• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh model pembelajaran siklus belajar 5e

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh model pembelajaran siklus belajar 5e"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR 5E BERBANTUAN TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR

SISWA DAN MOTIVASI PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI KELAS VII SMPN 30

PEKANBARUT.A 2017/2018 Raudhah Awal1)Efriani2)

Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lancang Kuning Email1): [email protected]

Email2):[email protected]

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Siklus Belajar 5E berbantuan Tutor Sebaya terhadap hasil belajar siswa dan motivasi pada materi pencemaran lingkungan di kelas VII SMPN 30 Pekanbaru Tahun Ajaran 2017/2018.

Jenis penelitian yang digunakan adalah the matching only pretest posttest control group desaign. Sampel penelitian adalah siswa kelas VII.3 berjumlah 38 orang dan siswa kelas VII.4 berjumlah 37 orang yang diambil dengan teknik simple random sampling.

Pengumpulan data dilakukan melalui pretest, posttest, angket motivasi, serta lembar aktivitas guru dan siswa. Analisis data menggunakan Uji-t independent 2 samples. Rerata N-gain pada kelas kontrol adalah 0.21 (kategori rendah) dan pada kelas eksperimen adalah 0.82 (kategori tinggi). Rerata angket pada kelas kontrol adalah 70.54 (kategori tinggi) dan pada kelas eksperimen adalah 101.89 (kategori sangat tinggi). Hasil uji-t N-gain kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah 0.006. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Model Pembelajaran Siklus Belajar 5E berbantuan Tutor Sebaya terhadap hasil belajar siswa dan motivasi pada materi pencemaran lingkungan di kelas VII SMPN 30 Pekanbaru Tahun Ajaran 2017/2018.

Kata kunci : Model Siklus Belajar 5E, Tutor Sebaya, hasil belajar, motivasi, pencemaran lingkungan.

ABSTRACT : This study aims to determine the effect of learning model of Learning Cycle of 5E-assisted Tutor Sebaya on student learning outcomes and motivation on environmental pollution material in class VII SMPN 30 Pekanbaru Academic Year 2017/2018. The type of research used is the matching only pretest posttest control group desaign. The sample of the research is the students of class VII.3 amounted to 38 people and students of class VII.4 amounted to 37 people taken by simple random sampling technique. Data collection is done through pretest, posttest, motivation questionnaire, and teacher and student activity sheet. Data analysis using T-test independent 2 samples. The mean N-gain in the control class is 0.21 (low category) and in the experimental class is 0.82 (high category). The mean of the questionnaire in the control class is 70.54 (high category) and in the experimental class is 101.89 (very high category). The result of t-test of N-gain control class and experiment class is 0.006. Thus it can be concluded that there

(2)

is the influence of Learning Model Learning Cycle 5E Learning-Based Teachers Sebain to student learning outcomes and motivation on environmental pollution materials in class VII SMPN 30 Pekanbaru Academic Year 2017/2018.

Keywords :5E Learning Cycle Model, Peer Tutor, learning outcomes, motivation, environmental pollution.

PENDAHULUAN

Masalah utama dalam

pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap siswa (Trianto, 2009). Metode belajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui dalam mengajar, metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi hasil belajar siswa yang tidak baik pula (Slameto, 2009). Motivasi belajar yang rendah menyebabkan keaktifan dan hasil belajar menjadi rendah. Kerumitan bahan ajar yang disampaikan semakin membuat siswa kurang tertarik untuk belajar pelajaran IPA.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan melalui wawancara dan pengamatan langsung di SMPN 30 Pekanbaru, dalam proses pembelajaran terdapat kendala-kendala, diantaranya masih rendahnya hasil belajar siswa pada materi pencemaran lingkungan, kurangnya strategi pembelajaran yang

digunakan oleh guru dan juga peserta didik lebih pasif dalam kelompok.

Kondisi tersebut terlihat jelas dari rata- rata nilai ulangan harian tentang materi pencemaran lingkungan yang dilakukan pada tahun 2016 bahwa nilai rata-rata dari hasil ujian semester ganjil adalah 68,50, hal ini menunjukkan bahwa pelajaran IPA masih sangat rendah yakni dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan disekolah tersebut yaitu 75 dari skor ideal 100. Hal ini disebabkan dalam proses pembelajaran guru masih menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, terutama dalam materi pencemaran lingkungan.

