PENGARUH NILAI TUKAR, TINGKAT SUKU BUNGA, PROFITABILITAS, DAN STRUKTUR PERMODALAN TERHADAP HARGA SAHAM BUMN YANG
TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2015-2017
Robby Krisdiyantoro Wibowo
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh nilai tukar, tingkat suku bunga, profitabilitas, dan struktur permodalan terhadap harga saham BUMN yang terdaftar di BEI tahun 2015-2017. Variabel independen adalah nilai tukar Rupiah/USD, tingkat suku bunga BI, profitabilitas yang diukur dengan Return On Asset (ROA), dan struktur permodalan yang diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER). Variabel dependen adalah harga saham perusahaan BUMN tahun 2015-2017.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI tahun 2015-2017.
Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Sampel penelitian terdiri dari 20 perusahaan. Penelitian ini menggunakan regresi linear berganda untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap dependen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROA dan DER berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham perusahaan BUMN selama tahun 2015-2017. Selain itu, nilai tukar dan tingkat suku bunga tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan BUMN.
Kata Kunci: Nilai tukar, Suku bunga BI, Return On Asset, Debt to Equity Ratio
1. PENDAHULUAN
Menurut Undang-Undang No 19 Tahun 2003 Badan Usaha Milik Negara yang selanjutnya disebut BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Dikutip dari www.bumn.go.id perusahaan BUMN selama tahun 2015 mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1.728 Triliun, dengan EBITDA sebesar Rp 342 Triliun dan laba bersih sebesar Rp 150 Triliyun.
Berdasarkan kutipan dari www.republika.co.id menyatakan seluruh penghargaan 12 perusahaan terbaik selama tahun 2016 didapatkan oleh BUMN, dan berdasarkan kutipan dari www.cnbcindonesia.com menyatakan 4 perusahaan BUMN masuk kedalam 200 perusahaan terbaik didunia berdasarkan peringkat yang dirilis oleh Forbes.
Patar et al (2014) menyatakan kondisi lingkungan yang mempengaruhi harga saham dibagi menjadi 2 faktor utama, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Variabel kurs, inflasi, dan suku bunga merupakan beberapa indikator yang dapat mencerminkan kondisi perekonomian suatu negara, dimana indikator tersebut berkaitan dengan pasar modal. Pada 2015, sejak awal tahun The FED menggencarkan berita akan menaikkan tingkat suku bunga Amerika, kebijakan tersebut mendorong
investor untuk menanamkan modalnya ke AS karena lebih aman, dan membuat USD menguat terhadap mata uang diseluruh dunia. Karena semakin banyaknya investor mempertimbangkan investasi ke negara lain, risiko kerugian dari perubahan-perubahan nilai tukar menjadi lebih signifikan (Salim, 2011:82). Pelemahan rupiah tersebut menjadi indikator negatif untuk para investor, sehingga menyebabkan penurunan IHSG secara signifikan pada tahun 2015. Fenomena perubahan tingkat suku bunga Amerika tersebut menjadi latar belakang peneliti memilih periode penelitian pada tahun 2015- 2017. Berdasarkan data dari www.idx.co.id saham BUMN mengalami koreksi sekitar 20-60%.
Selain faktor ekonomi global, faktor fundamental perusahaan juga mempengaruhi fluktuasi harga saham yang dapat dianalisis dari laporan keuangan. Perlu diperhatikan tiga hal utama dalam pengelolaan keuangan perusahaan yaitu kemampuan memperoleh laba, likuiditas, dan solvabilitas, ukuran-ukuran menggunakan rasio untuk menentukan kriteria sebagai pemenang pengelolaan terbaik, analisis rasio ini bisa juga untuk mendeteksi potensi kesehatan perusahaan (Salim, 2011:86). Maka dari itu data yang sering digunakan oleh investor untuk menganalisis saham adalah profitabilitas dan struktur modal perusahaan.
Profitabilitas menunjukkan seberapa besar tingkat kinerja perusahaan, jika keuntungan perusahaan berlebihan dibanding dengan industri yang memperoleh keuntungan lebih rendah, maka modal akan mengalir ke industri yang keuntungannya berlebih, dan hasil baik terhadap para pemegang saham keduanya adalah ROA dan EPS naik (Salim, 2011:74-85). Return On Assets digunakan untuk megetahui seberapa besar tingkat kinerja perusahaan. Semakin tinggi nilai Return On Assets berarti perusahaan semakin efisien dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba, sehingga nilai perusahaan meningkat (Eka, 2015)
Selain profitabilitas, yang tidak kalah penting adalah struktur permodalan yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya, karena risiko utama utang adalah risiko gagal bayar (Salim, 2011:82). Maka penelitian ini mengukur struktur permodalan dengan Debt to Equity Ratio. DER sering disebut rasio leverage, menggambarkan struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan, yaitu perimbangan antara utang terhadap modal sendiri, semakin kecil rasio ini semakin baik (Fakhruddin, 2008:48). Sehingga semakin besar tingkat utang terhadap modal perusahaan, maka
semakin tinggi risiko kegagalan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Karena kenyataan bahwa utang meningkatkan risiko, sehingga penerbitan utang perusahaan seharusnya memiliki suatu apresiasi dari risiko yang dihadapi seorang investor (Salim, 2011:70), namun ketika dana utang diinvestasikan dengan tepat, maka dapat menjadi pengungkit laba perusahaan, sehingga utang bisa menjadi sinyal positif maupun negatif untuk investor.
Penelitian ini menguji keempat variabel yang telah disebut diatas, yaitu nilai tukar, tingkat suku bunga, profitabilitas, dan struktur permodalan terhadap harga saham BUMN, keempat variabel tersebut berkaitan dengan 2 teori, yaitu teori agensi dan teori sinyal. Menurut Raharjo (2007) teori agensi menjelaskan tugas dan kepentingan antara pemilik perusahaan dengan manajemen, kedua pihak tersebut memiliki kepentingan sama yaitu mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin.
Menurut Nuswandari (2009) teori sinyal menunjukan efek apa yang akan muncul di pasar modal ketika terdapat perubahan informasi keuangan. Sehingga manajemen dapat menghindari kerugian perusahaan dengan mengetahui sinyal apa yang akan muncul di pasar modal, terutama ketika terjadi perubahan nilai tukar, tingkat suku bunga, profitabilitas, dan struktur permodalan. Berdasarkan alasan diatas, maka penelitian tertarik membuat skripsi dengan judul “ Pengaruh Nilai Tukar, Tingkat Suku Bunga, Profitabilitas, dan Struktur Permodalan Terhadap Harga Saham BUMN yang Terdaftar di BEI Tahun 2015-2017”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah nilai tukar rupiah/USD berpengaruh negatif terhadap harga saham perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI periode 2015-2017?
