• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENAMBAHAN BIOADITIF MINYAK SEREH WANGI PADA BAHAN BAKAR PERTALITE TERHADAP PERFORMA DAN EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR

N/A
N/A
UKM Indonesia Maju

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH PENAMBAHAN BIOADITIF MINYAK SEREH WANGI PADA BAHAN BAKAR PERTALITE TERHADAP PERFORMA DAN EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

Pengaruh penambahan bioaditif minyak serai wangi pada bahan bakar pertalite terhadap unjuk kerja mesin sepeda motor dan emisi gas buang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan minyak serai wangi pada bahan bakar pertalite terhadap unjuk kerja dan emisi gas buang mesin sepeda motor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan minyak serai wangi pada bahan bakar pertalite berpengaruh terhadap performa dan emisi gas buang mesin sepeda motor.

Saran dari penelitian ini adalah jika ingin mengurangi emisi gas buang sebaiknya menambahkan 20% minyak serai wangi pada bahan bakar pertalite Anda. Pengujian diperlukan untuk mengetahui kandungan campuran minyak serai wangi dan bahan bakar pertalite. Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penambahan Bioaditif Minyak Sereh Pada Bahan Bakar Pertalite Terhadap Kinerja Mesin dan Emisi Gas Buang Mesin”.

Hal ini berdampak pada peningkatan konsumsi bahan bakar dan peningkatan polusi dari gas buang kendaraan. Pertalite merupakan bahan bakar minyak (BBM) jenis baru yang diproduksi oleh Pertamina. Dibandingkan premium, Pertalite memiliki kualitas bahan bakar yang lebih baik karena memiliki angka oktan riset (RON) sebesar 90. Kehadiran bioaditif yang mengandung oksigen pada bahan bakar turut berperan. berperan dalam meningkatkan angka oktan (octane number) agar proses pembakaran pada mesin berlangsung optimal dan emisi gas buang menurun (Song dan Choi, 1999).

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penting dilakukan penelitian mengenai pengujian kinerja dan emisi gas buang kendaraan yang menggunakan campuran bahan bakar pertalite dan minyak serai wangi.

Identifikasi Masalah

Indonesia merupakan produsen utama beberapa minyak atsiri, salah satunya adalah minyak serai (Kadarohman, 2009).

Pembatasan Masalah

Bahan bakar yang digunakan adalah pertalite, pertalite dicampur dengan minyak serai wangi (senyawa minyak serai wangi. Uji emisi gas buang dilakukan dengan menghitung kadar karbon monoksida (CO), hidrokarbon (HC) dan karbon dioksida (CO2).

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Untuk mendapatkan formulasi terbaik yang dapat menghasilkan performa dan emisi gas buang pada sepeda motor.

Manfaat Penelitian

Landasan Teori .1 Bahan Bakar .1 Bahan Bakar

  • Bahan Bakar Pertalite
  • Nilai Oktan
  • Minyak Sereh Wangi
  • Pembakaran pada Motor Bensin
  • Performa Mesin
  • Emisi Gas Buang

Bahan bakar minyak umumnya mempunyai berat jenis antara 0,82-0,96, dengan kata lain minyak lebih ringan dibandingkan air. Nilai kalor adalah jumlah panas yang diperoleh dari pembakaran suatu bahan bakar dalam suatu asam. Misalnya bahan bakar minyak dengan berat jenis 0,75 atau berat jenis API 70,6 memiliki nilai kalor sebesar 11.700 kal/kg.

Pada bahan bakar dengan gravitasi API tinggi, titik didihnya rendah, sehingga titik nyala bahan bakarnya juga rendah. Kadar abu merupakan sisa bahan bakar yang tersisa setelah seluruh bagian terbakar pada proses pembakaran. Air yang terkandung dalam solar dapat menyebabkan pembakaran tidak sempurna, sedangkan sedimen dapat meningkatkan jumlah gas sisa pembakaran dan abu.

