• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penambahan Gardu Induk Tenayan Raya terhadap Sistem Kelistrikan Sumbar – Riau – Jambi - Repository Universitas Lancang Kuning

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Pengaruh Penambahan Gardu Induk Tenayan Raya terhadap Sistem Kelistrikan Sumbar – Riau – Jambi - Repository Universitas Lancang Kuning"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Pengaruh Penambahan Gardu lnduk Tenayan Raya terhadap Sistem Kelistrikan Sumbar- Riau - Jambi

1 2

Hamzah , Abdullah Asuhalmi bin Mohd Zin

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Univ. Lancang Kuning1 Departement. of Electrical Power Engineering, Universiti Teknologi Malaysia2

n.

Yos Sudarso, km 8 Rumbai, Pekanbaru, 28265, Indonesia' Skudai, Johor Bahru Darul Ta'zim, Johor, 81310, Malaysia2

E-mail : [email protected]1, [email protected]

ABSTRAK

Krisis energi listrik yang berk.epanjangan terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia dalam 10 tahuo terakhir ioi. Masukoya GI 1NR dalam Program 10.000 MW adalah dalam upaya menyelesaikao krisis energi listrik di wilayah ini. Deogan total daya terpasang 771.29 MW dan daya mampu 729.40 MW. Semeotara total beban nyata (active) puocak teijadi pada malam hari sudah mencapai 793.4 MW (288.2 MW di Riau, dan 351.0 MW di Sumbar, serta 154.20 MW di Jambi). Sedangkan beban semu (reactive) 202.4 MV Ar (70.4 MV Ar di Riau, dan 115.4 MVAr di Sumbar, serta 16.60 MVAr di Jambi). Saat ini defisit daya listrik uotuk sumbagteng sudah melebihi 164 MW, yang dipasok dari sistem sumbagsel melalui saluran transmisi 150 kV dari GI Lubuk Linggau di Sumatera Selatan ke GI Bangko di Jambi. Penambahan pembangkit baru, akan mengubah sebahagian besar profil sistem ini. Penggunaan Power System Analysis Toolbox (PSA T) dengan algoritma Newton Raphson dapat membatu penyelesaian aliran daya dengan lebih cepat. Penambahan pembangkit baru ini mengakibatkan teijadinya perubahan arab aliran daya khususnya pada sistem Riau.

Sistem Riau yang semula defisit menjadi berlebihan energi, sehingga bisa mensuplai ke sistem Sumbar- Jambi. Naiknya profil tegangan pada Gardu Induk (GI) Duri 1,93 kV (1,290/o), GI Dumai 1,97 kV {1,32%), dan GI Bagan batu 1,95 kV (1,30%) yang berada dibahagian utara kota Pekaobaru. Naiknya profil tegangan mengakibatkan turuonya rugi-rugi daya pada saluran transmisi.

Kata Kunci: A/iran daya, Newton Raphson, Pembangkit baru, GI Tenayan raya, PSAT ABSTRACT

In last decade almost all parts of Indonesia faced an electrical energy crisis. TNR generating substation has been approved by the government to included in first stage 10 000 MW is an attempt to resolve the electricity crisis in this region. The total istalled power capacity are 771.29 MW and the ability to produce power are 729.40 MW, while the total peak load reaches to 793.4 MW; 202.4 MVAr (i.e. 288.2 MW,· 70.4 MVAr, 351.0 MW,· 115.4 MVAr, 154.20 MW,· 16.60 MVAr in Riau, West Sumatra, and Jambi respectively). At present, the difference supply and demand exceeds 164 MW, which is borrowed from Sumbagsel systems through 150 kV transmission line from UG substation in South Sumatra to BKO substation in Jambi. The new power station addition will change almost the whole part of systems profile. Power flow solution using Newton Raphson algorithm and using ones matlab tool box the Power System Analysis Toolbox (PSAT). With addition ofTNR power station, the whole system profile will change. This will qffect the direction of power flow especially in Riou system. By that way the excessive power from Riau will be supplied to the west Sumatra- Jambi system.

Another effect is in term of voltage profile wiches increased at DRJ Sub Station (SS) 1.93 kV (1.290/o), DMI SS 1.97 kV (1.32%), and BGT SS 1.95 kV (1.300/o). The improvement voltage profile will decrease power losses in transmission lines.

Key words: Power flow, Newton Raphson, New Power Plant, Tenayan Raya SS, PSAT

PENDAHULUAN

Studi a1iran daya (power flow studies) yang umumnya dikenal dengan istilah aliran daya (power flow) adalah srodi yang di1akukan untuk mendapa:tkan infcc:masi mcogenai aliran daya dan rugi-rugi yang saluran transmisi

dan juga tegaogaD pada

masing-masing rei yang ada [1]. Studi ini merupakan tulang punggung dari analisis dan desain sistem tenaga listrik, yang juga berguna untuk perencanaan sistem tenaga, operasional sistem tenaga, penjadualan ekonomis sistem tenaga. Analisis aliran daya juga diperlukan untuk keperluan pada banyak analisis lainnya

(4)

seperti stabilitas transien dan penentuan biaya tidak diduga [2].

Data yang diperoleh dari basil analisis ini akan digunakan untuk mengevaluasi sistem, guna perbaikan unjuk kerja (performance), maupun pengembangan sistem. Ada beberapa metode perhitungan aliran daya yang digunakan pada saat ini. Teknik yang paling umum digunakan untuk solusi iterasi (pengulangan) dari persamaan- persamaan nwnerik melalui penyelesaian persamaan aljabar non-tinier telah sangat dikenal dalam penyelesaian masalah aliran daya [3,4].

Diantaranya adalah penyelesaian Gauss-Seidel, Newton-Raphson, dan Quasi-Newton, serta metode Fast Decouple [1,2,5]. Cara lain yang juga sudah banyak dipergunakan untuk penyelesaian aliran daya adalah dengan memanfaatkan model kecerdasan buatan (AI =

Artificial Intelligent) seperti sistem cerdas (ES

=

Expert System), algoritma genetika (GA =

Genetic Algorithm), Jaringan SyarafTiruan (JST) atau dikenal juga dengan Artificial Neural Network (ANN) (5,6,7].

Diantara beberapa pendekatan yang telah diuraikan diatas, maka dalam makalah ini metode yang digunakan untuk penyelesaian aliran daya pada sistem Sumbar - Riau ini adalah metode Newton-Raphson. Metode ini secara matematik Iebih unggul dari metode Gauss-Seidel dan Iebih cepat konvergennya, sehingga proses iterasinya akan Iebih pendek. Untuk sistem yang lebih besar, metode inipun lebih efisien dan lebih praktis [2].