1 Apakah tingkat suku bunga Bank Indonesia berpengaruh negatif terhadap harga saham perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI periode 2015-2017?
2 Apakah profitabilitas berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI periode 2015-2017?
3 Apakah struktur permodalan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI periode 2015-2017.
Tujuan
1. Untuk menganalisis apakah nilai tukar rupiah/USD berpengaruh negatif terhadap harga saham perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI periode 2015-2017.
2. Untuk menganalisis apakah tingkat suku bunga Bank Indonesia berpengaruh negatif terhadap harga saham perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI periode 2015-2017.
3. Untuk menganalisis apakah profitabilitas berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI periode 2015-2017.
4. Untuk menganalisis apakah struktur permodalan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI periode 2015-2017.
2. TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Teori Agensi
Menurut Raharjo (2007) teori Agensi merupakan wewenang yang diberikan kepada agen atau manajemen untuk melakukan tindakan untuk kepentingan pemilik. Jika prinsipal tidak dapat mengamati usaha agen secara langsung atau mengukur output secara akurat, maka agen mungkin dapat melakukan tindakan yang berbeda dengan apa yang telah disetujui dalam kontrak kerja. Teori ini menekankan pada perancangan pengukuran prestasi dan imbalan yang diberikan agar para manajer berperilaku positif atau menguntungkan perusahaan secara keseluruhan.
Teori Signal
Nuswandari (2009) Teori Signal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan kepada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dengan pihak eksternal.
Kurangnya informasi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan mereka melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan.
Saham
Saham merupakan sertifikat bukti kepemilikan suatu perusahaan, apabila seorang investor memiliki 1 juta lembar saham biasa suatu perusahaan dari total saham biasa 100 juta lembar, maka ia memiliki 1% perusahaan tersebut. Sebagai pemilik, pemegang saham suatu perusahaan memiliki hak suara proporsional pada berbagai keputusan penting perusahaan (Tandelilin, 2017:31).
Harga saham
Menurut Hin (2008:31-32) dalam pasar modal harga saham terdapat terdiri dari harga pembukaan, harga tertinggi, harga terendah, harga penutupan, harga minat beli, dan harga minal jual
Pasar Modal
Menurut UU Pasar Modal No 8 Tahun 1995 pasar modal merupakan tempat perdagangan instrumen keuangan (sekuritas) jangka Panjang, baik dalam bentuk modal sendiri (stock) maupun utang (bonds), baik diterbitkan pemerintah maupun perusahaan swasta. Pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan, dan pasar keuangan diperdagangkan semua bentuk utang dan modal, baik dana jangka pendek maupun janghka panjang, baik yang bersifat negotiable maupun yang non negotiable.
Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter diatur oleh bank sentral, untuk bank sentral Indonesia adalah Bank Indonesia yang mengatur instrumen kebijakan moneter, yaitu:
1. Perubahan stok uang beredar 2. Perubahan suku bunga 3. Tingkat diskonto
yang mana merupakan pembebanan bunga oleh bank sentral yang meminjamkan uang kepada bank komersial dan pengawasan terhadap sistem perbankan (Hasyim, 2016:6).
Nilai Tukar Mata Uang
Nilai tukar merupakan suatu harga pertukaran mata uang suatu negara dengan negara lainnya (Fakhruddin, 2008:124). Menurut Kewal (2012) Nilai tukar atau disebut juga kurs valuta dalam berbagai transaksi ataupun jual beli valuta asing, dikenal ada empat jenis, yaitu:
1. Selling rate.
2. Middle rate (kurs tengah)
3. Buying rate (kurs beli)
4. Flat rate (kurs flat)
Rasio Keuangan
Rasio keuangan merupakan pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan sebagai tolok ukur dalam penilaian. Analisis rasio umumnya mencakup rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan rasio saham (Fakhruddin, 2008:158).
Nilai Tukar
Setiap negara didunia memiliki mata uang yang berbeda, setiap mata uang tersebut memiliki nilai masing-masing, sehingga nilai tukar merupakan suatu harga pertukaran mata uang suatu negara dengan negara lainnya (Fakhruddin, 2008:124). Penelitian ini menggunakan KURS tengah BI dengan rumus sebagai berikut.
Kurs Tengah BI =(KURS Jual + KURS Beli)
2
Tingkat Suku Bunga
Suku bunga adalah nilai atau keuntungan yang diberikan kepada investor dari penggunaan dana investasi atas dasar perhitungan nilai ekonomis dalam periode waktu tertentu. Dimana tingkat suku bunga ditentukan oleh pemerintah dan tingkat suku bunga bank digunakan untuk mengontrol perekonomian suatu negara, tingkat suku bunga yang berlaku di bank tersebut baik untuk sumber dana maupun pinjaman (Fakhruddin, 2008:95).
Suku Bunga = Suku Bunga Bank Indonesia
Profitabilitas
Menurut Hin (2008:69) profitabilitas perusahaan diukur menggunakan rasio Return On Asset (ROA) yang menunjukkan seberapa jauh aset perusahaan digunakan secara efektif untuk menghasilkan laba. Rumus ROA sebagai berikut:
ROA = Laba Bersih Total Aktiva
Struktur Permodalan
Utang dapat menjadi sinyal positif maupun negatif, menurut Ema (2003) semakin besar utang perusahaan, maka monitoring perusahaan oleh investor akan semakin ketat, sehingga utang dapat menjadi pengungkit laba perusahaan dan menjadi hal positif untuk investor, namun menurut Salim (2011:82) semakin besar utang perusahaan maka akan memperbesar risiko kegagalan perusahaan memenuhi kewajibannya, karena risiko utama utang adalah risiko gagal bayar, sehingga utang menjadi hal negatif untuk investor. Untuk membandingkan kemampuan suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya dalam memenuhi kewajibannya, secara umum digunakan suatu rasio yang disebut Debt to Equity Ratio (DER). Rumus DER sebagai berikut :
DER = Total Utang Total Ekuitas
Rerangka Teoritis
Faktor eksternal yang digunakan dalam penelitian ini adalah kurs dan suku bunga. Variabel kurs dan suku bunga merupakan beberapa indikator yang dapat mencerminkan kondisi perekonomian suatu negara, dimana indikator tersebut berkaitan dengan pasar modal. Selain faktor eksternal, Salim (2011:86) menyatakan perlu diperhatikannya tiga hal dalam pengelolaan keuangan perusahaan yaitu kemampuan memperoleh laba, likuiditas, dan solvabilitas ukuran-ukuran menggunakan rasio untuk menentukan kriteria sebagai pemenang pengelolaan terbaik, analisis rasio ini bisa juga untuk mendeteksi potensi kesehatan perusahaan. Sehingga kondisi perusahaan dapat dianalisis dari rasio keuangan yang disajikan, maka akan mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut. Penelitian ini
menggunakan rasio keuangan Return On Assets (ROA) untuk mengukur profitabilitas, dan Debt to Equity Ratio (DER) untuk mengukur struktur permodalan.