Dalam proses pembelajaran IPA banyak siswa yang kurang berminat karena siswa merasa bosan dalam pembelajaran, tidak semangat sehingga diskusi di kelas pasif, dikarenakan pada materi pencemaran lingkungan siswa harus memahami tentang macam-macam pencemaran lingkungan dan siswa juga

(3)

harus bisa memahami tentang faktor- faktor yang mempengaruhi pencemaran lingkungan. Maka perlu diupayakan suatu bentuk pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa (student centered) serta model pembelajaran yang baik supaya pembelajaran dapat diserap oleh siswa, tidak membosankan dan diminati oleh semua siswa. Salah satu model pembelajaran dapat diserap oleh siswa dan tidak membosankan siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran Siklus Belajar 5E berbantuan Tutor Sebaya.

Model pembelajaran Siklus belajar 5E merupakan model pembelajaran yang merangsang siswa untuk belajar aktif dan mengembangkan daya nalar dalam proses pembelajaran ( Rahayu & Asri, 2010 ) 2005). Dengan adanya metode ini, guru bisa menggunakan berbagai strategi dalam proses pembelajaran sehingga dapat menekankan hasil belajar siswa serta dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar IPA. Supaya anaka lebih aktif dalam belajar dan tidak merasa jenuh sehingga model pembelajaran Siklus Belajar 5E berbantuan Tutor

Sebaya merupakan model pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan daya nalar siswa dan mampu mengeluarkan gagasan dalam pembelajaran pencemaran lingkungan diskusi tidak pasif dan siswa lebih bersemangat dalam pembelajaran IPA. Karakteristik model pembelajaran Siklus Belajar 5E diawali dengan pembangkitan minat siswa dan memotivasi siswa untuk tertarik terhadap materi pembelajaran yang akan disampaikan. Guru membentuk Masing- masing kelompok disetiap kelompok di arahkan satu siswa sebagai tutor, siswa yang tampil kedepan kelas menggunakan kata-kata sendiri dan teman kelompok lainnya menanggapi apa yang disampaikan kelompok di depan kelas.

Berdasarkan latar belakang tersebut telah dilakukan penelitian dengan judul “pengaruh model pembelajaran siklus belajar 5E berbantuan tutor sebaya terhadap hasil belajar siswa dan motivasi pada materi pencemaran lingkungan dikelas VII SMPN 30 Pekanbaru tahun ajaran 2017/2018”.

METODE PENELITIAN

(4)

Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen (Quasy Experiment Design) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Penelitian inithe matching only Pretest - Posttest Control Group Design.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2018 di SMP N 30 Pekanbaru semester genap tahun ajaran 2017/2018. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP N 30 Pekanbaru tahun ajaran 2017/2018 yang terdiri dari 4 kelas paralel dengan jumlah siswa 208 orang siswa, yang menjadi sampel adalah kelas VII.3 sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 38 orang siswa dan kelas VII.4 sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa 37 orang siswa yang diambil dengan menggunakan teknik simpel random sampling (Sugiyono, 2011).

Parameter penelitian ini adalah :motivasi belajar, hasil belajar siswa, aktivitas guru, aktivitas siswa.

Analisis data dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh model

yang digunakan terhadap motivasi dan hasil belajar siswa pada materi

pencemaran lingkungan di kelas VII SMP N 30 Pekanbaru.

Data yang diperoleh dari hasil pretest dan posttest yang terkumpul dan dilakukan perhitungan skor, perhitungan N-Gain, selanjutnya dilakukan uji normalitas, uji homogenitas dan apabila data berdistribusi normal dan homogen maka dilakukan perhitungan dengan statistik parametrik, yaitu adalah satunya dengan uji-t dan jika tidak berdistribusi normal dan homogen maka dilakukan perhitungan dengan statistin non parametrik yaitu pada penelitian ini menggunakan U Mann-Whitney (Sugiono, 2011).

Serta menghitung N-Gain antara tes awal dan tes akhir. Untuk menghitung N-Gain dapat digunakan rumus Hake (Meltzer, 2002).

− = −

− Keterangan :

Spost : Skor posttest Spre : Skor pretest

(5)

Smaks : Skor maksimum ideal Kriteria perolehan skor N-Gain dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1

Kategori Perolehan Skor N-Gain Batasan Kategori

g > 0.7 Tinggi 0.3 < g≤ 0.7 Sedang

G≤ 0.3 Rendah

(Sumber, Meltzer, 2002).

