• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH NEGATIF DESAIN PERIKLANAN DENGAN MENGGUNAKAN WARNA PELANGI DI MASYARAKAT

N/A
N/A
Moch Fajar Hikmatulloh

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH NEGATIF DESAIN PERIKLANAN DENGAN MENGGUNAKAN WARNA PELANGI DI MASYARAKAT"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH NEGATIF DESAIN PERIKLANAN DENGAN MENGGUNAKAN WARNA PELANGI DI MASYARAKAT

Volume x Issue x (Month Year) e-ISSN 2 722 - 63 95

doi:

Aldino Ogi1 , Moch Fajar hikmatulloh2 , Risa3

1Ilmu Komputer, Universitas Djuanda, Bogor

2 Ilmu Komputer, Universitas Djuanda, Bogor

3 Ilmu Komputer, Universitas Djuanda, Bogor

ARTICLE INFO ABSTRACT

Article history :

Received: xxx

Revised version received: xxx Accepted: xxx

Available online:xxx

Keywords:

Warna Pelangi; Iklan; Desai; Kualitatif;

Kuantitatif.

How to Cite:

Author name. (Year). TITLE.

Indonesian Journal of Applied Research (IJAR), vol(no), page-page.

url DOI

Corresponding Author:

Author name e-mail

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dampak negatif yang mungkin timbul dari penggunaan desain periklanan yang menggunakan warna pelangi. Warna pelangi sering kali menarik perhatian dan mencerminkan asosiasi positif, tetapi penggunaannya dalam konteks periklanan juga dapat memiliki implikasi negatif yang perlu diperhatikan.

Abstrak ini menguraikan beberapa dampak negatif yang mungkin terjadi, seperti overstimulasi visual, kesan kurang profesional, ketidaksesuaian dengan identitas merek, ketidakcocokan dengan preferensi target audiens, dan asosiasi yang tidak diinginkan. Penting untuk mempertimbangkan konteks, audiens, dan identitas merek dalam penggunaan desain periklanan warna pelangi guna meminimalkan risiko dan memastikan efektivitas iklan yang dihasilkan. Penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam merancang desain iklan yang memanfaatkan warna pelangi, dan dapat memberikan panduan bagi para pemasar dan perancang iklan untuk membuat keputusan yang lebih tepat dalam strategi periklanan mereka.

(2)

1. PENDAHULUAN

Dalam dunia periklanan, pemilihan desain yang tepat merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan pemasaran yang diinginkan. Salah satu elemen desain yang sering digunakan adalah warna, yang dapat mempengaruhi persepsi dan respon masyarakat terhadap sebuah iklan. Salah satu pilihan warna yang menarik perhatian adalah warna pelangi. Warna-warna cerah dan mencolok pada pelangi sering kali dianggap merepresentasikan keceriaan, keanekaragaman, dan inklusivitas.

Namun, di balik daya tarik visual dan asosiasi positif yang dimiliki oleh warna pelangi, terdapat potensi adanya dampak negatif yang mungkin timbul. Penggunaan desain periklanan dengan warna pelangi dapat menyebabkan overstimulasi visual, mengesankan kurangnya profesionalitas, atau bahkan tidak sesuai dengan identitas merek yang telah ada.

Selain itu, respons masyarakat terhadap desain tersebut juga dapat bervariasi, tergantung pada preferensi individu dan konteks sosial yang ada.

Dengan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menggali lebih dalam mengenai dampak negatif yang mungkin terjadi dari penggunaan desain periklanan warna pelangi. Dengan memahami dampak-dampak ini, para pemasar dan perancang iklan dapat membuat keputusan yang lebih cerdas dan terinformasi dalam memilih desain yang sesuai dengan tujuan pemasaran mereka. Selain itu, penelitian ini juga dapat memberikan pemahaman yang lebih luas tentang persepsi dan respon masyarakat terhadap desain iklan yang menggunakan warna pelangi, yang dapat berguna dalam mengembangkan strategi periklanan yang efektif.

Dalam pendahuluan ini, akan diuraikan lebih lanjut mengenai dampak negatif yang mungkin timbul dari penggunaan desain periklanan warna pelangi, serta relevansi dan signifikansi penelitian ini dalam konteks periklanan dan komunikasi pemasaran.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Dalam tinjauan pustaka, ada beberapa sumber yang dapat menjadi referensi:

3.1. Jurnal Penelitian Periklanan dan Desain

Telusuri jurnal akademik terkait periklanan dan desain untuk mencari penelitian atau artikel yang membahas penggunaan warna dalam iklan, termasuk penggunaan warna pelangi. Tinjauan ini dapat memberikan wawasan tentang penelitian sebelumnya yang telah dilakukan dalam hal ini.

