• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pemutusan Hubungan Kerja Terhadap Pengangguran

N/A
N/A
Tirzah Amelia Baktiar

Academic year: 2023

Membagikan "Pengaruh Pemutusan Hubungan Kerja Terhadap Pengangguran"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MAKALAH

ASPEK HUKUM KONSTRUKSI

“Pengaruh Pemutusan Hubungan Kerja Terhadap Pengangguran”

NAMA : TIRZAH AMELIA BAKTIAR STAMBUK : 03120210170

KELAS : C2

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2023

(2)

ii KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan penyusunan Makalah Aspek Hukum Konstruksi dengan judul "Pengaruh Pemutusan Hubungan Kerja Terhadap Pengangguran" tepat waktu.

Penyelesaian makalah ini adalah hasil kerja keras dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir.

Watono, MT selaku dosen pengampuh mata kuliah Aspek Hukum Konstruksi, dan semua pihak yang turut membantu pembuatan makalah ini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Saya juga menyadari bahwa tidak ada yang sempurna, dan setiap karya memiliki kelemahan. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk meningkatkan makalah ini di masa depan.

Akhir kata, saya berharap makalah ini dapat menjadi sumber pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat.

Makassar, 13 Desember 2023

Penulis

(3)

iii DAFTAR ISI

SAMPUL ...i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan ... 2

BAB II TEORI ... 3

A. Pengertian ... 3

B. Ketentuan Pemutusan Hubungan Kerja ... 4

C. Jenis-Jenis Pengangguran ... 5

BAB III PEMBAHASAN ... 7

A. Dampak Pemutusan Hubungan Kerja Terhadap Pengangguran ... 7

B. Upaya Pemerintah Dalam Mengatasi Pengangguran ... 8

DAFTAR PUSTAKA ... 11

(4)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gelombang PHK massal baru-baru ini tidak hanya disebabkan oleh penurunan ekonomi. Salah satu terjadinya pergeseran kebutuhan industri menjadi faktor penyebab banyaknya PHK. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) saat ini disebabkan pergeseran tren permintaan industri akan tenaga kerja dan faktor ekonomi makro. Pengenalan teknologi baru yang lebih efektif daripada tenaga manusia dalam menyelesaikan pekerjaan saat ini merupakan fenomena yang terjadi sekarang ini. Pekerja akan berpindah akibat resesi global dan digitalisasi;

mereka yang tidak memahami digitalisasi juga akan tergeser akibat resesi global.

Akhir-akhir ini Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal banyak terjadi akibatnya angka pengangguran semakin meningkat.

Pengangguran di Indonesia yang telah mencapai puluhan juta orang merupakan suatu masalah yang mendesak yang harus segera dipecahkan karena dampak pengangguran itu akan sangat berbahaya bagi tatanan kehidupan sosial adalah fakta bahwa berbagai kejahatan sosial seperti pencurian, penodongan, perampokan, pelacuran, jual beli anak, anak jalanan dan lain-lain merupakan dampak dari pengangguran. Masalah pengangguran selalu menjadi permasalahan yang sulit terpecahkan disetiap negara. Sebab jumlah penduduk yang bertambah semakin besar tiap tahunnya, akan menyebabkan meningkatnya jumlah orang pencari kerja, dan seiring itu tenaga kerja juga akan bertambah. Jika tenaga kerja tidak dapat terserap ke dalam lapangan pekerjaan maka mereka akan tergolong ke dalam orang yang menganggur. Karena itulah maka melalui strategi komunikasi pembangunan, kebijakan-kebijakan jangka pendek dan jangka panjang yang realistis mutlak dilakukan agar angka pengangguran dapat ditekan/dikurangi.

(5)

2 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, berikut ini dipaparkan rumusan masalah dalam makalah.

1. Bagaimana dampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap pengangguran?

2. Bagaimana upaya pemerintah dalam mengatasi pengangguran?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, berikut ini tujuan yang akan dicapai.

