• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh pemberian ekstrak etanol

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh pemberian ekstrak etanol"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

Judul Tesis: Pengaruh pemberian ekstrak etanol daun Piladang (Solenostemon scutellarioides (L.) Codd) terhadap aktivitas dan kapasitas makrofag peritoneum mencit. Mimi Aria M.Farm dan Bapak Sandra Tri Juli Fendri, M.Si selaku dosen pembimbing saya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas bimbingan yang selalu diberikan kepada saya dari awal hingga saat ini. Atas nama sahabat tercinta THE GURLS (Fira, Ejik dan Sherly), terima kasih atas dukungan dan semangatnya selama ini.

Kepada TTMBCR (Titi, Amel, Bii, Ica dan Riri) terima kasih atas semangat dan doanya selama ini.

Latar Belakang

2 pertumbuhan tumor, dapat meningkatkan respon imun dan bekerja pada limfokin yang dihasilkan oleh sel T sehingga akan merangsang sel fagositik untuk melakukan respon fagositik (Nugroho, 2012). Kelompok sel yang melakukan fungsi ini disebut sel fagositik. Ini diproduksi oleh sel induk di sumsum tulang belakang dan kemudian berkembang menjadi sel fagosit mononuklear dan polimorfonuklear. Apa pengaruh pemberian ekstrak etanol daun piladang terhadap aktivitas dan kapasitas makrofag peritoneum, persentase jenis sel leukosit, jumlah sel leukosit total dan berat relatif getah bening pada mencit yang diinduksi bakteri Staphylococcus aureus.

Apakah perubahan dosis mempengaruhi aktivitas dan kapasitas makrofag peritoneum, persentase jenis sel leukosit, jumlah sel leukosit total, dan berat getah bening relatif pada tikus yang ditantang dengan bakteri Staphylococcus aureus?

Tujuan penelitian

Dapat dilaporkan bahwa ekstrak etanol daun piladanga (Solenostemon scutellarioides L. Codd) dapat meningkatkan aktivitas dan kapasitas makrofag.

Tinjauan Biologi Tumbuhan Piladang (Solenostemon scutellarioides (L.)Codd) (L.)Codd)

Klasifikasi Tumbuhan (Solenostemon scutellarioides (L.) Codd) (Singh, 2003) (Singh, 2003)

Morfologi Tumbuhan (Solenostemon scutellarioides (L) Codd)

Tinjauan Kimia Tumbuhan (Solenostemon scutellarioides (L.) Codd) Menurut (Manjang, 2001) dari hasil uji fitokima yang dilakukan, tumbuhan Menurut (Manjang, 2001) dari hasil uji fitokima yang dilakukan, tumbuhan

Dengan adanya gula yang melekat pada flavonoid tersebut, maka flavonoid cenderung lebih mudah larut dalam air, sehingga campuran pelarut di atas dengan air merupakan pelarut yang baik untuk glikosida (Harbourne, 1987). Ekstraksi dapat dilakukan dengan cara maserasi, perkolasi dan sokhletasi menggunakan pelarut yang dipekatkan sampai volume yang diperlukan dan dibebaskan dari senyawa non polar menggunakan N-heksana atau kloroform, kemudian difraksinasi dengan pelarut yang sesuai dan selanjutnya dilakukan pada tahap kromatografi (Harbourne, 1987). ). Ekstraksi dapat dilakukan dengan cara maserasi, perlokasi dan sosolasi dengan menggunakan pelarut yang sesuai dengan polaritasnya.

Kemudian pelarut dipekatkan sampai volume yang diinginkan dan dibebaskan dari senyawa non polar menggunakan N-heksana atau kloroform, kemudian difraksionasi dengan pelarut yang sesuai dan selanjutnya dilakukan tahap kromatografi (Harbourne, 1987).

Gambar 2. Struktur Steroid (Harboune, 1987)
Gambar 2. Struktur Steroid (Harboune, 1987)

Tinjauan Farmakologi

Ekstrak daun piladang juga diketahui memiliki efek anti inflamasi dengan menekan tahap akhir proses inflamasi, yaitu dengan menghambat COX yang terlihat pada pembentukan prostaglandin. Kandungan saponin pada daun tanaman piladang dapat menurunkan kadar gula darah dengan cara menghambat pengosongan lambung dan memiliki aktivitas mirip insulin. Antosianin pada tanaman piladang memiliki sifat antioksidan yang dapat digunakan untuk mengurangi stres oksidatif pada diabetes.

