• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN ANTIBIOTIK SEBAGAI SALAH SATU TERAPI COVID-19 PADA ANAK DI RUMAH SAKIT BUNDA THAMRIN MEDAN

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN ANTIBIOTIK SEBAGAI SALAH SATU TERAPI COVID-19 PADA ANAK DI RUMAH SAKIT BUNDA THAMRIN MEDAN"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perumusan Masalah

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian

  • Bagi Peneliti
  • Bagi Akademik

TINJAUAN PUSTAKA

Anatomi Paru

Manusia memiliki dua bagian paru-paru diantaranya bagian kanan dan kiri dengan bentuk kerucut yang ditutupi oleh selaput tipis yang dikenal dengan nama pleura. Paru-paru bagian kanan memiliki tiga subdivisi organ berupa lobus yaitu lobus superior, lobus medius, lobus inferior dan dua bagian berupa fisura yaitu fisura diagonal dan fisura horizontal. Paru-paru kiri terdiri dari dua subdivisi organ berupa lobus yaitu lobus atas dan lobus bawah serta memiliki bagian berupa celah yaitu fisura diagonal.

Definisi Anak

Definisi COVID-19

Epidemiologi

Etiologi

Patogenesis

Dalam beberapa kasus, infeksi virus dapat menyebabkan reaksi kekebalan berlebihan yang disebut badai sitokin. Badai sitokin adalah mekanisme penting sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS) bersama dengan stimulus inflamasi sistemik kronis yang tidak teratur akibat pelepasan proinflamasi seperti IFN-α, IL-1β, IL-12, IL-33, IL-18, IL-6 , TGF, TNF-α dan kemokin oleh sel efektor imun. Hal ini menyebabkan peningkatan sitokin dan kemokin proinflamasi (IL-6, TNF-α, IL-8, MCP-1, IL-1β, CCL2, CCL5, dan interferon) melalui aktivasi makrofag dan limfosit.

Prosesnya dimulai dari invasi virus ke saluran pernafasan melalui reseptor ACE2 di saluran pernafasan kemudian menyerang sel target melalui protein CD147 sehingga terjadi peningkatan kadar interleukin (IL)-6 yang merupakan sitokin polipeptida dan protein C-reaktif yang kode untuk proliferasi leukosit. Badai sitokin merangsang serangan pada tubuh inang melalui sistem kekebalan dan menyebabkan infiltrasi inflamasi melalui jaringan paru-paru yang terkena.

Manifestasi Klinis

Diagnosis

Selain itu, kadar enzim hati, laktat dehidrogenase (LDH), gangguan pembekuan darah, dan peningkatan D-dimer juga akan meningkat pada kasus yang parah. Hasil penelitian ini pada kelompok pediatrik tidak akurat dibandingkan dengan kelompok dewasa, hasil rontgen dada biasanya menunjukkan konsolidasi ruang udara bilateral di daerah perifer paru-paru, penebalan penanda bronkovaskular dan opasitas tanah. kaca . Asimtomatik Hasil tes SARS-CoV-2 positif tanpa gejala klinis Ringan Pada tipe ringan ini, gejalanya berupa infeksi saluran pernapasan.

Sedang Pada tipe sedang ini, tanda dan gejala klinis termasuk pneumonia (demam, batuk, takipnea, yang dapat disertai ronki/mengi tanpa distres pernapasan dan hipoksemia). Berat Pada tipe berat ini, tanda dan gejala klinis meliputi: Kritis Pada kritis ini Jenis tanda dan gejala klinis termasuk pasien dengan ARDS atau syok, koagulopati, ensefalopati, cedera miokard atau gagal jantung, cedera ginjal akut, disfungsi multiorgan, dan manifestasi lain dari sepsis.