Kristanto dkk menjelaskan, semakin tinggi angka oktan maka kecenderungan knocking bahan bakar tersebut semakin rendah. Berdasarkan penelitian Kadarohman (2009), peran minyak atsiri sebagai bioaditif dapat meningkatkan performa mobil pada bahan bakar solar. Dalam mesin pembakaran tidak mungkin mengubah seluruh energi bahan bakar menjadi tenaga yang berguna.

Analisis performa mesin berfungsi untuk mengetahui konsumsi bahan bakar, rasio bahan bakar terhadap udara dan keluaran tenaga mesin. Di dalam silinder mesin terjadi perubahan energi dari energi kimia bahan bakar pada saat proses pembakaran menjadi energi mekanik pada piston (Raharjo dan Karnowo, 2008:99). Besarnya emisi gas buang pada sepeda motor berbahan bakar bensin sejalan dengan peningkatan jumlah campuran udara dan bahan bakar.

Kandungan HC dalam gas buang akan meningkat seiring dengan semakin kayanya campuran udara/bahan bakar, sehingga pembakaran menjadi kurang sempurna. Hal ini akan mengakibatkan rendahnya tekanan pada ruang bakar dengan campuran udara/bahan bakar yang relatif kaya. Karbon monoksida dihasilkan karena pembakaran yang tidak sempurna atau karena campuran bahan bakar dan udara yang terlalu kaya (Siswantoro et al., 2011:77).

Karbon monoksida (CO) tidak terbentuk jika rasio udara-bahan bakar lebih besar dari 16:1 atau dengan kata lain campurannya buruk. Konsentrasi gas CO yang dikeluarkan mesin sangat dipengaruhi oleh rasio campuran bahan bakar-udara atau AFR.

Tabel 2.1 Nilai-Nilai Oktan dari Jenis Bahan Bakar Beserta Rasio Kompresi
Tabel 2.1 Nilai-Nilai Oktan dari Jenis Bahan Bakar Beserta Rasio Kompresi

Kajian Pustaka

Jika oksigen atau udara dalam proses tidak mencukupi, maka akan terjadi pembakaran tidak sempurna. Jadi untuk menurunkan CO2 maka perbandingan campurannya harus diperkecil, namun akibatnya HC dan NOx akan lebih mudah muncul. Gas karbon dioksida (CO2) merupakan gas buang yang tidak berwarna dan tidak berbau, mudah larut dalam air.

Gas dengan kandungan CO2 yang tinggi dapat menyebabkan pemanasan global karena hutan yang dapat menyerap CO2 semakin berkurang (Ellyanie, 2011:438). Jika kadar CO2 tinggi maka CO akan semakin rendah, karena untuk proses pembakaran hampir sempurna maka CO2 harus tinggi dan O2 harus rendah. Hasil pengujian menunjukkan bahwa minyak cengkeh berpotensi untuk digunakan sebagai bioaditif minyak bensin karena mempunyai kinerja paling tinggi dalam menurunkan konsumsi bahan bakar dibandingkan minyak terpentin, minyak pala, minyak gandapura, minyak serai dan minyak kayu putih.

Komposisi bahan bakar solar dan minyak cengkeh 0,6% mampu menurunkan tingkat konsumsi bahan bakar menjadi 251,91 ml/jam dibandingkan dengan tingkat konsumsi minyak solar yang tidak direformasi (263,58 ml/jam). Komposisi minyak atsiri yang digunakan hanya kurang dari 1% sehingga perlu dilakukan pengujian dengan komposisi yang lebih besar. Penelitian lebih lanjut oleh Sulistyo dkk yang berjudul Pemanfaatan Etanol Sebagai Peningkat Oktan Bahan Bakar Bensin Pada Sistem Injeksi Bahan Bakar Sepeda Motor 4 Tak 1 Silinder diperoleh hasil peningkatan tenaga sepeda motor bila menggunakan bahan bakar premium dengan variasi kadar etanol.