Nilai Tukar dengan Harga Saham
Nilai tukar merupakan suatu harga pertukaran mata uang suatu negara dengan negara lainnya.
(Fakhruddin, 2008:124). Pergerakan nilai tukar mempengaruhi nilai pembayaran (penerimaan) masa depan suatu perusahaan yang didenominasi oleh mata uang luar negeri. Sehingga ketika nilai tukar suatu mata uang naik terhadap mata uang lain, atau bisa disebut pelemahan nilai tukar, hal tersebut menjadi sinyal negatif untuk investor, dan akan mempengaruhi transaksi didalam pasar modal. Sesuai dengan teori agensi, manajemen harus melakukan tindakan untuk mengurangi dampak negatif dari perubahan nilai tukar seperti melakukan hedging atau lain sebagainya, sehingga dapat memberikan keuntungan kepada pemegang saham. Sesuai dengan teori sinyal dimana informasi pelemahan nilai tukar memberikan sinyal negatif kepada investor di pasar modal, sehingga dapat menurunkan permintaan saham perusahaan. Pendapat tersebut didukung oleh penelitian Aydemir dan Demirhan (2009) yang berhasil membuktikan terdapat hubungan negatif antara nilai tukar dengan indeks saham National 100, Jasa, keuangan, dan industri. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan yaitu:
H1: Nilai tukar berpengaruh negatif terhadap harga saham
Tingkat Suku Bunga dengan Harga Saham
Menurut Kewal (2012) Tingkat suku bunga yang meningkat dapat menyebabkan investor menarik investasinya pada saham, dan memindahkannya pada investasi berupa tabungan ataupun deposito. Hal tersebut sesuai dengan teori sinyal, dimana informasi kenaikan tingkat suku bunga akan memberikan suatu sinyal negatif kepada para investor dan sesuai dengan teori agensi dimana manajemen wajib merancang strategi yang harus dilakukan ketika terjadi perubahan tingkat suku bunga nasional, sehingga perusahaan tidak merugi dan dapat memberikan keuntungan kepada pemegang saham. Pendapat tersebut didukung oleh penelitian Alam dan Uddin (2009) yang
menyatakan suku bunga berpengaruh negatif secara terhadap harga saham. Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis yang diajukan yaitu:
H2: Suku bunga berpengaruh negatif terhadap harga saham
Profitabilitas dengan Harga Saham
Profitabilitas menunjukkan seberapa besar tingkat kinerja perusahaan, jika keuntungan- keuntungan perusahaan berlebihan dibanding dengan industri-industri yang memperoleh keuntungan lebih rendah, maka modal akan mengalir ke industri yang keuntungan-keuntungan berlebihan, dan hasil baik terhadap para pemegang saham keduanya adalah ROA dan EPS naik (Salim, 2011:74-85).
Semakin besar ROA perusahaan akan semakin menguntungkan untuk pemilik perusahaan, dan menjadi sinyal positif untuk investor dalam berinvestasi di saham perusahaan tersebut. Maka dari itu dapat disimpulkan profitabilitas perusahaan memiliki hubungan positif terhadap harga saham.
Hal tersebut sesuai dengan teori agensi yang menyatakan agen atau manajemen wajib mengelola perusahaan untuk kepentingan pemilik, salah satunya adalah dengan mencatatkan laba perusahaan yang tinggi. Selain itu juga sesuai dengan teori sinyal yang menyatakan bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan, ketika perusahaan mencatatkan laba yang tinggi maka akan memberikan sinyal positif kepada investor. Pendapat tersebut didukung oleh penelitian Purnamawati (2016) yang meneliti tentang hubungan struktur permodalan dan profitabilitas terhadap harga saham memberikan hasil bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap harga saham. Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis yang diajukan yaitu:
H3: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap harga saham
Struktur Permodalan dengan Harga Saham
Struktur permodalan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya, karena risiko utama utang adalah risiko gagal bayar (Salim, 2011:82). Utang dapat menjadi sinyal positif maupun negatif, menurut Ema (2003) semakin besar utang perusahaan, maka monitoring perusahaan oleh investor akan semakin ketat, sehingga utang dapat menjadi pengungkit laba perusahaan dan menjadi hal positif untuk investor, namun menurut Salim (2011:82) semakin besar
utang perusahaan maka akan memperbesar risiko kegagalan perusahaan memenuhi kewajibannya, karena risiko utama utang adalah risiko gagal bayar, sehingga utang menjadi hal negatif untuk investor (Salim, 2011:70).
Sesuai dengan teori agensi yang menyatakan bahwa manajemen harus mengelola perusahaan untuk kepentingan pemilik, manajemen wajib mengontrol risiko gagal bayar, dan memaksimalkan keuntungan yang didapatkan pemilik perusahaan. Sesuai teori sinyal yang menyatakan bagaimana sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada investor. Pendapat tersebut didukung oleh penelitian Hatta dan Dwiyanto (2012) yang menyatakan Debt to Equity Ratio memiliki hubungan negatif terhadap harga saham, dan menurut penelitian Ema (2003) menyatakan DER berpengaruh positif terhadap harga saham. Berdasarkan dari uraian tersebut, hipotesis yang diajukan yaitu:
H4: Struktur permodalan berpengaruh terhadap harga saham
3.METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian explanatory, yaitu penelitian yang menguji apakah satu variabel menyebabkan variabel lain berubah atau tidak (Sekaran dan Bougie, 2017:112). Peneliti ingin mengetahui apakah nilai tukar, tingkat suku bunga, profitabilitas, dan struktur permodalan berpengaruh terhadap harga saham BUMN.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, unit analisis dalam penelitian ini adalah organisasi, yaitu perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI tahun 2015-2017.
Strategi penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah archival research karena peneliti menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan BUMN dan data ekonomi makro yang dipublikasikan.
