• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh model pembelajaran mind mapping dengan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh model pembelajaran mind mapping dengan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING DENGAN TEKNIK INFORMATION COMUNICATION TEKNOLOGI (ICT)

MIND MAPP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII MTSN PASIR TALANG

Eltra Pratama Refni1, Yenni Melia2, Hefni2

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

2Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat pratamaeltra@gmail.com

ABSTRAK

This research was conducted at MTsN Pasir Talang on the influence of Mind Mapping learning model with ICT Mind Mapp technique to IPS Integrated learning result. The purpose of this study is to see the effect of Mind Mapping learning model with ICT mind map technique to student learning outcomes on social institutions in class VIII MTsN Pasir Talang.The method used in this research is quantitative method. Where the population is 71 students and the sample used is 51 students with purposive sampling sampling technique. The data of this research are learning model of Mind Mapping (X) and student learning result (Y) obtained from students' daily test score. Data analysis used in this research is quantitative analysis by doing t test. Based on testing of two research samples, obtained tcount (4.239)> ttable (2.079) at a significant level of 0.05 (5%). This shows that there is a significant difference between experimental classes using Mind Mapping model with ICT Mind Mapp technique with control class that is not treated.So from the results of t test above can be concluded that there is a significant effect of learning model Mind Mapping with ICT Mind Mapp techniques on learning results IPS student

Keywords: Mind Mapping, Learning Outcomes PENDAHULUAN

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan istilah Indonesia untuk pengertian Social Studies dalam konteks kurikulum di Amerika Serikat. Social Studies mulai dikenal di Amerika Serikat sekitar tahun 1913 nama ini secara resmi dipergunakan oleh suatu komisi pendidikan, yang bertugas untuk

merumuskan dan membina kurikulum sekolah di Amerika Serikat. IPS secara resmi mulai dipergunakan di Indonesia sejak tahun 1975.

Pembelajaran pendidikan IPS bukan sebatas pada upaya penghafalan konsep saja, melainkan terletak pada upaya agar mereka menjadikan apa yang telah dipelajarinya sebagai bekal dalam memahami dan ikut serta dalam

(2)

kehidupan masyarakat lingkungannya, serta sebagai bekal bagi dirinya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Menurut Nursid (2008:147) Proses pembelajaran IPS berarti proses mengajar- membelajarkan segala aspek, fenomena, perkembangan dan permasalahan kehidupan sosial manusia didalam masyarakat. Proses pembelajaran itu tidak hanya terjadi dilingkungan sekolah, tetapi peserta didik dibelajarkan tentang ilmu sosial dalam kehidupan yang sesungguhnya, baik dilingkungan keluarga, dijalan, dipasar, dan dalam lingkungan masyarakatnya.

Pembelajaran IPS yang baik tidak hanya menyajikan materi dalam bentuk yang sudah tersusun secara utuh, melainkan peserta didik dapat terlibat aktif dalam menemukan fakta, konsep sampai menyimpulkan atas suatu permasalahan yang tengah atau telah terjadi. Guru dalam pembelajaran IPS tidak hanya memberikan pembelajaran dalam bentuk ceramah saja tapi dikembangkan melalui model, media yang dilaksanakan secara bervariasi agar suasana pembelajaran IPS tetap hangat dan

menarik serta supaya penyampaian materi tidak terlalu monoton oleh guru.

Pembelajaran IPS di MTsN belum terbagi kedalam sub mata pelajaran seperti di jenjang pendidikan SMA, tetapi pendidikan IPS di MTsN masih tergabung kedalam satu matapelajaran IPS terpadu. Dimana didalam IPS Terpadu mencakup beberapa kajian seperti sosiologi, ekonomi, sejarah dan geografi. Itu semua hanya diberikan didalam satu matapelajaran saja. Sehingga didalam pembelajaran IPS Terpadu guru harus mampu menggunakan model pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan materi pelajaran yang akan diajarkan didalam kelas. Agar siswa lebih tertarik untuk mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh dan dapat memahami pelajaran dengan baik sehingga siswa dapat memperoleh nilai yang bagus dan memuaskan.

Berdasarkan informasi yang peneliti dapatkan di lapangan pada hari sabtu 17 Desember 2016 dengan ibu Popy, guru yang mengajar bidang studi IPS terpadu di MTsN Pasir Talang dimana ibu Popy mengatakan bahwa peserta didik asyik sendiri

(3)

dengan teman sebangku, baik itu mengobrol, bercanda dengan teman sebangkunya saat guru menyampaikan materi pelajaran. Peserta didik tidak mau bertanya kepada guru saat mereka kurang memahami materi pelajaran.