Hal ini disebabkan karena meningkatnya angka oktan bahan bakar, peningkatan tersebut berdampak baik terhadap kualitas. Hal ini dikarenakan kandungan aromatik pada bahan bakar dapat digantikan oleh fraksi etanol, sehingga kandungan aromatik yang lebih sedikit akan mengurangi emisi.

Kerangka Pikir Penelitian

Hipotesis

SIMPULAN

SARAN

Pengujian campuran bahan bakar metanol premium pada mesin sepeda motor 4 tak. Pengaruh terhadap emisi gas buang. Jumlah kendaraan bermotor dirinci berdasarkan jenis kendaraan, 2017. (ONLINE), http://semarangkota.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/23. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, 2010, Pemanfaatan Minyak Sereh Sebagai Bio-Additive Minyak Cabai, Sinar Tani Edisi 24 – 30 November 2010.

ONLINE), http://www.hondacengkareng.com/faq/tabel-bahan-bakar-ideal-motor-honda-besar-rasio-kompresi-mesin. Pengaruh Penggunaan Katalis Tiga Arah Terhadap Emisi Gas Buang Pada Kendaraan Toyota Kijang Innova. Tinjauan kinerja teknik pengapian energi tinggi Jurnal Internasional Penelitian dan Inovasi Sains dan Teknologi.

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2006 tentang Batas Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tua. Putra, N.N., 2014, Penghapusan Geraniol dari Sereh dengan Cara Distilasi Multi Tahap dan Penerapannya Sebagai Bio-aditif Bensin, Skripsi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Semarang. Studi eksperimental pengaruh campuran bahan bakar premium dengan Siwalan Nira Bio-etanol terhadap performa sepeda motor 4 tak.

Parameter pengendaraan sepeda motor di jalan raya mempengaruhi konsumsi bahan bakar dan emisi pada lalu lintas koridor perkotaan. Analisis emisi gas buang kendaraan bermotor 4 tak yang menggunakan bahan bakar campuran premium dengan variasi penambahan aditif. Penggunaan Etanol Sebagai Peningkat Oktan Bahan Bakar Bensin pada Sistem Injeksi Bahan Bakar Sepeda Motor 4 Tak 1 Silinder.

Gambar

Tabel 2.1 Nilai-Nilai Oktan dari Jenis Bahan Bakar Beserta Rasio Kompresi
Tabel 2.2 Standar dan Mutu Bahan Bakar Jenis Bensin 90
Gambar 2.1 Grafik Pembakaran Motor Bensin.
Gambar 2.2 Keseimbangan Energi Pada Motor Bakar.
+4

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Minyak kayu putih (cajeput oil) adalah contoh jenis minyak atsiri tersebut. Minyak kayu putih dapat dijadikan bio aditif karena larut dalam bahan bakar, dan dari hasil

Berdasarkan gambar tabel di atas dapat dipahami bahwa momen torsi yang dibangkitkan dari hasil pembakaran mesin diesel berbahan bakar campuran antara minyak jarak dan

Sereh wangi diproses, dan diolah menjadi minyak atsiri, maka akan mendapatkan nilai jual yang tinggi, maka dilakukan penelitian identifikasi GC-MS ekstrak minyak

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh campuran premium dengan minyak cengkeh terhadap performa mesin, emisi gas buang dan konsumsi bahan bakar

Dari hasil pengujian bahwa penggunaan campuran Naftalena dengan bahan bakar Pertalite memiliki pengaruh yang lebih baik terhadap Unjuk Kerja dan Emisi gas buang dari

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap Formulasi lotion antinyamuk yang mengandung Minyak Sereh Wangi ( Cymbopogon nardus (L) Rendle) dengan kombinasi

dan adanya perbedaan bunyi dan getaran yang lebih kecil serta tarikan yang lebih ringan dari bahan bakar tanpa Kemudian hasil penelitian dari konsumsi bahan bakar 1 liter premium+8%80ml

Dari data hasil pengujian diatas menunjukkan bahwa konsumsi bahan bakar yang dihasilkan oleh oktan 90 dan 92 pada saat menggunakan campuran bio-aditif minyak kayu manis 6% lebih rendah