Uji Normalitas

Uji normalitas diperlukan untuk mengetahui distribusi data, kenormalan data diketahui melalui sebaran regresi yang merata disetiap nilai. Salah satu metode yang digunakan untuk menguji kenormalan data adalah metode Kolmogorof–Smirnov (KS -21). Menurut Sugiono (2011) rumus uji Kolmogorof Smirnov sebagai berikut :

KS =│Fn(Yi-1)–Fo(Yi)│ Keterangan :

KS : Nilai KS hitung Fn(Yi-1) : Frekuensi persentase komulatif pada waktu sebelum i

Fo(Yi) : Frekuensi data sebaran normal pada saat i

Nilai KS hitung yang diperoleh selanjutnya dibandingkan dengan nilai KS tabel. Jika KS hitung < KS tabel maka terima Ho artinya data model regresi sederhana atau regresi berganda mengikuti sebaran normal, dan sebaliknya jika nilai KS hitung > KS tabel maka tolak Ho artinya data model regregasi sederhana atau regresi berganda tidak mengikuti sebaran normal (Sugiono, 2011).

Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas dialkukan untuk mengetahui keseragaman data penelitian, dalam analisis regresi data penelitian yang baik harus mempunyai sebaran data yang homogen dan metode yang digunakan untuk mengujinya adalah uji Levene (Levene Test). Rumus uji Levene (Levene Test) menurut Sugiono (2011) adalah sebagai berikut :

(6)

L =( ) (V v )

( ) (v v )

Vij =│Xij- X

Kterangan :

L : Nilai Leven hitung X : Nilai data residual

X : Rata-rata data residual N : Jumlah Sampel

K : Jumlah kelompok

Nilai Levene hitung yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan Levene tabel atau dapat juga digunakan nilai perbandingan signifikan dengan α 5

%. Jika nilai Levene hitung <Levene tabel atau P value> 5 % maka data regresi sederhana atau regresi berganda mempunyai ragam yang homogen, sebaliknya jika nilai Levene>Levene tabel atau P value< 5 % maka data regresi sederhana atau regresi berganda mempunyai ragam tang tidak homogen.

Uji–t

Uji-t adalah statistik parametrik yang digunakan untuk menguji hipotesis, komparatif rata-rata dua sampel, bila

datanya berbentuk interval atau rasio. Uji- t digunakan apabila data normal dan homogen. Untuk menentukan data normal dan homogen digunakan uji normalitas dan homogenitas. menguji hipotesis dengan rumus uji-t seperti dibawah ini :

= X X +

Keterangan :

X 1 : Rata-rata posttest

kelompok eksperimen

X 2 : Rata-rata posttest

kelompok kontrol S12

: Rata-rata posttest kelompok eksperimen

S22 : Rata-rata posttest kelompok kontrol

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dilakukan pada bulan Januari 2018 di kelas VII3 sebagai kelas eksperimen dan kelas VII4 sebagai kelas kontrol SMP N 30 Pekanbaru diperoleh rekapitulasi data pretest sebagai berikut :

(7)

Kelas n N-Gain Rerata N-Gain

Kategori Nilai

Ideal

Nilai Minimum

Nilai Maksimum

Kontrol 37 1.00 -0.07 0.46 0.16 Rendah

Eksperimen 38 1.00 0.65 0.86 0.82 Tinggi

Berdasarkan data yang diperoleh pada Tabel 2 dapat dilihat nilai maksimum, nilai minimum dan rerata N-gain kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Dimana nilai minimum pada kelas eksperimen adalah 0.65 sedangkan kelas kontrol 0.07. Nilai maksimum pada kelas eksperimen adalah 0.86 sedangkan kelas kontrol adalah 0.46, kemudian nilai rerata kelas eksperimen

adalah 0.82 dan nilai rerata kelas kontrol adalah 0.16, maka dapat dikatakan bahwa nilai rerata N-gain kelas eksperimen lebih tinggi dari pada nilai rerata N-gain kelas kontrol. Dibawah ini merupakan perbandingan data N-Gain per siswa pada kelas kontrol dan siswa pada kelas eksperimen yang digambarkan pada diagram garis sebagai berikut :

Gambar 1 Diagram garis N-gain Peristiwa kelas kontrol dan kelas eksperimen Berdasarkan diagram diatas dapat

dilihat N-gain masing-masing siswa, baik kelas kontrol maupun eksperimen. Pada kelas kontrol N-gain minimumnya adalah 0.22, sedangkan N-gain maksimumnya adalah 0.55 dan pada kelas eksperimen N-

gain minimumnya adalah 0.53 sedangkan N- gain maksimumnya adalah 0.89 secara keseluruhan terlihat nilai N-gain persiswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.