Peserta didik lebih banyak bermain dengan temannya saat mereka tidak mampu menyelesaikan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru.

Sehingga akan berpengaruh terhadap nilai ulangan harian peserta didik.

Nilai hasil belajar peserta didik tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1

Nilai Ulangan Harian pranata sosial dalam kehidupan masyarkat

Kelas VIII MTsN Pasir Talang.

No Kelas Jumlah Siswa

Nilai Rata-Rata

Kelas 1. VIIIa 28 orang 80,68 2. VIIIb 23 orang 72,39 3. VIIIc 20 orang 78,60

Jumlah 71 Orang Sumber : Buku Nilai Hasil Ulangan

Harian Siswa IPS Kelas VIII MTsN Pasir Talang

Berdasarkan tabel 1 di atas menunjukkan bahwa hasil rata-rata

nilai ujian harian pesertadidik pada mata pelajaran IPS Terpadu masih tergolong rendah. Dapat dibuktikan dengan tabel diatas yang menyatakan dari tiga lokal pada kelas VIII di MTsN Pasir Talang, hanya terdapat satu local yang mencapai nilai rata- rata KKM dan dua local yang tidak mencapai nilai KKM yang telah ditentukan oleh sekolah.

Dari hasil nilai rata-rata kelas diatas, kelas VIIIb memiliki nilai rata- rata kelas lebih rendah dari pada kelas yang lainnya. Itu menggambarkan banyaknya jumlah siswa pada kelas VIIIb yang tidak tuntas pada ulangan harian IPS Terpadu dibandingkan dengan kelas VIII yang lainnya. Hasil belajar tersebut mencerminkan proses pembelajaran yang belum optimal, yang disebabkan oleh pemilihan model pembelajaran yang kurang sesuai dengan materi pembelajaran. Menurut Joyce dan Weil (2000:13) model pembelajaran digunakan untuk dapat membantu memperjelas prosedur pelajaran, hubungan serta keadaan secara keseluruhan didalam menyampaikan materi pembelajaran, dan pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang

(4)

diajarkan guru berguna untuk mempermudah peserta didik untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang dimunculkan oleh guru yang mengajar, Sehingga para peserta didik dapat memahami materi pelajaran dengan baik disekolah.

Penggunaan model pembelajaran Mind Mapping dengan teknik ICT Mind Map bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik, meningkatkan kerjasama peserta didik, serta menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan dapat meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran IPS selanjutnya.

METODOLOGI PENELITIAN Pendekatan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperiment yaitu penelitian untuk menguji sebab akibat antar variabel melalui langkah manipulasi, pengendalian dan pengamatan.

Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yaitu teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu

dalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu, yaitu diambil nilai rata-rata kelas VIII yang rendah untuk dilakukan tindakan. Jadi penulis memilih kelas VIIIb sebagai kelas eksperiment karena rata-rata hasil belajar pada kelas VIIIb masih tergolong rendah.

Teknik analisis data yang digunakan dengan menggunakan uji t, yaitu untuk mengetahui sajauh mana pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. HASIL PENELITIAN

a. Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping dengan Teknik ICT Mind Mapp

Model pembelajaran Mind Mapping merupakan salah satu model pembelajaran peta pikiran yang menggunakan ingatan, yang membuat pesertadidik dapat menyusun fakta dan fikiran mereka sedemikian rupa, sehingga cara kerja otak yang dilibatkan didalam proses berfikir peserta didik lebih bersifat alami mulai dari awal proses pembelajaran dimulai sampai dengan akhir proses

(5)

pembelajaran didalam kelas. Sehingga peserta didik dapat mengingat materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru didalam kelas.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada bulan april 2017, sebayak 3 kali pertemuan, Peserta didik melibatkan diri didalam proses pembelajaran dikelas dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping yang dipakai oleh guru mata pelajaran IPS terpadu pada materi pranata sosial Sehingga perhatian dari peserta didik hanya tertuju kepada materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru didepan kelas, peserta didik juga mengemukakan pendapat mereka mengenai materi yang disampaikan oleh guru melalui Mind Mapping.

Keikutsertaan atau keterlibatan langsung peserta didik didalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping dengan teknik ICT Mind Mapp dapat mempermudah peserta didik dalam mengemukakn pendapat mereka mengenai materi pranata social yang ditampilkan oleh guru didepan kelas.