Leukosit

Selain itu, respons imun humoral dan seluler tubuh yang dimediasi oleh sel T dan B spesifik terhadap virus distimulasi oleh antigen virus. Hasil hitung darah lengkap menunjukkan bahwa sebagian besar leukosit normal, namun pada beberapa kasus dapat meningkat atau leukopenia.21 Beberapa penelitian melaporkan ditemukan leukositosis pada pasien COVID-19, terutama pada kasus berat dan berat, leukositosis juga dapat disebabkan oleh co- infeksi dan variabilitas respon imun. 25. Leukositosis dapat dikatakan sebagai bentuk ekspresi adanya badan sitokin dan kondisi hiperinflamasi, yang berperan penting dalam dunia Covid-19 dan umumnya disertai dengan kelainan morfologi sitoplasma dan nukleus berupa hiposegmentasi nukleus menjadi apoptosis, yang meningkat lebih awal pada limfosit reaktif.

Tatalaksana

Sementara itu, di ruangan yang sama, kasus konfirmasi positif COVID-19 dapat ditangani, namun tidak berlaku untuk kasus kritis yang harus mendapatkan perawatan khusus dan perawatan intensif. Kemungkinan kecurigaan, kasus konfirmasi, dan kasus kontak dekat adalah kasus COVID-19 yang bermanifestasi pada anak-anak dan bayi baru lahir. Ketika pasien, terutama anak-anak, positif terinfeksi COVID-19 versi omicron, maka akan dibawa ke rumah sakit atau isolasi terpusat.

Sedangkan untuk pasien yang termasuk dalam kategori gejala ringan namun memiliki penyakit penyerta, pedoman yang akan dilakukan adalah pengobatan dengan gejala sedang. Hal ini berupa perawatan suportif dengan memberikan antivirus SARS-CoV-2, antibiotik empiris akan menggunakan dosis tunggal multipel mengingat pengendalian infeksi yaitu ceftriaxone IV 50-100 mg/kgBB/24 jam pada kasus community-acquired pneumonia atau suspek infeksi bersamaan dengan. Oksigenasi, nutrisi yang adekuat, infus cairan, jika menggunakan OGT/NGT harus digunakan di ruang isolasi tunggal atau ruang tekanan negatif melalui standar PPI dan APD level 3.

Hal ini berupa pengobatan suportif dengan memberikan antivirus untuk SARS-CoV-2, antibiotik empiris akan lebih banyak menggunakan dosis tunggal yang diberikan pengendalian infeksi yaitu ceftriaxone IV 50-100 mg/kgBB/24 jam pada kasus pneumonia di masyarakat. atau diduga koinfeksi dengan bakteri dan/atau azitromisin 10 mg/kg jika diduga pneumonia atipikal. Oksigenasi, nutrisi yang adekuat, infus cairan, jika digunakan OGT/NGT sebaiknya digunakan selama berada di ruang isolasi tunggal atau ruang tekanan negatif melalui standar PPI dengan PPE level 3. Berikan kortikosteroid, IVIG, antikoagulan, antiradang lainnya seperti anti-IL-6 dapat diberikan untuk pertimbangan yang cermat melalui diskusi intensif dengan tim Covid-19 rumah sakit.

Khusus untuk bayi, anak-anak dan remaja, terdapat perbedaan dosis obat berdasarkan Pedoman Penanganan COVID-19 Edisi 4. Remdesivir: diberikan pada pasien yang berada pada setting klinis sedang dengan penyakit penyerta, kondisi klinis berat dengan penyakit penyerta/immunocompromise, MIS-C dengan RT-PCR positif. Tocilizumab: diberikan kepada pasien yang secara klinis parah atau MIS-C yang refrakter terhadap terapi standar atau COVID-19 parah atau MIS-C dengan peningkatan IL-6.

Mekanisme Antibiotik pada Terapi COVID-19

Pencegahan

Kerangka Teori

Kerangka Konsep

Hipotesis

Populasi ditujukan untuk anak usia 1 bulan - <18 tahun yang telah terkonfirmasi COVID-19 di RS Bunda Thamrin Medan. Sampel terfokus adalah sekelompok anak usia 1 bulan - <18 tahun yang terkonfirmasi COVID-19 di RS Bunda Thamrin Medan. Berikut hasil kajian data leukosit pasien anak dengan COVID-19 setelah pemberian antibiotik berdasarkan usia di RS Bunda Thamrin Medan.