Populasi
Menurut Sekaran dan Bougie (2017) populasi adalah kelompok orang, kejadian, atau hal-hal menarik dimana peneliti ingin membuat opini (berdasarkan statistik sampel). Populasi penelitan ini adalah perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2015-2017.
Penentuan Sampel
Pemilihan sampel penelitian ini menggunakan metode Purposive Sampling, yaitu pemilihan sampel perusahaan BUMN selama periode penelitian berdasarkan kriteria tertentu. Tujuan dari metode ini untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria tersebut adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2015-2017.
2. Perusahaan BUMN yang mempublikasikan laporan keuangan secara berkelanjutan selama tiga tahun, dimulai pada tahun 2015-2017
Data Penelitian
Informasi dan data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan informasi yang berasal dari laporan keuangan dan data makro ekonomi yang dipublikasikan, data-data tersebut didapatkan dari website BEI (www.idx.co.id), serta dari website resmi Bank Indonesia (www.bi.go.id).
Sumber Data
Sumber data yang digunakan adalah data sekunder (secondary data). Data sekunder adalah data dari sumber yang sudah ada (Sekaran dan Bougie, 2017:130). Data sekunder ini meliputi annual report pada perusahaan BUMN serta data ekonomi makro pada tahun 2015-2017.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi.
Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang telah tertulis atau dokumen yang dihasilkan oleh pihak-pihak lain. Dokumen yang dimaksud disini adalah laporan keuangan perusahaan BUMN yang telah di publikasikan ke BEI.
Jenis Variabel Penelitian
Penelitan ini menggunakan dua variabel yang saling berkaitan, yaitu variabel dependen dan independen yang dijelaskan sebagai berikut :
1. Variabel Dependen (Y)
Harga saham perusahaan BUMN.
2. Variabel Independen (X)
Nilai Tukar (X1) Suku Bunga (X2) Profitabilitas (X3) Struktur Modal (X4)
Analisis statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menunjukan deskripsi data penelitian yang dilihat dari nilai rata-rata, varian, maksimum, standar deviasi, minimun, sum, range, skewness, dan kurtosis (Ghozali, 2011:19). Metode analisis data dilakukan dengan program aplikasi komputer Eviews 10.
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas Data 2. Multikolinearitas 3. Uji Heteroskedastisitas 4. Uji Autokolerasi
Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda bertujuan untuk menunjukan pengaruh beberapa variabel independen terhadap satu variabel dependen. Menurut Sekaran dan Bougie (2017) regresi berganda adalah teknik multivariat yang sering digunakan, konsepnya sama seperti regresi sederhana, namun menggunakan lebih dari satu variabel bebas untuk menunjukan varian dalam variable terikat. Persamaan regresi linier berganda dapat dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan :
Y = Harga Saham α = Konstanta
β1–β4 = Koefisien regresi X1 = Nilai Tukar
Y = α + β
1X
1+ β
2X
2+ β
3X
3+ β
4X
4X2 = Tingkat Suku Bunga X3 = ROA X4 = DER
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Data Penelitian
Penelitian ini menggunakan data perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015-2017 (3 tahun). Proses penentuan sampel adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Prosedur dan Hasil Pemilihan Sampel Perusahaan Kriteria Sampel
Jumlah
2015 2016 2017
Perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI tahun 2015-2017 20 20 20 Perusahaan BUMN yang tidak melaporkan laporan keuangan
2015-2017
0 0 0
Jumlah Sampel 20 20 20
Jumlah Observasi Tahun 2015-2017 60
Sumber : idx.co.id
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dengan menggunakan metode purposive sampling, maka dari proses seleksi sampel kemudian diperoleh 20 perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2015 sampai dengan tahun 2017 yang dapat dijadikan sampel penelitian. Berikut nama-nama perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini:
Sumber: Eviews (2019)
Hasil Analisis Deskriptif
Tabel 4.2 Hasil Analisis Statistik Deskriptif X1
Nilai Tukar
X2 Tingakt Suku
Bunga
X3 ROA
X4 DER
Y Harga saham
Mean 13593.00 0.055333 3.493000 2.592500 3786.533
Median 13548.00 0.048000 2.830000 1.740000 2700.000 Maximum 13795.00 0.075000 20.68000 11.40000 12500.00 Minimum 13436.00 0.043000 -18.04000 0.110000 168.0000 Std. Dev. 151.2412 0.014174 5.848570 2.598353 3435.542 Skewness 0.423060 0.640588 -0.063919 1.805894 1.173361 Kurtosis 1.500000 1.500000 6.245738 5.998201 3.332649
Pada Tabel 4.3 menunjukkan bahwa harga saham berkisar antara 168 hingga 12.500 dengan rata- rata sebesar 3786.533 dan standar deviasi sebesar 3435.542. Nilai tukar rupiah terhadap dolar selama 2015-2017 berkisar antara Rp 13.436/USD hingga Rp 13.795/USD dengan rata-rata sebesar Rp 13.593/USD dan standar deviasi sebesar 151.2412. Tingkat suku bunga selama 2015-2017 berkisar antara 4,3% hingga 7,5% dengan rata-rata sebesar 5,5333% dan standar deviasi sebesar 0.014174.
Return On Assets perusahaan BUMN selama 2015-2017 berkisar antara 18,04 hingga 20,68 dengan rata-rata sebesar 2,592500 dan standar deviasi sebesar 5,848570. Debt to Equity Ratio perusahaan BUMN selama 2015-2017 berkisar antara 0,11 hingga 11,4 dengan rata-rata sebesar 3,493 dan standar deviasi sebesar 2.598353.
Uji Asumsi Klasik
Hasil uji asumsi klasik yang terdiri dari uji multikolinearitas, uji normalitas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi dijelaskan sebagai berikut.
Sumber: Eviews (2019) 1. Asumsi Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar variabel bebas.
Uji multikolonearitas dilakukan dengan menganalisis korelasi antar variabel independen. Apabila nilai korelasi lebih kecil dari 0.9 maka tidak terjadi gejala multikolinearitas. Adapun ringkasan hasil korelasi sebagaimana tabel berikut:
Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas
X1 X2 X3 X4 Y
X1 1 0.8980 0.0355 0.0131 -0.1122
X2 0.8980 1 0.0638 -0.0076 -0.0767
X3 0.0355 0.0638 1 -0.2526 0.2490
X4 0.0131 -0.0076 -0.2526 1 0.2255
Y -0.1122 -0.0767 0.2490 0.2255 1
Hasil olah data pada tabel di atas, seluruh hubungan variabel independen menghasilkan nilai korelasi kurang dari 0.9. Dapat disimpulkan model regresi yang terbentuk tidak terjadi gejala multikolinear. Sehingga asumsi multikolinearitas terpenuhi.