1. Untuk mengetahui dampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap pengangguran.

2. Untuk mengetahui upaya pemerintah dalam mengatasi pengangguran.

(6)

3 BAB II TEORI

A. Pengertian

1. Pengertian Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

Pemberhentian adalah fungsi operasional terakhir dari manajemen sumber daya manusia. Istilah pemberhentian ini identik dengan separation, pemisahan, atau Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan dari suatu orgaruisasi perusahaan.

Pemberhentian adalah pernutusan hubungan kerja seseorang (karyawan) dengan suatu organisasi perusahaan. Dengan pernberhentian berarti berakhir keterikatan kerja karyawan dengan perusahaan.

Menurut Pen.Menaker No. Per 03/Men/ 1996 pasal 1 ayat d, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah pengakhiran hubungan kerja antara pengusaha dengan pekerja berdasarkan izin Panitia daerah atau Panitia Pusat.

Pemutusan hubungan kerja secara besar-besaran (massal) adalah pemutusan hubungan kerja terhadap 10 (sepuluh) orang pekerja atau lebih pada satu perusahaan dalam satu bulan atau terjadi rentetan pemutusan hubungan kerja yang dapat menggambarkan suatu itikad pengusaha untuk mengadakan pemutusan hubungan kerja secara besarbesaran.

Pemberhentian dilaksanakan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 12 th. 1964 KUHP dan seizin P4D dan P4P terutama mengenai tenggang waktu saat dan izin pemberhentian. Menurut UU No. 12 tahun 1b64 KUHP, pemberhentian didasarkan atas perikemanusiaan dan menghargai pengabdian yang diberikan kepada perusahaan.

2. Pengertian Pengangguran

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dalam indikator ketenagakerjaan, pengangguran adalah penduduk yang tidak bekerja namun sedang mencari pekerjaan atau sedang mempersiapkan suatu usaha baru atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja tetapi belum mulai

(7)

4 bekerja. Menurut Hasyim (2017:197) pengangguran merupakan masalah strategi dalam perekonomian secara makro, karena berpengaruh langsung kepada standar kehidupan dan tekanan psikologis masyarakat. Sedangkan menurut Nanga (2001:253) pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif tidak sedang mencari pekerjaan.

Pengangguran atau bisa disebut juga tunakarya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, atau sedang mencari pekerjaan.

Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang tersedia.Pengangguran merupakan masalah dalam perekonomian, karena dengan adanya pengangguran produktivitas dan pendapatan masyarakat berkurang sehingga menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah- masalah sosial lainnya.

B. Ketentuan Pemutusan Hubungan Kerja

Ketentuan Pemutusan Hubungan Kerja (PP 35 Tahun 2021 Pasal 37) adalah sebagai berikut:

1. Pemberitahuan Pemutusan Hubungan Kerja dibuat dalam bentuk surat pemberitahuan dan disampaikan secara sah dan patut oleh Pengusaha kepada Pekerja/Buruh dan/atau Serikat Pekerja/Serikat Buruh paling lama 14 (empat belas) hari kerja sebelum Pemutusan Hubungan Kerja.

2. Dalam hal Pemutusan Hubungan Kerja dilakukan dalam masa percobaan, surat pemberitahuan disampaikan paling lama 7 (tujuh) hari kerja sebelum Pemutusan Hubungan Kerja.

3. Pekerja/Buruh yang telah mendapatkan surat pemberitahuan Pemutusan Hubungan Kerja dan menyatakan menolak, harus membuat surat penolakan disertai alasan paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah diterimanya surat pemberitahuan. (PP 35 Tahun 2021 Pasal 39)

(8)

5 C. Jenis-Jenis Pengangguran

Mengutip pernyataan Sukirno (2000:8- 9), Jenis-jenis pengangguran menurut sebab terjadinya pengangguran dibagi menjadi 2 (dua) jenis pengangguran, yaitu:

1. Pengangguran friksional, Makna dari pengangguran friksional adalah disaat terjadi kesusahan sementara antara pencari pekerjaan dengan lowongan kerja yang tersedia. Maksudnya, disaat pencari pekerjaan belum menemukan lowongan kerja, baik karena alasan waktu, jarak, maupun informasi yang kurang maka seseorang termasuk kedalam jenis pengangguran friksional.

