding (Core) Terhadap Kemampuan Berpikir Divergen Siswa Kelas IV IPS”. Strategi pengelompokan lain yang juga dapat digunakan guru dalam pembelajaran adalah dengan mengelompokkan siswa secara berpasangan atau metode pasangan. Pengelompokan seperti ini akan lebih cepat terbentuk karena dapat dilakukan bersama teman satu mejanya, dan membuat siswa lebih fokus dalam berdiskusi karena gangguan yang ada lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah anggota kelompok yang lebih banyak.

Menurut Ngalimun, model CORE mempunyai sintaksis yaitu (C) keterhubungan antara informasi lama dan baru serta antar konsep, (O) pengorganisasian ide untuk memahami materi, (R) memikirkan kembali, mendalami dan mendalami, (E) mengembangkan, memperluas, gunakan dan temukan.22 . Pada fase koneksi, guru mengajukan serangkaian pertanyaan yang dapat merangsang ingatan siswa terhadap materi yang telah dipelajari sebelumnya, sedangkan siswa melakukan apersepsi untuk mengingat materi yang telah dipelajari sebelumnya. Pada tahap perluasan, siswa mengeja soal latihan untuk memperluas pengetahuan dan mengukur keterampilannya setelah belajar dengan model CORE.

Memberikan pengalaman belajar kepada siswa karena berperan aktif sehingga pembelajaran menjadi bermakna.

Pengertian Hasil Belajar

  • Hakikat Pembelajaran Al-Quran Hadist
  • Tujuan Mata Pelajaran Al-Quran Hadist
  • Ruang Lingkup Mata Pelajaran Al Quran Hadist
  • Materi Pokok Pembelajaran Al-Quran Hadist

Mata pelajaran Al-Quran Hadits merupakan salah satu mata pelajaran dalam keluarga pendidikan agama Islam, yaitu mata pelajaran Al-Quran Hadits yang dipelajari di Madrsah Ibtidaiyah (MI) sampai Madrasah Aliyah (MA). Mata pelajaran Al-Qur'an dan Hadits memberikan kontribusi yang signifikan terhadap siswa menyukai kitab, memahami isinya, memperdalam isi kitab, menggali dan menerapkan ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur'an dan Al-Hadits dalam kehidupan sehari-hari. kehidupan, kecuali Al-Quran dan Al-Hadits yang menjadi pedoman hidup manusia dalam menjalani kehidupan. Secara khusus pembelajaran Al-Qur'an dan Hadits di Madrasah Aliyah (MA) bertujuan agar siswa memiliki perilaku gemar membaca dan mengkaji Al-Qur'an dan Hadits, memahami isinya, beriman.

Oleh karena itu, idealnya siswa Madrasah Aliyah (MA) yang telah mempelajari Al-Quran dan Hadits selama bertahun-tahun mulai dari jenjang Madrasah Ibtidaiyah (MI) hingga Madrasah Aliyah (MA) mempunyai kemampuan membaca dan menulis Al-Qur'an sesuai dengan standar yang ada. ilmu tajwid serta memiliki pemahaman yang baik terhadap ayat-ayat Al-Quran dan Hadits yang dipelajari sebagai ciri khasnya.27. Untuk mencapai tujuan dalam mata pelajaran Al-Quran Hadits maka perlu dirancang model pembelajaran yang tidak seragam, hanya komunikasi satu arah antara guru dan siswa, karena materi Al-Quran Hadits menuntut siswa untuk belajar dan memiliki pemahaman materi yang lebih mendalam. Membekali peserta didik dengan dalil-dalil Al-Quran dan Hadits sebagai pedoman dalam menyikapi dan menghadapi kehidupan.