Guru menyajikan materi pelajaran didepan kelas dalam bentuk model pembelajaran Mind Mapping yang disampaikan dengan menggunakan teknik ICT berupa infocus dan laptop. kemudian guru menyajikan materi pelajaran dengan bentuk slide Mind Mapping dalam materi pranata social, kemudian guru meminta pendapat peserta didik untuk mengemukakan pendapat mereka mengenai materi yang disampaikan oleh guru didepan kelas. Sehingga peserta didik dapat memahami materi yang telah disampaikan oleh guru tersebut dan dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar peserta didik.

Temuan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Mind Mapping membantu proses berfikir peserta didik secara alami, sehingga ketika guru menampilkan slide tentang materi pembelajaran yang akan disampaikan oleh guru kepada peserta didik, peserta didik langsung mengemukakan pendapatnya terhadap gambar yang dilihat. setelah pesertadidik memberikan respon mengenai mind mapping yang

(6)

ditampilkan guru, kemudian guru menjelaskan kembali apa yang telah disampaikan oleh peserta didik tersebut. Sehingga ketika guru menerapkan model pembelajaran mind mapping secara tidak langsung dapat mengasah kemampuan kognitif peserta didik, dan dapat memberikan informasi kepada peserta didik mengenai materi yang akan disampaikan oleh guru mata pelajaran secara cepat dan tepat, menimbulkan kemampuan pesertadidik didalam mengemukakan pendapat mereka didalam proses pembelajaran didalam kelas sehingga akan memberikan pengaruh kepada aktifitas belajar peserta didik didalam kelas serta akan memberikan pengaruh terhadap hasil belajar peserta didik.

b. Hasil Belajar Peserta Didik

Hasil belajar peserta didik pada kelas eksperimen (Mind Mapping) dan kelas kontrol (metode ceramah) pada materi pranata social dikelas VIII MTsN Pasir Talang sebagai berikut :

Tabel

Deskripsi hasil belajar peserta didik Keterangan Hasil Belajar

Eksperi ment

Kontrol

Nilai Tertinggi 96 84 Nilai Terendah 48 40

Mean 0,17 66,

26 Dari tabel diatas menunjukan bahwa rata-rata hasil belajar kelas eksperimen (80,17), lebih tinggi dari pada kelas kontrol (66,26). Ini bahwa menandakan adanya peningkatan hasil belajar didalam kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Mind Mapping dengan teknik ICT Mind Mapp, dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah didalam penyampaian materi pembelajaran.

Berdasarkan hasil belajar diatas, yang diperoleh dari tes hasil ulangan harian pada materi pranata social, untuk meningkatkan hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat disimpulkan bahwa kemampuan rata-rata nilai pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada

(7)

kelas kontrol pada materi pranata social. Hal ini terjadi karena penggunaan model pembelajaran Mind Mapping dengan teknik ICT Mind Mapp pada kelas eksperimen untuk mempermudah peserta didik didalam memahami materi yang akan disampaikan oleh guru mata pelajaran.

c. Pengujian prasyarat penelitian

Berdasarkan data yang telah dipaparkan diatas, terlihat bahwa rata- rata belajar peserta didik yang belajar menggunakan model pembelajaran Mind mapping (kelas eksperimen) sebesar 80,17. Sedangkan kelas yang menggunakan metode ceramah (kelas kontrol) sebesar 66,26 hal ini belum dapat menjawab hipotesa yang diajukan, oleh karena itu perlu dilakukan pengujian dengan uji-t untuk memperoleh kepastian. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antar variabel merupakan hubungan yang berarti signifikan atau hubungan yang bersifat tidak signifikan.

1. Uji normalitas

Setelah dilakukan

penghitungan maka diperoleh taraf signifikan kelas eksperimen 0,103 dan kelas control 0,116 maka dapat disimpulkan bahwa nilai hasil belajar

< 0,336, maka dapat disimpulkan bahwa variabel instrument penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal dengan taraf signifikan 0,05

2. Uji homogenitas

Setelah dilakukan penghitungan maka diperoleh taraf signifikan kelas eksperimen 0,077 dan kelas control 0,069 maka dapat disimpulkan bahwa nilai hasil belajar < 2.068.

maka H0 diterima, jadi kedua sampel mempunyai varians yang sama atau homogen

3. Hasil Uji t

Data hasil penelitian menunjukan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan homogen. Maka selanjutnya dapat dianalisis dengan menggunakan uji-t.

Analisis ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun hasil

(8)

pengujian statistiknya adalah sebagai berikut.