LANDASAN TEORI

• •

Gambar 1: Sistem kelistrikan dengan n rei.

Untuk keperluan studi aliran daya, diasumsikan sistem tenaga tiga fasa dalam kondisi seimbang dan nilai admitansi bersama (mutual admittance) antara elemen diabaikan.

Dalam sistem tenaga listrik, dikenal ada tiga jenis rei, yaitu; (1) Rei ayun atau referensi (swing bus atau slack bus), yaitu rei pedoman yang dipilih

berdasarkan rei yang terhubung dengan pembangkit yang terbesar untuk mensuplai kebutuhan daya aktif (P) dan daya reaktif (Q). (2) Rei generator (PV bus), yaitu rei yang terhubung dengan pembangkit dan mampu dioperasikan untuk mengontrol tegangan pada rei menjadi normal. (3) Rel beban (PQ bus), yaitu rei yang hanya hanya memiliki beban (load) tanpa ada tersambung dengan pembangkit.

Ada 4 (empat) variable I parameter yang terdapat pada setiap re1, yaitu; (1). Nilai skalar tegangan,

IJ!il.

(2). Sudut fasa tegangan t5i. (3) Daya Aktif = Pi. (4). Daya Reaktif, Qi. Pada setiap rei hanya ada dua besaran yang ditentukan, sedangkan dua besaran yang lain dicari menggunakan persamaan a1iran daya. Dari empat besaran umumnya hanya ada dua nilai yang dicari pada masing-masing rei, sedangkan kedua besaran yang lain merupakan basil akhir dari perhitungan, dan niiainya tersebut tergantung pada dua nilai yang telah ditentukan sebeiumnya [1,2]. Nilai tersebut adalah : (1) rei ayun, nilai yang ditentukan : nilai

I Vii

dan t5i, dan nilai yang dicari nilai Pi. dan Qi. (2) rei generator, nilai yang ditentukan : nilai IV,~ dan Pi., dan nilai yang dicari nilai Qi. dan hi. (3) rei beban, nilai yang ditentukan : nilai Pi. dan Qi, dan nilai yang dicari nilai

I Vii

dan t5i.

Secara wnum sistem ketenagalistrikan dapat diiihat pada gambar 1. Dengan menggunakan hukum Kirchoff, maka akan diperoleh persamaan arusnya sebagaimana terlihat dalam persamaan (1).

,

I;="LYy·~

(1)

j:l

Atau dalam bentuk polarnya adaiah :

n

I;=

"LIYyl·l~l

LB;j +8j (2)

j=l

Sementara daya kompleks pada rel ke i, dihitung dengan menggunakan persamaan (3) .

P;-jQ;

=

17;• ·I; (3)

Dengan mensubstitusikan persamaan (2) ke persamaan (3), maka akan didapat persamaan aliran daya dengan metode Newton-Raphson sebagai berikut:

,

P;-jQ;

=IV;I L-O;"Lil!JI~I

L(Oii+8j) (4)

j : l

Dengan memisahkan bahagian nyata (real) dan semu (imaginary), maka akan didapat persamaan daya aktif dan daya reaktif pada rei ke i, yaitu sebagaimana terlihat dalam persamaan berikut ini :

(5)

If

Q,

=-2:1V;I·Iv Jiryl sm(oif-O;+oJ <6>

j :l

Persamaan (5) dan persamaan (6) adalah merupakan sepasang persamaan aljabar non-Iinier dengan variable bebas, yang dikenai juga dengan istilah persamaan aiiran daya statis. Dimana, besar tegangan dinyatakan dalam satuan per unit (pu), sedangkan besar sudut fasa dinyatakan daiam besaran radian (rad). Selanjutnya persamaan diatas dikembangkan dengan menggunakan deret Taylor [7], maka akan diperoleh persamaan (7) dan juga persamaan (8).

[~]=[~ ;Jl :;,] (7)

Atau dapat juga ditulis seperti persamaan berikut ini,

[ :;,]=[~ ;f-[~]

(8)

Dimana H, N, J, L adalah merupakan submatriks dari matriks Jacobian dengan nilai seperti berikut ini;

oF; oF;

H,* = ob"; ,

N,

= ov* v*

J _

oQ* _oF;

*"' -

ot5* ' L*"' - oV* V* .

P, = :tlv.i-!Y,_, Jir,l cos(D, -6, +81)

Q, z-:tlv.l·I"Jir .. l sin(s.

-s.

+61)

1"'

/!PI uJ = P, ,,,_. -P, ~I

!l.Q, Nd = Q; ,,..,,. - Q; cui i- 1.2. 3 •... , n

Hi1uns ~rei baru :

6(11+1) = t;<") + 61>(•) 1vr••" = lVI'"' + .O.IVI'"'

e""'=w·· 1vr·•-1vr .. "

lterasi - iterasi + I

Gambar 2: Algoritma Newton-Rapson untuk penyelesaian aliran daya.

Penyelesaian dari persamaan (8) ini, untuk setiap rei generator (PV bus) terdapat vektor koreksi sebesar £\0, sementara untuk setiap beban (PQ bus) ada vektor koreksi sebesar £\0, dan I!N.

Vektor koreksi ini berguna untuk memperbaiki nilai perkiraan (estimasi) awal dari nilai £\0, dan

!l. V. Proses ini akan beruiang (iterasi) hingga dipenuhi vektor nilai kesalahan !l.P untuk semua rei generator dan rei beban, serta !l.P untuk semua rei beban menjadi lebih kecii dari nilai toleransi £ yang telah ditentukan. Seianjutnya dengan menggunakan persamaan (7) dan (8), pada setiap iterasi, dihitung besar dari eiemen matriks Jacobiannya, baru kemudian di invers-kan.

Adapun algoritrna dari pada metoda Newton- Raphson adalah sebagaiman bagan aiir (flow chart) yang terdapat pada gambar 2.

Setelah aliran daya yang terdapat pada masing-masing saluran diperoieb, atau proses aiiran dayanya selesai dilaksanakan, maka selanjutnya dihitung rugi-rugi daya yang terjadi

(6)

pada saluran transmisi. Jika kita asumsikan rei i dan rei j dihubungkan melaui suatu saluran transmisi, maka akan mengalir arus sebesar l!i.