Meningkatkan pemahaman dan pengalaman terhadap isi Al-Qur'an dan Hadits berdasarkan landasan keilmuan Al-Qur'an dan Hadits. Secara etimologis, Al-Qur'an adalah masdar (kata benda) dari kata kerja Qoro'a yang berarti Talaa, keduanya berarti membaca atau berarti jama'a (mengumpulkan, mengumpulkan). Imam Syafi'I (105 H-204 H) merupakan salah satu mazhab yang terkenal bahwa Al-Quran adalah nama yang diberikan khusus oleh Allah kepada kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Al-Qur'an adalah kitab Allah yang terakhir. setelah Taurat, Zabur dan Injil yang diturunkan melalui para rasul. Hukum-hukum dalam Al-Qur’an selalu sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan manusia dalam kancah kehidupan. Allah SWT menyebut Al-Qur'an dengan nama yang berbeda-beda, yang menunjukkan keagungan, keberkahan, pengaruh dan universalitasnya serta menunjukkan bahwa Dialah penulis kitab-kitab terdahulu sebelum beliau.

Bahwa hukum Al-Qur'an merupakan petunjuk yang lurus bagi orang-orang beriman yang menuntunnya, karena bersumber dari Allah SWT, Yang Maha Esa, Penguasa alam dan Yang Maha Kuasa. Untuk menguraikan dan menguraikan secara rinci yang global (mujmal), mengaitkan yang absolut dan tatanan yang umum (am), Tafsil, Takyid dan Takhsis berfungsi menjelaskan apa yang dikehendaki Al-Qur'an. Ruang lingkup pembelajaran Al-Qur'an Hadits meliputi permasalahan pokok ilmu Al-Qur'an Hadits, tema-tema yang ditinjau dari Al-Qur'an dan Hadits, serta tujuan pembelajaran Al-Qur'an dan Hadits.

Buku Pengenalan terkait cara pencarian surat dan ayat Al-Quran dalam pendistribusian Hadits dari segi kuantitas dan kualitas. Standar kompetensi lulusan mata pelajaran Al-Quran Hadits tingkat Madrasah Aliyah adalah memahami isi kitab induk Al-Quran, fungsi dan.

Penelitian Yang Relevan

Persamaan Pembelajaran antara penelitian Arum Dahlia Mufidah dengan penelitian yang dilakukan peneliti dengan menggunakan model pembelajaran Connecting Organizing Reflecting Extending (CORE) dalam melakukan pembelajaran. Namun yang membedakan adalah penelitian Arum Dahlia Mufidah melihat pengaruh model Connecting Organizing Reflecting Extending (CORE) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, sedangkan penelitian peneliti melihat hasil belajar siswa dan pemanfaatan Al-Quran Hadits. topik dalam pembelajaran.

Kerangka Berpikir

Kerangka Pikir

  • Hipotesis Penelitian

Sugiono menyatakan hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya. Terdapat pengaruh pembelajaran siswa menggunakan model pembelajaran kolaboratif CORE dan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar siswa. Kesimpulan: Dimana µ1:y merupakan rata-rata hasil belajar kelas yang menggunakan model pembelajaran Cooperative and Reflective Organizational (CORE).

Mengembangkan Pendekatan Metakognitif Alat Ajar Model Inti untuk Meningkatkan Keterampilan Pemecahan Masalah Geometri Kelas VIII. Dedi Wahyudi, Nelly Agustin, “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akhlak Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Spiritual Eksistensial Naturalistik”. Pengaruh penerapan model kernel terhadap kemampuan memecahkan masalah matematika dengan penalaran sistematik kovariat pada siswa kelas III Gugus Raden Ajeng Kartini Kecamatan Denpasar Barat.

Sri Andayani, “Dampak Penerapan Metode Pemecahan Masalah Terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas V Mi Masyariqulanwar 4 Sukabumi Bandar Lampung Tahun Ajaran Online) tersedia di. Yana Dirza Amalia, Asrizal, Zulhendri “Dampak Penerapan LKS pembelajaran berbasis masalah pada kompetensi siswa kelas X SMA Negeri 1 Gunung Talang” Pilar Pendidikan Jasmani, Vol 4, (2).

Referensi

Dokumen terkait

When comparing the two methods of signal analysis, it showed that the fast Fourier transform method succeeded in detecting the occurrence of islanding in the capacitive case and was not