• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh pemberian makanan tambahan (pmt)

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh pemberian makanan tambahan (pmt)"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh pemberian makanan pendamping ASI (PMT) terhadap status gizi balita gizi buruk (usia 12-59 bulan) di Puskesmas Ujung Gading Kabupaten Pasaman Barat tahun 2020. Untuk mengetahui status gizi balita (usia 12-59 bulan) sebelum memperoleh PMT di Puskesmas Ujung Gading Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2020 b.

Manfaat Penelitian

Memberikan masukan dan informasi kepada keluarga tentang perlunya asupan makanan yang cukup agar status gizi balita usia 12-59 bulan optimal untuk perkembangan dan kesehatan otak. Sebagai referensi ilmiah gizi khususnya gambaran program PMT balita gizi buruk (usia 12-59 bulan) dan juga untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi pelajar, pembaca pada umumnya dan bagi peneliti selanjutnya.

Ruang Lingkup Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Balita

Selain itu, anak usia dini membutuhkan makanan seimbang agar status gizinya baik dan proses tumbuh kembangnya tidak terhambat, karena anak usia dini merupakan kelompok usia yang paling sering mengalami kekurangan gizi (Kemenkes, 2010). Makanan seimbang adalah makanan yang mengandung gizi sesuai dengan kebutuhan tubuh, tidak lebih dan tidak kurang.

Status Gizi

Berdasarkan karakteristik berat badan tersebut, indeks berat badan menurut umur digunakan sebagai alat untuk mengukur status gizi. Mengingat karakteristik berat badan yang fluktuatif, indeks BB/U lebih mewakili status gizi seseorang saat ini.

Tabel 2.1 Pengukuran Antropometri Menurut Peraturan Menteri  Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020
Tabel 2.1 Pengukuran Antropometri Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020

Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada balita

Manfaat pemberian Makanan Pendamping untuk Pemulihan (PMT-P) ditujukan pada balita yang mengalami gizi buruk agar status gizi balita tidak jatuh ke dalam status gizi buruk. MPASI ditujukan untuk semua balita usia 6-59 bulan dengan tujuan pencegahan dan pemulihan yaitu balita kurus usia 6-59 bulan (indeks BB/PB atau BB/TB dengan Zscore < -2 SD, untuk balita gizi buruk dengan Z skor <- 3 SD diberikan sesuai anjuran Tim Peduli Gizi (Pengelolaan Anak Gizi Buruk) disertai penyuluhan gizi hingga status gizi balita membaik Balita Gizi Buruk usia 6-59 bulan, termasuk balita dengan garis merah di bawah (BGM) ) dari keluarga miskin, menjadi sasaran prioritas penerima pemulihan PMT (Kemenkes RI, 2011).

Prinsip dasar pemberian makanan pendamping ASI pada anak di bawah lima tahun adalah mencapai kecukupan gizi pada anak di bawah lima tahun dengan tetap mengkonsumsi makanan keluarga yang sesuai dengan gizi seimbang. Dalam kasus balita gizi buruk (berdasarkan indeks BB/BP atau BB/TB di bawah -2 SD) diberikan makanan tambahan (MT) hingga status. Produk pangan pelengkap yang telah diproduksi dan diperiksa dituangkan dalam berita acara pemeriksaan barang (BAPB) panitia penerima pekerjaan pengadaan MT, baik pusat maupun daerah.

Gambar 1. Makanan Tambahan Balita Berupa Biskuit
Gambar 1. Makanan Tambahan Balita Berupa Biskuit

Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Terhadap Status

Perencanaan Pada tahap perencanaan, menentukan sasaran PMT Balita dan menentukan jadwal persalinan program PMT Balita. Menurut penelitian Hosang et al (2017) tentang hubungan pemberian makanan tambahan dengan perubahan status gizi bayi kurang gizi di Kota Manado diketahui bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara pemberian makanan tambahan dengan status gizi bayi kurang gizi. . Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Chairunnisa dkk (2016) yang menyatakan bahwa program 90 hari cookies PMT MP-ASI di wilayah kerja Puskesmas Kota Palembang berpengaruh terhadap peningkatan berat badan/usia bayi gizi buruk.

Namun penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Putri (2020) yang menemukan bahwa tidak ada perbedaan status gizi balita dengan indeks antropometri berat/tinggi badan sebelum pemulihan PMT dan setelah pemulihan PMT di Zona Kerja. Puskesmas Sidomulyo Surabaya.

Kerangka Teori

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Populasi dan Sampel

Hasil yang didapatkan adalah balita sebanyak 45. Dengan demikian sampel penelitian yang diambil pada penelitian ini setelah ditambah cadangan 10% adalah balita. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah simple random sampling, yaitu semua elemen dalam populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel yang mewakili populasi.

Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

Merupakan kegiatan untuk mengecek data yang terkumpul, apakah data lengkap (semua field diisi), clear (apakah tulisan jelas terbaca), relevan (apakah data konsisten dengan hasil pengukuran) dan konsisten. Setelah dilakukan pengecekan dan pengkodean, langkah selanjutnya adalah mengolah data agar data yang dimasukkan dapat dianalisis. Data yang dimasukkan diperiksa ulang untuk memastikan bahwa data bebas dari kesalahan dan siap untuk dianalisis.

Setelah semua langkah pengisian formulir telah diisi dengan lengkap dan benar serta lolos koding, langkah selanjutnya adalah mengolah data agar dapat dianalisis dengan menggunakan program SPSS 16, hasil pengolahan data disajikan dalam bentuk membentuk. dari tabel distribusi.

Analisa Data

Prosedur Penelitian

Menyusun instrumen berupa lembar pemantauan balita gizi buruk (BB/TB <-2 SD) yang mendapat PMT selama penelitian. Setelah mendapat persetujuan orang tua, riwayat kesehatan, nama, umur, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, dan pengukuran berat dan tinggi badan dicatat. Peneliti kemudian memberikan informasi penelitian kepada orang tua agar dapat memberikan PMT berupa cookies kepada balitanya sebanyak 12 buah (3 bungkus) per hari (90 bungkus per bulan) dan dipastikan dikonsumsi oleh balita sampai habis. keluar dengan pengawasan dibantu oleh kader.

Monitoring dibantu kader dalam kepatuhan responden menerbitkan PMT dengan memberikan PMT langsung kepada responden oleh kader dalam waktu 1 x 2 hari. Anda memberi selama 90 hari (3 bulan) dengan mengukur berat dan tinggi badan setiap bulan dan menilai cookie.

Kerangka Konsep

Hipotesa

Definisi Operasional

Penelitian Terkait

Status gizi balita (usia 12-59 bulan) sebelum mendapat PMT di Puskesmas Ujung Gading Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2020 Status gizi balita (usia 12-59 bulan) sebelum mendapat PMT di Puskesmas Ujung Gading Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2020 Balita (Usia 12-59 bulan) Setelah mendapat PMT di Puskesmas Ujung Gading Kabupaten Pasaman Barat tahun 2020.

Status Gizi Bayi (Usia 12-59 bulan) Setelah mendapat PMT di Puskesmas Ujung Gading Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2020. Berdasarkan grafik 4.2 terlihat bahwa sebelum PMT diberikan diketahui 100% balita (usia 12-59 bulan) ) berstatus gizi buruk. Hubungan pemberian makanan tambahan dengan perubahan status gizi balita gizi buruk di Kota Manado.

Efektivitas pemberian makanan tambahan (PMT) untuk pemulihan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Simomulyo Surabaya. Tentang status gizi balita gizi buruk (usia 12-59 bulan) di Puskesmas Ujung Gading Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2020”.

HASIL PENELITIAN

Gambaran Umum Tempat Penelitian

Karakteristik Responden

Distribusi frekuensi menurut karakteristik responden pada balita gizi buruk di Puskesmas Ujung Gading Kabupaten Pasaman Barat. PMT selamat dari balita gizi buruk pada bulan pertama di wilayah kerja Puskesmas Ujung Gading Wilayah Pasaman Barat. Rerata Asupan Makanan PMT Balita Gizi Buruk di Tempat Kerja Puskesmas Ujung Gading Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2020.

Rata-rata asupan gizi harian balita gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Ujung Gading Kabupaten Pasaman Barat tahun 2020. balita baik energi, protein, lemak dan karbohidrat dari sebelum pemberian PMT sampai dengan bulan ketiga pemberian PMT.

Hasil Penelitian

Peningkatan berat badan balita setelah pemberian PMT dapat meningkatkan status gizi balita dari gizi kurang menjadi gizi baik. Hasil penelitian Iskandar (2017) juga menyatakan bahwa secara statistik ada pengaruh pemberian makanan tambahan yang signifikan terhadap perubahan berat badan dan perubahan status gizi. Pemberian makanan tambahan (PMT) secara rutin setiap hari selama 90 hari dapat mempengaruhi status gizi balita.

Terjadi peningkatan status gizi balita gizi buruk usia 12-59 bulan setelah mendapat PMT yaitu 15 balita dengan status gizi normal. Hubungan antara kepatuhan konsumsi makanan tambahan bayi dengan perubahan status gizi bayi di Puskesmas Pucangsawit Surakarta. Efektifitas program pemulihan PMT terhadap peningkatan berat badan pada anak balita dengan status gizi buruk di Kabupaten Banyumas.