Arus yang terukur pada rei i akan bernilai positif jika mengalir ke arah relj. Arus I!i yang mengalir itu adalah sebesar :

Iij

=

II+ I;o

=

yij

(V; -~ )+ Y;o~

(9)

Begitu pula jika sebaliknya j ~ i, maka diperoleh:

'

Iji

=

-II+ Ijo

=

Yji

(~ -V; )+ Yjo~

(10)

Daya kompleks S!i dari rei ike relj, adalah: sij

= It

+Qij

= V;

·Iij

. = V;(V; .

-vj )yij

. .

(11 )

Sedangkan ~; atau daya kompleks rei j ke rei sji

=

vj · 1~ (12) Rugi-rugi daya pada saluran antara rei i dan relj;

(13)

SISTEM KELISTRIKAN SUMBAR - RIAU JAMBI SAAT INI

Riau merupakan salah satu propinsi yang cukup pesat perkembangannya dalam dunia industri. Sumatera Barat terns berbenah diri menjadi daerah tujuan wisata, mengingat sumber daya alamnya yang sangat indah. Sementara propinsi Jambi juga terns menggali dan mengembangkan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusianya. Perkembangan yang terjadi pada ketiga propinsi ini, berakibat pada meningkatnya permintaan (demand) akan ketersediaan energi listrik pada taraf yang semakin tinggi. Saat ini sudah puluhan ribu permohonan pasang baru kepada PT. PLN, pada masing-masing propinsi yang belum bisa terlayani. Hal ini terlihat dari rasio elektrifikasi yang tergolong rendah. Diantara ketiga propinsi ini, Sumbar memiliki rasio yang paling tinggi dengan 69,37%, disusul oleh Riau dengan 55,84%, dan yang paling rendah adalah Jambi sebesar 51,41% [8].

Untuk mengatasi hal inilah maka pemerintah RI merealisasikan program 10.000 MW tahap I dan II, dalam upaya menutup kekurangan atau defisit energi listrik yang ada. Selanjutnya Pemerintah juga sudah mencanangkan 15.000 MW pada tahap ill, dalam upaya terus mendorong pertumbuhan energi listrik nasional (elektrifitas listrik) sebesar 1,2 kalinya pertumbuhan ekonomi nasional [9].

--

Gambar 3: Diagram satu garis sistem 150 kV Sumbar- Riau- Jambi.

Sistem ketenagalistrikan di Sumbar - Riau - jambi, merupakan bagian dari sistem interkoneksi

Sumatera dengan sistem tegangan transmisi 150 kV. Sistem kelistrikan Sumbar dan Riau terhubung melalui saluran transmisi sepanjang 84.8 km

antara

Gardu Induk (GO Payakumbuh dan GI Koto Panjang. Sedangkan sistem kelistrikan Sumbar dan Jambi, terhubung melalui saluran transmisi sepanjang 117 km antara GI Kiliranjao dan GI Muara Bungo. Sementara sistem kelistrikan jambi dengan Bengkulu dan sumatera selatan terhubung melalui saluran transmisi sepanjang 195 km antara GI Lubuk Linggau dengan GI Bangko. Adapun diagram satu garis (single line diagram) dari sistem ketenagalistrikan ini dapat dilihat pada gambar 3.

Pada gambar tersebut terlihat bahwa sistem 150 kV Riau memiliki 8 (delapan) unit GI yang terdiri dari 6 ( enam) unit GI beban (PQ), dan 2 (dua) unit GI Pembangkit dan beban (PV).

Dimana pada GI Koto Panjang (KTP) terdapat PL TA dengan daya terpasang 3 x 38 MW, sedangkan pada GI Teluk Lembu (TLB) terdapat PLTG dengan daya mampu 2 x 21,6 MW, 1 x 20 MW, serta PLTD dengan daya terpasang 1 x 7.6 MW. Pada keadaan normal total daya yang tersedia pada sistem Riau adalah sebesar 184,8 MW (10]. Sedangkan pada wilayah propinsi Sumatera Barat, terdapat 15 unit GI yang terdiri dari 10 (sepuluh) unit GI beban (PQ), dan 5 (lima) unit GI Pembangkit dan beban (PV).

Dimana PLT A dengan daya terpasang 4 x 17

(7)

MW terhubung ke GI Maninjau, 3 x 3,5 MW terhubung ke GI Batang Agam, 4 x 43,75 MW terhubung ke GI Singkarak; PL TU dengan daya terpasang 2 x 91,2 MW terbuhubung ke GI Ombilin, dan PL TG dengan daya terpasang 3 x 18 MW terpasang ke GI Pauh Limo. Pada keadaan normal total daya yang tersedia pada sistem Sumbar adalah sebesar 489,75 MW [10].

Sementara pada wilayah propinsi Jambi, terdapat 4 (empat) unit GI yang terdiri dari 4 (empat) unit GI beban (PQ), dan 1 (lima) unit GI Pembangkit dan beban (PV), yang terpasang PL TA dengan daya 7 x 5,22 MW. Pada keadaan normal total daya yang tersedia pada sistem Sumbar adalah sebesar 36.54 MW [10].