2. Asumsi Normalitas
Uji asumsi normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi variabel residual memiliki distribusi normal atau tidak. Hasil uji asumsi normalitas Jarque Bera adalah sebagai berikut:
Sumber: Eviews (2019)
Gambar 4.1 Uji Normalitas
0 2 4 6 8 10
-4000 -2000 0 2000 4000 6000
Series: Residuals Sample 1 60 Observations 60 Mean 1.33e-11 Median -1045.922 Maximum 7436.266 Minimum -5351.190 Std. Dev. 3131.210 Skewness 0.983189 Kurtosis 3.180652 Jarque-Bera 9.748193 Probability 0.007642
Hasil uji pada gambar di atas menghasilkan statistik Jarque Bera sebesar 9.748193 dan p value sebesar 0.007642. Hasil uji ini menunjukkan p value < level of significant (α=5%). Hal ini menunjukan residual tidak berdistribusi normal, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi.
Salah satu hal yang diindikasikan sebagai penyebab data berdistribusi tidak normal dalam penelitian ini adalah data perusahaan yang diteliti memiliki ROA dan DER dengan volatilitas yang cukup tinggi. Namun hal ini dianggap wajar, karena data ekonomi merupakan data dengan volatilitas tinggi dan susah diprediksi. Sesuai dengan hasil penelitian Tim Studi Volatilitas Pasar Modal Indonesia dan Perekonomian Dunia oleh Kementrian Keuangan Republik Indonesia (2011) yang menyatakan di negara berkembang memiliki volatilitas jauh lebih tinggi daripada negara maju.
3. Asumsi Heteroskedastisitas
Asumsi heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah residual memiliki ragam yang homogen (konstan) atau tidak. Pengujian asumsi heteroskedastisitas residual sebaiknya memiliki ragam homogen. Uji asumsi heterokedastisitas dapat dilakukan dengan Uji White. Pengujian ini menyatakan jika p value > level of significance (α=5%) maka residual memiliki ragam homogen.
Berikut adalah hasil uji asumsi heterokedastisitas
Sumber: Eviews (2019) Sumber: Eviews (2019)
Tabel 4.4 Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 1.279832 Prob. F(11,48) 0.2647
Obs*R-squared 13.60686 Prob. Chi-Square(11) 0.2555 Scaled explained SS 12.46629 Prob. Chi-Square(11) 0.3296
Hasil uji heteroskedastisitas menggunakan Uji White didapatkan nilai Obs*R2 sebesar 13.60686 dengan p value sebesar 0.2555. Hasil uji ini menunjukan p value > level of significance (α = 5%).
Maka asumsi heteroskedastisitas terpenuhi.
4. Asumsi Autokorelasi
Asumsi autokorelasi digunakan untuk mengetahui korelasi antar residual didalam observasi. Uji asumsi autokorelasi sebaiknya observasi residual tidak saling berkaitan/berkorelasi. Kriteria uji autokorelasi disajika pada tabel berikut:
Tabel 4.5 Uji Autokorelasi Breusch-Godfrey Serial Correlation Test:
F-statistic 1.800088 Prob. F(28,27) 0.0653
Obs*R-squared 39.07043 Prob. Chi-Square(28) 0.0798
Sumber: Eviews (2019)
Hasil olah data yang dilakukan, didapatkan Obs* R-squared sebesar 39.07043 dengan p value sebesar 0.0798. hasil ini menunjukkan p value > level of significance (α = 5%). Sehinga asumsi autokorelasi terpenuhi.
Pengujian Hipotesis
Hasil estimasi model ini digunakan untuk melihat pengujian koefisien determinasi, uji F ,dan uji T. Hasil regresi adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6 Uji Regresi Linear Berganda
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 68392.18 83047.78 0.823528 0.4138
X1 -4.981568 6.356843 -0.783654 0.4366
X2 24618.32 67909.92 0.362514 0.7184
X3 193.4185 74.82203 2.585048 0.0124
X4 413.1088 168.0431 2.458350 0.0171
R-squared 0.169319 Mean dependent var 3786.533
Adjusted R-squared 0.108906 S.D. dependent var 3435.542 S.E. of regression 3243.074 Akaike info criterion 19.08609 Sum squared resid 5.78E+08 Schwarz criterion 19.26062 Log likelihood -567.5826 Hannan-Quinn criter. 19.15435
F-statistic 2.802692
Prob(F-statistic) 0.034432
𝒀̂ = 𝟔𝟖𝟑𝟗𝟐. 𝟏𝟖 − 𝟒. 𝟗𝟖𝟏𝟓𝟔 𝑿𝟏+ 𝟐𝟒𝟔𝟏𝟖. 𝟑𝟐 𝑿𝟐+ 𝟏𝟗𝟑. 𝟒𝟏𝟖𝟓 𝑿𝟑+413.108 𝑿𝟒
Sumber: Eviews (2019)
Sumber: Eviews (2019)
1. Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 4.7 Uji Koefisien Determinasi (R2)
R-squared 0.169319 Mean dependent var 3786.533 Adjusted R-squared 0.108906 S.D. dependent var 3435.542 S.E. of regression 3243.074 Akaike info criterion 19.08609 Sum squared resid 5.78E+08 Schwarz criterion 19.26062 Log likelihood -567.5826 Hannan-Quinn criter. 19.15435
F-statistic 2.802692
Prob(F-statistic) 0.034432
Besarnya kontribusi nilai tukar, tingkat suku bunga, ROA, dan DER terhadap harga saham perusahaan dapat diketahui melalui koefisien determinasinya (R2) yaitu sebesar 0.169319 atau 16.93%. Hal ini berarti fluktuasi harga saham dapat dijelaskan oleh nilai tukar, tingkat suku bunga, ROA, dan DER sebesar 16.93%, sedangkan sisanya sebesar 83.07% merupakan kontribusi dari variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
2. Pengujian Hipotesis Simultan (Uji F)
Tabel 4.8 Uji Hipotesis Simultan (Uji F)
R-squared 0.169319 Mean dependent var 3786.533
Adjusted R-squared 0.108906 S.D. dependent var 3435.542
S.E. of regression 3243.074 Akaike info criterion 19.08609
Sum squared resid 5.78E+08 Schwarz criterion 19.26062
Log likelihood -567.5826 Hannan-Quinn criter. 19.15435
F-statistic 2.802692
Prob(F-statistic) 0.034432
Sumber: Eviews (2019)
Uji hipotesis secara simultan menghasilkan nilai Fhitung = 2.802692 dan Ftabel= 0.1756 dengan p value 0.034432. Hasil uji tersebut menunjukkan p value < level of significance (=5%). Berarti terdapat pengaruh signifikan secara simultan nilai tukar, tingkat suku bunga, ROA, dan DER terhadap harga saham perusahaan.