PEMBAHASAN

Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini digunakan format pemantauan aktivitas PMT pada balita gizi buruk usia 12-59 bulan untuk melihat jumlah PMT yang digunakan oleh responden. Pendataan ini sangat bergantung pada kejujuran dan motivasi yang tinggi dari ibu responden yang diwawancarai untuk PMT yang diberikan kepada balitanya karena kegiatan ini cukup membosankan bagi responden dimana responden harus mengkonsumsi 3 biskuit PMT per hari selama 90 hari. Selain itu juga perlu jujur ​​kepada ibu responden dan mengingat apa saja yang pernah dikonsumsi responden sebelumnya.

Bisa saja ibu responden salah dalam menyebutkan ukuran porsi dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi responden. Variasi status gizi pada balita sangat bergantung pada asupan makanan yaitu pakan harian dan PMT, sehingga responden harus memiliki kepatuhan yang baik dalam mengkonsumsi PMT yang diberikan.

Analisa Univariat

Hal ini akan mengakibatkan gangguan metabolisme dalam tubuh akibat ketidakseimbangan konsumsi zat gizi sehingga menyebabkan balita dengan status gizi buruk. Perubahan status gizi balita usia 12-59 bulan dapat disebabkan karena kepatuhan konsumsi biskuit PMT Pemulihan, hal ini terlihat dari rata-rata PMT yang dikonsumsi balita gizi buruk usia 12-59 bulan pada bulan pertama mereka. diberikan, adalah 98,02%. pada bulan kedua menjadi 98,78% dan meningkat pada bulan ketiga menjadi 99,47%. Konsumsi PMT dapat membantu memenuhi kebutuhan energi dan protein anak kecil yang mengalami gizi buruk, sehingga bila diberikan dengan tepat dapat menyebabkan status gizi lebih baik (Adelasanti, 2018).

Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran keluarga akan pentingnya mendapatkan gizi yang cukup agar status gizi anak usia 12-59 bulan optimal untuk perkembangan dan kesehatan otak. Pengaruh kepatuhan konsumsi biskuit Mp-Asi terhadap asupan dan status gizi Baduta umur 6-18 bulan. Hubungan konsumsi ikan Dumbo (Clarias gariepinus) yang diperkaya protein dengan kecocokan biskuit dengan status gizi dan morbiditas benur di Warungkiara Bantargadung Kabupaten Sukabumi.

Hasil Analisis Bivariat

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Terdapat pengaruh Pemberian Makanan Tambahan (PMT) terhadap status gizi balita gizi buruk (usia 12-59 bulan) di Puskesmas Ujung Gading Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2020. Evaluasi program pemberian makanan tambahan balita gizi kurang di wilayah kerja Puskesmas ​​Puskesmas Langara Kabupaten Kepulauan Konawe. Pengaruh pemberian makanan tambahan terhadap pertambahan berat badan pada balita gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Kota Palembang.

Pengaruh Pemberian Makanan Pendamping untuk Pemulihan (PMT-P) Terhadap Perubahan Status Gizi Balita Kurang Gizi Tahun 2017 (Studi di Rumah Gizi Kota Semarang). Hubungan tekanan darah dengan status gizi Berdasarkan CDC 2000 pada anak usia 6-13 SD Negeri 60900 Medan Johor, 2010 [disertasi]. Sehubungan dengan dilakukannya penelitian yang berjudul “Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Terhadap Status Gizi Balita Kurang Gizi (12-59 bulan) di Puskesmas Ujung Gading Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2020”, sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi dari universitas perintis Indonesia.

PENGARUH GIZI PELENGKAP (PMT) TERHADAP STATUS GIZI PADA KURSUS (USIA 12-59 BULAN) PADA PT. PENGARUH GIZI TAMBAHAN (PMT) TERHADAP STATUS GIZI PADA PAKAI BERLANGGANAN (USIA 12-59 BULAN) DI PUSKESMAS UJUNG GADING KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2020.

Gambar

Tabel 2.1 Pengukuran Antropometri Menurut Peraturan Menteri  Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020
Gambar 1. Makanan Tambahan Balita Berupa Biskuit
Gambar 3.1  Alur Penelitian
Tabel 3.1   Definisi operasional
+2

Referensi

Dokumen terkait

NO NIM NAMA DOSEN PEMBIMBING KETERANGAN PEMBAGIAN DOSEN PEMBIMBING KERJA PRAKTIK TAHUN AKADEMIK 2022/2023 PRODI STATISTIKA, FAKULTAS MIPA, UII 64 20611127 DIVIA PUTRI RISTYASARI Dr..