Salah satu cara memanfaatkan daun piladang untuk mengobati diare adalah dengan merebus 5 lembar daun piladang dalam segelas air hingga tersisa setengahnya.

Tinjauan Farmasetika

  • Sistem Imunitas Tubuh
  • Antigen dan Imunogenitas
  • Imunomodulator
  • Sel Fagositosik
  • Fagositosis
  • Mekanisme Fagositosis 1 Fase Pelekatan 1 Fase Pelekatan
    • Fase Pencernaan
  • Staphylococcus aureus

12 Jika sistem imun terpapar oleh zat yang dianggap asing, maka ada dua jenis respon imun yang dapat terjadi, yaitu respon imun alami (innate) dan respon imun adaptif (acquired). Sedangkan respon imun didapat bersifat spesifik dan akan merespon terhadap infeksi dan benda asing karena adanya sel memori (Guyton dan Hall, 1995). Zat yang dapat merangsang respon imun bila dimasukkan ke dalam tubuh disebut imunogen atau antigen (Subowo, 1993).

Ada kemungkinan dua orang dengan karakteristik genetik berbeda menunjukkan respons imun berbeda terhadap antigen yang sama.

Waktu dan Tempat

Alat dan Bahan .1 Alat .1 Alat

Bahan

Prosedur Penelitian .1 Pengambilan Sampel .1 Pengambilan Sampel

Identifikasi sampel

Daun piladang segar sebanyak 10.000 gram diambil, dibersihkan dan ditimbang, kemudian diangin-anginkan di tempat terlindung dari sinar matahari langsung.

Karakterisasi Ekstrak Daun Piladang (Solenostemon scutellarioides (L.) Codd.) Codd.)

Penentuan Rendemen Ekstrak

Setelah proses pengeringan, daun kering dicincang, dijadikan bubuk dan ditimbang kembali sehingga diperoleh serbuk simplisia sebanyak 1.400 gram. Kemudian sampel yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam botol berukuran 300 gram untuk dimaserasi dengan pelarut etanol 70% hingga terendam selama 3 hari sambil sesekali diaduk. Maserat disaring dengan kapas, ulangi maserasi sampai diperoleh maserat bening dengan cara yang sama dan semua filtrat digabungkan menjadi satu dan diaduk hingga rata, kemudian dipekatkan dengan rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak kental 304,44 gram (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2008). Cawan porselen dipanaskan dalam oven bersuhu 105ºC selama 30 menit kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang berat awal (A).

Tuangkan 1-2 gram ekstrak ke dalam wadah dan timbang kembali (B) Kemudian kocok wadah secara perlahan agar ekstrak merata. B= Berat krus + sampel sebelum dipanaskan C= Berat krus + sampel yang telah dipanaskan 3.4.4 Penentuan Kadar Abu (Depkes RI, 2008). Jika arang tidak dapat dihilangkan, tambahkan air panas, saring melalui kertas saring bebas abu.

Pemeriksaan PH ekstrak

Uji Fitokimia

Pemeriksaan Terpenoid dan Steroid

Ambil selapis kloroform, tambahkan norit lalu saring dengan kertas saring hingga keluar filtratnya, lalu tuang pada drop plate dan tambahkan pereaksi Liebermann Buchard (2 tetes asam asetat anhidrat dan 1 tetes asam sulfat pekat) jika sudah terbentuk warna merah menunjukkan adanya terpenoid dan warna ungu biru menunjukkan adanya steroid (metode simes) (Sangi et al., 2008).

Pemeriksaan Alkaloid

Pemeriksaan Fenolik

Tikus yang digunakan adalah tikus sehat yang tidak menunjukkan penurunan berat badan yang signifikan (deviasi maksimal 10%) dan berperilaku normal secara visual.