Berikut data hubungan leukosit sebelum dan sesudah pemberian antibiotik sebagai salah satu terapi COVID-19 di RS Bunda Thamrin. Hasil pemeriksaan leukosit sebelum pemberian antibiotik pada pasien anak terdiagnosis COVID-19 di RS Bunda Thamrin Medan usia <5 tahun dengan jumlah anak terkonfirmasi COVID-19 sebanyak 47 anak (29,2%) dimana terlihat terdapat 12 anak ( 7,5%) yang mengalami leukositosis, 28 anak (17,4%) dengan leukosit normal dan 7 jiwa (4,3%) yang mengalami leukopenia. Hasil pemeriksaan leukosit setelah pemberian antibiotik pada pasien anak terdiagnosis COVID-19 di RS Bunda Thamrin Medan usia < 5 tahun dengan jumlah 47 anak (29,2%) terkonfirmasi COVID-19 dengan terdapat 10 anak (6,2%) dengan leukositosis, 28 anak (17,4%) dengan leukosit normal dan 9 anak (5,6%) dengan leukopenia.

Dengan demikian dapat diketahui jumlah leukosit setelah mendapat antibiotik pada pasien anak terdiagnosis COVID-19 di RS Bunda Thamrin Medan sebanyak 27 anak (16,8%) mengalami leukositosis, 34 anak dengan leukosit normal dan 34 anak dengan leukopenia (21,1% ). Pasien anak yang terdiagnosis COVID-19 berdasarkan jenis kelamin di RS Bunda Thamrin Medan terdapat 95 laki-laki (59%) dan 66 perempuan (41%). Mengetahui rasio leukosit sebelum dan sesudah pemberian antibiotik sebagai salah satu terapi COVID-19 pada anak di RS Bunda Thamrin Medan.

Hasil: Dari total 161 pasien anak dengan diagnosis Covid-19 sebelum diberikan antibiotik berdasarkan usia di RS Bunda Thamrin Medan usia < 5 tahun memiliki (5,1%) leukositosis, (19,7%) leukosit normal. dan (2,9%) leukopenia. Hasil leukosit pasien anak dengan COVID-19 setelah diberikan antibiotik berbasis usia di RS Bunda Thamrin Medan usia < 5 tahun didapatkan leukositosis (4,4%), leukosit normal (19%), dan leukopenia (4,4%). Berikut adalah hasil penelitian data demografi anak pasien usia lanjut dengan COVID-19 di RS Bunda Thamrin Medan.

METODE PENELITIAN

Definisi Operasional

Jenis Penelitian

Waktu dan Tempat Penelitian

  • Waktu Penelitian
  • Tempat Penelitian

Populasi dan Sampel Penelitian

  • Populasi Penelitian
  • Sampel Penelitian

Kelompok pasien anak usia 1 bulan – <18 tahun yang anaknya terkonfirmasi COVID-19 melalui pemeriksaan inokulasi PCR di RS Bunda Thamrin Medan. Kelompok pasien anak usia 1 bulan – <18 tahun yang menjalani rawat jalan dan rawat inap di RS Bunda Thamrin Medan.

Teknik Pengambilan Sampel

Teknik Pengambilan Data

Pengolahan Data dan Analisa Data

  • Pengolahan Data
  • Analisa Data

Tujuannya adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel dependen dan non-dependen dengan menggunakan uji chi-square.

Alur Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

  • Data leukosit pasien anak dengan COVID-19 sebelum diberikan
  • Data leukosit pasien anak dengan COVID-19 setelah diberikan
  • Data diagnosis penyakit penyerta, lama rawatan dan luaran pasien
  • Data jenis antibiotik dan lauaran pasien anak dengan COVID-19 di
  • Hubungan leukosit sebelum dan sesudah pemberian antibiotik sebagai

Berikut hasil kajian data demografi kelompok pasien anak di RS Bunda Thamrin Medan. Berikut hasil kajian data leukosit kelompok anak di RS Bunda Thamrin Medan. Berikut hasil penelitian diagnosis penyakit penyerta dan lama rawat inap pada sekelompok pasien anak di RS Bunda Thamrin Medan.