0.390.390.4 0.290.22

0.450.330.42 0.22

0.56 0.350.470.610.60.530.5

0.40.33 0.560.56

0.46 0.680.610.590.560.55

0.44

0.630.630.680.720.710.750.780.70.65 0.5 0.760.80.830.840.820.860.890.84

0.61 0.870.860.810.710.89

0.640.750.810.750.730.80.850.880.830.860.870.810.9 0.80.780.710.890.83

0.730.76 0.650.760.780.72

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1

1 3 5 7 9 1113151719212325272931333537

N-Gain

KONTROL EKSPERIMEN

(8)

syarat untuk menentukan uji lanjutan menggunakan statistik parametrik atau non parametrik. Uji normalitas distribusi data

kontrol dan kelas eksperimen tertera pada tabel dibawah ini :

Tabel 3

Rekapitulasi Uji Normalitas Data N-gain

Jenis Data Kelas Uji Normalitas N-Gain

Asymp. Sig (2- tailed)

a Keputusan Keterangan

N-Gain Kontrol 0.993 0.05 Terima H0 Normal

Eksperimen 0.385 0.05 Terima H0 Normal Berdasarkan Tabel 3 di atas hasil uji

normalitas N-gain dengan taraf signifikasi (α) = 0.05 diperoleh nilai Asymp, Sig (2- tailed) untuk kelas kontrol adalah 0.993, sedangkan untuk kelas eksperimen adalah 0.385.Untuk kelas kontrol keputusan yang diperoleh adalah terima H0 karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) adalah 0.993 > 0.05 yang artinya data berdistribusi normal. Pada kelas eksperimen keputusannya adalah terima H0 karena nilai Asymp.Sig (2-tailed)

adalah 0.848 > 0.05 yang artinya data berdistribusi normal.

Data yang N-gain yang sudah diketahui berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan uji homogenitas data N-gain. Uji homogenitas ini berguna untuk menguji kehomogenan data. Analisis menggunakan uji Levene test. Hasil uji homogenitas kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

Tabel 4

Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Data N-gain

Jenis Based On Trimmed Mean a Keputusan Keterangan

N-Gain 0.247 0.05 Terima H0 Homogen

(9)

signifikasi (α) = 0.05 diperoleh nilai Based on trimmed mean 0.247 keputusan yang diperoleh adalah diterima H0 karena nilai Based on trimmed mean 0.247 > 0,05, maka dapat dikatakan data N-gain kelas kontrol dan kelas eksperimen berasal dari varian yang homogen.. Maka dapat di ambil

untuk mengetahui apakah data berbeda signifikan atau tidak. Analisis data uji-t ini yang dilihat adalah nilai Sig. (2-tailed) yang dibandingkan dengan taraf signifikasi (α) = 0.05 maka data berbeda signifikan atau sebaliknya. Hasil uji-t N-gains eperti pada tabel berikut.

Tabel 5

Rekapitulasi Hasil Uji-t Data N-gain

Jenis Data Sig. (2-tailed) a Keputusan Keterangan

N-Gain 0.006 0.05 Tolak H0 Berbeda Signifikan

Pada Tabel 5 dapat dikatakan bahwa uji-t N-gainpada kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda signifikan dimana nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0.006 < 0.05 keputusan tolak H0yaitu berbeda signifikan.

Ini artinya siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen mempunyai kemampuan hasil belajar berbeda pada materi pencemaran lingkungan.

Tabel 6

Hasil Uji-t Data Motivasi Belajar Siswa

Jenis Data Sig.(2-tailed) A Keputusan Keterangan

Posttest 0.000 0.05 Tolak H0 Berbeda Signifikan

Tabel 6 menunjukkan nilai Sig. (2- tailed) uji-t independent 2 sample untuk data motivasi belajar siswa adalah 0.000 <

0.05 maka keputusan yang diperoleh adalah tolak H0yang berarti data berbeda signifikan.

Ini artinya siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki minat belajar yang berbeda pada materi fotosintesis.

Rerata aktivitas guru pada kelas eksperimen pertemuan pertama 93.%

karena guru belum mengajarkan sesuai tahapan RPP namun pada pertemuan kedua persentasinya meningkat menjadi 100%, artinya tahapan-tahapan pembelajaran secara keseluruhan berjalan sesuai dengan RPP.

Rerata total pada kelas kontrol pada

(10)

sedangkan pada pertemuan kedua meningkat menjadi 100%, dengan demikian tahapan- tahapan pembelajaran pada kelas kontrol secara keseluruhan berjalan sesuai dengan RPP.

Aktivitas siswa kelas kontrol pertemuan pertama dengan rerata 51.43%

dan pertemuan kedua 81.08%, artinya baik pertemuan pertama maupun pertemuan kedua motivasi siswa untuk mengikuti pelajaran sesuai prosedur sangat sedikit.