Dosis yang digunakan

Pembuatan Sediaan

Pembuatan Suspensi Na.CMC 0,5%

Suspensi Na.CMC 0,5% dibuat dengan cara menimbang 0,25 gram Na.CMC dan mengembangkannya sebanyak 20 kali dengan air panas. Setelah mengembang, giling hingga halus, lalu tambahkan ekstrak etanol daun piladang sesuai konsentrasi ekstrak yang direncanakan, giling hingga homogen dan tambahkan aquades hingga volume yang dihasilkan 50ml.

Pembuatan Suspensi Bakteri Staphylococcus aureus

Perlakuan pada Hewan Percobaan

Analisis Fagositosis Sel Makrofag

Kapasitas fagositik ditentukan berdasarkan jumlah Staphylococcus aureus yang difagositosis oleh 50 sel fagosit aktif (Chairul et al., 2009).

Menghitung Persentase Jenis Sel Leukosit

Kemudian larutan turk disedot sampai angka 11. Pipet dikocok selama 3 menit dengan alat dari dalam pipet. 1-2 tetes pertama dibuang, tetes berikutnya dimasukkan ke dalam ruang hitung. Biarkan leukosit beristirahat selama 2 menit, setelah itu dihitung jumlah seluruh sel leukosit di keempat sudut ruang hitung.

Perhitungan Bobot Limfa

Pengolahan Data

Hasil

Hasil penentuan rerata persentase jenis sel leukosit darah tikus setelah pemberian ekstrak daun piladang pada kelompok kontrol negatif, kelompok dosis 200 mg/kgBB, kelompok dosis 400 mg/kgBB dan kelompok dosis 600 mg/kgBB masing-masing merupakan sel eukinofilik. . Hasil penentuan rata-rata jumlah sel leukosit menggunakan hemositometer setelah pemberian ekstrak daun piladang pada kelompok kontrol negatif (Na. CMC 0,5%) Na. Hasil penentuan rerata persentase aktivitas fagositik sel makrofag setelah pemberian ekstrak daun piladang pada kelompok kontrol negatif (Na. CMC 0,5%) Na.

Hasil penentuan rata-rata persentase kapasitas fagositik sel makrofag setelah pemberian ekstrak daun piladang pada kelompok kontrol negatif (Na. CMC 0,5%) sebesar 39,2%, dosis 200 mg/kgBB sebesar 65,4%, dosis 200 mg/kgBB sebesar 65,4%, dosis 200 mg/kgBB sebesar 65,4%, 400 mg/kgBB adalah 68,2%, dan dosis 600 mg/kgBB adalah 76,6%.

Pembahasan

Untuk sel induk neutrofil menunjukkan bahwa kelompok kontrol berbeda nyata dengan kelompok dosis 200 mg/kgBB dan tidak berbeda nyata dengan kelompok dosis 400 mg/kgBB dan kelompok dosis 600 mg/kgBB. Kelompok dosis 200 mg/kgBB tidak berbeda nyata dengan kelompok dosis 400 mg/kgBB dan kelompok kontrol. Pada segmen sel neutrofil menunjukkan bahwa kelompok dosis 200 mg/kgBB berbeda nyata dengan dosis 600 mg/KgBB dan tidak berbeda nyata dengan kelompok kontrol dan kelompok dosis 400 mg/KgBB.

Kelompok kontrol berbeda nyata dengan kelompok dosis 600 g/kg bb dan tidak berbeda nyata dengan kelompok dosis 200 mg/kg bb dan kelompok dosis 400 mg/kg bb. Kelompok 400 mg/kgBB berbeda nyata dengan kelompok 600 mg/kgBB dan tidak berbeda nyata dengan kelompok kontrol dan 200 mg/kgBB. Untuk sel limfosit dan sel monosit, kelompok kontrol berbeda nyata dengan kelompok dosis 600 mg/kgBB dan tidak berbeda nyata dengan kelompok dosis 200 mg/kgBB dan kelompok dosis 400 mg/kgBB.

Kelompok dosis 600 mg/kgBB berbeda nyata dengan kelompok kontrol, kelompok dosis 200 mg/kgBB, dan kelompok dosis 400 mg/kgBB. Kelompok dosis 200 mg/kgBB dan kelompok dosis 400 mg/kgBB tidak berbeda nyata dengan kelompok kontrol dan berbeda nyata dengan kelompok dosis 600. 40 dengan kelompok dosis 200 mg/kgBB, namun berbeda nyata dengan kelompok dosis 600 mg/kgBB dan kelompok dosis 400 mg. /kgBB.