Di bawah ini adalah hasil penelitian tentang jenis antibiotik dan hasil pada sekelompok pasien anak di RS Bunda Thamrin Medan. Jika nilai Asymp.Sig Chi-square < 0,05, maka terdapat hubungan yang bermakna antara leukosit pada anak penderita COVID-19 sebelum pemberian antibiotik dan leukosit pada anak penderita COVID-19 setelah pemberian antibiotik.

Tabel  tersebut  menunjukkan  hasil  penelitian  dimana  pasien  anak  dengan  diagnosa  COVID-19  berdasarkan  jenis  kelamin  di  RS  Bunda  Thamrin  Medan  dimana anak laki-laki sebanyak 95 jiwa (59%) dan anak perempuan sebanyak 66  jiwa (41%)
Tabel tersebut menunjukkan hasil penelitian dimana pasien anak dengan diagnosa COVID-19 berdasarkan jenis kelamin di RS Bunda Thamrin Medan dimana anak laki-laki sebanyak 95 jiwa (59%) dan anak perempuan sebanyak 66 jiwa (41%)

Pembahasan

Secara keseluruhan, penelitian ini berhasil mengetahui hubungan leukosit sebelum dan sesudah pemberian antibiotik sebagai salah satu penanganan COVID-19 pada anak di RS Bunda Thamrin Medan periode September 2022-Desember 2022. Terdapat hubungan yang bermakna pada leukosit pada anak penderita COVID-19 sebelum mendapat antibiotik dengan leukosit pada anak penderita COVID-19 setelah mendapat antibiotik. Gambaran leukosit dan rontgen dada pada anak dengan Covid-19 di RS Bunda Thamrin Medan dari Maret 2020 hingga Mei.

Hasil pemeriksaan leukosit sebelum pemberian antibiotik pada pasien anak terdiagnosis COVID-19 di RS Bunda Thamrin Medan usia <5 tahun dengan jumlah anak terkonfirmasi COVID-19 sebanyak 47 anak (29,2%). bahwa ada 12 anak. Dengan demikian dapat diketahui jumlah leukosit setelah pemberian antibiotik pada pasien anak terdiagnosis COVID-19 di RS Bunda Thamrin Medan sebanyak 27 anak (16,8%) mengalami leukositosis, jumlah yang sama antara anak dengan leukosit normal dan anak dengan leukopenia.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Anak usia < 5 tahun sebelum diberikan antibiotik terdapat 13 orang (8,1%) mengalami leukositosis, 27 orang (16,8%) memiliki leukosit normal, dan 7 anak (4,3%) mengalami leukopenia. Terdapat anak usia <5 tahun yang setelah pemberian antibiotik mengalami leukositosis hingga 10 orang (6,2%), leukosit normal 28 orang (17,4%) dan 9 anak (5,6%) mengalami leukopenia. Terdapat 76 anak dengan penyakit penyerta, obesitas memiliki jumlah terbanyak yaitu 50 orang (65,8%) dan lama rawat inap pasien anak dengan COVID-19 dengan PJK (Penyakit Jantung Bawaan) paling lama dengan lama rawat inap 24 hari. .

Saran

Jenis penelitian ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah yaitu pengenalan hubungan leukosit sebelum dan sesudah pemberian antibiotik sebagai salah satu terapi COVID-19 pada usia muda di RS Bunda Thamrin Medan. Berdasarkan tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa lama hari rawat inap pasien penyakit bawaan di antara anak-anak yang terdiagnosis COVID-19 telah ditentukan.

Lampiran 2. Tabel Statistik
Lampiran 2. Tabel Statistik

Gambar

Gambar 2.1 Anatomi Paru
Gambar 2.2 Struktur Virus Corona
Tabel 2.2 klasifikasi klinis COVID-19 pada anak
Tabel 3.1 Definisi Operasional
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan seluruh penjabaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin sebagai instansi kesehatan sangat baik dalam pelaksanaan program