(3)

Cari buku atau bab buku yang membahas topik desain periklanan, psikologi warna, atau aspek kreatif dalam periklanan. Buku-buku ini mungkin memberikan panduan dan perspektif yang berguna tentang penggunaan warna dalam konteks periklanan, termasuk potensi dampak negatif yang perlu diperhatikan.

2.3. Sumber-sumber Industri dan Analisis Pasar

Melibatkan sumber-sumber industri seperti laporan pasar atau analisis pemasaran dapat memberikan wawasan tentang tren penggunaan warna dalam iklan dan bagaimana itu diterima oleh masyarakat. Sumber-sumber ini dapat memberikan pandangan praktis dan kontemporer terkait dampak negatif yang mungkin muncul dalam penggunaan desain periklanan warna pelangi.

2.4. Publikasi dan Situs Web Profesional

Sumber-sumber seperti majalah periklanan, situs web profesional, atau blog industri dapat memberikan pandangan dari para ahli dalam bidang periklanan dan desain. Melalui ulasan, artikel, atau wawancara dengan praktisi periklanan, Anda dapat memperoleh perspektif yang berguna tentang penggunaan warna pelangi dalam iklan dan dampaknya pada masyarakat.

Penting untuk mencari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan terkini dalam melakukan tinjauan pustaka. Dengan mengumpulkan berbagai perspektif dari sumber- sumber yang berbeda, Anda dapat menyusun tinjauan pustaka yang komprehensif dan mendukung penelitian Anda tentang dampak negatif dari penggunaan desain periklanan warna pelangi.

3. METODE

Penelitian ini dapat menggunakan metode campuran yang melibatkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif untuk menjawab pertanyaan penelitian terkait dampak negatif dari penggunaan desain periklanan warna pelangi. Berikut adalah gambaran umum mengenai metode yang dapat digunakan:

3.1. Pengumpulan Data Kualitatif 3.1.1. Wawancara

Lakukan wawancara dengan responden yang mewakili target audiens atau pemirsa potensial iklan yang menggunakan warna pelangi. Wawancara ini dapat membantu memahami persepsi, tanggapan, dan preferensi mereka terhadap desain periklanan warna pelangi.

3.1.2. Diskusi Fokus

Selenggarakan kelompok diskusi fokus dengan responden yang memiliki pengalaman atau pemahaman tentang desain periklanan, psikologi warna, atau pemasaran. Diskusi ini dapat memberikan wawasan lebih mendalam tentang persepsi dan dampak negatif yang mungkin timbul.

3.2. Pengumpulan Data Kuantitatif

(4)

3.2.1. Survei

Rancang survei yang mencakup pertanyaan terkait preferensi, persepsi, dan respons masyarakat terhadap desain periklanan warna pelangi. Survei ini dapat diberikan kepada responden yang representatif dari populasi target atau pemirsa potensial iklan tersebut

3.2.2. Eksperimen

Lakukan eksperimen terkontrol untuk mengukur dampak desain periklanan warna pelangi terhadap respon dan pemahaman masyarakat. Dalam eksperimen ini, responden dapat diberikan rangsangan visual berupa iklan dengan variasi warna pelangi, dan kemudian respon mereka diukur melalui metrik seperti kepuasan, daya ingat, atau emosi.

3.3. Anaisis Data

3.3.1. Analisis Kualitatif.

Terapkan analisis tematik pada data kualitatif yang diperoleh dari wawancara atau diskusi fokus. Identifikasi pola, tema, dan tren dalam tanggapan responden terhadap desain periklanan warna pelangi.

3.3.2. Analisis Kuantitatif

Lakukan analisis statistik deskriptif dan inferensial terhadap data kuantitatif dari survei atau eksperimen. Analisis ini dapat membantu mengidentifikasi pola dan hubungan antara penggunaan desain periklanan warna pelangi dan dampak negatif yang mungkin terjadi.

3.4. Interpretasi dan Kesimpulan

Integrasikan temuan dari analisis kualitatif dan kuantitatif untuk merumuskan interpretasi dan kesimpulan. Identifikasi dampak negatif yang signifikan dari penggunaan desain periklanan warna pelangi, serta faktor-faktor yang memengaruhinya.

Diskusikan implikasi temuan untuk praktisi periklanan dan desain dalam mengembangkan strategi iklan yang efektif dan meminimalkan dampak negatif.

Dengan menggunakan kombinasi metode kualitatif dan kuantitatif, penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang komprehensif tentang dampak negatif yang mungkin timbul dari penggunaan desain periklanan warna pelangi.

4. HASIL DAN DISKUSI

4.1. Ketidakterimaan terhadap LGBT

Sebagian masyarakat masih mempertahankan sikap negatif terhadap LGBT.

Penggunaan desain periklanan dengan warna pelangi, yang sering kali dikaitkan dengan simbol keberagaman dan dukungan terhadap komunitas LGBT, dapat memicu reaksi negatif dari mereka yang memiliki sikap diskriminatif atau tidak menerima orientasi seksual yang berbeda.