Kelompok dosis 200 mg/kgBB berbeda nyata dengan kelompok dosis 400 mg/kgBB dan kelompok dosis 600 mg/kgBB, namun tidak berbeda nyata dengan kelompok kontrol. Kelompok dosis 400 mg/kgBB berbeda nyata dengan kelompok dosis 200 mg/kgBB dan kelompok kontrol, namun tidak berbeda nyata dengan kelompok dosis 600 mg/kgBB.

Kesimpulan

Saran

Aktivitas Ekstrak Etanol Biji Jintan Hitam (Nigella sativa Linn.) Terhadap Titer Antibodi dan Jumlah Sel Leukosit Mencit Putih Jantan. Ekstraksi dan pengujian antioksidan senyawa antosianin dari Miana (Coleus scutellarioides L. Benth) dan aplikasinya pada minuman. Pengaruh pemberian kombinasi buah sirih (Piper Betelel), daun miyana (Plectranthus scutellarioides (L.) R.BR.), madu dan kuning telur terhadap peningkatan aktivitas dan kapasitas fagositosis sel makrofag.

“Efek protektif pemberian ekstrak etanol HerbaMeniran (Phyllanthus Niruri L.) terhadap aktivitas dan kapasitas fagositik makrofag peritoneum tikus.” Artokarpus. Pengaruh Pemberian Jus Buah Jambu Biji Daging Merah (Psidium Guajava L.) Terhadap Aktivitas dan Kinerja Fagositik pada Tikus Putih Jantan. Jurnal Farmasi Hygea 4 (2). Suspensi ekstrak etanol daun piladang diperoleh dengan dosis 400 mg/kgBB per oral untuk kelompok II.

Gambar 3.  Skema kerja pembuatan dan evaluasi ekstrak etanol daun piladang  secara maserasi
Gambar 3. Skema kerja pembuatan dan evaluasi ekstrak etanol daun piladang secara maserasi

Persentase jenis sel leukosit

Hasil penghitungan total sel leukosit menggunakan hemositometer setelah pemberian ekstrak etanol daun Piladang (Solenostemon scutellarioides (L.) Codd) selama 7 hari.

Tabel  7.    Hasil  Perhitungan  Total  Sel  Leukosit  Menggunakan  Haemacytometer  Setelah  Pemberian  Ekstrak  Etanol  Daun  Piladang  (Solenostemon  scutellarioides (L.) Codd) Selama 7 Hari
Tabel 7. Hasil Perhitungan Total Sel Leukosit Menggunakan Haemacytometer Setelah Pemberian Ekstrak Etanol Daun Piladang (Solenostemon scutellarioides (L.) Codd) Selama 7 Hari

Total Sel Leukosit

Hasil perhitungan aktivitas fagositik sel makrofag cairan peritoneum setelah pemberian ekstrak etanol daun Piladang (Solenostemon scutellarioides (L.) Codd) yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus.

Tabel  8.  Hasil  Perhitungan  Aktivitas  Fagositosis  Sel  Makrofag  Pada  Cairan  Peritoneal  Setelah  Pemberian  Ekstrak  Etanol  Daun  Piladang  (Solenostemon  scutellarioides  (L.)  Codd)  Yang  Diinduksi  Bakteri  Staphylococcus aureus
Tabel 8. Hasil Perhitungan Aktivitas Fagositosis Sel Makrofag Pada Cairan Peritoneal Setelah Pemberian Ekstrak Etanol Daun Piladang (Solenostemon scutellarioides (L.) Codd) Yang Diinduksi Bakteri Staphylococcus aureus

Aktivitas Makrofag

Hasil perhitungan kapasitas fagositik sel makrofag cairan peritoneum setelah pemberian ekstrak etanol daun Piladang (Solenostemon scutellarioides (L.) Codd) yang diinduksi bakteri Staphylococcus aureus.