Tabell. Data Rei (Bus), dan daya mampu t

genera or

No. Tip Gen

Be

ban

Rei LokaslGI

Rei Lokasl

(MW) MWMVA r 1~buk

ILinggau

sw

Sumsel

2!Bangko PQ Jambi 0.00 17.5 1.88 0

3~uara

PQ Jambi 0.00 35.1 3.78

!Bun go 0

4 AurDuri PQ Jambi 0.00 34.2 3.68 0 5iPayo PV Jambi 66.20 67.4

7.26

Selincah 0

6 Kiliranjao PQ Sumba

0.00 18.7 6.50

r 0

7 : -uantan PQ Riau 0.00 6.00 1.00 80mbilin PV Sumba 149.0 38.9

17.80

r 0 0

9 Salak PQ Sumba

0.00 10.4 2.90

r 0

10 Solok PQ Sumba

0.00 16.1 5.10

r 0

11 Indarung PQ Sumba

0.00 76.1 42.25

r 0

12 IJ>auhLimo PV Sumba

34.10 22.2 1.25

r 0

13 Spg. Haru PQ Sumba

0.00 59.7 16.50

r 0

14

IPIP

PQ Sumba r 0.00 18.5 0 5.90

15 ~ubuk IAiung PQ Sumba r 0.00 16.3 0 0.75 16 ~ingkarak PV Sumba 170.1

0.00 0.00

r 0

17 ~aninjau PV Sumba

64.80 12.4 0.50

r 0

18 Padang Lua PQ Sumba

0.00 27.6 10.20

r 0

19 Batusangka PQ Sumba

0.00 6.20 0.25 r

20 ~ayakumbuh PQ Sumba

0.00 16.8 4.10

r 0

21 Batang

PV Sumba

10.00 5.10 0.40

A gam r

22 Koto

PV Riau 113.6 21.8 1.00

anjang 0 0

23 Bangkinang PQ Riau 0.00 23.4 2.00 0 24 Garuda

PQ Riau 0.00 88.5 31.80

Sakti 0

25 Teluk

PV Riau 21.60 80.8 21.80

Lembu 5

26 Duri PQ Riau 0.00 31.6 5.40 5 27 Dumai PQ Riau 0.00 30.5

7.40 0 28 BaganBatu PQ Riau 0.00 11.5

1.00 0 Sebagai Rel Ayun (Swing/Slack Bus) pada sistem Sumbar- Riau, dipilih GI LLG. Hal ini dikarenakan GI inilah yang menghubungkan sistem ini dengan sistem kelistrikan Sumatera bagian selatan. Melalui GI ini juga kekurangan daya yang ada pada sistem Sumbar - Riau disuplai. Tabel l (satu) memperlihatkan data pembangkitan dan data beban dari masing- masing Rel (Bus). Juga dapat dilihat bahwa 68.6% (428.00 MW) daya mampu pembangkit tenaga listrik yang berasal dari Sumatera Barat, dan hanya 21,48% (135.20 MW) berasal dari daerah Riau, sementara Jambi punya andil

10,52% (66,2 MW).

Tabel2. Data Saluran transmisi 150 kV Sumbar- Riau-Jambi

Rei to Rei Konduktor Z Sll•n~~

Jenls mm:z kms R(pu' X(pu) l.LLG 2.BKO ACS

430 195

0.0641 . 0.073

R

oc

J 7

l.LLG 2.BKO ACS

430 195

0.0641 . 0.073

R ()(] J 7

~.BKO 3.MBG ACS

340 78.6

0.0332 . 0.030

R 2 J 6

~.BKO 3.MBG ACS

340 78.6

0.0332 . 0.030

R 2 J 6

~.MBG 4.ADR ACS 340 195 0.082Jj 10.076

(8)

R 7() 1

~.MBG 4.ADR ACS

340 195

0.082(] . 0.07(]

R 7()

J

1

~.ADR 5.PSC ACS R 340 27.() () 0.0114

J

. 0.010 5

~.ADR S.PSC ACS

340 27.()

0.0114 . 0.010

R ()

J

5

~.MBG 6.KLJ ACS

430 117

0.0385 . 0.044

R 1()

J

2

~.MBG f>.KLJ ACS R 430 117 1() 0.0385

J

. 0.044 2

~.KLJ 7.TLK ACS

240 100

0.059(] . 0.14(]

R 0()

J

4

~.KLJ 8.0MB ACS R 240 74.5 () 0.0444

J

. 0.104 f

~.KLJ ~.OMB ACS R 240 74.5 () 0.0444

J

. 0.104 (i

~.OMB ~.SAL ACS

240 2.29 0.0014 . 0.003

R

J

2

~.OMB 11. IND ACS

240 64.7

0.0386 . 0.09(]

R 3

J

9

S.OMB 19. ACS

240 32.C

0.0191 . 0.044

tllSK R (]

J

(_J

9.SAL 10. SOL ACS

240 28.1

0.0168 . 0.039

R

., J

6

10. SOL 11. IND ACS

240 34.2

0.0204 . 0.048

R 6

J

1

11. IND 13. PAL ACS

240 6.77 0.004(] . 0.009

R

J

<:; .J

11. IND 13. PAL ACS

240 6.77 0.004(] . 0.009

R

J

<:;

.J

13.PAL 12. ACS

240 6.8(] 0.004() . 0.009

~HU R

J

6

13.PAL 12. ACS

240 6.8(] 0.004(] . 0.009

SHU R J 6

13.PAL 14. PIP ACS

240 22.7

0.0135 . 0.031

R ()

J

9

13.PAL 15. ACS

240 33.7

0.0201 . 0.047

L.<BA R ()

J

3

14. PIP 15. ACS

240 11.()

0.0066 . 0.015

LBA R ()

J

4

15. LBA 16. ACS

320 11.2

0.0051 . 0.004

SKR R 8

J

4

15. LBA 16. ACS

320 11.2

0.0051 . 0.004

SKR R 8

J

4

15. LBA 17. ACS

240 56.7

0.0338 . 0.079

MNJ R 0

J

(i

15. LBA 17. ACS

240 56.7

0.0338 . 0.079

MNJ R 0

J

-~

17.MNJ 18. PDL ACS

240 42.0

0.0250 . 0.059

R ()

J (]

18. PDL ~0. ACS

240 32.0

0.0191 . 0.044

PYK R 0

J

9

19.BSK 120. ACS 240 26.1 0.0156 j 0.03(]

72

19. BSK ~0. ACS

240 26.1

0.0156 . 0.03(]

PYK R 9

J

8

20.PYK ~I. ACS

240 5.00 0.003(] . 0.007

~TA R

J ()

20.PYK ~2.KTP ACS

330 84.8

0.036'-l . 0.033

R ()

J

2

20.PYK ~2.KTP ACS R 330 84.8 () 0.036'l

J

. 0.033 2 21. KTP 23. ACS

435 18.3

0.006(] . 0.006

BKN R (]

J

9

21. KTP 24. GST ACS

435 63.8

0.021() . 0.024

R (]

J

1

23. 24. GST ACS

435 45.5

0.015(] . 0.017

IJKN R (]

J

2

~4. GST 25. TLB ACS

240 20.ti

0.0123 . 0.02~

R ()

J

9

~4. GST 25. TLB ACS

240 20.ti

0.0123 . 0.028

R ()

J

(_J

~4. GST 26.DRI ACS

240 117

0.0697 . 0.164

R 00

J

3

~4. GST 26. DRI ACS

240 117

0.0697 . 0.164

R 0()

J

3

~6. DRI ~7. ACS

240 59.()

0.0351 . 0.082

DMI R ()

J

(_J

~6.DRI 27. ACS 240 115

0.0685 . 0.161

BGT R 0()

J

.; <:;

Sementara distribusi beban pada tiga Propinsi tersebut adalah, Sumatera Barat 44,24% (351 MW), Riau 36,32% (288.2 MW), dan Jambi 19,44% (154.2 MW). Khusus untuk wilayah Riau, 60% dari bebannya berada pada kota Pekanbaru dan sekitarnya. Behan ini disuplai dari GI Garuda Sakti dan GI Teluk Lembu. Terlihat bahwa pada kondisi normal tetjadi defisit energi listrik pada sistem Riau lebih dari 100 MW.