1. Hipotesis

H0 :Tidak ada pengaruh model pembelajaran Mind Mapping dengan teknik ICT Mind Mapp terhadap hasil belajar siswa kelas VIII MTsN Pasir Talang

Ha : ada pengaruh signifikan dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping dengan teknik ICT mind Mapp terhadap hasil belajar siswa kelas VIII MTsN Pasir Talang

2. Level of signifikan

Level of signifikan dengan menggunakan rumus :

n-k-1, maka diketahui nilai ttabel sebesar 2,0796

3. Nilai thitung

Dalam penelitian ini, untuk mengetahui nilai statistic uji t digunakan bantuan program SPSS 17.0 for windows. Setelah dilakukan analisis maka diketahui nilai thitung

adalah 4.239

4. Kriteria pengujian hipotesis

jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak

jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima

berdasarkan hasil perhitungan diketahui nilai thitung sebesar 4.239 dan dengan ttabel sebesar 2.0796. nilai thitung

4.239 > ttabel 2.0796. hal ini menunjukan bahwa model pembelajaran Mind Mapping dengan teknik ICT Mind Mapp berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar IPS peserta didik pada materi pranata social dikelas VIII MTsN Pasir Talang

Didalam pengujian hipotesis penelitian, penguji hanya melakukan tes kepada peserta didik yang hadir pada waktu peneliti melakukan penelitian. Seperti yang terjadi pada kelas kontrol dimana didalam sampel penelitian penulis menyatakan bahwa terdapat 28 orang didalam kelas, namun pada saat penulis melakukan penelitian, peserta didik yang hadir Cuma 23 orang dan 5 orang peserta didik didalam kelas kontrol tidak hadir saat peneliti melakukan penelitian sehingga penulis hanya melakukan penelitian terahadap

(9)

peserta didik yang hadir saja pada kelas kontrol. Sedangkan pada kelas eksperimen dengan jumlah peserta didik sebanyak 23 orang dapat mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan Mind Mapping seluruhnya.

PEMBAHASAN

Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan sebelumnya maka diperoleh hipotesis H0 ditolak, yang menyatakan bahwa model pembelajaran Mind Mapping dengan teknik ICT mind Mapp berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik dibandingkan kelas kontrol dengan menggunakan metode ceramah didalam penyampaian materi pelajaran.

Artinya, sebelum diterapkan model pembelajaran Mind Mapping dengan teknik ICT Mind Mapp kegiatan belajar mengajar masih terfokus oleh guru didalam menyampaikan materi pelajaran.

Sehingga siswa kurang aktif didalam mengikuti proses pembelajaran. Akan tetapi setelah diterapkan model pembelajaran Mind Mapping untuk kelas eksperimen proses pembelajaran

lebih aktif dan kreatif dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah. Hal ini terbukti dengan beberapa faktor diantaranya siswa lebih semangat dengan adanya metode Mind Mapping dengan teknik ICT Mind Mapp ini tumbuhnya semangat belajar dan perhatian yang lebih serius didalam mengikuti proses pembelajaran serta mengurangi kejenuhan peserta didik didalam mengikuti proses pembelajaran.

Hal ini terbukti dengan ditunjukan dengan nilai hasil penghitungan menggunakan uji-t didapat ttabel pada taraf signifikan 0,05 (5%) sebesar 2,073 sedangkan t hitung sebesar 4.239 Dengan demikian thitung > ttabel hal ini membuktikan bahwa hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping lebih tinggi dari pada pesertadidik yang belajar dengan motode ceramah.

Melalui proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping dikelas peserta didik secara sadar atau secara tidak langsung menggunakan ilmu

(10)

pengetahuan yang ada hubungannya dengan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru didalam kelas.

Dan peserta didik terlibat langsung didalam proses pembelajaran sehingga peserta didik lebih aktif didalam proses pembelajaran, peserta didik lebih banyak mengeksplorasi pengetahuannya sehingga peserta didik dapat memahami konsep dan belajar menjadi lebih bermakna.

Didalam kelas peserta didik bebas untuk mengemukakan pendapat mereka mengenai materi pelajaran yang disampaikan oleh guru, hal ini juga dapat meningkatkan aktifitas belajar dan minat belajar peserta didik.