2. Pengangguran structural, Makna dari pengangguran struktural adalah disaat terjadi permasalahan struktur atau permasalahan komposisi perekonomian.

Maksudnya, pada perubahan terjadi pada struktur maka berdampak pada kebutuhan keterampilan dari tenaga kerja. Namun, pencari kerja belum bisa beradaptasi dengan keterampilan yang dibutuhkan tersebut. Dengan demikian, seorang pencari kerja tersebut termasuk ke dalam jenis pengangguran struktural.

Sukirno (1994) membagi pengangguran ke dalam 4 (empat) kelompok yaitu:

1. Pengangguran terbuka, Penyebab terjadinya pengangguran terbuka adalah disaat kondisi pertambahan tenaga kerja lebih tinggi dibandingkan lowongan perkerjaan yang tersedia.

2. Pengangguran tersembunyi, Pengangguran tersembunyi terjadi disaat tenaga kerja yang dimiliki kelebihan karena beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhinya antara lain, berkaitan dengan jenis kegiatan pada perusahaan tersebut, kecil besarnya perusahaan tersebut, jenis intensif yang digunakan oleh perusahaan tersebut dan capaian tingkat produksi suatu perusahaan. Misalnya: pelayan restoran yang dibutuhkan sudah melebihi kebutuhan sehingga kelebihan pelayan tersebut termasuk kedalam kelompok pengangguran tersembunyi.

(9)

6 3. Pengangguran Musiman, Pengangguran musiman bergantung pada beberapa faktor terutama faktor musim atau cuaca. Misal, pekerja pada sektor pertanian atau perikanan. Dimana apabila cuaca baik maka petani/nelayan dapat memperoleh untung yang besar namun ketika cuaca buruk bisa saja tidak ada penghasilan yang diperoleh dan pekerja tersebut harus menganggur karena tidak memiliki pekerjaan lain selain bertani atau sebagai nelayan.

4. Setengah menganggur, Pekerja yang setengah menganggur umumnya terjadi akibat urbanisasi yang berkembang di Indonesia. Sebagian besar dari penduduk tersebut sulit menemukan pekerjaan di kota, ada juga yang bisa bekerja hanya satu ata dua hari dalam satu minggu. Pekerja seperti ini termasuk kedalam kelompok setengah menganggur.

(10)

7 BAB III PEMBAHASAN

A. Dampak Pemutusan Hubungan Kerja Terhadap Pengangguran

Akhir-akhir ini Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal banyak terjadi akibatnya angka pengangguran semakin meningkat. Pemutusan Hubungan Kerja merupakan suatu kondisi dimana karyawan diberhentikan atau tidak berkerja lagi dari instansi karena hubungan kerja antara karyawan dan instansi terputus, atau masa kontrakya tidak diperpanjang lagi.

Terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja yang disebabkan antara lain juga erat kaitannya dengan fenomena pengangguran. Masalah pengangguran selalu menjadi permasalahan yang sulit terpecahkan disetiap negara. Sebab jumlah penduduk yang bertambah semakin besar tiap tahunnya, akan menyebabkan meningkatnya jumlah orang pencari kerja, dan seiring itu tenaga kerja juga akan bertambah. Jika tenaga kerja tidak dapat terserap ke dalam lapangan pekerjaan maka mereka akan tergolong ke dalam orang yang menganggur.

Fenomena pengangguran juga berkaitan erat dengan terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja, yang disebabkan antara lain; perusahaan yang menutup/mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi atau keamanan yang kurang kondusif; peraturan yang menghambat investasi, hambatan dalam proses ekspor impor, dan lain-lain.