Namun dalam kondisi kemarau dimana PLTA Koto Panjang tidak bisa dioperasikan secara maksimal, ditambah lagi jika ada kerusakan ataupun jika ada jadual perawatan suatu pembangkit, maka defisit energi listrik pun akan semakin besar, bahkan pernah mencapai 165 MW. Selama ini kekurangan tersebut selalu di suplai dari sistem Sumatera Barat (Sumbar).

Tabel 4. Profil tegangan dan daya pada GI 150 kV sistem Sumbar- Riau- Jambi.

Sebelum ada GI Setelah ada GI Perubah

TNR TNR an

Rel Pgen Q Pgen Q Teganga

v

gen

v

gen n

[kV] [MW

[MY [kV] [MW

[MY a [kV]l[%]

] ar] ]

r]

(9)

ILL 150.() 243. 5 131.4 150.C

IG

() 4 2

c

-0.~ 18.6(

IBK 146.~ 148.9

0 c; 0.00 0.00 8

o.oc o.oc

MB 145.~ 149.()

G 2 0.00 0.00 4

o.oc o.oc

[AD

149. 1 149.~

~ ~

o.oc o.oc s

0.()(

o.oc

IPs 150.() 113.3 150.(

t

() 66.2() 3 ( 66.2( 60.83

~ 145.2 149.i

lJ

5

o.oc

0.00 ( 0.0< 0.0<

trL 144A 148.S

K

7 0.00 0.00 4 0.0< 0.00

b.M

150.( 149.(] 150.G 149.(

a

( () 56.74

c

( 6.91

SA 149.~ 149.9

I.. 1 0.00 0.00 2

o.oc

0.00

so 149.3 149.3

L 3 0.0< 0.0< 3

o.oc o.oc

liN

149.4 149.4

D

~ 0.0(

o.oc

~ 0.00 0.00

~H 149./ 149.'i

u

()

o.oc

0.00 (

o.oc

0.00

IPA 150.() 130.3 150.( 132.(]

IL (] 34.1( ~ ( 34.1(] 5

149.4 149.4

PIP

8 0.00 0.00

t

0.00 0.00

~B 149.5 149.5

A 8 0.00 0.00 8 0.00 0.00 SK 150.() 171.() 150.C 171.() R () () 70.65

c

() 69.58

F

150] () 64.8( -4.34 150.( ( 64.8( -2.34

IPD 149.3 148.S

IL 1 0.0<

o.oc

~

o.oc

0.00

IBS 150.1 149.~

K

2

o.oc o.oc

1 0.00 0.00

rPy 150A 149.'i

K

8 0.00 0.00 3 0.0< 0.00 J)T 150.() 150.C

~ () 10.00 46.7() ( 10.0< 23.63 KT 150.() 113.4 104.3 150.() 113.4 p () () 3 () () 28.16

BK 149.1 149.~

N 4 0.0() 0.0< f

o.oc

0.00

ps 147.t 149.4

tr

4

o.oc o.oc

~ 0.00 0.00 [TL 150] 156.~ 150.(

B c

21.6( 1 ( 21.6(] 71.69

IDR 141.3 143~

c o.oc o . oc

~ ..; 0.00 0.00

OM

138.5

o-:oc

0.0Cil40A 0.00 0.00

0.(

o.oc c

1.3 2.08 9 2.1 3.22 4 0~

0.4 1 j 0.(

0.0( ( 2.<:

4.M

t

iJ

4.41 ~

0.(

0.00

c o.oc o.c

()

0.(

0.0< ( 0.(

0.0( (

o]

0.0( ( 0.(

o.oc

(

0.(

0.01 1 0.(

0.00

c

0.(

0.00 ( 0.(

o.oc

(

0.~

0.33 ~ o.~

0.31 1 0.' 0.75 (

0.(

o.oc

(

0.(

0.00 (

o:~

0.54 ~ 1-.~

1.83 ~

0.(

o.oc

(

1~

1.93 <;

1.91 1.3

Selanjutnya berdasarkan data SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) yang berada di P3BS (Pusat Pengaturan Behan Sumatera), terlihat bahwa ketiga propinsi ini masih kekurangan daya listrik sebesar 164 MW

& 18 MV Ar [9]. Kekurangan daya ini disuplai dari sistem sumatera bagian selatan (sumbagsel) melalui GI Lubuk Linggau (Sumatera Selatan).

Dalam penelitian ini, sistem Sumbagse1 yang diwakili dengan rei Lubuk Linggau merupakan rel ayun (swing/slack bus) yang akan mensuplai kekurangan daya yang berada di sistem Sumbar - Riau- Jambi.

Sebagai sarana penghubung antara GI, digunakan saluran transmisi dengan tegangan sistem 150 kV. Saluran transmisi tru menggunakan konduktor dari jenis ACSR (Allumunium Conductor Steel Reinforce), dengan berbagai ukuran luas penampang. Data saluran sistem transmisi adalah seperti terlihat pada tabel 2. Saluran transmisi yang terpanjang untuk sistem ini adalah yang menghubungkan GI Muara Bungo dan GI Aur Duri sejauh 195,7 km, serta GI Lubuk Linggau dan GI Bangko sejauh 195 km, dengan menggunakan saluran paralel.

Sementara untuk luas penampang konduktor yang terbesar terdapat pada saluran transmisi antara GI Lubuk Linggau dan GI Bangko, dan GI Muara Bungo dan GI Kiliranjao, GI Kota Panjang ke GI Bangkinang dan Garuda Sakti, serta dari GI Bangkinang ke GI Garuda Sakti, dengan menggunakan konduktor 430 mm2

Guna memudahkan proses perhitungan, maka data yang ada dikonversi ke nilai per-unit (pu).

Nilai ini diperoleh dengan menentukan nilai daya dasar (MV A.lasar) dan tegangan dasar (kV dasar).

Dalam makalah ini, nilai dari pada daya dasar yang dipergunakan MV Adasar = 100, sedangkan nilai dari pada tegangan dasar yang digunakan adalah kV cJasor

=

150. Selanjutnya diperoleh nilai impedansi dasarnya adalah :

Z KV.!.,. => Z

=

15

=

225

n

'*- MV A.-, '*- 100

Berdasarkan nilai dasar ini, akan diperoleh data saluran transmisi 150 kV pada sistem dalam satuan perunit (pu), dengan basil sebagaimana terlihat pada tabel2.

(10)

BASIL DAN PEMBAHASAN

Untuk mendapatkan analisis aliran daya pada sistem ini, penyelesiannya adalah menggunakan algoritma Newton Raphson, dengan bantuan Toolbox software Matrix Laboratory (MatLab).