Tabel  9.  Hasil  Perhitungan  Kapasitas  Fagositosis  Sel  Makrofag  Pada  Cairan  Peritoneal  Setelah  Pemberian  Ekstrak  Etanol  Daun  Piladang  (Solenostemon  scutellarioides  (L.)  Codd)  Yang  Diinduksi  Bakteri  Staphylococcus aureus
Tabel 9. Hasil Perhitungan Kapasitas Fagositosis Sel Makrofag Pada Cairan Peritoneal Setelah Pemberian Ekstrak Etanol Daun Piladang (Solenostemon scutellarioides (L.) Codd) Yang Diinduksi Bakteri Staphylococcus aureus

Kapasitas Makrofag

Berat getah bening relatif tikus putih jantan setelah pemberian oral ekstrak etanol daun piladanga (Solenostemon scutellarioides (L.) Codd) selama 7 hari.

Tabel  10.      Bobot  Limfa  Relatif  Dari  Mencit  Putih  Jantan  Setelah  Pemberian  Ekstrak  Etanol  Daun  Piladang  (Solenostemon  scutellarioides  (L.)  Codd) Selama 7 Hari secara per oral
Tabel 10. Bobot Limfa Relatif Dari Mencit Putih Jantan Setelah Pemberian Ekstrak Etanol Daun Piladang (Solenostemon scutellarioides (L.) Codd) Selama 7 Hari secara per oral

Bobot Limfa Relatif (%)

Hasil uji Anova satu arah jumlah eosinofil mencit putih jantan setelah pemberian ekstrak etanol daun piladanga (Solenostemon scutellarioides (L.) Codd) selama 7 hari. Hasil hitung eosinofil lanjut Duncan pada mencit putih jantan setelah pemberian ekstrak etanol daun piladanga (Solenostemon scutellarioides (L.) Codd) selama 7 hari. Hasil uji Anova satu arah terhadap jumlah neutrofil progenitor mencit putih jantan setelah pemberian ekstrak etanol daun piladanga (Solenostemon scutellarioides (L.) Codd) selama 7 hari.

Hasil lanjutan Duncan jumlah neutrofil batang pada tikus putih jantan setelah pemberian ekstrak etanol daun Piladang (Solenostemon scutellarioides (L.) Codd) selama 7 hari. Hasil uji Anova satu arah terhadap jumlah neutrofil segmen mencit putih jantan setelah diberikan ekstrak etanol daun Piladang (Solenostemon scutellarioides (L.) Codd) selama 7 hari. Hasil lanjutan Duncan berupa hitung neutrofil segmen mencit putih jantan setelah pemberian ekstrak etanol daun Piladang (Solenostemon scutellarioides (L.) Codd) selama 7 hari.

Hasil uji Anova satu arah terhadap jumlah limfosit mencit putih jantan setelah pemberian ekstrak etanol daun Piladang (Solenostemon scutellarioides (L.) Codd) selama 7 hari. Hasil lanjutan Duncan dari jumlah limfosit pada mencit putih jantan setelah pemberian ekstrak etanol daun Piladang (Solenostemon scutellarioides (L.) Codd) selama 7 hari. Hasil uji Anova satu arah terhadap jumlah monosit mencit putih jantan setelah pemberian ekstrak etanol daun Piladang (Solenostemon scutellarioides (L.) Codd) selama 7 hari.

Hasil Lanjutan Duncan pada jumlah monosit pada tikus putih jantan setelah pemberian ekstrak etanol daun Piladang (Solenostemon scutellarioides (L.) Codd) selama 7 hari. Duncan's Advanced menghasilkan berat limfatik relatif setelah pemberian ekstrak etanol daun Piladang (Solenostemon scutellarioides (L.) Codd) selama 7 hari.

Tabel 11. Hasil Uji Anova Satu Arah  Dari Jumlah Eusinofil Mencit Putih  Jantan  Setelah  Pemberian  Ekstrak  Etanol  Daun  Piladang  (Solenostemon  scutellarioides (L.) Codd)  Selama 7 Hari
Tabel 11. Hasil Uji Anova Satu Arah Dari Jumlah Eusinofil Mencit Putih Jantan Setelah Pemberian Ekstrak Etanol Daun Piladang (Solenostemon scutellarioides (L.) Codd) Selama 7 Hari

Referensi

Dokumen terkait