• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TGT (TEAM GAME TOURNAMENT) TERHADAP HASIL BELAJAR

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TGT (TEAM GAME TOURNAMENT) TERHADAP HASIL BELAJAR "

Copied!
249
0
0

Teks penuh

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran TGT (Team Game Tournament) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model TGT (Team Game Tournament) dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas SD. Permasalahan tersebut didukung dengan hasil belajar matematika siswa kelas III yang masih belum optimal.

Data sebelum penelitian tentang hasil belajar siswa pada ujian menengah III. pelajaran matematika di SDN 1 Pakuan Aji, kecamatan.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game Tournament) dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran TGT (Team Game Tournament) Terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas IV SDN 1 Pakuan Aji pada tahun pelajaran.

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan dan Manfaat Peneletian 1. Tujuan

Penerapan model pembelajaran TGT (Team Game Tournament) dengan media ular tangga membuat sekolah atau lembaga menjadi lebih inovatif dan meningkatkan kualitas dan kualitas pengajaran di sekolah atau lembaga.

Penelitian yang Relevan

Penelitian lain dilakukan oleh Maulana Ibnu Soleh, dkk dalam jurnal berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament (TGT) Pada Pembelajaran PIPS Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sumber Daya Alam Dan Kegiatan Ekonomi”. Kajian lain dilakukan oleh Mudrika, dkk dalam jurnal berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif TGT 9 Maulana Ibnu Soleh, dkk.” Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament (TGT) dalam Pembelajaran PIPS untuk Meningkatkan Siswa Hasil Belajar pada Materi Sumber Daya Alam dan Kegiatan Ekonomi”, JURNAL PENA ILMIAH, (Sumedang: SDN Padasuka 1 ), vol.

Yudianto, dkk. “Model Pembelajaran Team Game Tournament Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di SMK” JURNAL PENDIDIKAN TEKNIK MESIN, (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia), vol.

KAJIAN TEORI KAJIAN TEORI

Hasil Belajar

Jenis hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Berdasarkan keenam aspek tersebut, siswa diharapkan memiliki enam aspek hasil belajar setelah proses tersebut. Hasil belajar pada ranah afektif dapat dilihat dari perilaku siswa seperti perhatian siswa terhadap pelajaran, kedisiplinan siswa, motivasi belajar, kebiasaan belajar dan hubungan sosial.

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, pada dasarnya keduanya memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Ditinjau dari Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Matematika Semester Ganjil Kelas IV SDN 1 Pakuan Aji Tahun Pelajaran. Pada penelitian ini indikator hasil belajar aspek kognitif adalah siswa dapat menjelaskan faktor dan kelipatan suatu bilangan dengan benar, siswa dapat menjelaskan bilangan prima dengan benar, siswa dapat menjelaskan dan menentukan faktor persekutuan, faktor persekutuan terbesar (FPB). ), kelipatan persekutuan, dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan terkait dengan kehidupan sehari-hari dengan benar, siswa dapat mengidentifikasi faktor dan kelipatan suatu bilangan dengan benar, siswa dapat mengidentifikasi bilangan prima dengan benar. Sedangkan indikator hasil belajar untuk aspek afektif meliputi 4 yaitu pertama, kesiapan meliputi: melengkapi alat belajar, membawa buku sumber, bersemangat mengikuti kegiatan pembelajaran, pernah belajar mata pelajaran di rumah.

Kedua, kegiatan meliputi: bertanya jika ada materi yang kurang dipahami, berinisiatif mengajukan pertanyaan tanpa ditunjuk oleh guru, pertanyaan yang diajukan sesuai dengan materi pembelajaran.

Kemampuan intelektual pada masa ini cukup menjadi dasar pemberian berbagai keterampilan yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir atau bernalarnya.32 b. Pada masa ini, perkembangan bahasa berkembang sangat pesat, mereka telah mengalami banyak nama dan hubungan antar simbol, mereka dapat membedakan berbagai objek di sekitarnya dan melihat hubungan fungsional antara objek-objek tersebut. Pada awal periode ini, anak menguasai sekitar 2.500 kata, dan pada akhir (usia 11-12 tahun) mereka sudah menguasainya.

32 Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. Pada masa ini tingkat berpikir anak sudah lebih maju, ia banyak mempertanyakan tentang waktu dan sebab akibat.