Sementara Toolbox yang digunakan adalah PSAT (Power System Analysis Toolbox) [I 0].

Hasil dari pada aliran dayanya adalah sebagaimana terlihat pada tabel 4 dan tabel 5.

Dari tabel 4 dapat dilihat profit tegangan yang ada pada setiap rel pada sistem 150 kV ini. GI-GI yang berada di bahagian utara propinsi Riau memiliki kualitas tegangan yang kurang bagus.

Tegangan terendah terdapat pada GI Dumai (138,52 kV), sudah mendekati batas terrendah standar ( -10%) yang diizinkan. Semen tara pada tabel 5 memperlihatkan kondisi a1iran daya dalam kondisi normal (semua pembangkit yang berada pada sistem dalam kondisi beroperasi maksimal).

Dalam situasi seperti ini, sistem masih kekurangan daya listrik. Untuk itu perlu di suplai daya listrik lebih dari 219 MW dari sistem Sumbagsel melalui GI Lubuk Linggau ke GI Bangko. Sementara aliran daya terbesar terjadi pada saluran transmisi yang menghubungkan GI Kota Panjang dan GI Bangkinang sebesar 136,09 MW. Hal ini disebabkan karena saluran ini selain mengalirkan daya ke kota Pekanbaru dan bagian utara propinsi Riau, juga mengalirkan daya ke daerah Bangkinang dan sekitarnya. Namun, meskipun demikian rugi daya yang terdapat pada saluran ini tidak lab begitu besar, mengingat salurannya cukup pendek.

Tabel 5. Aliran daya pada saluran sistem transmisi 150 kV Sumbar- Riau- Jambi saat ini

From To PFlow QFlow PLoss QLoss Rel Rel [MW] [MVar] [MW] [MVar]

BKO iLLG -109.50 79.82 12.27 14.11 BKO 11--LG -109.50 79.82 12.27 14.11 BKO MBG 100.7" -80.76 5.77 5.32 BKO MBG 100.75 -80.76 5.77 5.32 MBG KU 56.97 -39.31 1.95 2.24 MBG KLJ 56.97 -39.31 1.95 2.24 MBG ADR 20.46 -48.66 2.44 2.24 MBG ADR 20.46 -48.66 2.44 2.24 [ADR PSC 0.9-" -52.7~ 0.3"" 0.3(

~DR PSC 0.92 -52.74 0.32 0.3C

~J OMB 42.66 -45.33 1.83 4.32

~J OMB 42.66 -45.33 1.83 4.32

~J TLK 6.02 1.06 0.02 0.06 PMB BSK 74.44 -31.72 1.2'1 2.94 PMB BSK 74.44 -31.7"" 1.2'1 2.94

~AL ~OL 20.30 1.40 0.07 0.16

SAL PMB -30.70 -4.3C 0.01 0.0 ....

SOL

nm

4.13 -3.86 0.01 0.02

iND ~AL -29.95 -23.88 0.06 0.14 IND PMB -12.09 1.39 0.06 0.14 SHU PAL -29.85 -8.25 0.04 0.09 SHU ~AL -29.85 -8.25 0.04 0.09 PAL

nm

30.01 24.02 0.06 0.14

PAL 11--BA -56.99 31.29 0.85 2.00 PIP 11--BA -69.9(] 26.03 0.37 0.86 PIP PAL 51.40 -31.93 0.50 1.18 1...BA MNJ 12.86 -8.85 0.08 0.20 1...BA MNJ 12.86 -8.85 0.08 0.20 SKR UJA 85.50 -35.33 0.44 0.38 SKR c1...BA 85.5() -35.33 0.44 0.38 POL MNJ -76.31 26.82 1.65 3.9(]

POL PYK. 48.71 -37.02 0.72 1.7() BSK PYK. 70.09 -34.78 0.95 2.25 BSK PYK. 70.09 -34.78 0.95 2.25

~YK KTP 87.15 -82.07 5.26 4.73 aT A PYK. 4.9() -47.1() 0.07 0.16

~TP GST 119.3() -35.95 3.26 3.74

~TP BKN 136.0<J -34.31 1.18 1.3(i

~TP PYK. -81.8<J 86.8C 5.26 4.7 ....

lJKN

GST 111.5C -37.6 2.1C 2.41 K:iST TLB 30.2'-l -65.93 0.61 1.5'1 K:iST TLB 30.2'-l -65.9 0.6., 1.5.,

IDRI

~ST -37.06 -7.5C 1.12 2.65

PRI

IBGT 11.61 1.25 0.11 0.25

DRI

K:iST -37.06 -7.5C 1.12 2.65

PMI lORI

-30.50 -7.40 0.41 0.96 Rugi daya yang terbesar terjadi pada saluran transmisi yang menghubungkan GI Lubuk Linggau dan GI Bangko, yaitu sebesar 2 x 12.27 MW. Hal ini dikarenakan saluran ini mengalirkan daya sebesar 2 x 109.5 MW pada saluran sepanjang 195 km. Saluran ini jugalah yang mengalirkan daya listrik untuk memenuhi kebutuhan energi Sumbar - Riau - Jambi.

Saluran lain yang juga menyumbang rugi-rugi daya yang cukup besar adalah antara GI Bangko dan GI Muaro Bungo sebesar 2 x 5, 77 MW. Total rugi-rugi saluran yang terdapat pada sistem ini adalah sebesar 80.29 MW.

Tabel 6. Aliran daya pada saluran transmisi 150 kV . te SlS mse telah .penam bah an GI T enayan lya. Ra

Dari Ke PFlow QFlow PLoss QLoss Rei Rel [MW] I[MVar] [MWl lfMVarl BKO LLG 0.09 -9.24 0.06 0.06 BKO LLG 0.09 -9.24 0.06 0.06 BKO MBG -8.84 8.30 0.05 0.05 BKO MBG -8.84 8.30 0.05 0.05

(11)