Keterbatasan lapangan pekerjaan yang tersedia di Indonesia sangat cukup tinggi dari tahun ke tahun, lapangan pekerjaan merupakan indikator penting tingkat kesejahteraan masyarakat dan sekaligus menjadi indikator keberhasilan penyelenggaraan "pendidikan" dalam mengurangi angka kemiskinan yang ada.

Sementara dampak sosial dari jenis pengangguran ini relatif lebih besar dan banyak efek negatif dari hal ini salah satunya tinggkat kriminalitas tiap daerah juga ikut bertambah karena dorongan ekonomi. Mengingat kompleksnya masalah ini, maka upaya pemecahannya pun tidak sebatas pada kebijakan sektor pendidikan saja, namun merembet pada masalah lain secara multi dimensional. Fenomena pengangguran sering menyebabkan timbulnya masalah sosial lainnya seperti yang

(11)

8 sudah diterangkan di atas. Di samping itu tentu saja akan menciptakan angka produktivitas sosial yang rendah, yang akan menurunkan tingkat pendapatan masyarakat nantinya. Pengangguran merupakan masalah serius yang dihadapi dalam pembangunan sumber daya manusia yang tengah dilakukan saat ini. Krisis ekonomi yang kini dihadapi ternyata telah memporak porandakan tatanan kehidupan bangsa.

B. Upaya Pemerintah Dalam Mengatasi Pengangguran

Salah satu permasalahan kependudukan yang tidak dapat dihindari adalah pengangguran. Pengangguran disebabkan karena meningkatnya tenaga kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan lapangan pekerjaan yang disediakan oleh pemerintah. Salah satu indikator di bidang ketenagakerjaan adalah pengangguran. Tingkat pengangguran akan mengukur sejauh mana angkatan kerja dapat diserap oleh lapangan pekerjaan yang disediakan tersebut.

Meningkatnya angka pengangguran akan berdampak pula pada permasalahan kemiskinan, kriminalitas, dan keadaan ekonomi.

Pemerintah telah melakukan berbagai upaya dalam mengatasi pengangguran di Indonesia. Berikut merupakan analisa dari penulis berkaitan dengan upaya yang dapat dilakukan oleh Pemerintah agar pengangguran di Indonesia dapat teratasi secara lebih baik.

1. Pemerintah perlu menyediakan informasi akurat mengenai lapangan pekerjaan dalam berbagai media yang disertai dengan transparansi. Lapangan pekerjaan disediakan oleh pemerintah untuk menyerap angkatan kerja atau lulusan sekolah/ universitas agar tidak menganggur. Lapangan kerja yang disediakan bisa dilakukan dengan menjalin kolaborasi dan kerjasama dengan perusahaan yang membutuhkan angkatan kerja yang banyak. Tentunya, pemetaan para pencari kerja perlu dilakukan dengan rinci agar lapangan kerja yang tersedia bisa seimbang dan memenuhi kebutuhan pencari kerja.

2. Pemerintah perlu menyelenggarakan pelatihan kerja secara gratis kepada penduduk yang membutuhkan pekerjaan. Bahkan, bila perlu program tersebut tidak hanya ditujukan kepada penduduk pencari kerja namun rutin dan terstruktur telah diprogramkan sejak penduduk tersebut masih berada di

(12)

9 bangku sekolah/universitas. Pelatihan bisa diselenggarakan dengan kolaborasi/kerjasama dengan lembaga pelatihan/pendidikan yang ada di lingkungan penduduk tersebut. Pelatihan kerja cenderung lebih dibutuhkan bagi penduduk yang tidak memiliki latar belakang pendidikan yang baik sehingga tidak memiliki keterampilan atau keahlian dalam bekerja namun seiring perkembangan teknologi, banyak hal yang perlu dikembangkan juga oleh penduduk lulusan sekolah/universitas. Hal senada disampaikan oleh Franita, Riska (2016) bahwa tujuan dari pelatihan yang dibuat oleh Pemerintah adalah agar pencari kerja memiliki keterampilan sehingga bisa mandiri. Dalam hal ini lebih lanjut ditegaskan bahwa Pemerintah perlu cepat tanggap dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas pelatihan yang akan diselenggarakan kepada penduduk Indonesia yang membutuhkan.