Model Pembelajaran TGT (Team Game Tournaments)

  • Langkah-langkah Penggunaan Model Pembelajaran TGT (Team Game Tournaments)
  • Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran TGT (Team Game Tournament)

Permainan atau permainan berbentuk ular tangga ini dimainkan di atas meja turnamen atau pertandingan oleh 3 orang siswa yang mewakili tim atau kelompoknya masing-masing. Turnamen atau kompetisi biasanya diadakan pada akhir minggu atau di setiap unit setelah guru memberikan presentasi di kelas dan kelompok mengerjakan lembar kerja siswa (SWP). Pada turnamen atau kompetisi pertama, guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen atau kompetisi.

Kalaupun ada kelebihan dan kekurangan dari penjelasan tersebut, seorang pendidik dalam pelaksanaan model pembelajaran TGT (Team Game Tournament) harus dapat memperhatikan keadaan siswa di kelas.

Keterkaitan antara Variabel Terikat dan Variabel Bebas

Selain itu, guru harus bisa membuat suasana di kelas tidak tegang dan siswa harus bisa menjawab dengan benar.

Kerangka Konseptual Penilaian 1. Kerangka Berpikir

Selanjutnya dapat memberikan kontribusi atau masukan kepada guru untuk selalu melaksanakan pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan sehingga siswa bersemangat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Paradigma penelitian didefinisikan sebagai cara berpikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti, yang juga mencerminkan jenis dan jumlah pernyataan masalah yang harus dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis. , dan teknik analisis statistik yang akan digunakan. Berdasarkan paradigma di atas, penulis dapat mendeskripsikan bahwa penggunaan model pembelajaran TGT (Team Game Tournament) berdampak pada hasil belajar.

Dengan kata lain, jika penggunaan model pembelajaran TGT (Team Game Tournament) sangat baik atau tinggi, maka hasil pembelajaran siswa akan sangat baik atau tinggi, jika penggunaan model pembelajaran TGT (Team Game Tournament). agak baik, maka hasil pembelajaran matematik juga agak baik dan apabila guru menggunakan model pembelajaran TGT (Team Game Turn) dengan kurang baik, maka hasil pembelajaran matematik juga tidak baik.

Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah: “Ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang mendapat model pembelajaran TGT (Team Game Tournament) dengan siswa yang tidak mendapat model pembelajaran TGT (Team Game Tournament).” Sampel dalam penelitian ini menggunakan dua kelas, satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas lagi sebagai kelas kontrol. Sampel yang akan digunakan untuk penelitian ini adalah kelas IVA sebagai kelas eksperimen dan kelas IVB sebagai kelas kontrol.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sampel sebanyak 49 siswa, dengan gambaran 28 siswa sebagai kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran TGT (Team Game Tournament).

Teknik Pengumpulan Data

  • Pengujian Instrumen a. Validitas
  • Deskripsi Lokasi Penelitian
  • Misi
  • Tujuan
  • Keadaan Pendidik dan Karyawan
  • Keadaan Peserta Didik
  • Deskripsi Data Hasil Penelitian
  • Hasil Analisis Uji Validitas Soal Pretest dan Posttest
  • Hasil Analisis Uji Reliabilitas Soal Pretest dan Posttest
  • Hasil Analisis Uji Daya Beda Soal Pretest dan Posttest
  • Hasil Analisis Taraf Kesukaran Soal Pretest dan Posttest

Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran TGT (Team Game Tournament) berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 1 Pakuan Aji. Peneliti melakukan pretest pada kelas eksperimen dan kontrol, yang berguna untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Sedangkan pada kelas kontrol rata-rata kemampuan awal siswa adalah 45,14 dengan nilai tertinggi 83 dan nilai terendah 25.

Data pretest kemudian diuji apakah data kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal atau tidak. Peneliti melakukan pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, yang berguna untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Sedangkan rata-rata kemampuan awal siswa kelas kontrol adalah 69,38 dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 57.

Data posttest kemudian diuji apakah data kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal atau tidak. Dengan demikian, uji perbedaan skor posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol yang digunakan adalah independent sample t-test. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol.

Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa nilai pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. Hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa nilai pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki versi yang homogen.