MBG ADR 18.56 -24.16 0.78 0.72 MBG ADR 18.56 -24.16 0.78 0.72 MBG KLJ -44.99 30.51 1.15 1.32 MBG KLJ -44.99 30.51 1.15 1.32 ADR PSC 0.68 -26.71 0.08 0.08 ADR PSC 0.68 -26.71 0.08 0.08 KLJ TLK 6.02 1.05 0.02 0.05 KLJ OMB -58.51 25.42 1.81 4.27 KLJ OMB -58.51 25.42 1.81 4.27 OMB BSK -11.00 7.58 0.03 0.08 OMB BSK -11.00 7.58 0.03 0.08 SAL OMB -15.02 -10.86 0.01 0.01 SAL SOL 4.62 7.96 0.01 0.03 SOL IND -11.49 2.82 0.03 0.07 IND OMB 3.58 -5.32 0.02 0.04 IND PAL -45.60 -17.21 0.10 0.23 SHU PAL -29.85 -8.25 0.04 0.09 SHU PAL -29.85 -8.25 0.04 0.09 PAL IND 45.70 17.44 0.10 0.23 PAL LBA -72.68 38.72 1.36 3.21 PIP PAL 67.41 -38.57 0.82 1.94 PIP LBA -85.91 32.67 0.56 1.31 LBA MNJ -3.34 -2.10 0.01 0.01 LBA MNJ -3.34 -2.10 0.01 0.01 SKR LBA 85.50 -34.79 0.44 0.38 SKR LBA 85.50 -34.79 0.44 0.38 PDL MNJ -45.17 8.33 0.54 1.26 PDL PYK 17.57 -18.53 0.13 0.30 BSK PYK -14.14 7.38 0.04 0.09 BSK PYK -14.14 7.38 0.04 0.09 PYK KTP -11.41 7.42 0.07 0.06 BTA PYK 4.90 23.23 0.02 0.04 KTP PYK 11.48 -7.36 0.07 0.06 KTP BKN 42.69 -6.48 0.11 0.13 KTP GST 25.95 -7.97 0.16 0.18 BKN GST 19.17 -8.60 0.07 0.08 GST TLB 29.81 -24.51 0.18 0.43 GST TLB 29.81 -24.51 0.18 0.43 DRI GST -37.05 -7.49 1.09 2.57 DRI GST -37.05 -7.49 1.09 2.57 DRI BGT 11.60 1.24 0.10 0.24 DMI DRI -30.50 -7.40 0.39 0.93 TNR GST 90.00 10.46 0.25 0.59 TNR GST 90.00 10.46 0.25 0.59 SISTEM KELISTRIKAN SUMBAR-RIAU- JAMBI SETELAB PEMASANGAN GI TENAYANRAYA

Propinsi Riau akhimya dimasukan dalam tahap I (satu). pembangunan 10.000 MW pembangkit ti.strik yang dicanangkan pemerintah Jndcmesja Pembangunan

pembangkit baru yang akan berlokasi di daerah Tenayan Raya, dan akan mulai dibangun pada tahun 2010 ini. Dengan adanya pembangkit baru, diharapkan krisis listrik yang selama ini dialami akan dapat diatasi. GI Tenayan Raya akan dihubungkan langsung dengan saluran transmisi 150 kV ke GI Garuda Sakti yang betjarak ± 25 km, sebagaimana terlihat pada gambar 3 Penambahan pembangkit yang berkapasitas 2 x 100 MW, dengan bahan bakar batubara ini tentunya akan ikut merubah profil tegangan yang ada pada masing masing GI dan juga arab aliran dayanya. Untuk itulah perlu adanya analisis pengaruh pembangunan GI Tenayan Raya terhadap sistem ini.

Terinterkoneksinya GI Tenayan Raya ke dalam sistem 150 kV Sumbar - Riau - Jambi, selain dapat mengatasi defisit energi listrik yang selama ini tetjadi, juga akan mengalabatkan berubahnya aliran daya pada sistem ini. Dengan total kapasitas pembangkitan yang cukup besar (200 MW), nilai ini merupakan 66% dari total beban yang ada di propinsi Riau saat ini. Untuk itu dilakukan simulasi analisis aliran daya dengan adanya penambahan GI tersebut. Adapun metode yang digunakan adalah Newton-Raphson dengan bantuan software Power System Analysis Toolbox (PSAT), yang merupakan salah satu toolboxnya MatLab untuk penyelesaian permasalahan ketenagalistrikan.

Hasil yang diperoleh dari analisis ini adalah sebagaimana terlihat pada tabel 4 dan 6.

Berdasarkan tabel 4, terlihat bahwa membaiknya profil tegangan pada beberapa GI, sehingga secara keseluruhan profil tegangan pada setiap rei 150 kV yang terdapat pada sistem Riau sudah sesuai dengan standar yang ada. Kenaikan tegangan tertinggi tetjadi pada GI TLK, GI KLJ, GI MBG, serta Gl BKO. Hanya saja kenaikan profit tegangan yang lebih bermanfaat bagi sistem adalah pada GI DMI (naik 1,32 kV), GI BGT (naik 1,30 kV), dan GI DRI (naik 1,29 kV).

Dengan demikian sudah tidak ada profil tegangan GI yang berada dibawah standar PLN. Selain itu, juga tetjadi koreksi tegangan pada beberapa GI yang berada di wilayah Sumatera Barat. Koreksi terbesar tetjadi pada GI PYK, GI PDL, GI BSK.

Hanya saja penurunan ini hanya membuat tengangan pada GI berada dibawah tengangan sistem, sehingga profil tegangannya berada dalam rentang 140,49 kV -150 kV.

Sementara pada tabel 6 terlihat, bahwa daya yang dialirkan dari GI BKO ke GI LLG hanya sebesar 90 kW. Sistem Sumbar- Riau- Jambi, sudah tidak ada lagi suplai energi listrik dari

(12)

sistem Sumbagsel. Rugi-rugi daya yang terdapat pada saluran ini pun sangat rendah (12 kW).

Sementara rugi saluran terbesar, terjadi pada saluran transmisi antara GI OMB - GI KLJ sebesar 2 x 1,81 MW, karena saluran sepanjang 74,5 km ini mengalirkan daya sebesar sebesar 117,02 MW untuk sistem Jambi. Dari tabel ini juga terlihat bahwa terjadi perubahan peta rugi- rugi daya yang terdapat pada saluran transmisi.

Total penurunan rugi salurannya adalah sebesar Dengan masuknya GI TNR pada sistem, dapat menghemat atau menurunkan rugi saluran sebesar 63,60 MW. Kontribusi terbesar adalah pada saluran GI BKO - GI LLG (24,43 MW) disusul oleh GI BKO- GI MBG (11,43 MW), dan GI KTP- GI GST (10,37 MW), dan yang disebabkan jauh berkurangnya ams yang melalui saluran ini. Penurunan rugi saluran juga terjadi penurunan rugi-rugi daya listrik pada seluruh saluran transmisi yang menghubungkan GI-GI yang berada di Riau, dengan total penurunan rugi-rugi 8,48 MW (termasuk rugi daya yang terdapat pada saluran transmisi GI TNR - GI GST sebesar 0,5 MW.