Proses penelitian ini dapat dibuktikan dengan peningkatan nilai rata-rata peserta didik, peserta didik lebih aktif didalam proses pembelajaran. Mulai dari awal pengamatan sampai dengan akhir penelitian yang dilakukan oleh penulis. Peningkatan rata-rata ini dapat dilihat dari hasil proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping dengan teknik ICT Mind Mapp. Pesertadidik lebih merasa tertarik dan mampu

berpartisipasi didalam proses pembelajaran dibandingkan dengan hanya membaca dan mendengarkan guru saja didalam proses pembelajaran. Hal ini sependapat dengan Jean Piaget yang menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang memberikan kesempatan kepada pesertadidik untuk dapat menemukan konsep, teori, pemahaman melalui contoh-contoh yang dijumpai dilingkan masyarakat maupun contoh yang diberikan oleh guru melalui model pembelajaran Mind Mapping dengan teknik ICT Mind Mapp

Dengan proses pembelajaran Mind Mapping dengan teknik ICT Mind Mapp, peserta didik mampu mengemukakan pendapat mereka mengenai materi yang disampaikan oleh guru di depan kelas, peserta didik dapat memecahkan permasalahan yang ditampilkan oleh guru didepan kelas melalui model pembelajaran Mind Mapping, serta peserta didik dapat mengenal diri sendiri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan didalam masyarakat. Sehingga proses pembelajaran diatas secara langsung telah membantu tugas guru dalam

(11)

memberikan pembelajaran didalam kelas yang mengakibatkan pesertadidik banyak mendapat pengalaman dan ilmu pengetahuan serta meningkatkan kreatifitas peserta didik didalam mengemukan pendapat didalam proses pembelajaran.

Hal inilah yang memberikan stimulus kepada para peserta didik untuk lebih aktif membangun pikiran mereka dalam proses pembelajaran IPS Terpadu. Peserta didik mampu menghubungkan fakta yang dilihat dan dialaminya dalam kehidupan sehari- hari dengan konsep Pranata social, Menjadikan pengalamannya yang bermakna didalam benak peserta didik. Sehingga tidak ada lagi kesan pengalaman belajar sebelumnya yang lebih bersifat tekstual, dan ceramah yang lebih monoton, sehingga peserta didik lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru, dan peserta didik dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru didalam ulangan harian sehingga akan memberikan pengaruh terhadap hasil belajar peserta didik didalam kelas eksperimen.

Sedangkan peserta didik pada kelas Kontrol hanya diberikan penjelasan materi pembelajaran dengan menggunakan motode ceramah, sehingga terlihat biasa-biasa saja dan kurang dapat menarik perhatian peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran dengan sungguh-sungguh. Keadaan juga sama ketika pesertadidik diberi pertanyaan mengenai materi yang disampaikan oleh guru. Peserta didik hanya diam dan tidak ada satu orang pun yang berani untuk menunjuk tangan dan mengemukakan pendapat mereka mengenai pertanyaan yang diberikan guru. Jadi kesimpulannya kelas control lebih bersifat monoton terhadap guru dan tidak ada ketertarikan dari peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan motode ceramah. Jadi ketika guru mengadakan tes ulangan harian pada kelas Kontrol, banyak peserta didik yang tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan tepat dan benar. Sehingga akan berpengaruh terhadap hasil belajar dari peserta didik.

(12)

Dari hasil penelitian tentang penerapan model pembelajaran Mind Mapping dengan teknik ICT Mind Mapp, mampu memberikan proses pembelajaran yang lebih aktif, mampu menarik minat dari peserta didik didalam mengikuti proses pembelajaran, mampu meningkatkan kemampuan berfikir dari peserta didik dalam mengemukakan pendapat mereka mengenai pertanyaan atau permasalahan yang diberikan oleh guru dan serta mampu meningkatkan hasil belajar IPS peserta didik kelas VIII pada materi pranata social di MTsN Pasir Talang.

Dengan ini dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping dengan teknik ICT Mind Mapp dengan peserta didik yang tidak menggunakan model Mind Mapping.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi (2009) Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan.

Jakarta : Bumi Aksara

Aqib, Zainal (2013).Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Konstektual

(Inovatif). Bandung: Yrama Widya

B. Uno, Lamatenggo (2010) Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara

Darmawan (2015) komunikasi pendidikan. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya

Darmawan (2013) Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset Nasution, Noehi.dkk (2008).Materi

Pokok Evaluasi Pengajaran.

Jakarta: Universitas Terbuka Sumaatmadja, Nursid.dkk

(2008).Materi Pokok Konsep Dasar IPS. Jakarta: Universitas Terbuka

Tony Buzan (2009). Buku Pintar Mind Mapp. Jakarta : Gramed

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dengan penerapan model pembelajaran mind mapping berbasis TPACK dengan materi sistem ekskresi pada kelas XI MIA MAN