Kondisi belajar siswa kurang kondusif , serta lebih banyak menerima informasi dari guru, siswa cenderung mencatat, dan menghafal materi pelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi monoton dan hasilnya kurang meskipun ada sabagai siswa yang aktif dalam merespon pembelajaran, namun untuk memberikan pendapat pada kelas kontrol masing-masing belum mempunyai keberanian dan belum terbiasa untuk mengungkapkan pendapatnya.

Menurut ( Wena, 2011) Salah satu keunggulan Siklus Belajar 5E adalalah adanya tahap-tahap yang memungkin siswa untuk belajar aktif dan mampu mengeluarkan pendapat atau ide-ide yang membuat proses pembelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja

dilingkungan sekitar siswa untuk dibahas dalam pembelajaran. Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa tahap- tahap pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol berjalan lancer sesuai yang diharapkan, namun hasil belajar tetap berbeda, yaitu pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Siklus Belajar 5E berbantuan Tutor Sebaya kombinasi tahapan pembelajaran membuat siswa tidak jenuh karena model belajar yang digunakan berbentuk tahap-tahapan yang berpusat pada siswa, secara keseluruhan siswa terlibat langsung untuk berperan aktif, sedangkan pada kelas kontrol dalam pembelajaran menggunakan metode konvensional, dimana proses pembelajarannya hanya berpusat pada guru yang menyampaikan materi dengan ceramah dan Tanya jawab antara siswa dan guru. Pendapat Suyanto et al (2013) bahwa kemampuan seorang guru pada hakikatnya adalah muara dari keterampilan dasar dan pemahaman yang mendalam tentang anak sebagai siswa, objek belajar, dan situasi kondusif berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Menurut utami

(11)

pendidikannya lengkap dan canggih, namun bila tidak ditunjang oleh keberadaan guru yang berkualitas, mustahil akanmenimbulkan proses belajar dan pembelajaran yang maksimal.

KESIMPULAN

Berdasarkanhasil penelitian yang dilakukan di SMPN 19 Pekanbaru dapat diambil kesimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dipadukan Inside Outside Circle terhadap minat dan hasil belajar siswa pada materi fotosintesis di kelas VIII SMPN 19 Pekanbaru T.A 2017/2018. Hal ini dapat dilihat dari hasil rerata N-Gain kelas eksperimen sebesar 0.67 kategori sedang, sedangkan kelas kontrol sebesar 0.39 kategori sedang. Berdasarkan hasil uji statistik terhadap nilai N-Gain diketahui terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Rerata nilai minat belajar pada kelas eksperimen 62.61 dan kelas kontrol 45.57.

uji statistik nilai minat menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan, hal ini berarti bahwa model pembelajaran berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa khususnya dikelas eksperimen yang

SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis memberikan saran sebagai berikut : a. Kepada guru, agar selalu

menggunakan model pembelajarn Siklus Belajar 5E berbantuan Tutor Sebaya sebagai salah satu pembelajaran alternatif dikelas, agar siswa disekolah perperan aktif dalam proses pembelajaran. .

b. Model model pembelajarn Siklus Belajar 5E berbantuan Tutor Sebaya digunakan sebagai bahan referensi oleh pembaca agar lebih efektif dalam penggunaan model ini khususnya pada materi pencemaran lingkungan.

Kepada peneliti lain, untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai pembelajaran Siklus Belajar 5E berbantuan Tutor Sebaya ini pada bidang studi IPA khususnya, agar peneliti nantinya lebih memerhatikan pengelolaan kelas dan pehaman materi terlebih dahulu DAFTAR PUSTAKA

(12)

physics: A possible “hidden variable” in diagnostic pretest score.

American journal physics. Vol 70.

No 12.

Wena, (2011). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011 Ed.1. Cet. 5.h.176)

Slameto. (2009). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.Bina Aksara Pustaka: Jakarta.

Sugiono. (2011). Metode Statistik.Tarsito:

Bandung.

Suprijono, A. (2013). Cooperationlearning.

Pustaka Pelajar: Yogyakarta..

Trianto. (2012). Model Pembelajaran Terpadu. Bumi aksara: Jakarta.

Utami, N. (2003). Kualitas dan profess ionalisme Guru. Tersedia http://www.pikiran-

rakyat.com/cetak/102/15/0802/htm.

[23 Desember 2017]

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperkaya penelitian yang penah dilakukan sebelumnya tentang keterkaitan antara variabel-variabel kepemimpinan transformasional,