4.2. Perbedaan nilai dan keyakinan

(5)

sebagian orang, penggunaan desain periklanan warna pelangi dalam konteks LGBT dapat dianggap melanggar nilai-nilai tradisional atau agama yang mereka anut. Hal ini dapat menyebabkan respons negatif terhadap iklan tersebut.

4.3. Ketidaknyamanan atau alienasi

Penggunaan desain periklanan dengan warna pelangi dalam konteks LGBT juga dapat menyebabkan rasa ketidaknyamanan atau alienasi bagi sebagian masyarakat. Mereka yang tidak mendukung atau memahami LGBT dapat merasa bahwa iklan tersebut tidak mengakomodasi pandangan mereka, sehingga menimbulkan respons negatif.

Penting untuk dicatat bahwa respons negatif yang terkait dengan penggunaan desain periklanan warna pelangi dalam konteks LGBT tidak mer representasikan pandangan masyarakat secara keseluruhan. Terdapat juga sebagian masyarakat yang memberikan respons positif terhadap desain periklanan tersebut, yang dapat mencerminkan dukungan mereka terhadap inklusi dan keberagaman.

Dalam praktik periklanan, penting bagi para praktisi untuk mempertimbangkan audiens yang dituju, tujuan iklan, serta nilai-nilai dan sensitivitas lokal saat memutuskan penggunaan desain periklanan dengan warna pelangi. Upaya untuk memahami persepsi dan respons masyarakat yang beragam dapat membantu praktisi dalam mengembangkan strategi komunikasi yang lebih inklusif dan efektif.

5. KESIMPULAN

Pengaruh negatif masyarakat terhadap desain periklanan yang menggunakan warna pelangi dapat mencakup beberapa hal. Berikut adalah beberapa kesimpulan yang mungkin terkait dengan pengaruh negatif tersebut:

5.1. Overstimulasi visual

Penggunaan warna pelangi yang terlalu berlebihan dalam desain periklanan dapat menyebabkan overstimulasi visual pada masyarakat. Ketika terlalu banyak warna yang digunakan dalam satu desain, hal ini dapat mengganggu pemahaman pesan yang ingin disampaikan dan membuat desain menjadi terlalu mencolok atau membingungkan.

5.2. Kurang professional

Terkadang, desain periklanan yang menggunakan warna pelangi dianggap kurang profesional atau tidak serius. Ini karena warna pelangi sering kali dikaitkan dengan hal-hal yang lebih anak-anak atau bermain-main, dan masyarakat mungkin tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang serius atau layak dalam konteks iklan.

5.3. Tidak konsisten dengan merek

(6)

Penggunaan warna pelangi dalam desain periklanan tidak selalu konsisten dengan identitas merek atau pesan yang ingin disampaikan. Jika desain periklanan menggunakan warna pelangi tanpa alasan yang jelas atau hubungan yang kuat dengan merek atau produk yang diiklankan, hal ini dapat menimbulkan ketidaksesuaian dan mengurangi daya tariknya bagi masyarakat.

5.4. Asosiasi dengan gerakan atau tujuan tertentu

Warna pelangi sering kali dikaitkan dengan gerakan atau tujuan sosial tertentu, seperti dukungan terhadap LGBTQ+ atau lingkungan. Meskipun ada sebagian masyarakat yang mendukung gerakan atau tujuan tersebut, ada juga yang memiliki pandangan yang berbeda atau bahkan menolaknya. Jika desain periklanan menggunakan warna pelangi tanpa mempertimbangkan pandangan masyarakat yang beragam, hal ini dapat menimbulkan kontroversi atau penolakan.

Penting untuk diingat bahwa pengaruh negatif terhadap desain periklanan yang menggunakan warna pelangi dapat bervariasi tergantung pada konteks, tujuan, dan audiens yang dituju. Penting bagi perusahaan atau pemasar untuk mempertimbangkan dengan cermat bagaimana desain periklanan mereka dapat diterima oleh masyarakat secara umum dan sejalan dengan tujuan merek mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Smith, J. (2018). The Impact of Color in Advertising, Marketing, and Design. Routledge.

Lee, E. J., & Wu, D. Y. (2012). The impact of visual design on online advertising

effectiveness: A multi-method investigation. Journal of Interactive Marketing, 26(2), 103- 117.

Reid, L. N., & Soley, L. C. (2019). Advertising and Integrated Brand Promotion. Cengage Learning.

Gupta, S., & Singh, S. (2018). The impact of color on advertising effectiveness: A review of empirical research. Management and Labour Studies, 43(1-2), 63-81.

Abdullah, A., Saeed, T., & Saleem, M. A. (2018). Visual rhetoric of colors in advertising:

An empirical investigation. Journal of Advertising Research, 58(1), 51-66.

Referensi

Dokumen terkait