3. Pemerintah perlu melakukan pengawasan dalam program peningkatan mutu Pendidikan dan jiwa kewirausahaan. Pendidikan merupakan salah satu upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Pemerintah perlu melakukan pemetaan terkait dengan angka putus sekolah, atau anak yang tidak mampu bersekolah karena biaya pendidikan. Oleh karenanya Pemerintah perlu hadir untuk memberikan akses pendidikan gratis sebagai upaya pemenuhan hak dasar penduduk Indonesia. Hasil penelitian sebelumnya mencatat bahwa pendidikan berperan untuk mewujudkan sumber daya manusia yang kompeten karena pada pendidikan yang terselenggara tersebut, pencari kerja akan diberikan berbagai pengetahuan dan keterampilan sebagai pendukung dalam mencari pekerjaan atau membuat pekerjaan/wiraswasta (Franita, Riska, 2016). Hal lain yaitu, Pemerintah perlu meningkatkan jiwa kewirausahaan bagi penduduk Indonesia. Mengingat, tidak semua orang senang dan berbakat melakukan pekerjaan kantor. Oleh karenanya, Pemerintah perlu memfasilitasi penduduk yang memiliki jiwa kewirausahaan sehingga kelompok tersebut bisa memperoleh lapangan pekerjaan yang disediakan oleh Pemerintah.

4. Pemerintah perlu menyediakan dan meningkatkan sosialisasi terkait dengan literasi informasi berbasis inklusi sosial kepada penduduk Indonesia. Dalam hal ini, apabila penduduk giat dalam cerdas informasi dan mau meningkatkan

(13)

10 kemampuan/keterampilan dirinya, maka penduduk dapat secara mandiri memperoleh informasi tersebut. Informasi dari buku atau media lainnya tersebut dapat memberikan pengetahuan kepada penduduk berkaitan dengan keterampilan sehingga penduduk bisa mandiri dalam menghasilkan pekerjaan baru dan/atau memiliki keterampilan baru.

(14)

11 DAFTAR PUSTAKA

CNBC Indonesia, 09 November 2022, Tak Resesi Tapi PHK Massal Terjadi, Ada Apa Ekonomi RI?, 13 Desember 2023,

https://www.cnbcindonesia.com/news/20221109095730-4-386311/tak-resesi- tapi-phk-massal-terjadi-ada-apa-ekonomi-ri

Dinas Naker PMPTSP Banjarnegara, 06 September 2022, Pemutusan Hubungan

Kerja (PHK), 13 Desember 2023,

https://disnakerpmptsp.banjarnegarakab.go.id/2022/09/pemutusan-hubungan- kerja/

Habibi, Fariza. Hasanah, Uswatun. 2022. Dampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Tahun 2022. Value Jurnal Ilmiah Akuntansi Keuangan dan Bisnis. Vol 3 No 2

Ishak, Khodijah. 2018. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengangguran Dan Inflikasinya terhadap Indek Pembangunan Di Indonesia. IQTISHADUNA:

Jurnal Ilmiah Ekonomi Kita. Vol 7 No 1

Kompas.com, 04 Februari 2021, Atasi Pengangguran dan Ledakan PHK, Ini Upaya Menaker, 13 Desember 2023,

https://money.kompas.com/read/2021/02/04/114900126/atasi-pengangguran- dan-ledakan-phk-ini-upaya-menaker#google_vignette

Muana, Nanga. 2005. Makro Ekonomi: Teori, Masalah Dan Kebijakan. Edisi Revisi.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Nurrahman, Agung. 2020. Upaya Pemerintah Dalam Mengatasi Permasalahan Pengangguran Di Indonesia. Delegasi IPDN. Vol 2 No 1

Priyono, Marnis. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Surabaya: Zifatama Publisher

Sadono Sukirno. 1981. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Jakarta: Lembaga Penerbitan Universitas Ekonomi Universitas Indonesia

Referensi

Dokumen terkait