Disamping itu, juga terdapat kenaikan aliran daya pada beberapa saluran transmisi yang berakibat pada naiknya rugi saluran, seperti yang terdapat pada saluran transmisi yang menghubungkan GI Pal - GI LBA naik dari 56,99 - 72,68 MW (rugi saluran naik dari 0,85 MW- 1,36 MW).

152 ISO 148 146 144 142 140 138 136 134 132

• T anpa TNR Ogn Gl TNR

Gambar 5. Graflk profil tegangan pada masing- masing 01, sebelum dan setelah penambahan GI

TNR.

Dengan asumsi bahwa GI Tenayan Raya beroperasi 90% dari daya terpasang, dan seluruh kelebihan daya disalurkan ke sistem sumbagsel, ma.lqi total 111.gi-ru_gi saluran transmisi m~njadi

16,68 MW, atau turon sebesar 63,598 MW dari sebelumnya, atau menurunkan total pembangkitan daya dari 873,64 MW menjadi

810,40 MW. Dengan masuknya pembangkit bam sebesar 200 MW pada sistem Sumbar - Riau - Jambi melalui penambahan GI Tenayan Raya, bukan hanya sekedar dapat mengatasi kekurangan energi listrik yang selama ini terjadi di Propinsi Riau, tapi juga mengakibatkan kelebihan energi listrik (surplus) pada sistem ini, sehigga tidak diperlukan lagi transfer daya dari sistem sumbagsel. Dengan demikian pihak PT.

PLN (persero) dapat kembali melayani permintaan pemasangan bam (PB) bagi masyarakat di wilayah Sumbar - Riau. Hal ini dapat mengurangi daftar tunggu PB yang jumlahnya sudah sangat banyak. Juga dapat membuka lagi PB bagi masyarakat yang belum mendaftar, sehingga dapat menigkatkan ra8io elektrifikasi di Riau yang masih sangat rendah.

KESIMPULAN

Penambahan pembangkit 2 x 100 MW di Tenayan Raya sangat membantu memenuhi permintaan energi listrik di wilayah Sumbar - Riau - jambi pada khususnya, serta pada daerah Sumatera pada umumnya. Mengingat sampai saat ini masih mengalami defisit energi listrik yang cukup parah. Pada kondisi normal, Sistem ini sudah tidak defisit energy listrik lagi. Masuknya GI Tenayan Raya berlokasi di wilayah Kota Pekanbaru, ikut memperbaiki proftl tegangan pada seluruh GI yang berada di Propinsi Riau, termasuk GI yang jauh dari pembangkit seperti DRI, DMI, dan BGT. Hal ini mengakibatkan turunnya rugi-rugi daya yang terjadi pada saluran transmisi di wilayah Riau sebesar 8,48 MW.

DAFTAR PUSTAKA

Cekmas Cekdin. (2007), Sistem Tenaga Listrik, contoh soal dan penyelesaiannya menggunakan Matlab, Penerbit Andi, Y ogyakarta.

Hadi Saadat. (2004), Power System Analysis 200 edition, Me. Graw Hill, New York.

B. Stott. (1974), Review of load flow calculation methods, IEEE Proc., Vol. 62, PP.916-929.

R. Van Amarongen. (1990), A General-Purpose Version of The Fast Decoupled Load Flow, IEEE Trans. on Power System., Vol. 4, PP.

760-770.

Stevenson Jr, William D. dan Grainger, John J. (1994), Elements of Power System Analysis, International edition, Me Graw-Hill International Book Company, Singapore.

(13)

Emmy Hosea, dan Yusak Tanoto. (2004).

Perbandingan Analisa Aliran Daya dengan Menggunakan Metode Algoritma Genetika dan Metode Newton-Raphson, JumaJ Teknik Elektro Vol. 4, No.2, 63-69.

AmiruUah, Ontoseno Penangsang, Mauridhi Hery Pumomo. (2008). Studi Aliran Daya Menggunakan Jaring Saraf Tiruan Counterpropagation Termodifikasi, Seminar NasionaJ Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI).

ESDM, Rasio Elektrifikasi 14 Provinsi Diatas 60%, http:/ /www.esdm.go.id/berita/listrik/39-

listrik/2719-rasio-elektriftkasi-14-provinsi- diatas-60.html

Jawa Pos nasional Netork, Pemerintah Genjot Proyek Listrik 15 ribu MW, http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.

detail&id=6251 0

PT PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Behan (P3B) Sumatera, 2010.

Milano, F., (2005). An Open Source Power System Analysis Toolbox, IEEE Transactions On Power Systems, Vol. 20, no. 3.

(14)
(15)
(16)

Nomor Sifat Hal

KEMENTERlAN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERl SULTAN SYARIF KASIM RIAU FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

Lugl-'<.L...·:l1 '" ~ g p~ _L llii dL..,

LI,i ••

~

FACULTY OF SCIENCES AND TECH:\OLOGY

JI. H.R. $oebrantas No.155 KM.18 Simpang Baru Panam Pekanbaru 28293 PO.BoIl. 1004 TBlp. 0761-$359937 F 8)(. 0761-589428 Web.W.MY.uin-suska.ac.Id.E-mail: [email protected]

: Un.04Ir.V/PP.00.9/3~9V2010

: Penting

: U ndangan Pemakalah Untuk Seminar Nasional

Kepada Yth.

Saudara J-Iamzah, Abdullah Asuhaimi bin Mohd Zin

Pengirim Makalah Terseleksi SNTIKIII

Di

tempat

Assalamualaikum Wr. Wb.

Pekanbaru, 12 Juni 2010

Dengan homlat, sehubungan akan dilaksanakannya "Seminar Nasional"

di Fakultas Sains dan Teknologi UIN Suska Riau dengan lema '"Kllow/elfge Base System/or Orgallization" yang akan dilaksanakan pad a :

Hari. tanggal

Pukul Tempat

: Rabu, 14 luli 2010 : 08.00 \vIB s.d Sclesai : Hotel pangeran I'ekanbaru

11. lenderal Sudirman No. 371-373 Pekanbaru

Oleh karcna itu, kami mcngharapkan kehadiran Saudara untuk dapat memprcscntasikan Full Paper Saudara pada kegiatan terscbul.

Demikian disampaikan, atas pcrhatian dan kerjasama Saudara diucapkan terimakasih.

.~.-'s'Y>l~~!

Venita Morena, M.Si

'I

. 9601125 1985032002

f

Tembusan Yth.

I. Rektor UIN Suska Riau.

Referensi

Dokumen terkait