3. Pengujian Hipotesis Parsial (Uji t)
Tabel 4.9 Uji Hipotesis Parsial (Uji t)
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 68392.18 83047.78 0.823528 0.4138
X1 -4.981568 6.356843 -0.783654 0.4366
X2 24618.32 67909.92 0.362514 0.7184
X3 193.4185 74.82203 2.585048 0.0124
X4 413.1088 168.0431 2.458350 0.0171
Uji hipotesis parsial digunakan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara sendiri-sendiri antara nilai tukar, suku bunga, ROA, dan DER terhadap harga saham.
a. Pengujian hipotesis pengaruh nilai tukar (X1) menghasilkan nilai t hitung sebesar - 0.783654 dan t table sebesar -1.6730 dengan p value sebesar 0.4366. Hasil pengujian tersebut menunjukkan p value > level of significance (=5%), Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh signifikan antara nilai tukar dengan harga saham.
b. Pengujian hipotesis pengaruh suku bunga (X2) menghasilkan nilai t hitung sebesar 0.362514 dan t tabel sebesar -1.6730 dengan p value sebesar 0.7184. Hasil pengujian tersebut menunjukkan p value > level of significance (=5%). Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh signifikan antara suku bunga terhadap harga saham.
c. Pengujian hipotesis pengaruh Return On Assets (X3) menghasilkan nilai t hitung sebesar 2.585048 dan t tabel sebesar -1.6730 dengan p value sebesar 0.0124. Hasil pengujian tersebut
menunjukkan p value < level of significance (=5%), Hal ini berarti terdapat pengaruh positif secara signifikan antara ROA terhadap harga saham..
d. Pengujian hipotesis pengaruh DER (X4) menghasilkan nilai t hitung sebesar 2.458350 dan t tabel sebesar -1.6730 dengan p value sebesar 0.0171. Hasil pengujian tersebut menunjukkan p value
< level of significance (=5%), Hal ini berarti terdapat pengaruh positif signifikan antara DER terhadap harga saham.
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan, maka dapat dibuat pembahasan sebagai berikut:
1. Pengaruh Nilai Tukar Terhadap Harga Saham
Hasil dari uji t penelitian ini menunjukan tidak terdapat pengaruh antara nilai tukar terhadap harga saham. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Aydemir dan Demirhan (2009) yang menyatakan terdapat hubungan negatif signifikan antara nilai tukar dengan indeks saham National 100, jasa, keuangan, dan industri, namun memiliki hubungan positif terhadap indeks saham teknologi.
Hasil uji hipotesis tersebut didukung oleh penelitian Kurniawati (2015) yang menyatakan tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara nilai tukar rupiah/USD terhadap harga saham. Dikutip dari www.idx.co.id selama 2015 nilai tukar rupiah/USD mengalami fluktuasi cukup signifikan dengan rentang nilai Rp 12.474,00/USD hingga Rp 14.728,00-/USD, hasil uji hipotesis yang tidak signifikan tersebut dapat dikarenakan data nilai tukar rupiah/USD pada 2016 dan 2017 mengalami fluktuasi yang rendah / kurs rupiah stabil, sehingga pengambilan sampel pada akhir tahun 2015 hingga 2017 kurs rupiah memiliki nilai yang tidak jauh berbeda, yaitu berkisar di Rp 13.436 hingga Rp 13.795/USD.
2. Pengaruh Suku Bunga terhadap Harga Saham
Hasil dari uji t menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara suku bunga terhadap harga saham BUMN. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Alam dan Uddin (2009)
yang meneliti tentang hubungan suku bunga dengan harga saham memberikan hasil suku bunga berpengaruh negatif terhadap harga saham.
Hasil uji hipotesis diatas sejalan dengan penelitian Aprilia (2013) yang menyatakan suku bunga tidak berpengaruh terhadap harga saham. Kenaikan tingkat suku bunga pinjaman memiliki dampak negatif terhadap setiap emiten, karena kenaikan suku bunga dapat meningkatkan beban bunga dan mengurangi profit perusahaan. Jika dilihat selama periode pengamatan tingkat suku bunga berada dibawah 10% per tahunnya, berdasarkan data tersebut memang seharusnya tingkat suku bunga tidak mempengaruhi harga saham, karena meskipun investasi saham memiliki resiko lebih besar dibandingkan investasi suku bunga tetap, namun investasi saham dengan pengelolaan yang benar bisa memberikan keuntungan yang jauh lebih besar. Sejak tahun 2016 BI rate diganti dengan BI-7 day (Repo rate) dimana memiliki jangka waktu lebih singkat dalam jangka investasi oleh lembaga keungan, BI-7 day repo rate sesuai namanya memiliki jangka waktu investasi setiap 7 hari dan kelipatannya, dengan suku bunga khusus yang ditetapkan oleh BI. Maka perubahan perhitungan suku bunga ini membuat data yang digunakan tidak konsisten dan menjadi kurang relevan.
3. Pengaruh Return On Assets terhadap Harga Saham
Hasil dari uji t penelitian ini menunjukan terdapat pengaruh positif signifikan antara ROA terhadap harga saham. Hasil uji hipotesis ini sejalan dengan penelitian Purnamawati (2016) yang menyatakan profitabilitas berpengeruh positif terhadap harga saham.
Dikutip dari www.bumn.go.id perusahaan BUMN selama tahun 2015 mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1.728 Triliun, dengan EBITDA sebesar Rp 342 Triliun dan laba bersih sebesar Rp 150 Triliyun. Rasio profitabilitas menunjukkan seberapa besar tingkat kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba, jika keuntungan perusahaan berlebih dibanding dengan industri yang memperoleh keuntungan lebih rendah, maka modal akan mengalir ke industri dengan keuntungan berlebih (Salim, 2011:74-85). Semakin besar laba atau ROA perusahaan BUMN maka akan semakin besar dividen yang diterima oleh pemegang saham, dan akan menaikan tingkat permintaan saham perusahaan tersebut. Teori tersebut sesuai dengan hasil uji hipotesis yang menjelaskan ROA memiliki pengaruh positif signifikan terhadap saham BUMN.
4. Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Harga Saham
Hasil dari uji t penelitian ini menunjukan terdapat pengaruh positif antara DER terhadap harga saham BUMN. Sehingga semakin besar DER maka harga saham akan semakin naik. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Hatta dan Dwiyanto (2012) yang menyatakan bahwa struktur permodalan yang diukur dengan Debt to Equity Ratio memiliki hubungan negatif terhadap harga saham perusahaan.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Ema (2003) yang menyatakan DER memiliki hubungan positif terhadap harga saham, utang memang cenderung memberikan dampak negative bagi perusahaan, namun ketika dana utang diinvestasikan dengan tepat, maka utang dapat menjadi pengungkit laba. Pertumbuhan utang BUMN selama 2015-2017 sebesar 38%, namun pertumbuhan asset perusahaan jauh lebih besar, yaitu 57%. Data tersebut menunjukan dana utang BUMN telah diinvestasikan dengan tepat.
5.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan penelitian ini adalah nilai tukar bukan indikator perubahan harga saham, dapat dikarenakan pada 2015-2017 flutuasi nilai tukar sangat rendah. Tingkat suku bunga bukan indikator perubahan harga saham, dapat dikarenakan pada 2016 suku bunga BI mengalami perubahan dasar perhitungan. Return On Asset (ROA) merupakan indikator perubahan harga saham, karena semakin besar ROA semakin besar keuntungan investor. Debt to Equity Ratio (DER) merupakan indikator perubahan harga saham, karena utang diinvestasikan dengan tepat dan menjadi pengungkit laba perusahaan.
keterbatasan penelitian
Penelitian ini tidak luput dari segala kekurangan, dalam penelitian ini menggunakan variabel harga saham perusahaan BUMN sebagai variabel dependen, dan menggunakan 4 variabel independen, yaitu 2 variabel internal perusahaan (ROA dan DER) serta 2 variabel eksternal ( nilai tukar dan tingkat suku bunga). Pada saat penelitian ini variabel tingkat suku bunga BI mengalami perubahan
standar perhitungan dan jangka waktu investasi, sehingga pengukuran nilai variabel tingkat suku bunga tidak konsisten.
Saran
Proses penelitian ini tidak luput dari kendala, sehingga peneliti memberikan saran untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut:
Selama proses pembuatan penelitian ini terdapat suatu hambatan, terutama adanya perubahan standar perhitungan tingkat suku bunga pada tahun 2016, sehingga untuk peneliti selanjutnya diharapkan untuk memilih periode yang memiliki standar perhitungan variabel secara konsisten.
DAFTAR PUSTAKA
Alam, Md. Mahmud dan Uddin, Md. Gazi Salah. (2009). Relationship between Interset Rate and Stock Price: Empirical Evidence from Developed and Developing Countries. International journal of Bussiness and Management, 4 (3), PP. 43-51
Anam, Khairul. (2015). Ini Pemicu Rontoknya Saham BUMN, diakses dari https://bisnis.tempo.co/read/663197/ini-pemicu-rontoknya-saham-bumn pada 22 Februari 2019 Aprilia, Eka Putri. (2013). Pengaruh Return On Equity (ROE), Dividend Payout Ratio (DPR), Earning
Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Tingkat Suku Bunga terhadap Harrga Saham Tahun 2009-2011. Skripsi dipublikasikan. Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, Malang.
Aydemir, Oguzhan dan Demirhan, Erdal. (2009). The Relationship between Stock Price and Exchange Rates Evidence from Turkey. International Research Journal of Finance and Economics, 23, ISSN 1450-2887
Bank Indonesia. (2019). Kurs Transaksi Bank Indonesia, diakses dari https://www.bi.go.id/id/moneter/informasi-kurs/transaksi-bi/Default.aspx pada 21 Februari 2019 Board Of Governors Of The Federal Reserve System. 2018. Open Market Operations, diakses dari
https://www.federalreserve.gov/monetarypolicy/openmarket.htm pada 21 Februari 2019
Bursa Efek Indonesia. (2019). Ringkasan Saham, diakses dari https://www.idx.co.id/data- pasar/ringkasan-perdagangan/ringkasan-saham/ pada 21 Februari 2019
Chandra, Ardan Adhi. (2017). Ini Daftar 24 BUMN yang Merugi, diakses dari https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3620207/ini-daftar-24-bumn-yang-merugi CNBC Indonesia. (2018). Bangga! 4 BUMN Jadi Perusahaan Terbaik Dunia untuk Bekerja, diakses
dari https://www.cnbcindonesia.com/news/20181024185412-4-38893/bangga-4-bumn-jadi- perusahaan-terbaik-dunia-untuk-bekerja pada 21 Februari 2019
CNBC Indonesia. (2018). Sepanjang 2017, BUMN RI Raih Laba Bersih Rp 186 T, diakses dari https://www.cnbcindonesia.com/news/20180605190102-4-18008/sepanjang-2017-bumn-ri-raih- laba-bersih-rp-186-t
CNN Indonesia. (2018). Empat BUMN Masuk Daftar Perusahaan Tempat Terbaik untuk Kerja, diakses dari https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20181024183924-92-341183/empat-bumn- masuk-daftar-perusahaan-tempat-terbaik-untuk-kerja pada 21 Februari 2019
Djabid, Abdullah W. (2009). Kebijakan Dividen dan Struktur Kepemilikan terhadap Kebijakan Utang: Sebuah Perspektif Agency Theory. Jurnal Keuangan dan Perbankan, 13 (2), PP. 249-259 DKJN. (2018). Penjelasan Pemerintah soal Utang BUMN Capai Rp 4.800 T, diakses dari https://www.djkn.kemenkeu.go.id/berita_media/baca/12646/Penjelasan-Pemerintah-soal-Utang- BUMN-Capai-Rp-4800-T.html
Fakhruddin, Hendy M. (2008). Istilah Pasar Modal A-Z. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Ghozali, I. dan Ratmono D. 2013. Analisis Multivariat dan Ekonometrika: Teori, Konsep, dan Aplikasi dengan EViews 8. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, I. dan Ratmono, D. 2017. Analisis Multivariat dan Ekonometrika dengan Eviews 10.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gujarati, Damodar N., dan Dawn C.P. 2009. Basic Econometric 5th Edition. New York: McGraw – Hill.