Pembahasan

Nilai N-Gain untuk siswa kelas eksperimen yang mendapat kategori tinggi sebanyak 1 siswa, untuk yang mendapat kategori sedang sebanyak 19 siswa untuk siswa yang mendapat kategori rendah sebanyak 7 siswa dan untuk yang mendapat kategori tetap sebanyak 1. siswa. Sedangkan untuk hasil N-Gain kelas kontrol yang mendapat kategori sedang berjumlah 14 siswa dan yang mendapat kategori rendah berjumlah 7. Jadi kesimpulannya kelas eksperimen memiliki rata-rata hasil belajar yang lebih tinggi dari rata-rata kelas kontrol.

Hasil penelitian ini adalah untuk ranah kognitif siswa kelas eksperimen yang mendapat kategori tinggi sebanyak 1 siswa, untuk yang mendapat kategori sedang sebanyak 19 siswa untuk siswa yang mendapat kategori rendah. sebanyak 7 siswa dan bagi yang mendapat kategori tetap. kategori total 1 peserta didik. Terkait bidang afektif, setiap pertemuan aktivitas siswa di kelas eksperimen untuk aspek afektif selalu mengalami peningkatan setelah penerapan model pembelajaran TGT (Team Game Tournament). Artinya penggunaan model pembelajaran TGT (Team Game Tournament) dalam pembelajaran berhasil, namun untuk peningkatan pada aspek kedua indikator kedua rata-rata peningkatannya masih rendah yaitu 17,5 dan setiap pertemuan aktivitas siswa di kelas kontrol sebesar aspek afektif selalu mengalami peningkatan, namun peningkatannya tidak sebesar pada kelas eksperimen.

PENUTUP

Saran

Bagi para pendidik, model pembelajaran TGT (Team Game Tournament) diharapkan dapat dijadikan salah satu alternatif untuk memberikan variasi dalam proses pembelajaran. Bagi sekolah khususnya kepala sekolah sebagai pimpinan diharapkan dapat memberikan dukungan kepada pendidik dalam pemilihan model pembelajaran. Bagi siswa model pembelajaran TGT (Team Game Tournament) dapat digunakan untuk menarik minat siswa dalam proses pembelajaran.

Bagi peneliti lanjutan yang ingin menerapkan model pembelajaran TGT (Team Game Tournament) hendaknya disesuaikan dengan proses pelaksanaannya terutama dalam hal alokasi waktu, fasilitas pendukung berupa media pembelajaran dan karakteristik siswa di sekolah tempat ini. model pembelajaran yang digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

Selalu Berhemat Energi

  • Kompetensi Inti (KI)
  • Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi Matematika Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
    • Mengidentifikasi bilangan prima
  • Tujuan Pembelajaran
  • Metode Pembelajaran
  • Materi Pembelajaran 1. Faktor
  • Media/Alat, Bahan, dan Sumber Belajar Media/Alat : Permainan ular tangga
  • Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
  • Penilaian
  • Materi Pembelajaran
  • Media/Alat, Bahan, dan Sumber Belajar

Guru membagi siswa dalam 1 menit.. kelompok yang menang, masing-masing tim atau kelompok akan mendapatkan bintang atau hadiah jika rata-rata skor memenuhi kriteria yang telah ditentukan. 2 Menit 6. Menyampaikan tujuan materi hari ini, . memastikan motivasi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan mencapai tujuan pembelajaran. 1 menit 3. Guru mengajak siswa untuk mencari. informasi tentang materi dalam mata kuliah matematika yang akan diberikan.

10 menit 7. Guru membagikan lembar kerja, peserta . Siswa mengerjakan soal tentang kelipatan, faktor, dan bilangan prima. 2 Catatan Kepala 1. Guru melibatkan siswa dalam pencarian . memberikan informasi tentang materi pelajaran matematika. 15 menit 5. Guru membagikan lembar kerja, peserta . Siswa mengerjakan soal tentang kelipatan persekutuan suatu bilangan.

Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang guru memberikan materi tentang KPK dan FPB kepada siswa.

Gambar

Tabel 3.10  Nilai N-gain

Referensi

Dokumen terkait

Theoretical Linguistics focuses on the examination of the structure of English in all its manifestations (phonetics, phonology, morphology, syntax, grammar at large). Other