Harinaldi. 2005. Prinsip-prinsip Statistik Untuk Teknik dan Sains. Jakarta: Erlangga.Hasyim, Ali Ibrahim. (2016). Ekonomi Makro. Jakarta: Kencana.
Hatta, Atika Jauharia dan Dwiyanto , Bambang Sugeng . (2012). The Company Fundamental Factors And Systematic Risk In Increasing Stock Price. Journal of Economics, Business, and Accountancy Ventura. 15 (2), 245 – 256
Hin, Thian L. (2008). Panduan Berinvestasi Saham Edisi Terkini. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Investing.com. (2019). Grafik Streaming Jakarta Stock Exchange Composite, diakses dari https://id.investing.com/indices/idx-composite-chart
Jogiyanto. (2004). Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta
Kewal, Suramaya Suci. (2012). Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, Dan Pertumbuhan Pdb Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Jurnal Economia, 8 (1)
Kurniawati, Emi. (2015). Analisis Pengaruh Nilai Tukar (Kurs) Dolar Amerika / Rupiah (USD/Rp), Inflasi, Bi Rate, Dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013. Skripsi Dipublikasikan. Jurusan
Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jogjakarta.
Nadia , Natasha. (2019). Pengaruh Political Connection Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Perusahaan Indeks
LQ-45 Tahun 2015-2017). Skripsi Dipublikasikan. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, Malang.
Novia, Aslihatut Dian. (2012). Analisis Perbandingan Uji Autokorelasi Durbin-Watson dan Breusch- Godfrey. Skripsi Dipublikasikan. Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang.
Nuswandari, Cahyani. (2009). Pengungkapan Pelaporan Keuangan Dalam Perspektif Signalling Theory. Kajian Akuntansi, 1 (1), PP. 48-57
Patar, Andrew, Darminto, & Muhammad Saifi. 2014. Faktor Internal dan Eksternal yang Mempengaruhi Pergerakan Harga Saham (Studi pada Saham Indeks LQ45 2009-2013). Jurnal Administrasi Bisnis, 11 (1)
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2016 Tentang Penyertaan Modal Negara Pada BUMN dan
Perseroan Terbatas. Diakses dari
http://jdih.bumn.go.id/baca/PP%20NOMOR%2072%20TAHUN%202016.pdf
Press Release. (2016). Paparan Kinerja Bumn 2015 Dan Target 2016, diakses dari http://bumn.go.id/hutamakarya/berita/0-PAPARAN-KINERJA-BUMN-2015-DAN-TARGET- 2016 pada 21 Februari 2019
Purnamawati, I Gusti Ayu. (2016). The Effect of Capital Structure and Profitability On Stock Price (Study of The Manufacturing Sector In Indonesi Stock Exchange). International journal of Bussiness, Economics and Law, 9 (1), ISSN 2289-1552
Putra, Eka Wibowo. (2015). Pengaruh ROE, ROA EPS, DER Dan PER Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013. Skripsi Dipublikasikan. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, Malang.
Novasari, Ema. (2003). Pengaruh PER, EPS, ROA dan DER Terhadap Harga Saham Perusahaan Sub- Sektor Industri Textile Yang Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2011. Skripsi Dipublikasikan. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Raharjo, Eko. (2007). Teori Agensi dan Teori Stewarship Dalam Perspektif Akuntansi. Fokus Ekonomi, 2 (1), PP. 37-46
Rohmana, Yana (2010). Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan Eviews. Bandung: Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi.
Ross, Stephen A, Randolph Westerfield, Brandford Jordan, Joseph Lim, & Ruth Tan. 2015.
Pengantar Keuangan Perusahaan. Salemba Empat: Jakarta
Sahara, Ayu Yanita. (2013). Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga Bi, Dan Produk Domestik Bruto Terhadap Return On Asset (Roa) Bank Syariah Di Indonesia. Jurnal Ilmu Manajemen, 1 (1), PP. 149-157
Salim, Ubud. (2011). Manajemen Keuangan Strategik. Malang: Universitas Brawijaya Press.
Santoso, Singgih. (2017). Statistik Multivariat dengan SPSS. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Sekaran, Uma & Bougie, Roger. (2017). Metode Penelitian untuk Bisnis Pendekatan Pengembangan
Keahlian (Edisi 6). Jakarta:Salemba Empat.
Setyaningrum, Rani dan Muljono . (2016). Inflasi, Tingkat Suku Bunga Dan Nilai Tukar Terhadap Return Saham. Jurnal Bisnis & Ekonomi, 14 (2)
Silalahi, Doni, dkk. 2014. Analisis Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara Dengan Metode Regresi data Panel. Saintia Matematika, Vol. 2, (No. 3) 237-251.
Sultan. 2009. Analisis Kinerja Industri Besar dan Sedang di Daerah Istimewa Yogyakarta (Analisis Panel Data). Jurnal Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, Vol. 3 (No. 2) 147- 160.
Sutianto, Feby Dwi. (2015). Ini 20 BUMN Laba Terbesar, BRI Geser Posisi Pertamina, diakses dari https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-2924940/ini-20-bumn-laba-terbesar-bri-geser- posisi-pertamina pada 21 Februari 2019
Tandelilin, Eduardus. (2017). Pasar Modal Manajemen Portofolio & Investasi. Yogyakarta: PT Kanisius.
Tim Studi Volatilitas Pasar Modal Indonesia dan Perekonomian Dunia Dari Kementrian Keuangan Republik Indonesia. (2011). Laporan Studi Volatilitas Pasar Modal Indonesia Dan
Perekonomian Dunia.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1995 Tentang Perseroan Terbatas. Diakses dari https://www.ndaru.net/wp-content/uploads/201106/UU_01_1995.pdf
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 Tentang BUMN . Diakses dari http://www.bpkp.go.id/uu/filedownload/2/40/264.bpkp
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. Diakses dari https://www.ojk.go.id/id/kanal/pasar-modal/regulasi/undang-undang/Documents/Pages/undang- undang-nomor-8-tahun-1995-tentang-pasar-
modal/UU%20Nomor%208%20Tahun%201995%20(official).pdf
Widarjono, Agus. 2007. Ekonometrika: Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis Edisi Kedua.
Yogyakarta: Ekonisia FE Universitas Islam Indonesia.
Zuraya, Nidia. (2016). 12 BUMN Dinobatkan Sebagai Perusahaan Terbaik 2016, diakses dari https://republika.co.id/berita/ekonomi/korporasi/16/06/04/o884qo383-12-bumn-dinobatkan- sebagai-perusahaan-terbaik-2016-part1 pada 21 Februari 2019